Anda di halaman 1dari 5

MENGENAL TUMBUHAN SISIK NAGA

(Drymoglossum piloselloides L. Presl.) SEBAGAI GULMA


PADA TANAMAN PERKEBUNAN DAN BUAH-BUAHAN

Oleh : Syahnen dan Hilda Safitri Darwis1


Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan
Jl. Asrama No. 124 Medan. Kel. Cinta Damai Kec. Medan Helvetia (20126), Fax.
8466771, Telp (061) 8470504, 8458008, 8445794, 8466787

Mengenal Tumbuhan Sisik Naga

Gulma adalah tumbuhan yang dapat menyebabkan gangguan pada


tanaman yang diusahakan. Gangguan disini maksudnya adalah persaingan pada
pengambilan unsur hara, menempati ruang dan memperoleh cahaya (Yernelis dan
Yakup (1991). Disamping ketiga gangguan itu, ada juga tumbuhan yang termasuk
gulma karena menghasilkan alelopati yang bersifat beracun bagi tanaman yang
diusahakan. Sebagian gulma ada yang tumbuh menumpang (efifit) pada awalnya
tetapi kemudian menyebabkan gangguan dengan dua cara 1. Menyebabkan
kondisi lingkungan sangat lembab dan menyebabkan gangguan dengan
tumbuhnya lumut, ganggang dan jamur yang merusak pada batang dan cabang 2.
Menutupi tanaman utama sehingga tanaman utama tidak bebas dan terhambat
pertumbuhannya.
Dilihat dari segi bagaimana tumbuhan itu hidup maka tumbuhan Sisik Naga
ini tergolong tumbuhan yang bersifat efifit bukan parasit. Namun demikian hasil
pengamatan pada beberapa kebun kakao dan kopi menunjukkan bahwa jika
cabang atau ranting tanaman utama ditumbuhi oleh tumbuhan Sisik Naga maka
cabang atau ranting tanaman tersebut akan mudah mengalami kematian dan
lapuk. Hal ini disebabkan batang dan cabang yang ditumbuhi Sisik Naga ini
menjadi sangat lembab dan mengundang tumbuhnya lumut, ganggang dan jamur
yang merusak pada batang dan cabang. Pada tanaman yang bunganya muncul
pada batang cabang seperti pada tanaman coklat, keberadaan lumut, ganggang
dan jamur dapat menyebabkan bunga tidak terbentuk (Syahnen, 2018).
Pada daerah-daerah yang lembab dan banyak hujan hampir seluruh
tanaman yang dibudidayakan sering diokuvasi oleh gulma ini. Pada tanaman
perkebunan khususnya tanaman kakao, kopi serta tanaman pelindungnya antara
lain sirsak, tumbuhan Sisik Naga ini banyak merugikan dan karenanya termasuk
1
POPT Ahli Madya dan POPT Ahli Muda pada BBPPTP Medan
1
gulma (Syahnen, 2018). Menurut Lee (1997) tumbuhan Sisik Naga ini menyebar
cepat sekali pada tanaman perkebunan seperti karet, kakao, coffe, kelapa sawit;
pada tanaman buah-buahan seperti durian, mangga, belimbing; dan pada
tanaman berkayu lain seperti akasia dan beringin. Asosiasinya tumbuhan ini
dengan tanaman budidaya telah menyebabkan kematian pada cabang tanaman
karet, kakao, durian, belimbing, mangga dan kopi. Pengaruh dari keberadaan
tumbuhan ini adalah mencegah tanaman bernapas, menutupi tanaman dan
mencekik cabang-cabang tanaman sehingga tidak tumbuh normal. Keadaan ini
berpengaruh pada perkembangan daun muda, pucuk, tunas dan bunga. Akar-akar
Sisik Naga menjadi medium pertumbuhan jamur, alga dan lumut. Hal itu akan
memperepat meranggasnya cabang-cabang karena kekurangan hara, tertutupi
dan hambatan pada pertumbuhan pucuk baru. Pengaruh kedua adalah
keberadaan tumbuhan ini menciptakan lingkungan mikro yang lembab dan
mendukung perkembangan penyakit daun dan mikroorganisme lainnya.
Selain sebagai gulma pada tanaman, tumbuhan Sisik Naga ini mempunyai
beberapa kegunaan antara lain sebagai tanaman hias. Tembok atau pagar rumah
yang ditumbuhi Sisik Naga hingga tertutupi seluruhnya memberikan kesan sejuk,
asri dan khas bagi rumah. Disamping sebagai hiasan, tumbuhan Sisik Naga ini
mempunyai khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tumbuhan
paku ini tergolong sebagai tumbuhan herbal. Daun tumbuhan Sisik Naga
mengandung banyak bahan-bahan yang dapat menyehatkan bila dikonsumsi,
diantaranya triterpenoid, tanin, flavonoid, fenol, dan juga minyak atsiri
(http/www.deherba.com).

Nama Latin dan Nama Daerah Tumbuhan SISIK NAGA


Sisik Naga dapat ditemukan di seluruh daerah Asia tropik, merupakan
tumbuhan epifit. Dalam bahasa Latin tumbuhan Sisik Naga disebut
Drymoglossum piloselloides L. Presl. Dalam bahasa Jawa dikenal dengan nama :
Paku Duduwitan, Pakis Duwitan, dan di Sumatera disebut Picisan, Sisik Naga,
Sakat Riburibu (http//sorotindonesia.com) dan (http/www.deherba.com)..

Klasifikasi Tumbuhan SISIK NAGA


Klasifikasi tumbuhan Sisik Naga adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

2
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas : Pteridopsidasifi
Sub Kelas : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Drymoglossum
Spesies : Drymoglossum piloselloides (L.) Presl. (http//sorotindonesia.com).

Deskripsi Tumbuhan Sisik Naga


Sisik Naga adalah tumbuhan merambat yang hidup dengan cara menempel
pada tumbuhan lain akan tetapi tumbuhan ini dapat membuat makanan sendiri di
batang atau pohon yang ditumpanginya. Tumbuhan ini termasuk ke dalam
tumbuhan liar karena tumbuhan ini banyak ditemukan di hutan, pegunungan,
ladang dan tempat yang lembab.
Tumbuhan Sisik Naga merupakan tumbuhan epifit yakni tumbuhan yang
menumpang pada pohon lain dan bukan parasit. Tumbuhan paku Sisik Naga ini
termasuk tumbuhan paku yang tumbuh pada batang dan cabang pohon. Akar
rimpang tumbuhan Sisik Naga ini ukurannya memanjang dan diameternya kecil,
pertumbuhannya merayap. Akar melekat kuat pada batang dan cabang pohon
lain. Jarak antara daun yang satu dengan yang lain dekat, daun bertangkai
pendek, dengan tekstur yang tebal berdaging, daun berbentuk bulat, dengan
ujung yang tumpul atau bundar. Pangkal daun meruncing dan tepi daun rata
(http//sorotindonesia.com).
Permukaan daun yang muda terdapat rambut-rambut kecil pada
permukaan bawah sedangkan yang sudah tua rambut pada permukaan bawah
daunnya akan menghilang. Daun berwarna hijau atau hijau kecoklatan. Pada
bagian bawah daun terdapat spora namun terkadang juga tidak ada. Daun
tumbuhan Sisik Naga yang fertil bertangkai pendek, daun oval memanjang,
dengan ukuran panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm. Tumbuhan paku Sisik Naga
berkembang biak melalui potongan akar dan spora. Spora atau potongan akar
yang kontak dengan bagian batang atau cabang yang lembab akan berkecambah
dan tumbuh (http//sorotindonesia.com).

3
Anatomi dan Morfologi Tumbuhan Sisik Naga
Akar tumbuhan Sisik Naga tumbuh merayap dengan panjang bisa
mencapai sekitar kurang lebih 30 cm.Akar melekat kuat pada pohon yang
ditumpanginya. Pada dasarnya tumbuhan ini mempunyai ciri fisik daun yang
berbentuk oval memanjang dengan bentuknya seperti Sisik Naga, karena itulah
disebut dengan Sisik Naga. Daun berukuran panjang 1-5 cm, dan lebar 1-2 cm.
Sedangkan ukuran daun yang berbentuk bulat sampai jorong kira-kira sama
dengan uang logam picisan sehingga tumbuhan ini dinamakan juga picisan. Daun
tumbuhan Sisik Naga mempunyai tekstur yang berair berwarna hijau dan rasanya
terbilang cukup manis apabila di konsumsi langsung. (http//sorotindonesia.com).

Gambar 1. Gangguan tumbuhan Sisik Naga (Drymoglossum piloselloides)


pada tanaman kakao

Sumber : Foto Syahnen, 2018

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Sisik Naga


Tumbuhan Sisik Naga habitatnya berada di hutan, di ladang, dan tempat-
tempat lainnya pada daerah yang agak lembab mulai dari dataran rendah sampai
ketinggian 1.000 m dpl (http//sorotindonesia.com).
Tanaman perkebunan kopi dan kakao dan pelindungnya yang kurang
mendapat pemeliharaan banyak diganggu pertumbuhannya oleh gulma ini. Hal ini
karena tanaman yang kurang mendapat pemeliharaan (pemangkasan) atau terlalu
rimbun akan sering mempunyai kelembaban tinggi. Kelembaban yang tinggi

4
merupakan faktor yang memacu pertumbuhan gulma Sisik Naga. Gulma Sisik
Naga yang tumbuh ditempat yang lembab akan tumbuh lebih cepat dan
sebaliknya bila tumbuh ditempat yang kering pertumbuhannya lebih lambat.

Pengendalian gulma Sisik Naga


Beberapa cara pengendalian tumbuhan Sisik Naga agar jangan merugikan
atau menjadi gulma pada tanaman budidaya yang diusahakan antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Kultur teknis yaitu dengan memangkas tanaman utama dan pelindung agar
pohon tidak terlalu rimbun dan basah pada batang dan cabangnya. Hal ini
akan mengurangi salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan Sisik Naga
yaitu kelembaban.
2. Cara mekanis dapat dilakukan dengan cara mencabut akar tumbuhan ini dari
bagian tanaman yang ditumpanginya. Cara ini membutuhkan banyak waktu
dan tenaga. Bila ada potongan akar yang tertinggal tumbuhan ini dapat tumbuh
dan berkembang kembali pada tanaman yang ditumpanginya.
3. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan bahan tertentu seperti
kapur. Cara ini dapat mengurangi kelembaban pada batang dan cabang dan
menghambat perkembangan Sisik Naga.
4. Penggunaan herbisida dengan cara penyemprotan dan pengolesan herbisida
pada bagian tanaman yang ditumbuhi oleh gulma ini belum dapat dianjurkan
karena dikhawatirkan dapat membunuh tanaman.

DAFTAR BACAAN

1. Lee, S.A. (1997). Weed Watch : The Fern (Drymoglossum piloselloides


(L.) Presl.) in Malaysia. Malaysia Agricultural Research and
Development Institute, Kuala Lumpur.
2. Syahnen (2018) Diskripsi Tumbuhan Sisik Naga (Drymoglossum
piloselloides (L.) Presl.) Sebagai Gulma Pada Tanaman
Perkebunan.
BBPPTP Medan.
3. Yernelis S. dan Yakup (1991), Gulma dan Teknik Pengendaliannya
CV. Rajawali Press, Jakarta.
4. http//sorotindonesia.com/mengenal-daun- Sisik Naga -dan-
manfaatnya.
5. http//www.deherba.com/mengetahui-lebih-dalam-khasiat-sisik-naga.html.
5

Anda mungkin juga menyukai