Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanah yang ada di sekitar kita, di dalamnya terdapat berbagai macam makhluk hidup.
Kita ambil tanah kemudian kita pisahkan jasad hidup dengan air, maka di antara jasad renik
yang ada terdapat binatang yang memanjang seperti cacing, itulah nematoda.
Menurut Lisnawita (2017), nematoda (nama tersebut berasal dari kata Yunani, yang
artinya benang) berbentuk memanjang, seperti tabung, kadang- kadang seperti kumparan,
yang dapat bergerak seperti ular. Mereka hidup di dalam air, baik air laut maupun air tawar,
di dalam film air, di dalam tanah, di dalam jaringan jasad hidup berair. Filum nematoda
merupakan kelompok besar kedua setelah serangga apabila didasarkan atas keanekaragaman
jenisnya. Nematoda telah dikenal sejak zaman purba sebagai parasit pada manusia.
Serangan nematoda Aphelenchoides sp. pada tanaman menyebabkan gejala khas
berupa gejala bercak nekrotik yang meluas berwarna kecoklatan atau kehitaman yang dibatasi
tulang-tulang daun dan pada serangan lebih lanjut dapat menyebabkan daun akan mudah
gugur bila tanaman disentuh atau diguncang (djiwanti dan supriadi, 2008).

Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah tentang Nematoda Aphelenchoides ini adalah untuk
mengetahui ciri morfologi, siklus hidup, cara menyerang, gejala serangan, serta cara
pengendalian nematoda.
Kegunaan
Kegunaan dari makalah ini adalah untuk dapat mengetahui dan memahami dan
membedakan ciri morfologi, siklus hidup, cara menyerang, gejala serangan, serta cara
pengendalian nematoda yang tepat.

1
PEMBAHASAN

Klasifikasi nematoda aphelenchoides :

Kerajaan : animalia

Divisi : nematoda

Kelas : secernentea

Memesan : tylenchida

Keluarga : aphelenchoididae

Marga : aphelenchoides

Jenis : : Aphelenchoides besseyi

Morfologi dan cara menginfeksi tanaman

Nematoda A. besseyi memiliki tubuh yang sangat ramping, yaitu berukuran 45-63 µm.
Stilet ramping dengan panjang 10-11 µm. Imago betina berukuran panjang 0,45-0,80 mm,
ketika beristirahat tubuhnya kaku, spermateka berbentuk oval memanjang. Ovari tunggal
dengan oosit dalam satu barisan. Imago jantan berukuran panjang 0,48-0,65 mm, jumlahnya
melimpah, testisnya tunggal, sperma berukuran besar dan membulat dalam satu barisan.
Nematoda juvenil berkembang dalam fase perkembangan.

A. besseyi memiliki metakorpus yang berkembang dengan baik dan berbeda. Stylet
kecil dengan tombol-tombol yang dikembangkan dengan baik. Ekor memiliki lendir dengan
tiga titik. Jantan memiliki batang berduri mawar dan tidak memiliki bursa.

Serangan nematoda menimbulkan gejala yang beragam tergantung pada jenis


nematoda, jenis tumbuhan yang terserang dan keaadaan lingkungan. A. besseyi merupakan
nematode yang mempunyai ciri khas dengan gejala serangan yang tampak di atas permukaan
tanah seperti : bercak daun, luka pada daun dan tunas mati.

2
Siklus Hidup

Tahap bertahan hidup nematoda adalah tetap anhydrobiotic dalam biji sampai
penanaman. Saat tanaman di sekitarnya tumbuh nematoda menjadi aktif dan memakan
jaringan meristematik. A. besseyi mereproduksi amfimiklik walaupun partenogenesis dapat
terjadi. Ketika tanaman mulai mencapai kematangan reproduksi, jumlah nematoda meningkat
secara dramatis. Nematoda bermigrasi untuk memberi makan pada struktur reproduksi
akhirnya menetap di benih padi berkembang. Ketika kernel mengeringkan nematoda
perlahan-lahan mengering dan dapat tetap bertahan di kernel hingga tiga tahun. Siklus
hidup A.besseyi umumnya singkat yang terdiri dari sekitar 8-12 hari. Spesies
ini termofilik . Ambang batas bawah untuk pengembangan adalah 13 ° C dan suhu optimal
bervariasi antara 23 ° C dan 30 ° C. Jumlah suhu efektif untuk pengembangan satu generasi
adalah 80 derajat-hari.

Penyakit yang disebabkan oleh nematoda Aphelenchoides

1. Penyakit White Tip (Aphelenchiodes besseyi) Pada Tanaman Padi

Penyakit white tip pada tanaman padi merupakan penyakit yang masih jarang dilaporkan
terjadi di Indonesia, tetapi keberadaan penyakit yang disebabkan oleh nematoda
Aphelenchoides besseyi ini, sudah dilaporkan ada di Indoesia oleh EPPO (European and
Maditerranean Plant Protection Organization) dalam “Data Sheet Quarantine Pest”.
Keberadaan nematoda A.besseyi pada tanaman padi dapat menyebabkan terjadinya
kehilangan hasil. Setiap ditemukan 6.000 nematoda per 1 gram benih dapat mengakibatkan
kehilangan hasil yang bervariasi. Di Jepang kehilangan hasil mencapai 14,5 – 46,7%,
Amerika Serikat 40-50 %, Taiwan 29-46 %, Rusia 41-71 % dan India 20-60 %. Sementara di
Cina dilaporkan bahwa kehilangan hasil dapat mencapai 45% ketika jumlah tanaman yang
terinfeksi nematoda melebihi 50%. Di Indonesia masih belum ada laporan kehilangan hasil
oleh penyakit white tip ini, namun penyakit ini harus tetap menjadi perhatian agar tidak
menyebar luas di wilayah Indonesia.

3
Gejala Serangan A.besseyi

Serangan nematoda A.besseyi pada awalnya menyebabkan ujung daun padi berwarna
kuning pucat kemudian menjadi putih (White tip) sekitar 2-5 cm. Pada gejala lanjut akan
menimbulkan nekrotik pada daun dan daun menjadi menggulung. Nematoda ini juga dapat
menyebabkan daun bendera akan menutup malai yang kemudian dapat mengakibatkan bulir
padi menjadi lebih kecil dari bulir padi yang normal. Selain menyerang daun, nematoda
A.besseyi ini juga dapat menginfeksi bulir padi sehingga akan terjadi bercak coklat pada bulir
dan sun spot pada beras. Nematoda A.besseyi adalah seed transmitted nematode, dimana
nematoda ini dapat terbawa oleh benih. Inang utama dari nematoda ini adalah padi dan
strowberry. A. besseyi Christie juga dapat ditemukan pada Boehmeria nivea atau sering juga
disebut Chiness grass atau ramie, pada beberapa tanaman ornamen (termasuk
chrysanthemum, Ficus elastica, Hibiscus sp, Polianthes tuberosa dan Saintpaulia ionantha),
dan juga pada rumput-rumputan (Panicum sp, Pennisetum sp, Setaria sp, Sporobolus sp).

Tindakan Pengendalian

Pengendalian penyakit white tip pada tanaman padi dapat dilakukan dengan metode
disinfestasi benih (Seed disinfestation). Disinfestasi benih dapat dilakukan dengan
menggunakan air hangat atau dengan cara kimiawi. Untuk perlakuan air hangat, benih yang
akan ditanam terlebih dahulu direndam dalam air hangat dengan suhu air 55-61 ºC selama 10-
15 menit. Metode ini dilaporkan efektif untuk mengendalikan nematoda A.besseyi. Selain itu,
perlakuan pada tanah (soil treatment) dan penggunaan varietas tahan juga dapat menekan
populasi nematoda A.besseyi.

4
2. Penyakit yang disebabkan oleh aphelenchoides pada tanaman strawberry

Gejala Serangan
Pada strawberry, A. besseyi menyebabkan malformasi seperti daun yang berpilin dan
kerutan, terjadi perubahan warna dengan permukaan daun yang keras dan kasar, petiol
kemerahan, ruas daun pendek, bunga hanya satu atau dua bunga dan kematian tunas mahkota.
Bersifat ektoparasit pada mahkota dan tunas sehingga menjadi kering, nematoda makan
pada pertengahan rusuk daun kadang-kadang ditemukan dalam buah strawberry. Bersifat
endoparasit dalam jaringan daun menghasilkan gejala bercak daun yang khas kadang-kadang
gejala-gejala ini bisa disebabkan oleh nematoda lainnya.
Karena tanaman stroberi yang terinfeksi kurang kuat dalam pertumbuhannya, stolon
tidak tumbuh dengan baik, yang menyebabkan berkurangnya ukuran dan jumlah buah. Jika
nematoda menginfeksi pada awal perkembangan tanaman, khususnya ketika kuncup
terbentuk, morfologi tanaman akan dikerdilkan dan terdistorsi. Setelah nematoda
menghancurkan sebagian besar jaringan daun, mereka meninggalkan tanaman melalui luka
dan lubang alami di daun untuk menemukan inang baru yang terinfeksi. Patogen mudah
ditularkan melalui kontak langsung antara dedaunan tanaman yang terinfeksi dan tidak
terinfeksi. Nematoda juga dapat bergerak jarak jauh melalui transportasi darat, sebagai akibat
dari pergerakan manusia dan hewan, atau melalui perjalanan serangga dan burung.

Tindakan Pengendalian
Pengendalian kultur teknis harus dilakukan secara terus menerus, membakar semua
bahan yang terinfeksi, menanam benih yang sehat dan dalam kontainer harus terbebas dari
tanah. Metode kultur teknis untuk mengendalikan A. besseyi dan hama dan penyakit
strawberry lainnya meliputi: penggunaan cvs, pemupukan berdasarkan analisis tanah dengan
perhatian khusus pada boron; pengeringan atau penanaman di pegunungan untuk
menghindari genangan air; dan mengairi selama musim panas tanam dan lagi di musim semi

5
berikutnya. Populasi A. besseyi dalam tanah dapat dikurangi dengan penanaman secara
bersamaan tanaman gandum

3. Penyakit yang disebabkan oleh aphelenchoides pada tanaman sambiloto


Gejala Serangan
Gejala serangan hawar daun nematoda pada tanaman sambiloto, baik yang terjadi
pada pembibitan maupun tanaman umumnya sama. Gejala awal serangan merupakan bercak
klorotik transparan (agak kekuningan) berupa gejala “water soak” (seperti terendam air) yang
bentuknya dibatasi tulang-tulang daun. Gejala kemudian berkembang menjadi bercak
nekrotik kecokelatan, dan akhirnya menjadi kehitaman pada keadaan lembab. Gejala hawar
daun pada tanaman sambiloto yang ditanam/terdapat di lapang kadang-kadang berwarna
keunguan. Apabila serangan berlanjut maka gejala bercak akan meluas dan mengakibatkan
daun mengkerut dan akhirnya daun gugur. Di lapang, keguguran daun terutama terjadi pada
daun-daun pada bagian bawah kanopi. Bercak nekrotik yang meluas yang dibatasi
tulangtulang daun merupakan gejala khas dari species Aphelenchoides.

Pengendalian

Pengendalian nematoda dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti cara bercocok
tanam, sanitasi, kimia dan pengendalian hayati. Pengendalian dengan bercocok tanam melalui
pengaturan waktu tanam yaitu menanam tanaman pada waktu yang tidak sesuai dengan
perkembangan nematoda, membajak tanah agar nematoda yang berada pada lapisan dalam
tanah akan naik kepermukaan tanah sehingga terjadi pengeringan oleh panas matahari,
kelembaban tanah, perbaikan dan komposisi tanah dengan pemupukan

Pengendalian secara kimia dapat dilakaukan dengan penggunaan nematisida: fumigan,


metil bromyda, methon sodium dan karbofuran, penanifhas, dan prophus. Pengendalian
secara hayati pelaksanaannya menggunakan mikroorganisme pada nematoda yang sekarang
giat diteliti. Pengendalian hayati dilakukan dengan menggunakan parasit atau predator pada
telur, larva tau nematoda dewasa agar dapat menekan populasi nematoda
Pengendalian hayati terhadap patogen tanaman umumnya terjadi mekanisme secara
antagonis. Antagonis yaitu peristiwa dimana organisme yang satu menghambat
perkembangan dan pertumbuhan organisme yang lain, hal ini dapat terjadi dengan beberapa
cara seperti kompetisi, antibiosis, dan parasitisme. Dalam hal ini dapat terjadi persaingan dan
perebutan ruang, makannan (nutrisi), oksigen dan pembentukan toksin

6
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan yaitu:

1. Gejala umum Penyakit yang disebabkan nematode A. besseyi tanaman yang terserang
menjadi layu, daun bercak-bercak kecoklatan, tunas mati dan terdapat bintil-bintil pada
akar
2. Nematoda A. besseyi memiliki tubuh yang sangat ramping, yaitu berukuran 45-63 µm.
Stilet ramping dengan panjang 10-11 µm. Imago betina berukuran panjang 0,45-0,80 mm
dan imago jantan berukuran panjang 0,48-0,65 mm

3. Pengendalian nematoda dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti cara bercocok
tanam, sanitasi, kimia dan pengendalian hayati.

7
DAFTAR PUSTAKA

Djiwanti, S. R dan Supriadi. 2008. Determinasi Nematoda Parasit Aphelenchoides Sp.


penyebab Penyakit Hawar Daun Sambiloto. Jurnal Littri. Vol 14. No 2. Hlm. 61 – 66
ISSN: 0853-8212

Lisnawita. 2017. Nematoda Aphelencoides besseyi: Status, Potensi Kerusakan, dan Strategi
Pengendalian. Simposium Nasional Fitopatologi 2017

Setyowati Retno, S. D dan Supriadi. 2011. Ekobiologi Nematoda Hawar Daun


(Aphelenchoides Fragariae) Pada Tanaman Sambiloto (Andrographis Paniculata).
Jurnal Littri. Vol 17. No 3 Hlm. 95 – 101. ISSN: 0853-8212

Anda mungkin juga menyukai