Anda di halaman 1dari 16

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan
tentang informasi mengenai Hipotesis dalam penelitian
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, Petunjuk
maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Pada makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
dan pengetahuan yang penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu penulis
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritikan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, Februari 2020

Penulis
2

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................... 1
Rumusan Masalah.......................................................................... 3
Tujuan............................................................................................ 4
BAB II. PEMBAHASAN........................................................................ 5
Pengertian Hipotesis...................................................................... 5
JenisJenis Hipotesis....................................................................... 6
Karakteristik Hiotesis yang Baik................................................... 8
Perumusan Hipotesis...................................................................... 10
Pengujian Hipotesis....................................................................... 11
BAB III. PENUTUP................................................................................ 13
Kesimpulan.................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 14
3

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan
dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang
dapat dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus
dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu
sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu
hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah
merumuskan hipotesis.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif.
Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan
diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori
mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan
benar atau tidak benar. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk
memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya
sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau
salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik
terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun
hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu
pada criteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam
penelitian, maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis.
Selain itu seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara menguji
hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian
hipotesis.
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hipotesis?
2. Apa Jenis-Jenis Hipotesis?
3. Bagaimana Karakteristik Hipotesis Yang Baik?
4

4. Bagaimana Merumuskan Hipotesis?


5. Bagaimana pengujian atau menguji  hipotesis?
Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Dan Memahami Apa Yang Dimaksud Dengan Hipotesis.
2. Untuk Mengetahui Dan Memahami Apa Saja Jenis-Jenis Hipotesis.
3. Untuk Mengetahui Dan Memahami Seperti Apa Karakteristik Hipotesis Yang
Baik Dalam Penelitian.
4. Untuk Mengetahui Dan Memahami Bagaimana Merumuskan Hipotesis
Dengan Benar.
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Langkah Untuk Melakukan Pengujian
Hipotesis.
5

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu, Hypo (belum tentu benar) dan
tesis (kesimpulan). Jadi hipotesis adalah hasil atau kesimpulan yang ditentukan
dari sebuah penelitian yang belum tentu kebenarannya, dan baru akan menjadi
benar jika sudah disertai dengan bukti-bukti.
Adapun definisi hipotesis menurut para ahli, yaitu:
1. Menurut sekaran (2005), mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan yang
diperkirankan secara logis di antara dua atau lebih variable yang diungkap
dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban
sementara atas pertanyaan penelitian. Dalam hal ini hipotesis sangat berkaitan
dengan perumusan masalah, karena perumusan masalah merupakan
pertanyaan penelitian yang harus dijawab pada hipotesis, dan dalam
menjawab rumusan masalah dalam hipotesis haruslah berdasar pada teori dan
empiris.
2. Menurut Atmadilaga (1994), penyusunan hipotesis berupa logika berpikir
deduktif dalam rangka mengambil kesimpulan khusus (hipotesis) dari
kesimpulan umum berupa premis-premis. Adapun kebenaran logika deduktif
menganut asas koherensi. Artinya, mengingat bahwa premis-premis itu
merupakan sumber informasi yang tidak perlu diuji lagi kebenaran ilmiahnya,
maka dengan sendirinya hipotesis sebagai kesimpulan dari premis-premis itu
mempunyai kepastian kebenaran pula.
3. Fraenkel dan Wallen (1990: 40), berpendapat bahwa hipotesis merupakan
prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian.
4. Dalam Yatim Riyanto (1996: 13), menyetakan bahwa hipotesis merupakan
jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam
penelitian. Hipotesis belum tentu benar. Benar atau tidaknya suatu hipotesis
tergantung pengujian dari dara empiris.
6

5. Suharsimi Arikunto (1995: 71), mendefinisikan bahwa hipotesis sebagai


alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang
diajukan dalam penelitiannya.
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti telah
mendalami permasalahan penelitian dengan seksama dan menetapkan anggapan
dasar maka ia perlu menguji, ini disebut hipotesis.
Secara garis besar, kegunaan hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja
penelitian.
2. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai
tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting yang menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta.

Jenis-jenis Hipotesis
Adapun jenis-jenis hipotesis, yaitu :
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang mengandung pernyataan
mengenai hubungan atau pengaruh, baik secara positif atau secara negatif antara
dua variable atau lebih sesuai dengan teori. Jenis hipotesis ini juga sering disebut
sebagai hipotesis yang dilihat dari sifat variabel yang akan diuji.
Dilihat dari sifat yang akan diuji, hipotesis penelitian dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu (1) hipotesis tentang hubungan dan (2) hipotesis
tentang perbedaan.
Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang
saling hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu ke penelitian
korelasional. Hubungan antara variabel tersebut dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu:
a) Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.
b) Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik.
7

c) Hubungan yang menunjuk pada sebab akibat tetapi tidak timbal balik.
Sedangkan hipotesis tentang perbedaan, yaitu hipotesis yang menyatakan
perbedaan dalam variabel tertentu pada kelompok yang berbeda. Hipotesis tentang
perbedaan ini mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.
2. Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya (Hipotesis Statistik)
Menurut Yatim Riyanto (1996: 13) hipotesis dilihat dari kategori
rumusannya dibagi menjadi dua, yaitu (1) hipotesis nihil (null hypotheses) yang
biasa disingkat dengan Ho, dan (2) hipotesis alternative (alternative hypotheses)
yang biasa disingkat dengan Ha.
Hipotesis nihil (Ho), yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya
hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Contohnya, Tidak ada
hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan
adanya hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain. Contohnya,
Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SD.
Hipotesis alternatif ada dua macam, yaitu directional hipotheses (hipotesis
terarah) dan non directional hipotheses (hipotesis tak terarah). (Frankel dan
Wallen, 1990: 42; Suharsimi Arikunto, 1989 :57)
Hipotesis terarah (directional hipotheses) adalah hipotesis yang diajukan
oleh peneliti, di mana peneliti sudah menemukan dengan tegas yang menyatakan
bahwa variabel independent memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap
variabel dependent. Misalnya : siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih
tinggi prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan metode curah pendapat (diskusi).
Hipotesis tak terarah (non directional hipotheses) adalah hipotesis yang
diajukan dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel
independent berpengaruh terhadap variabel dependent. Frankel dan Wallen (1990:
42) menyatakan bahwa hipotesis tak terarah menggambarkan bahwa peneliti tidak
menyusun prediksi secara spesifik tentang arah hasil penelitian yang akan
dilakukan. Misalnya: Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode mengajar
inkuiri dan curah pendapat terhadap prestasi belajar siswa.
8

3. Jenis hipotesis yang dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji
Ditinjau dari keluasan dan lingkupnya, dapat dibedakan menjadi hipotesis
mayor dan hipotesis minor. Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mencakup
kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian. Sedangkan hipotesis minor
adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor
(jabaran dari hipotesis mayor).
Contoh hipotesis mayor :
Ada hubungan antara keadaan social ekonomi (KSE) orang tua dengan   prestasi
belajar siswa SMA.
Contoh hipotesis minor :
1) Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
siswa SMA.
2) Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa
SMA,
3) Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA.

Karakteristik Hipotesis Yang Baik


Mengutip pendapat Yatim Riyanto (1996: 16) yang mengatakan bahwa,
sebenarnya nilai atau harga suatu hipotesis tidak dapat diukur sebelum dilakukan
pengujian empiris. Namun demikian, bukan berarti dalam merumuskan hipotesis
yang akan diuji dapat dilakukan “semau peneliti”. Ada beberapa kriteria tertentu
yang memberikan ciri hipotesis yang baik.
Cirri-ciri hipotesis yang baik menurut Donald Ary, (Arief Furchan, 1982:
126-129 dan Yatim Riyanto, 1996: 16) diantaranya:
a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas, suatu hipotesis harus merupakan
penjelasan yang mungkin mengenai apa yang seharusnya dijelaskan atau
diterangkan.
b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-
variabel. Suatu hipotesis harus memprediksi hubungan antara dua variabel atau
lebih.
c. Hipotesis harus dapat diuji, hipotesis yang diajukan peneliti harus
bersifat testability, artinya terdapat kemampuan untuk diuji.
9

d. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada. Hipotesis


hendaknya tidak bertentangan dengan teori atau hokum-hukum yang
sebelumnya sudah mapan.
e. Hipotesis hendaknya sederhana dan seringkas mungkin.
Sedangkan menurut John W. best (1977) dalam Yatim Riyanto (1996: 16)
bahwa ciri-ciri hipotesis yang baik, yaitu:
a. Bisa diterima oleh akal sehat.
b. Konsisten dengan teori atau fakta yang telah diketahui.
c. Rumusannya dinyatakan sedemikian rupa sehingga dapat diuji.
d. Dinyatakan dalam perumusan yang sederhana dan jelas.
Adapun menurut Borg dan Gall (1979: 61-62) dalam Yatim Riyanto
(1996: 16) dan Suharsimi Arikunto (1995: 64-65) mengatakan bahwa hipotesis
yang baik harus memenuhi empat criteria, yaitu:
a. Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih.
b. Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar
teoritis dan hasil penemuan terdahulu. Walaupun hipotesis baru merupakan
jawaban atau dugaan yang harus diuji kebenarannya, dan dari pengujiannya itu
ada kemungkinan terbukti atau tidak, namun peneliti tidak boleh sembarang
menduga. Pemilihan alternatif dugaan tersebut harus dilakukan secara
professional ilmiah yang disertai dengan argumentasi yang kokoh.
c. Hipotesis harus dapat diuji. Berdasarkan criteria ini peneliti dituntut agar
mampu mencari data yang akan digunakan untuk membuktikan hipotesisnya.
d. Rumusan hipotesis hendaknya singkat dan padat. Berdasarkan criteria ini
hipotesis tidak boleh menggunakan kiasan kata yang tidak atau kurang
bermakna. Hipotesis merupakan pernyataan suatu kebenaran. Agar kebenaran
tersebut dapat dengan cepat dan mudah dipahami maka sudah selayaknya kalau
rumusannya singkat dan padat.
Pendapat lain mengatakan bahwa cirri-ciri hipotesis yang baik, yaitu :
a. Hipotesis harus menyatakan hubungan.
b. Hipotesis harus sesuai dengan fakta.
10

c. Hipotesis harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuh


kembangnya ilmu pengetahuan.
d. Hipotesis harus dapat diuji.
e. Hipotesis harus sederhana.
f. Hipotesis harus bias menerangkan fakta.
Perumusan Hipotesis
Di dalam hipotesis terkandung suatu ramalan. Ketetapan ramalan itu tentu
tergantung pada penguasaan peneliti itu atas ketetapan landasan teoritis dan
generalisasi yang telah dibacakan pada sumber-sumber acuan ketika melakukan
telaah pustaka.
Menggali dan merumuskan hipotesis mempunyai seni tersendiri. peneliti
harus sanggup memfokuskan permasalahan sehingga hubungan-hubungan yang
terjadi dapat diterka. Dalam menggali hipotesis, peneliti harus:
a. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan
cara banyak membaca literature-literatur yang ada hubungannya dengan
penelitian yang sedang dilaksanakan.
b. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat,
objek-objek, serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam masalah
yang sedang diselidiki.
c. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan
keadaan lainnya yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang
bersangkutan.
Perumusn hipotesis yang baik dan tepat setidaknya menurut indrianto dan
supomo ( 2002: 77) antara lain dengan mempertimbangkan criteria kreteria
tertentu sebagai acuannya dan penjelasan sebagai berikut :
a. Berupa pernyataan yang mengarah kepada tujuan penelitian. Tujuan penekitian
adalah memecahkan masalah atau utuk menjawab pernyataan penelitian
hipotesis dalam penelitian kuantitaf, merupakan jawaban rasiional yang
deduksi dari konsef konsef dan teori teori yang sudah ada
b. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud ingin diuji secara empiris.
Tujuan penelitian ( penelitian Dasar ) adalah menguji teoritis dan hipotesis
maka akar dapatt diuji , hiotesis harus menyatakan secara jelas pariabel
11

variabal yang di teliti atau berupa duaaamn tettentu pada hubungan antar dua
variable
c. Berupa pernyataan peryataan yang dikembangakan berdasarkan teori-teori
lebih kuat jika dibandingkan dengan hipotesis lawannya. Berapa teori
kemungkinan saling bertentangan satu sama lain, atau terdapat teori yang satu
lebih kuat dengan teori lainnya. Hipotesis yang dikembangkan oleh peneliti
harus mempunyai dukungan landasan teoritis lebih kuat, dari pada alternatif.
Dapat terjadi hipotesis lainnya kemungkinan dikembangakan melalui teori
tgeori yang lainnya.
Pendapat lain mengatakan bahwa, cara orang merumuskan hipotesis itu
tidak ada aturan umumnya. Namun, dapat dikemukakan saran-saran sebagai
berikut:
a. Hipotesis hendaklah menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
b. Hipotesis hendaklah dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
c. Hipotesis hendaklah dirumuskan secara jelas dan padat.
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji.

Pengujian Hipotesis
Sebagaimana dikemukakan oleh Donald Ary et al (dalam Arief Furchan,
1982: 133) dan Yatim Riyanto (1996: 16-17) bahwa untuk menguji hipotesis,
peneliti perlu:
a. Menarik simpulan tentang konsekuensi yang akan dapat diamati apabila
hipotesis itu benar.
b. Memilih metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan,
eksperimentasi, atau prosedur lain yang diperlukan untuk menunjukkan apakah
akibat-akibat itu benar atau tidak.
c. Mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah
hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.
Pengujian ini bertujuan sebagai penjajakan (eksplorasi), deskriptif, dan uji
hipotesis. Pengujian hipotesis merupakan proses yang cukup panjang dan
memerlukan akurasi yang tepat dan sistematis, apalagi data yang diteliti adalah
data sampel yang merupakan bagian dari populasi. Pengujian hipotesis ini adalah
12

ekspektasi peneliti mengenai karakteristik tertentu suatu populasi yang didukung


dengan landasan konseptual tertentu untuk diuji kebenarannya. Langkah
selanjutnya yaitu membuat keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis
yang diajukan oleh peneliti tersebut.
Suatu uji hipotesis dikatakan ditolak, jika dari uji statistika yang
dilakukan, peneliti memperoleh hasil akhir bahwa hipotesis nihil yang diajukan
peneliti ditolak karena perbedaan hasil variabel yang terjadi bukan disebabkan
oleh suatu kebetulan namun didukung dengan data yang ada di lapangan. Dan
dapat pula karena hipotesis pendamping, hasil statistiknya didukung atau diterima
sebagai hal yang benar. Maksudnya dalam suatu hipotesis statistik, antara
hipotesis nol (H0) dan alternatif (Ha), jika salah satu ditolak, maka yang lainnya
pasti diterima sehingga dapat dibuat keputusan secara tegas yaitu H0 = ditolak, dan
Ha = diterima.
Dan suatu hipotesis dikatakan diterima, jika hipotesis yang diturunkan dari
hasil kesimpulan kajian teoristis tidak ditolak. Jika tes statistika menerima
hipotesis nihil, hal ini berarti bahwa perbedaan yang dihasilkan dari proses
pengkajian pustaka hanya disebabkan oleh kesalahan tidak disengaja waktu
mengambil data di lapangan. Atau hipotesis riset yang telah diajukan peneliti
sebagai hipotesis pendamping, ditolak atau tidak didukung oleh informasi yang
ada.
Untuk itu, sebagaimana dikatakan sebelumnya dalam makalah ini bahwa
dalam merumuskan hipotesis terdapat dua pilihan peneliti, yakni menerima
keputusan seadanya saat hipotesis tidak terbukti atau mengganti hipotesis
seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung
terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
13

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu penelitian, yang di
mana jawaban tersebut masih memerlukan pembuktian yang empiris. Penelitian
yang dilakukan sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk hipotesis yang
diajukan, tetapi bertuan menemukan fakta yang ada dan terjadi di lapangan.
Jenis-jenis hipotesis:
a. Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya.
b. Hipotesis dilihat dari sifat variabel yang akan diuji.
c. Hipotesis dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji.
Dalam merumuskan hipotesis tentunya peneliti juga harus mengetahui
terlebih dahulu karakteristik hipotesis yang baik dan bagaimana merumuskan
hipotesis dengan benar. Dalam hal ini sudah dijelaskan sebelumnya criteria dan
perumusan hipotesis yang baik dan benar, yang tentunya mempunyai tahapan-
tahapan.
Setelah merumuskan hipotesis ada yang disebut dengan pengujian
hipotesis, pengujian hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah hipotesis yang
diteliti terbukti kebenarannya atau tidak, atau hipotesisnya diterima atau tidak.
14

DAFTAR PUSTAKA

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2013).

Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Publik Relations (Bandung:


Simbiosa Retakama Media, 2011) .

Moh. Nazir, Metodologi Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003) .

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi


Aksara, 2009).

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010).

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2014).

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi (Jakarta:


Raja Grafindo, 2006)
15

HIPOTESIS PENELITIAN

Oleh

Kelompok 2

NAMA NPM
DODI HARDIANSYAH 1704290039
RAMJANNE SITEPU 1704290052
16

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Anda mungkin juga menyukai