Anda di halaman 1dari 10

HAMA PADA TANAMAN KACANG PANJANG

( Vigna sinensis, L.)

Disusun oleh :

Fatimah Nabila Zahra


17025010024

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2019
Kacang panjang bukan tanaman asli Indonesia, tetapi diduga berasal dari India
dan Afrika Tengah. Tanaman ini menyebar diseluruh daerah Asia Tropika sehingga
banyak dikenal kacang panjang jenis lokal yang sesuai dengan keadaan lingkungan
tempatnya tumbuh (Haryanto et al.,1999).
Kacang panjang termasuk dalam tumbuhan divisi Spermatophyta, kelas
Angiospermae, ordo Rosales, family Leguminosa, genus Vigna, spesies Vigna
sinensis, L. (Haryanto et al.,1999). Bunga kacang panjang berbentuk kupukupu,warna
bunga ada yang putih, biru atau ungu. Bunga kacang panjang dapat menyerbuk
sendiri. Ibu tangkai bunga keluar dari ketiak daun. Setiap ibu tangkai bunga
mempunyai 3 sampai 5 bunga. Penyerbukan dengan serangga dapat terjadi dengan
kemungkinan 10%. Buah kacang panjang berbentuk polong bulat panjang dan
ramping. Panjang polong sekitar 10-80 cm. Warna polong hijau muda sampai hijau
keputihan. Setelah tua warna polong putih kekuningan dan polong menjadi liat. Pada
satu polong berisi 8-20 biji kacang panjang (Nazaruddin, 2003).
Kacang panjang dapat tumbuh didataran rendah maupun dataran tinggi
dengan ketinggian antara 0-1500 m di atas permukaan laut (dpl). Kacang panjang
biasanya digolongkan sebagai sayuran dataran rendah karena tanaman ini tumbuh
lebih baik dan banyak diusahakan di dataran rendah pada ketinggian kurang dari 600
m dpl. Suhu harian yang sesuai untuk tanaman kacang panjang adalah sekitar 9 18-
32° C dengan suhu optimim 25° C. Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim,
baik musim kemarau maupun musim hujan. Tanaman kacang panjang membutuhkan
curah hujan sekitar 600-2000 mm/tahun dan membutuhkan banyak sinar matahari.
Oleh karena itu lahan terbuka di dataran rendah lebih disukai, sedangkan apabila
dinaungi produksinya kurang memuaskan (Hutapea,1994). Jenis tanah yang cocok
untuk tanaman kacang panjang adalah tanah berstektur liat berpasir dengan pH
optimal yang dibutuhkan adalah 5,5-6,5. Tanah yang terlalu asam dibawah pH 5,5
dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil karena keracunan garam aluminium (Al)
yang larut dalam tanah (Nazzarudin, 2003).
Produksi rata-rata kacang panjang Indonesia pada tahun 1997 sampai tahun
2000 adalah 400.66 ton, sedangkan produksi rata-rata pada tahun 2011 sampai tahun
2014 mengalami penurunan menjadi 313.743 ton (BPSRI , 2014). Salah satu faktor
yang ikut andil dalam penurunan produksi kacang panjang di Indonesia adalah Hama
yang ada pada tanaman kacang panjang. Berikut adalah ulasan mengenai hama yang
menyerang tanaman kacang panjang :

1) Lalat Kacang (Ophiomyia phaseoli Try.)


Klasifikasi dari lalat bibit Ophiomyia phaseoli Try. menurut Kalshoven
(1981) antara lain sebagai berikut: Kingdom : Animalia, Filum : Arthropoda,
Ordo : Diptera, Famili : Agromizidae, Genus : Ophiomyia, Spesies :Ophiomyia
phaseoli Try. Lalat bibit ditemukan ketika tanaman kacang panjang berumur
kurang lebih 2 minggu hst. Menyerang daun kacang panjang. Namun populasi lalat
bibit tidak tinggi.
- Siklus Hidup dan Penyebaran
Telur O. phaseoli berwarna putih susu seperti mutiara, berbentuk lonjong
dan tembus cahaya. Panjang telur 0,13 mm dan lebarnya 0,13 mm, lama stadium
telur berkisar antara 2-4 hari. dilapangan telur mulai ditemukan pada tanaman
berumur 5-7 hari.
Larva yang baru ditetaskan dari telur berwarna bening, tetapi instar terakhir
berwarna putih kekuningan. Bentuk larva memanjang dan ramping. Stadia rata-
rata larva adalah 10 hari. Menurut Kalshoven (1981) larva dan pupa O.
phaseoli terletak pada jaringan kulit batang tanaman muda.
Pupa terbentuk di bawah epidermis kulit pada pangkal batang atau pangkal
akar. Pupa yang terbentuk berwarna kuning kecoklatan, berukuran panjang 3 mm
dengan stadia pupa berkisar antara 7-13 hari. stadia pupa berkisar antara 13-20
hari.
- Gejala serangan
Tanaman terserang lalat kacang ditunjukkan dari adanya bintik-bintik putih
pada keping biji atau daun pertama. Bintik-bintik tersebut merupakan luka bekas
tusukan ovipositor lalat kacang, selain itu gejala serangan ditunjukkan dari alur-
alur coklat pada keping biji dan kulit batang yang merupakan bekas gerekan larva.
Tanaman yang tidak tahan dengan serangan larva keping biji akan cepat gugur,
tanaman layu dan akhirnya mati.
- Serangan Dan kerugian
Hama ini menyerang pada daun yang mengakibatkan tanaman layu dan mati.
- Pengendalian
Dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang kacangan
dan penyemprotan dengan insektisida Orthene 75 SP 1 cc/liter.

2) Lalat penggorok daun (Liriomyza spp. (Diptera : Agromyzidae))


Lalat pengorok daun termasuk genus Liriomyza, ordo Diptera, famili
Agromyzidae. Hama lalat penggorok daun muncul menyerang tanaman kacang
panjang pada saat 16 hst hingga tanaman memasuki fase generatif hama ini masih
menyerang. Namun saat tanaman fase generatif tingkat serangnnya tidak separah
ketika tanaman fase vegetatif. Lyriomyza dapat ditemukan pada tanaman inang
kacang panjang, kedelai, kacang hijau, ketimun, dan buncis.
- Siklus hidup dan Penyebaran
Liriomyza adalah salah satu dari lima genus lalat pengorok daun
(Agromyzamyza, Japanagromyza, Liriomyza, Phytomyza, dan Tropicomyza) yang
berasosiasi dengan tanaman leguminosa. Genus Liriomyza terdiri atas banyak
spesies. Lalat dengan tipe makan polifag ini dapat ditemukan pada berbagai jenis
tanaman, sehingga memungkinkan terbentuknya banyak spesies akibat adaptasi,
mutasi, dan evolusi.
Imago lalat pengorok daun berukuran sekitar 2 mm. Bagian dorsal
berwarna gelap, namun skutelumnya kuning terang. Imago betina L.
trifolii memiliki ovipositor yang berkembang sempurna, dan alat ini merupakan
ciri pembeda dengan lalat jantan. Lalat betina membuat beberapa tusukan, sama
seperti lalat kacang O. phaseoli, pada bagian atas permukaan daun yang diawali
pada daun bagian atas.
Telur hanya diletakkan pada beberapa aktivitas penusukan, sedangkan
aktivitas penusukan lainnya adalah perilaku makan. Bekas tusukan baik untuk
makan maupun peletakan telur dengan jelas terlihat berupa bintik-bintik putih.
Saat menetas, larva mengorok bagian jaringan palisade. Larva mengalami tiga
instar, larva instar akhir berukuran 2−3 mm berwarna kuning. Larva dewasa jatuh
ke tanah dan membentuk pupa pada serasah tanaman. Imago terbang saat ke luar
dari pupa. Siklus hidup dari stadia telur sampai imago berlangsung sekitar 21 hari
pada buncis.
- Gejala serangan
Gejala berupa liang korokan beralur warna putih bening pada bagian mesofil
daun, Jumlah alur korokan pada satu daun kedelai bervariasi, bergantung pada
jumlah larva yang menetas. Pada serangan lanjut, liang korokan berubah warna
menjadi kecoklatan dan di dalamnya larva berkembang. Gejala tersebut merupakan
ciri khas serangan lalat pengorok daun, Liriomyza sp. (Diptera: Agromyzidae).
Apabila liang korokan tersebut dibuka, akan terlihat larva yang aktif
bergerak. Larva hidup dan makan di dalam liang korokan. Pada satu helaian daun
dapat dijumpai lebih dari satu liang korokan.
- Serangan Dan kerugian
Hama ini menyerang helaian daun yang mengakibatkan lubang-ljubang lalu
mati karena tidak dapat menjalankan tugasnya yaitu menyalurkan hasil
fotosintesis.
- Pengendalian
Pembersihan lahan dengan membersihkan gulma, menggunakan perangkap
kuning, pemanfaatan musuh alami, dan penggunaan pestisida terutama dari
golongan hidroklorin, organofosfat, karbamat, dan piretroid.
3) Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata F.)
Klasifikasi hama penggulung daun menurut Kalsoven (1981) adalah sebagai
berikut : Kingdom : Animalia, Divisio : Arthropoda, Class : Insecta, Ordo :
Lepidoptera, Family : Pyralidae, Genus : Lamprosema, Spesies :Lamprosema
indicata F. Menyerang tanaman kacang panjang ketika berumur 16 hst. Populasi
hama ini tidak banyak hanya beberapa tanaman yang terserang. Pada Lamprosema
indicata tanaman inangnya adalah kacang panjang, kedelai, kacang hijau, buncis,
dan kacang tunggak.
- Siklus hidup dan Penyebaran
Ngengat bertelur dibawah permukaan daun. Telur diletakkan secara
berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 2-5 telur. Telur menetas setelah 7-8
hari kemudian.
Larva yang keluar dari telur berwarna hijau, licin, transparan dan agak
mengkilap. Pada bagian punggung (toraks) terdapat bintik hitam. Panjang tubuh
ulat yang telah tumbuh penuh 20 mm. Stadia larva berlangsung selama 22-28
hari.
Masa pupa dihabiskan dengan melipat daun dan kadang-kadang jatuh
dibawah daun. Namun, instar dua dan instar tiga juga ditemukan didalam
gulungan daun. Masa pupa berlangsung selama 5-15 hari (Singh, 1990).
- Gejala Serangan
Ulat ini menyerang tanaman dengan menggulung daun dengan
merekatkan daun yang satu dengan yang lainnya dari sisi dalam dengan zat
perekat yang dihasilkannya. Didalam gulungan daun, ulat tersebut memakan daun
tanaman sehingga akhirnya tinggal tulang daunnya saja yang tersisa. Bila
gulungan dibuka, akan dijumpai ulat atau kotorannya yang berwarna coklat
kehitaman.
- Serangan Dan Kerugian
Menyrang bagian daun untuk digulungkan, tidak menjuntai kebawah jika
gulungan dibuka terdapat kotoran berwarna coklat
- Pengendalian
1) Tanam serempak dengan selisih waktu kurang dari 10 hari.
2) Pergiliran atau rotasi tanaman dengan beberapa varietas yang mempunyai
tingkat ketahanan berbeda atau jenis tanaman lain yang bukan inang. Dengan
pemutusan ketersediaan inang pada musim berikutnya, populasi hama yang
sudah meningkat pada musim sebelumnya akan dapat ditekan.
3) Penggunaan cendawan entomopatogen Lecanicillium lecanii yang mampu
menginfeksi telur dan nimfa dengan tingkat mortalitas yang sangat tinggi
hingga mencapai 50%.
4) Penggunaan insektisida dengan bahan aktif klorfluazuron, betasiflutrin,
sipermetrin, alfametrin, carbosulfan, sihalotrin dan sipermetrin apabila
kepadatan populasi telah mencapai ambang kendali.

4) Kutu daun (Aphis craccivora Koch.)


Kutudaun termasuk dalam Ordo homoptera, Famili Aphoidea, Famili
Aphididae dan Genus Aphis.
Kutu daun (A. Craccivora Koch.) ditemukan pada pertanaman kacang
pajang ketika fase generatif dan berumur 33 hst. Hama ini menyerang bagian
daun, tangkai daun, tangkai polong yang masih muda. Terdapat predator hama
kutu daun ini yaitu kumbang kubah.
- Siklus hidup dan Penyebaran
Kutudaun dewasa ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Abdomen
belakang pada kutudaun terdapat sepasang cornicle berbentuk silinder dan
meruncing ke ujung. Imago bersayap biasanya muncul bila kepadatan populasi
tinggi. Seranggga ini mempunyai tingkat kepiridian yang tinggi, dan di daerah
tropis berkembang biak secara partenogenesis dan vivipar. Daur hidup
berlangsung 6-8 hari (Rukmana, 1995). Embrio dapat berbentuk tanpa melalui
proses pembuahan dan telah berkembang di dalam tubuh induknya sehingga
imago kutudaun tampak seperti melahirkan nimfa.
Laju pertumbuhan kutudaun dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian
faktor lingkungan, kepadatan populasi, dan perbandingan antara serangga yang
tidak produktif dengan yang masih produktif. Tingkat kelahiran dipengaruhi oleh
banyak faktor diantaranya kualitas dan kuantitas makanan. Tingkat kematian
dipengaruhi oleh musuh alami dan faktor iklim.
- Gejala serangan
Serangga ini menghisap cairan dari tumbuhan untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan.
- Serangan Dan Kerugian
Menyerang bagian pucuk daun yang mengakibatkan daun tidak terlihat hijau
karena warna hama yang putih
- Pengendalian
Dengan rotasi tanaman dengan tanamanbukan famili kacang kacangan dan
penyemprotan insektisidaFuradan 3G dan Carbofuran 80 kg/ha.

5) Penggerek polong (Maruca testulalis)


Klasifikasi hama Maruca testualis adalah termasuk dalam kelas Insecta
(Lepidoptera, Pyralidae). Kebanyakan pyralidae berukuran kecil dan berbentuk
ngengat, bentangan sayap depan berbentuk triangular.
Hama penggerek polong (M. testualis) ditemukan pada pertanaman kacang
panjang memasuki fase generatif ketika berumur 42 hst. Serangan hama ini
menimbulkan kerugian yang cukup besar karena polong kacang panjang menjadi
rusak.
- Siklus Hidup dan Penyebaran
M. testulalis meletakkan telur secara berkelompok pada daun, bunga atau
polong 2-4 butir/kelompok. Telur berbentuk lonjong agak pipih dan berwarna putih
kekuningan. Stadia telur berlangsung 2- 3 hari.
Larva berwarna hijau terang dengan kepala berwarna coklat gelap, dan
terdapat bintik-bintik coklat pada bagian punggung dan bulu-bulu halus. Panjang
larva instar terakhir 16 – 18,5 mm, Larva M. testualisterdiri atas lima instar dengan
masing-masing instar 2-4 hari. Masa stadia larva berlangsung 10-15 hari. Pupa
berkembang di dalam tanah dan polong, berbentuk kokon. Panjang pupa 13,5 mm,
dengan stadia pupa berlangsung 7 – 10 hari.
Imago berupa ngengat berukuran kecil dan sayap depan berwarna coklat
terang atau kuning kemerah-merahan. Terdapat bercak putih ditengah sayap,
sedangkan sayap belakang berwarna putih keabu-abuan dengan tepi berwarna
coklat terang. Panjang tubuh 11,2 mm dengan rentangan sayap berukuran 20-28
mm. Masa imago jantan dapat mencapai 12 hari dan betina 22 hari, siklus hidup
antara 18-30 hari(Aldywaridha, 2008).
- Serangan Dan Kerugian
Menyerang Bunga dan bakal polong yang berakibat kematian dan kemudia
gugur.
- Gejala serangan
Gejala serangan hama ini tampak pada bunga dan bakal polong yang
rusak dan kemudian gugur. Satu ekor larva selama hidupnya dapat merusak 4-6
bunga per tanaman. Gerekan pada polong menyebabkan biji-biji di dalam polong
menjadi rusak, kulit polong berlubang, dan dari lubang ini keluar serbuk gerek
yang basah bercampur kotoran larva yang berwarna coklat.
Kerusakan yang paling serius akibat serangan hama M. testulalis pada
tanaman kacang panjang adalah dengan cara larva memakan tunas, bunga, daun
muda dan polong muda, terkadang larva juga memakan daun dan batang yang
lembut (Aldywaridha, 2010). Hama ini menyerang polong dengan cara melubangi
kulit polong, kemudian memakan daging buah dan bijibiji muda yang ada di
dalamnya.
- Pengendalian
dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman
Disemprot dengan insektisida yangefektif seperti Sevin pada kosentrasi 0,1%-
0,2%.
1.
DAFTAR PUSTAKA

Aldywaridha. 2008. Study Biologi Penggerek Polong Kacangan (Ppk) M.


testulalis (Geyer) (Lepidoptera ; Pyralidae) pada Tanaman Kacang Panjang
(Vigna Sinensis). Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian. Kopertis Wil. I. Nad
– Sumut. Issn : 1693-7368. Vol 6 (3): 123 –127.
Aldywaridha. 2010. Uji Efektivitas Insektisida Botani Terhadap Hama Maruca
testulalis (Geyer) (Lepidoptera; Pyralidae) pada Tanaman Kacang Panjang
(Vigna sinensis). Dpk Fakultas Pertanian Uisu, Medan.
BP3K Lubuk Pinang 2012.. Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak,
menjalar, semusim dengan tinggi ± 2,5 m. Bandung 2-4 Nopember 1999.
Morfologi Tanaman Kacang Panjang. Hal: 283-294.
Rasyid Panji 2012. Kacang panjang (Vigna Sinensis. L) merupakan tanaman
sayuran semusim. Medan 5-8 Maret 1994. Buku J. Budidaya Tanaman Kacang
Panjang. Hal: 423-447.

Rukmana R. 1995. Bertanam Kacang Panjang. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Singh, S.R. 1990. Insect Pests of Tropical Food Legumes. John Willey and Sons
Ltd. Baffins Lane. Chichester. West Sussex PO 191 UD England.

Anda mungkin juga menyukai