Anda di halaman 1dari 62

HAMA TANAMAN HORTIKULTURA

(TANAMAN SAYURAN)
 Ulat Penggerek Umbi Kentang
 Ulat Daun pada Kubis
 Ulat Hati pada Kubis
 Hama Thrips pada Cabai
Hama tanaman yang akan dibahas
pada kuliah ini adalah
 Ulat penggerek umbi pada tanaman kentang
 Ulat daun pada tanaman kubis
 Ulat hati pada tanaman kubis
 Hama thrips pada tanaman cabai
ULAT PENGOROK DAUN/PENGGEREK UMBI
KENTANG (Pthorimaea operculella Zeller)
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Gelechiidae
GEJALA SERANGAN
 Awalnya merupakan hama pengorok daun dan batang kentang.
 Larva dapat melanjutkan perkembangannya dalam umbi kentang
yang disimpan.
 Daun yang terserang terlihat berwarna merah tua dan tampak
adanya jalinan seperti benang yang membungkus ulat kecil
berwarna kelabu.
 Kadang daun menggulung karena ulat merusak permukaan daun
sebelah atas dan bersembunyi dalam gulungan.
 Serangan pada umbi dapat dilihat dengan adanya kotoran
berwarna coklat tua pada kulit umbi.
 Bila dibelah terlihat alur-alur lubang gerekan.
A B

A. Gejala serangan pada batang


B. Gejala serangan pada umbi
MORFOLOGI SERANGGA

TELUR

oBerukuran kecil
oBentuk bulat panjang
oDiletakkandi bawah permukaan daun atau pada permukaan umbi
yang muncul di permukaan tanah.
oTelur diletakkan tunggal.
oSatu ngengat betina dapat menghasilkan 150 – 200 butir telur.
LARVA

 Larva berwarna putih abu-abu dengan corak merah muda,


kepalanya hitam dengan pelindung seperti perisai.
 Panjang tubuh 11 mm.
 Lama stadium 10 – 16 hari.
Larva Pthorimaea operculella
PUPA

o Pupa terdapat dalam lubang gerekan.


o Selama penyimpanan, pupa terdapat pada bagian
luar umbi, biasanya pada mata tunas atau pada
rak gudang penyimpanan.
o Lama stadium 6 – 9 hari.
NGENGAT
o Berwarna coklat kelabu.
o Berukuran 10 – 15 mm.
o Aktif malam hari (nocturnal).
o Pada siang hari bersembunyi di bawah daun, atau pada rak-
rak di gudang penyimpanan.
o Lama hidup ngengat betina 7 – 16 hari, ngengat jantan 3 – 9
hari.
Ngengat Pthorimaea operculella
BIOEKOLOGI

 Pada siang hari ngengat bersembunyi di bawah helaian daun


atau pada rak-rak penyimpanan umbi di gudang.
 Lama hidup ngengat betina berkisar antara 7 - 16 hari,
sedangkan lama hidup ngengat jantan berkisar antara 3 - 9
hari.
 Telur berukuran kecil, agak lonjong atau berbentuk bulat
panjang, diletakkan pada permukaan bawah daun atau pada
permukaan umbi yang tersembul di permukaan tanah.
 Di gudang, telur hampir selalu diletakkan pada permukaan
atas umbi di sekitar mata tunas.
 Larva berwarna putih sampai kuning, tetapi dapat pula
berwarna kehijau-hijauan.
 Larva memakan daun dengan cara membuat alur-alur pada
daun atau membuat lubang dan lorong pada umbi.
 Panjang larva yang sudah berkembang sempurna sekitar 1
cm.
 Stadium larva berkisar antara 10 - 16 hari.
 Pupa terdapat dalam kokon yang tertutup oleh butiran ­tanah.
 Di dalam gudang, pupa terdapat pada bagian luar umbi, biasanya
pada mata tunas atau pada rak-rak gudang penyimpanan kentang.
Lama stadium pupa adalah 6 - 9 hari.
 Hama penggerek daun/umbi tersebut menyebar di daerah sentra
produksi kentang, antara lain di DI Aceh, Sumatera Barat, Jambi,
Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Utara.
Tanaman inang
 kentang
 tomat
 kecubung
 bit gula
 terung
 tembakau
PENGENDALIAN
Penggunaan bibit yang sehat.
Secara kultur teknis:
Menimbun atau membumbun umbi kentang dari permukaan tanah
pada saat umur tanaman 60 hst untuk menghindari ulat tidak masuk
umbi.
membersihkan dan memusnahkan sisa tanaman kentang yang ada di
kebun.
Secara biologis menggunakan parasitoid Pristomerus sp
dan Diadegma sp.
Secara kimiawi, AE 2 larva/tanaman. Pengamatan
dilakukan setiap minggu. Dosis sesuai anjuran.
Penyimpanan digudang dilakukan dengan cara menabur
serbuk daun tembelekan setebal 2 cm pada permukaan
umbi kentang atau dengan insektisida Sevin 5 D sebanyak
1,5 kg/ton bibit kentang.
Ulat daun Kubis (Plutella xylostella)

KLASIFIKASI :

Klas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Plutellidae
Genus : Plutella
Spesies : Plutella xylostella
MORFOLOGI DAN BIOLOGI

- Imago
Ngengat kecil, warna coklat, pada sayap terdapat gambaran 3
berlian (diamond back moth)
Panjang tubuh 5,0-6,5 mm rentang syp 9-12 mm
Lama hidup betina 7-15 hr, jantan 2-12 hr
Sifat aktif sore/malam hari (nocturnal)
- Telur
Uk. 0,6x0,3 mm, btk oval kuning muda, diletakkan pd
permukaan daun secara tunggal/kelompok, menetas 2-4 hari,
300 telur/imago
- Larva
Bentuk Silindris, hijau muda, uk. 2-10 mm, kepala kuning,
tdpt garis memanjang sepanjang tubuhnya, larva bila
tersentuh akan menjatuhkan diri dgn air liurnya,
mengalami 4 instar: I (4 hr), II (2 hr), III (3 hr), IV (3
hr), stadia larva 5-9 hr.
- Pupa
Dibawah permukaan daun, hijau terbungkus kokon putih,
panjang 6 mm, warna pupa jelang keluar imago warna
coklat, stadia pupa 6 hr.
Imago Plutella xylostella
telur ulat daun kubis (Plutella macllipennis)
Larva ulat daun kubis (Plutella macullipennis)
A B
Pupa ulat daun kubis (Plutella macullipennis)
A. Pupa sehat, B. Pupa terparasit
GEJALA SERANGAN

Larva baru menetas menggerek jaringan permukaan bawah daun


dan meninggalkan lap.tipis (transparan), apabila larva makin
besar (instar III) hampir seluruh daun digerek habis hanya tinggal
tulang daun, umumnya serangan berat terjadi pada musim
kemarau

TANAMAN INANG
Terutama tanaman cruciferae : kubis, lobak, sawi, petsai
PENGENDALIAN

-Sanitasi, disekitar tan. Kubis bersih dari gulma, terutama tan.


cruciferae
-Kultur teknik, rotasi tanam, tumpang sari dengan tomat dan jagung
-Hayati, Diadegma semiclausum, Angitia eucerophaga (parasitoid
larva & pupa)
Bacillus thuringiensis (patogen)
-Kimia
Ambang ekonomi 5 larva instar III/IV /10 tan.
Ulat Hati Kubis (Crocidolomia pavonana)

KLASIFIKASI

Klas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pyralidae
Genus : Crocidolomia
Spesies : C. pavonana
BIOEKOLOGI
-Imago
Berupa ngengat, warna coklat keabuan, pada sayap depan terdapat
gambaran hitam dg bintik putih ditengahnya, panjang tubuh jantan
11-14 mm betina 8-18 mm, stadia imago 16-24 hr.
-Telur
Diletakkan dibawah permukaan daun secara berkelompok ditutup
sekresi hijau, satu induk meletakkan 11-18 klp telur, tiap klpk
terdapat 30-80 telur, stadia telur 4-5 hr.
-Larva
Mengalami 4 instar (9-10 hr)
Larva instar I, hijau muda, kepala hitam, tubuhnya ditutupi benang
halus dari mulutnya, uk. 1,7x0,3 mm.
Larva instar II, hijau pucat, kepala coklat kemerahan, pada tbh
bagian ventral tdpt garis hijau, larva sdh bergerak aktif, uk.
8,6x0,9 mm
Larva instar III, hijau muda, kepala kemerahan, bag. ventral grs hijau
membujur dg bintik kecoklatan mulai tampak, makin aktif, uk.
13,1x1,4 mm, stadia 2,1 hr.
Larva instar IV, hijau muda, kepala & kaki kecoklatan, grs hijau semakin
tajam, menjelang prepupa larva makin lamban & tdk aktif makan, uk.
17,5x2,6 mm, stadia 2,5 hr.
- Pupa
Warna kemerahan, terletak dalam tanah, uk.3,05 mm, pupa bakal imago
betina lebih besar dan abdomennya lebih gemuk, stadia 12 hr.
-Siklus hidup 22-32 hr.
Larva ulat hati kubis (C. pavonana) instar IV
Pupa dan imago ulat hati kubis (C. pavvonana)
GEJALA SERANGAN

Larva instar I makan bagian bawah daun & tinggal epidermis daun
bagian atas, larva masih berkelompok, larva mulai instar II, menyebar
& masuk kedalam krop kubis menuju titik tumbuh, apabila daun
membuka nampak lubang dan titik tumbuh habis dimakan.

TANAMAN INANG
Kubis, sawi, lobak, petsai
PENGENDALIAN
-Mekanis, mengambil langsung larva dan kelompok telur
-Kultur teknis, rotasi tanam
-Hayati, Chelonus sp., Mesochorus sp. Apanteles sp. (Hymenoptera,
parasitoid) Sturmia sp (Diptera, parasitoid),
-Kimia
AE : 3 kelompok telur/10 tanaman
Rotasi penyemprotan (bahan aktif)
Chelonus sp
Sturmia sp
Mesochorus sp
Apanteles sp
Hama Thrips sp pada Tanaman
cabai
Morfologi
 Hama ini cukup sulit dikendalikan karena mampu
bekembang biak tanpa kawin (partenogenesis).
 Ukuranya sangat kecil dan lembut berwarna kuning saat
muda dan berubah coklat berkepala hitam ketika dewasa.
 Ukuran Thrips dewasa berukuran ± 1 mm.
Telur dan nimfa Thrips sp
Imago Thrips sp
Morfologi

 Biasanya Thrips lebih gelap warnanya apabila kondisi lingkungan


rendah , dan Semakin rendah suhu suatu lingkungan warna trips
biasanya lebih gelap
 Imago yang sudah tua berwarna agak kehitaman, berbercak –
bercak merah atau bergaris – garis
 Thrips jantan tidak bersayap, sedangkan yang betina mempunyai
dua pasang sayap yang halus dan berumbai seperti sisir bersisi dua.
 Telur Thrips berbentuk oval.  
 Telur diletakkan secara terpisah-pisah di permukaan bagian
tanaman atau ditusukkan ke dalam jaringan tanaman oleh alat
peletak telur.
 Nimfa berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan, tidak
bisa terbang tetapi hanya meloncat-loncat saja.  
 Penyebaran dari satu tanaman ke tanaman lain berlangsung sangat
cepat dengan bantuan angin.
Bioekologi

 Berkembang biak secara partenogenesis atau dapat menghasilkan


telur tanpa melalui kawin terlebih dahulu
 Telur yang dihasilkan dapat mencapai 80 – 120 butir.  
 Imago dapat hidup sampai 20 hari.
 Siklus hidup hama Thrips sekitar 3 minggu.  Di daerah tropis siklus
hidup tersebut bisa lebih pendek (7 - 12 hari), sehingga dalam satu
tahun dapat mencapai 5 – 10 generasi.  
 Trips dewasa dapat hidup sampai 20 hari.
Siklus hidup Thrips sp
Gejala Serangan

 Ciri-ciri dari tanaman cabe yang terserang trips pada daunnya akan
terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning
hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil.
 Bila dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya
menghebat pada musim kemarau.
 Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali
menyebar.
 Dampak langsung serangan :
 Gejala awal pada permukaan bawah daun berwarna keperak –
perakan mengkilat, dan pada serangan lanjut daun akan berwarna
coklat, hingga proses metabolisme akan terganggu.
 Selanjutnya pada daun akan menjadi keriting dan keriput .
 Pada serangan berat, daun, pucuk serta tunas menggulung ke
dalam dan timbul benjolan seperti tumor dan pertumbuhan
tanamanterhambat, kerdil bahkan pucuk mati.
 Serangan pada buah menimbulkan bercak – bercak kecoklatan pada
pangkal buah, sehingga kualitas buah sangat menurun. 
 Dampak secara tidak langsung :
 Trips merupakan vektor penyakit virus mosaik dan virus keriting.
 Gejala serangan awal timbul akibat hama menghisap cairan
permukaan bawah daun dan atau bunga ditandai oleh bercak –
bercak keperakan mengkilat, daun akan menjadi keriting atau
keriput.
 Jika serangan terjadi pada awal pertanaman maka akan terjadi
gejala fatal berupa penyakit kerdil (dwarfing) dan pada akhirnya
layu dan kemudian akan mati.
Gejala serangan Thrips sp
Tanaman inang lain
 Hama ini bersifat kosmopolit dan polifag, dengan
tanaman inang utama sayuran dari keluarga bawang
(Allium spp.), keluarga Solanaceae (kentang, tomat, dan
terung), Brassica (kubis), kacang – kacangan.
 Tanaman inang lain selain sayuran yaitu tembakau, kapas,
krisan, dan berbagai tanaman hias, dan buah – buahan
(pepaya,jeruk, dan melon) 
Penyebaran
 Di dunia hama ini untuk sementara hanya terdapat
di benua Eropa dan Asia.
 Di Indonesia hama ini dilaporkan terdapat hampir
di seluruh wilayah antaralain di pulau Sumatera,
Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi,
Maluku, dan Irian Jaya.
Pengendalian
Kultur teknis
Menggunakan varietas tahan seperti varietas Tanjung 2 
Penggunaan mulsa perak di dataran tinggi, dan jerami di
dataran rendah untuk mengurangi infestasi serangga pengisap
daun dan mengurangi gulma.
Penggunaan mulsa plastik perak di guludan dapat menghalau
serangan Trips karena adanya refleksi cahaya matahari yang
dipantulkan mulsa, sehingga menunda serangan Thrips yang
biasanya terjadi pada umur 14 hari setelah tanam (hst) menjadi
41 hst, selain itu juga mulsa plastik dapat menghalangi Trips
mencapai tanah pada saat akan menjadi pupa.
Populasi hama biasanya meningkat pada musim kemarau pada
kondisi cuaca kering. Thrips tidak menyukai kondisi lingkungan
yang lembab.
Fisik/Mekanis
 Membakar sisa jerami/mulsa yang dipakai selama pertanaman.
 Mengambil Trips dengan menggunakan kapas/Cotton bud,
 Penggunaan perangkap likat warna biru, putih, atau kuning,
sebanyak 40 buah per hektar atau 2 buah per 500 m2 dipasang
di tengah pertanaman dengan ketinggian + 50 cm (sedikit di
atas tajuk tanaman) sejak tanaman berumur 2 minggu. Setiap
minggu perangkap diolesi dengan oli atau perekat.
Fisik/Mekanis
 Menanam tanaman penghalang (barrier) misalnya jagung di
sekeliling pertanaman cabai (5-6 baris) dengan jarak tanam
rapat 15 – 20 cm yang di tanam 2 – 3 minggu sebelum tanam
cabai untuk mengurangi masuknya Trips ke lahan
pertanaman.
 Tanaman border lainnya antara lain tagetes, orok – orok,
dan kacang panjang,
 Tumpang sari tanaman cabai dengan kubis atau tomat dapat
menekan populasi T. parvispinus, B.tabaci dan B. dorsalis.
 Pengaturan jarak tanam yang tidak terlalu rapat.
Biologi
 Pemanfaatan musuh alami predator kumbang Coccinella
rapanda, Menochilus sexmaculatus, Amblyseius cucumeris,
Paederus fuscipes, Orius minutes, Chilomenes
sexmaculatus, Chilocorus nigrita, dan Scymnus
latermacullatus.
 Jamur patogen Verticillium lecani (konsentrasi 3 x 108
spora/ml) dan Entomophthora sp.
Kimia

Jika saat pengamatan ditemukan 0,7 ekor kutu daun


/tanaman contoh (7 ekor nimfa/10 daun) atau persentase
kerusakan oleh serangan hama pengisap telah mencapai
15% per tanaman contoh dianjurkan menggunakan pestisida
kimia sintetik yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri
Pertanian, misalnya yang berbahan aktif abamectin,
spinosad, imidakloprid, karbosulfan dan diafentiuron.
Pengendalian

 Thrips merupakan perantara (vector) yang baik


berbagai penyakit virus.
 Ambang batas untuk mengendalikan wabah thrips
adalah 1 thrips dalam 10 bunga, yaitu jika dari 10
bunga ditemukan 1 thrips maka perlu adanya
penyemprotan insektisida karena perkembangan
thrips sangat cepat.

Anda mungkin juga menyukai