Anda di halaman 1dari 62

MENGENAL HAMA UTAMA

TANAMAN PADI

Pada
Pelatihan Regu Penggendali Hama
Tgl 11-12 Desember 2013
1. WERENG BATANG COKLAT ( WBC )
( Nilaparvata lugens )

A. Morfologi
- Serangga dewasa
membentuk sayap panjang
dan sayap pendek
- Telur diletakkan di dalam
pelepah daun atau tulang ²
daun
- Bentuk kelompok telur seperti
sisiran pisang dan menetas
dlm waktu 7-9 hari , menjadi
nimfa
- Nimfa WBC terdapat 5 instar
- Periode nimfa 13 – 15 hari
B. Gejala Serangan

- Serangga dewasa dan


nimfa , menyerang bagian
batang.
- Tanaman yang terserang
menjadi kuning dan mati
- Sebagai vektor virus kerdil
rumput dan kerdil hampa
C. Pengendalian

- Penggunaan varietas
tahan/resisten
- Tanam serempak
- Pergiliran tanaman
- Pemanfaatan musuh
alami
- Penggunaan agens
hayati ( Metarhizium,sp dan
Beauveria bassiana)
- Menggunaan Insektisida
anjuran

Endo Parasitoid
( Nephotetix, spp )

A. Morfologi
- Serangga dewasa berukuran
3 – 5 mm, berwarna hijau
cerah dgn gambaran hitam
bervariasi
- Telur diletakkan di dlm tulang
daun pada daun bendera
atau pelepah daun
- WH terdapat 5 stadia nimfa
- Nimfa sebagai vektor penting
penularan virus tungro
B. Gejala Serangan

- Tanaman terserang terhambat


pertumbuhannya
- Warna daun menguning
- Tanaman tumbuh kerdil
- Bagian bawah daun muda
terjepit oleh pelepah, sehingga
bagai terpelintir, menggulung
sedikit
- Malai pendek
- Gabah tidak terisi sempurna
(Hampa)
C. Pengendalian

- Eradikasi selektif atau total


- Eradikasi tan. Inang
(sumber infeksi)
- Penggunaan varietas
tahan/resisten
- Penggunaan pestisida
anjuran, u/ serangga vektor
Jenis-jenis PB :
- PB Padi Putih
( Scirpophaga innotata)
- PB Padi Kuning (Scirpophaga
incertulas)
- PB Padi Merah Jambu (Sesamia
inferens)
- PB Padi Bergaris (Chilo
suppressalis)
- PB Kepala Hitam (Chilo
polychrysus )
- PB Padi Berkilat (Chilo
aucirillius)
A. Ekobiologi
- Kelompok telur PB Kuning dan
Putih di letakkan pada bagian
pucuk daun ,sedangkan PB Merah
jambu diletakkan pada bagian
bawah daun
- Kelompok telur ditutupi lapisan
rambut berwarna coklat
- Larva PB Merah jambu & PB
bergaris berkelompok dlm satu
anakan.
- Sedangkan PB Kuning & Putih satu
individu pada tiap anakan.
- Ngengat PB tertarik pada cahaya
lampu
B. Gejala Serangan
- Larva menggerek batang bawah
masuk ke dalam batang,
merusak sistem jaringan
- Serangan pada fase vegetatif
disebut sundep & pada fase
generatif disebut Beluk
- Serangan Tunas yang terserang
mudah dicabut dan malai yang
terserang menjadi kering
berwarna putih (bulir hampa).
C.. Pengendalian

1. Pengaturan Pola Tanam


- Tanam Serempak
- Pergiliran Tanaman
- Pengelompokan
Persemaian
2. Pengendalian secara
mekanik

- Penyabitan
serendah mungkin
pada saat panen
- Penggenangan
setelah panen
- Pengumpulan
kelompok telur
3. Pengendalian Hayati
 Pelepasan dalam
jumlah besar (Inundasi)
parasitoid telur :
- Trichogramma Sp
- Tetrastichus,Sp
- Telenomus Sp

 Konservasi Musuh
Alami lainnya
4. Pengendalian secara
kimiawi
- Penggunaan insektisida
anjuran bila intensitas
serangan ≥ 6 %
( Rattus argentixenter )

A Ekobiologi
- Punggung berwarna coklat
muda, bercak hitam, dan
dada putih
- Pajnag kepala sampai
badan 130 – 210 mm
- Jumlah putting susu 12
buah
( 3 ps di dada dan 3 ps di
perut)
- Pada saat tanaman fase
generatif, membuat lubang
- Tikus jantan siap kawin umur 60
hari
- Tikus betina siap kawin umur 28
hari
- Masa bunting 19 – 21 hari
- Dua hari setelah melahirkan, tikus
betina siap kawin lagi
- Jumlah anak berkisar 2 – 18
ekor/induk/kelahiran
- Satu pasang tikusdapat melahirkan
2000 ekor dalam setahun
B. Gejala Serangan

- Serangan dapat terjadi dari


mulai pesemaian sampai
pasca panen

- Menyerang dengan cara


menggerek/menggigit

- Serangan tikus tidak


mengenal stadia tanaman
C. Pengendalian

- Pemasangan pagar plastik di


pesemaian
- Gropyokan pd saat tanah
bera
- Pemasangan umpan pd fase
vegetatif
- Pemasangan bubu perangkap
- Pengemposan pd fase
generatif
- Pemanfaatan musuh alami
- Pengaturan jarak tanam
(legowo)

Pemasangan bubu
(Pomacea, Sp)
- Siput hidup di air, dpt bertahan
di dlm tanah selama 6 bln bila
kekeringan
- Setiap bulan bertelur lebih dari
1000 butir
- Telur berkelompok berwarna
merah muda
- Diletakkan pd bagian tanaman,
benda2 mengapung, tepi
pematang, dinding saluran
irigasi
- Telur menetas antara 7 – 14 hari
- Menyenangi tanaman muda (di
pesemaian & tan umur 1-3 mgg)
B. Gejala Serangan

- Tanaman terserang
rebah
- Serangan hebat pd
tanaman berumur 1-3
mgg atau di pesemaian
C. Pengendalian
- Pemasangan saringan di
saluran irigasi
- Pemasangan pagar
plastik di pesemaian
- Penggunaan Kapur 50 –
100 kg/ha
- Memasang ajir-ajir
perangkap kelp. Telur
- Pengumpulan kelp. telur
Jenis-jenis
Ulat Grayak :

Mythimna separata Spodoptera litura


A. Ekobiologi

- Sayap ngengat bagian


depan berwarna coklat atau
keperak-perakan, sayap
belakang berwarna keputih-
putihan dengan bercak
hitam. Malam hari ngengat
dapat terbang sejauh 5
kilometer.
- Telur berbentuk hampir bulat
dengan bagian datar melekat
pada daun (kadang-kadang
tersusun 2 lapis), berwarna
coklat kekuning-kuningan
diletakkan berkelompok (masing-
masing berisi 25 - 500 butir)
yang bentuknya bermacam-
macam pada daun atau bagian
tanaman lainnya. Kelompok telur
tertutup bulu seperti beludru
yang berasal dari bulu-bulu
tubuh bagian ujung ngengat
betina. 
- Larva mempunyai
warna yang bervariasi.
Ulat yang baru menetas
berwarna hijau muda,
bagian sisi coklat tua
atau hitam kecoklatan
dan hidup
berkelompok
- Ulat berkepompong dalam
tanah dalam bentuk pupa  
(kokon), berwarna coklat
kemerahan dengan
panjang sekitar 1,6 cm.
Stadium pupa berkisar
antara 30 - 60 hari, lama
stadium telur 2 - 4 hari.
Larva terdiri dari 5 instar.
Seekor  ngengat betina
dapat meletakkan 2000 -
3000 telur.
B. Gejala Serangan
    Larva yang masih kecil merusak
daun dengan meninggalkan sisa-
sisa epidermis bagian
atas/transparan dan tinggal tulang-
tulang daun saja. Larva instar lanjut
merusak tulang daun. Biasanya
larva berada di permukaan bawah
daun menyerang secara serentak
berkelompok, serangan berat dapat
menyebabkan tanaman gundul
karena daun habis dimakan ulat.
Serangan berat umumnya terjadi
pada musim kemarau
C. Pengendalian
 Cara mekanis : 
Menggunakan perangkap
lampu, dan perangkap sex
feromonoids
 Cara biologi : Penggunaan
Agens Hayati Sl-NPV
 Cara kimiawi :  
Aplikasi Insektisida yang efektif
dan terdaftar pd stadia larva
instar 1, 2, dan 3
( Orseolia Oryzae )

Ekobiologi
 Ganjur dewasa berukuran seperti nyamuk
 Mempunyai abdomen berwarna cerah
 Dewasa aktif malam hari
 Telur diletakan pada permukaan bawah
daun/pelepah daun
 Stadia telur 4 hari
 Fase larva 18 hari Ganjur dewasa
 Larva masuk kedalam titik tumbuh
melalui pelepah daun memakan tunas
baru
 Fase pupa 6 hari
 Dewasa berumur 1 minggu

Telur
Gejala Serangan

 Larva ganjur
menyerang titik
tumbuh
 Tanaman/ tunas
tumbuh tidak normal
seperti daun bawang
disebut Puru
Pengendalian
1. Pola Tanam
- Tanam serempak
- Pergiliran tanaman
- Tanam lebih awal
- Pengaturan air
- Pemupukan berimbang

2. Pengendalian secara
kimiawi
- Pemakaian insektisida
butiran dilakukan bila
serangan telah mencapai
AP ≥ 5 %
- Perendaman bibit dengan
insektisida sistemik
HAMA PUTIH
(Nymphula depunctalis)

Ekobiologi
 Dewasa berukuran panjang 6
mm, lebar sayap 15 mm.
 Aktif malam hari
 Telur diletakkan pada
permukaan bawah daun
 Larva pada umumnya ditemui
pada bibit umur tua di
persemaian dan pada bibit
yang baru dipindahkan
Gejala Serangan
 Larva merusak daun
tanaman sebelum
anakan maksimum
 Larva memotong daun,
dan potongan daun
tersebut digunakan
untuk membungkus
dirinya
 Tanaman yang
terserang berat tampak
putih
Pengendalian

 1. Tanam Serempak

 2. Pengeringan sawah

 3. Menggunakan
insektisida anjuran
HAMA PUTIH PALSU
( Cnaphalocrosis medinalis )

Ekobiologi
 Dewasa meletakan telur
dipermukaan daun
 Larva makan jaringan
daun yang menuju tua
 Larva melipat daun
Dewasa
 Pembentukkan pupa
terjadi didalam bagian
telur
daun yang melipat

Larva
Gejala Serangan

 Daun terlipat
berwarna putih
 Kerusakan berat,
tanaman tampak
terbakar
Pengendalian

 Tanam Serempak
 Pemanfaatan Musuh alami
 Parasitoid
 Predator
 Penggunaan insektisida
yang dianjurkan bila telah
mencapai AP 25 %
HAMA KEPINDING TANAH
( Scotinophora Sp )

Ekobiologi
 Dewasa berwarna hitam
 Siklus hidup :
- Telur – nimfa – Dewasa
 Nimfa dan Dewasa menghisap
cairan tanaman
 Menyukai keadaan lembab
 Pada tanaman tua, menghisap
pelepah daun dekat pangkal batang
Gejala Serangan
 Bagian tanaman
disekitar lubang hisapan
berubah menjadi coklat
 Ujung, tepi daun,tengah
daun atau keseluruhan
tanaman dapat menjadi
kering
Pengendalian

 Tanam Serempak
 Penggunaan Predator
 Penggunaan insektisida
anjuran
PENYAKIT UTAMA PADI
1. Penyakit Blas
( Pyricularia grisea )

 Gejala Serangan
 Gejala awal adanya bercak kecil pada
daun berwarna coklat
 Gejala lanjut, bagian tengah bercak
berwarna keputih-putihan yang diikuti
warna abu-abu
 Pada pinggirannya berwarna
coklat/kecoklat-coklatan
 Bentuk bercak khas BELAH KETUPAT
 Bercak yang sudah berkembang dan
banyak dalam satu daun, daunakan
mengering dan mati
 Gejala pada leher malai, berwarna
coklat keabu-abuan
 Leher malai mudah patah, pengisian
malai terganggu
 Bulir padi menjadi hampa
Daun, Batang dan malai yang terserang
Pengendalian

 Pengolahan Tanah sempurna


 Penggunaan benih sehat dan Varietas
tahan,Perlakuan Benih ( seed treatment)
 Pengaturan jarak tanam (legowo)
 Pengaturan air
 Penggunaan pupuk berimbang
 Hindari pupuk N dosis tinggi
 Bila perlu aplikasi fungisida yang dinajurkan
( Fuanmur , Blas )
Penyakit
Hawar Daun Bakteri/BLB
(Xanthomonas Campestris)

 Gejala Serangan
 Gejala hawar daun dimulai dari
tepi daun berwarna kuning
cepat berubah oranye atau
mengering
 Laju infeksi akan tinggi apabila
daerah tersebut hujan yang
diikuti dengan angin
Pengendalian

 Penggunaan varietas toleran


 Penggunaan pupuk berimbang
 Pengaturan jarak tanam (legowo)
 Bila perlu penggunaan Bakterisida
 Penyemprotan Dengan Coryne Bacterium
dari semenjak persemaian sampai umur 40
HST dosis 2,5 lt / Ha
Penyakit Bercak Coklat
( Helminthosporium Oryzae )

 Gejala Serangan
 Bercak khas pada daun
berbentuk oval
 Berukuran dan berbentuk
seperti biji wijen
 Bentuknya relatif serupa dan
tersebar merata pada
permukaan daun
 Bercak yang baru/masih kecil,
melingkar dengan diameter
0,05-1cm berwarna gelap
coklat
 Bercak-bercak lebih besar dan
tidak berbentuk garis
Pengendalian

 Budidaya tanaman sehat


 Tanam serempak
 Pemupukan berimbang
 Bila perlu penggunaan
Fungisida
Penyakit
Bercak Daun Coklat Sempit
( Cercospora Oryzae )

 Gejala Serangan
 Gejala berupa bercak-bercak
pendek,sempit,coklat berbentuk
garis pada daun/pelepah
 Gejala garis coklat memanjang
pararel dengan tulang daun
 Bercak berukuran panjang 2-
10mm, lebar 1mm
Pengendalian

 Budidaya tanaman sehat


 Tanam serempak
 Pemupukan berimbang
 Pengaturan jarak tanam
 Bila perlu penggunaan Fungisida
Penyakit Kerdil Rumput
 Penyakit kerdil ini disebabkan oleh :
Virus
 Virus ditularkan oleh vektor : Hama
Wereng Coklat (Nilavarvata lugens)

 Gejala Serangan
 Tanaman yang terinfeksi menjadi
kerdil
 Jumlah anakan berlebihan (tampak
seperti rumput)
 Daunnya sempit,kaku,pendek
berwarna hijau pucat sampai hijau
 Produksi malai sedikit dan hampa
Pengendalian

 Eradikasi selektif / total


 Pengendalian vektor dengan insektisida
Kerdil Hampa
 Kerdil hampa disebabkan oleh : Virus
 Penyebaran Virus ditularkan oleh : vektor
Hama Wereng Coklat

 Gejala Serangan
 Peertumbuhan terhambat
 Daun bendera terpelintir,
memendek
 Berbunga terlambat dan malai
muncul tidak sempurna
 Anakan bercabang dari buku-buku
atas
Pengendalian

 Eradikasi selektif / total


Pengendalian vektor dengan insektisida
Penyakit Tungro

Istilah tungro berasal dari Filipina yang berarti :
Pertumbuhan terhambat (kerdil)
 Tungro disebabkan oleh : Virus
 Virus ditularkan oleh : Hama Wereng Hijau : -
Nephotettix Virescens
- Nephotettix nigrovictus
 Hama Wereng Loreng Recilia dorsalis

 Gejala Serangan
 Rumpun yang terinfeksi pertumbuhannya terhambat
 Warna daun berubah menjadi kuning
 Perubahan warna daun dimulai dari ujung daun meluas
kebagian pangkal daun
 Gejala kuning pada tanaman muda dapat hilang, karena
bertambahnya umur tanaman,sehingga seolah-olah
tanaman menjadi sembuh
 Tanaman yang terinfeksi tumbuh
kerdil
 Jumlah anakan sedikit
 Helaian daun dan pelepah
memendek
 Bagian bawah helai daun muda
terjepit oleh pelepah daun,
sehingga daun
terpelintir/menggulung sedikit
 Malai pendek
 Gabah tidak terisi sempurna
 Infeksi dapat terjadi mulai dari
persemaian
 Bila terinfeksi dipersemaian, gejala
akan tampak pada tanaman umur
2-3 mst
Pengendalian
 Penggunaan varietas toleran
 Tanam Serempak
 Pergiliran tanaman
 Eradikasi Selektif / Total
 Eradikasi Sumber infeksi (Singgang,rumput-
rumput inang)
 Pengendalian vektor dengan insektisioda
Penyakit Hawar Pelepah
( Rhizoctonia Solani )

 Gejala Serangan
 Bercak abu-abu kehijauan yang
berkembang pada pelepahdaun
dekat permukaan air
 Bercak berbentuk elif atau oval
memanjang 2-3 cm kemudian
menyatu
 Gejala biasanya menyatu selama
pembungaan atau fase
pemasakan
 infeksi berat, butir tidak terisi
sempurna
Pengendalian

 Penanaman varietas toleran


 Tanam serempak
 Pemupukan berimbang
 Pengaturan jarak tanam (legowo)
 Penggunaan pupuk N tidak berlebihan

Anda mungkin juga menyukai