Anda di halaman 1dari 36

PENGGEREK BATANG PADI

 Ada 6 Jenis :

1. P. btg padi kuning (Scirpophaga incertulas)

2. P. btg padi putih


(Scirpophaga innotata)
3. P. btg padi bergaris
(Chilo suppressalis)
4. P. btg padi merah jambu
(Sesamia inferens)
5. P.btg padi kepala hitam
(Chilo polychrysus)
6. P. Btg padi Chilo auricilius
BEBERAPA JENIS PENGGEREK BATANG PADI YANG ADA DI INDONESIA

1. Penggerek Batang Padi Kuning (Tryporyza incertulas Wlker) Famili Pyralidae


Ngengat/Imago
- Ngengat jantan berwarna kuning dan mempunyai bintik-bintik gelap pada sayap depan.
- Ngengat betina berwarna kuning dengan sebuah titik hitam di bagian tengah sayapnya.
- Panjang ngengat jantan 14 mm, dan ngengat betina 17 mm.
- Ngengat aktif pada malam hari dan tertarik cahaya.
- Jangkauan terbang 5 – 10 km.
- Lama hidup ngengat 5 – 10 hari dengan siklus hidup 39 – 58 hari
Telur
- Berkelompok 50 – 150 butir/kelompok.
- Ditutup bulu halus berwarna coklat kekuningan.
- Diletakkan pada daun waktu malam hari pukul 19.00 – 22.00 selama 3 – 5
malam sejak malam pertama.
- Keperidian 100 – 600 butir perbetina.
- Stadium telur 6 – 7 hari.
Larva/Ulat
- Warna putih kekuningan sampai kehijauan
- Panjang maksimum 25 mm.
- Stadium larva 28 – 35 hari, terdiri atas 5 – 7 instar
Pupa/Kepompong
- Warna kekuning-kuningan atau agak putih.
- Kokon berupa selaput benang, berwarna putih
- Panjang 12 – 15 mm.
- Stadium pupa 6 - 13 hari.
Karaktristik PBP Kuning :
- Kelompok telur diletakkan pada daun bagian ujung.
- Hanya seekor larva dalam satu batang.
- Pupa berada di dalam pangkal tunas di bawah permukaan tanah.
Dinamika populasi
- Perubahan kepadatan populasi dipengaruhi oleh iklim
( curah hujan, suhu, kelembaban dan varietas padi ).
SIKLUS HIDUP PBP KUNING

Telur
(6-7 hari)

Ngengat Larva, 5-7 instar


(28 – 35 hari)
(5-10 hari)

Pupa
(6-13 hari)
2. Penggerek Batang Padi Putih ( Tryporyza innotata Wlker) Famili Pyralidae
Ngengat/Imago
- Warna putih
- Panjang betina 13 mm dan panjang jantan 11 mm.
- Tertarik cahaya
Telur
- Berkelompok 170 – 260 butir/kelompok.
- Ditutup bulu halus berwarna coklat kekuningan.
- Diletakkan pada permukaan atas daun atau pelepah
- Stadium telur 4 – 9 hari.
Larva
- Mirip Penggerek Batang Padi Kuning
- Panjang maksimum 21 mm.
- Warna putih kekuningan.
- Stadium 19 – 31 hari kalau mengalami diapose dapat berlangsung selama 3 bulan.
Pupa
- Stadium pupa 6 – 12 hari.
Karaktristik PBP Putih.
- Pada musim kemarau larva instar akhir tidak langsung jadi kepompong, tetapi
mengalami masa istirahat (diapose) di dalam pangkal batang singgang,
lamanya diapose tergantung lamanya musim kemarau.
- Setelah turun hujan dan tanah lembab, larva yang berdiapose akan
menjadi pupa dan selanjutnya menjadi ngengat.
- Masa terbang ngengat terjadi hampir bersamaan dan bertelur pada pesemaian.
- Perkembangan populasi dipengaruhi iklim (curah hujan), irigasi dan musuh alami
3. Penggerek Batang Padi Bargaris (Chilo supperralis Walker) Famili
Pyralidae
Ngengat/Imago
- Kepala berwarna coklat muda.
- Warna sayap depan coklat tua dan vena sayap nampak jelas.
- Panjang betina 13 mm .
Telur
- Berkelompok 20 – 150 butir/kelompok.
- Diletakkan pada permukaan bawah daun bagian pangkal atau pelepah
- Seperti sisik warna putih tidak ditutupi bulu
- Stadium telur 4 –7 hari.
Larva
- Warna abu-abu, kepala coklat dengan 5 garis coklat sepanjang tubuhnya.
- Panjang Maksimum 26 mm.
- Stadium 33 hari.
- Tiap batang dapat dihuni beberapa ekor ulat.
- Stadium larva 33 hari.
Pupa
- Warna pupa coklat tua.
- .Stadium pupa 6 hari
4. Penggerek Batang Padi Kepala Hitam (Chilo polychrysus
Meyrick ) Famili Pyralidae
Ngengat/Imago
- Kepala berwarna hitam
- Sayap depan bersisik, bagian tengah keperakan
- Sayap belakang kuning muda .
- Panjang 10 - 13 mm .
Telur
- Berkelompok diletakkan pada daun dekat pangkal atau pelepah
- Tidak tertutup sisik.
- Stadium telur 6 hari.
Larva
- Warna kepala hitam
- Panjang maksimum 24 mm
- Tiap batang dapat dihuni beberapa ekor ulat.
- Stadium larva 30 hari.
Pupa
- Warna pupa coklat tua.
- .Stadium pupa 6 hari
5. Penggerek Batang Padi Merah Jambu (Sesania inferens Walker) Famili Noctuidae
Ngengat/Imago
- Berwarna coklat
- Sayap depan bergaris coklat tua memanjang.
- Sayap belakang putih
- Panjang 14 - 17 mm .
Telur
- Dalam barisan mirip manik-manik, di antara pelepah daun batang padi.
- Per kelompok 2 – 3 baris dan terdapat 30 – 100 butir telur
- Stadium telur 6 – 10 hari.
Larva
- Warna kepala merah jambu
- Panjang maksimum 35 mm
- Tiap batang dapat dihuni beberapa ekor ulat.
- Stadium larva 28 - 56 hari.
Pupa
- Warna pupa coklat tua.
- Stadium pupa 8 - 11 hari
Penggerek Batang Padi (lanjutan)
 Gejala kerusakan :
a. SUNDEP  fase vegetatif, yi:
matinya pucuk tanaman
karena batangnya
digerek
b. BELUK  fase generatif, yi: malai
hampa, berwarna putih
dan berdiri tegak

 Stadia tanaman padi yang rentan


diserang Penggerek Batang Padi
adalah mulai pembibitan s/d
pembentukan malai

 Rekomendasi Pengendalian :
MANUVER 400 SL
WERENG COKLAT (Nilaparvata lugens)

 Serangga dewasa berwarna coklat kekuningan


sampai coklat tua
 Panjang badan: 2 – 4,5 mm

 Telur berwarna transparan keputihan, lonjong


tersusun seperti buah pisang
 Telur diletakkan di dlm jaringan pelepah daun
secara berkelompok
 Akan menetas setelah 7 – 10 hari
Wereng Coklat (lanjutan …)

 Telur menetas menjadi nimfa (5


instar)
 Periode nimfa berkisar antara 12
– 15 hari
 Serangga dewasa dan nimfa
biasanya menetap di bagian
pangkal batang padi dan
mengisap cairan pelepah

 Gejala awal : helai daun yang


paling tua menguning dan timbul
jamur jelaga
Gejala WBC pada persemaian padi
 Dikenal juga dengan hopperburn,
yi: tanaman menguning dan
cepat mengering
 Rekomendasi Pengendalian :
DAGGER 200 SL
Gejala WBC pada pertanaman padi
SIKLUS HIDUP WERENG COKLAT
Wereng Hijau (Nephotettix virescens Distant)

N. virescens menghisap cairan dari tanaman yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Nimfa
instar awal makannya sangat sedikit sehingga menyebabkan kerusakan kecil pada tanaman. Tanaman akan
mengalam kerusakan bila terdapat banyak nimfa instar akhir dan imago pada tanaman, karena terhisapnya
unsur-unsur hara dan cairan tanaman

Perkembangan wereng hijau dari telur sampai dewasa melalui 3 stadia, yaitu telur, nimfa, dan dewasa dengan
metamorfosis paurometabola.

Telur
Telur wereng hijau berbentuk bulat memanjang dan agak meruncing pada kedua ujungnya. Telur yang baru
diletakkan berwarna bening, kemudian menjadi putih kekuning-kuningan. Pada umur 2 atau 3 hari dua bintik
merah mulai tampak pada salah satu ujungnya. Bintik tersebut lebih nyata pada umur yang lebih tua dan ini
merupakan mata facet embrio
Serangga betina bertelur pada siang hari. Telur-telur diletakkan pada ibu tulang daun atau di pelepah daun.
Stadia telur wereng hijau tergantung pada keadaan fisik tumbuhan terutama suhu. Masa inkubasi telur antara
6 – 10 hari. Perkembangan 29º - 35ºC, dengan masa inkubasi 6,3 - 7,3 hari. Pada suhu yang lebih rendah masa
inkubasi bertambah lama. Sebagian besar telur menetas diwaktu pagi antara pukul 06.00 sampai 12.00, namun
pada suhu rendah (20ºC) waktu penetasan telur tersebar dari pagi sampai sore hati
Nimfa

Nimfa N. virescens terdiri atas 5 instar yang berlangsung keseluruhannya selama 13-18 hari. Nimfa muda
berwarna putih kekuningan. Setelah berganti kulit warnanya menjadi kuning atau hijau kekuningan hingga hijau
terang. Setiap kali akan berganti kulit nimfa tidak aktif dan tetap pada tempatnya. Nimfa dari telur yang
menetas akan segera bergerak menuju ke bagian atas tanaman dan berkumpul pada bagian bawah daun tua.
Pada instar ke-2 dan seterusnya nimfa-nimfa tersebut merata pada daun padi. Pada tanaman yang layu nimfa
berkumpul pada bagian pangkal pelepah daun

Imago

Wereng hijau yang baru menjadi dewasa berwarna kekuning-kuningan. Warna tersebut secara bertahap
berubah menjadi hijau kekuning-kuningan yang akhirnya berubah menjadi hijau dalam waktu ± 3 jam. Wereng
hijau menjadi dewasa pada waktu pagi. Imago jantan dan betina dapat hidup sampai 20 hari. Imago wereng
hijau mempunyai tanda pada sayap bagian bawah yang lebih hitam dibanding dengan yang lain. Wereng hijau
betina dapat menghasilkan telur sampai 300 butir. Produksi telur wereng hijau yang tertinggi terjadi pada suhu
antara 29º- 33º C. Pada suhu 20º C imago betina mati sebelum bertelur, sedangkan pada suhu 35º C produksi
telur rata-rata rendah karena masa imago leih pendek pada suhu itu

Rekomendasi Pengendalian :
DAGGER 200 SL
Ganjur (Orselia oryzae)

Serangga dewasa berbentuk seperti nyamuk, dengan ukuran panjang 4 – 5 mm, berwarna kemerahan.
Serangga ini aktif pada malam hari dan tertarik cahaya lampu.
Telur yang baru menetas diletakkan berwarna putih, dua hari kemudian akan menetas
Larva tinggal di dalam titik tumbuh yang mengakibatkan terbentuknya puru. Puru berbentuk tabung
memanjang seperti daun bawang, berwarna putih kotor, hijau pucat atau hijau kekuningan dengan
ujung berwarna hijau. Adanya puru ini dapat dijadikan tanda bahwa tanaman terserang ganjur.
Serangan ganjur menyebabkan anakan padi bertambah banyak. Semakin berat serangan pada fase vegetatif,
semakin banyak anakan terbentuk dari puru-puru ganjur.

Serangga dewasa Ganjur Gejala Serangan Ganjur


Lalat Bibit (Hydrellia philippina)

Lalat bibit menyerang tanaman padi yang baru ditanam pindah pada
sawah yang selalu tergenang. Stadia yang merusak adalah larvanya
Larva lalat bibit berwarna kuning kehijau-hijauan yang berada ditengah-
tengah daun yang masih menggulung
Gejala kerusakan berupa bercak-bercak kuning disepanjang tepi daun
yang baru muncul dan daun yang terserang akan berubah bentuk,
anakannya menjadi berkurang
HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera mauritia)
(Spodoptera exempta)

 Ngengat : aktif pd malam hari, siang istirahat


di dasar tanaman
sangat tertarik dengan cahaya
berwarna coklat dengan ukuran 2-3 cm

 Telur : berwarna putih – kuning – coklat


ditutupi oleh bulu sprt kapas
diletakkan pd daun muda secara berkelompok
(ada sekitar 50 – 400 butir)
 Larva : terdiri dari 6 instar
instar 1/2 : berwarna putih/kekuningan dgn kepala
berwarna coklat-hitam Lanjutan….
biasanya berkelompok
memakan permukaan sebelah bawah daun
(daun menerawang)
instar 3/4 : terpencar (sendiri2)
malam hari aktif, siang hari berlindung
memakan daun  lubang bekas gigitan
Insatr 5/6 : terpencar (sendiri2)
malam hari aktif
memotong leher malai
 Pupa : instar 6 menjelang pupa, menjatuhkan
diri dan masuk ke dalam tanah
 Fase kritis :
 Mulai pembibitan  masa pengisian

Rekomendasi Pengendalian : BIOCIS 25 EC


HAMA PUTIH (Nymphula depunctalis)

 Ngengat : berwarna putih bersih, dgn ukuran tubuh:


2 -3 cm
aktif pada malam hari / tertarik cahaya
 Telur : berwarna kuning terang, diletakkan satu-satu
pada daun muda padi
 Larva : berwarna krem pucat pada instar 1, lalu
menjadi kehijauan pd instar kedua s/d kelima
larva hidup di dalam tabung yang dibuat dari
pucuk daun yang digulung, dekat permukaan
/di bawah air

 Siklus hidup : 35 hari


lanjutan

 Gejala : tanaman padi tampak berwarna putih


adanya daun terpotong seperti digunting

 Fase kritis :
Pembibitan  stadia anakan

REKOMENDASI :
BIOCIS 25 EC
HAMA PUTIH PALSU (Cnaphalocrosis medinalis)

 Ngengat : bersayap mengkilat berwarna coklat


muda,terdapat 3 pita hitam(sayap depan)
, dgn ukuran tubuh 10-12 mm
aktif pd malam hari / tertarik cahaya
Pada saat istirahat, ngengat mem-
bentuk segitiga

 Telur : berwarna kuning pucat, lonjong/oval


diletakkan satu2 atau dalam bentuk
barisan di permukaa bawah daun
lanjutan
 Larva :
- instar 1, memakan daun muda pd lapisan
permukaan daun, tetapi tidak menggulung
daun
- instar 2 s/d 5, menggulung daun

 Gejala :
daun menggulung, dimana tepi daun saling
merekat dan berwarna puti

 Siklus hidup : 30 – 60 hari


 Fase kritis :
Anakan maksimum  fase pematangan
REKOMENDASI :
BIOCIS 25 EC
WALANG SANGIT (Leptocorisa oratorius)

 Imago:
- berbentuk pipih memanjang
- berwarna hijau kekuningan s/d abu-abu
- panjang tubuh : 1,4 – 3 cm
- mengeluarkan bau tidak sedap

 Telur :
- berwarna coklat kemerahan dan berubah
jkadi
hitam saat hampir menetas
- diletakkan pada permukaan daun, berbaris
lanjutan
 Walang sangit akti pada pagi/sore hari, siang hari
bersembunyi di antara daun2 padi
 Nimfa : yang baru menetas berwarna hijau-kuning
 Baik nimfa maupun imago menyerang padi pada
saat masak susu, shg bulir padi menjadi hampa
atau setengah hampa  bekas tusukkan ber-
warna coklat
 beras mengapur dan berubah warna

 Fase kritis :
keluarnya malai s/d matang susu
REKOMENDASI :
Biocis 25 EC
KEPINDING TANAH (Scotinophara coarctata)

 Imago, berwarna hitam kecoklatan dgn panjang


tubuh
1 cm, hidup berkelompok pada pangakal
rumpun
padi
 Telur diletakkan secara berkelompok pd pgkl
rumpun
padi, yang disukai adalah bagian yang busuk
 Imago/nimfa aktif pada pagi/sore hari,
bersembunyi
pada siang hari (dicelah2 rumpun),
tertarik cahaya
lanjutan

 Gejala kerusakan, didaerah sekitar lubang bekas


hisapan berubah warna menjadi coklat mirip
gejala penyaki blas
Gejala seperti sundep/beluk umum terjadi,
shg gabah menjadi setengah berisi atau hampa
 Fase Kritis :
pembibitan s/d tanaman dewasa
 Siklus hidup : 28- 35 hari

REKOMENDASI :
BIOCIS 25 EC
KEONG EMAS (Pomacea canaliculata)
 Keon emas merusak tanaman dengan cara
memarut jaringan tanaman dan memakannya
 adanya bibit yang hilang dipertanaman
 bekas potongan daun/batang terlihat
mengambang

 Keberadaannya dilapang, ditandai adanya


telur berwarna merah muda

 Waktu kritis untuk mengendalikan keong emas


adalah pada saat 10 hari setelah tanam (pindah)
hingga 21 hari
REKOMENDASI :
FATAL 250 EC ( 1,5 – 2,0 ml/l air)
TIKUS SAWAH
Tikus sawah termasuk binatang menyusui pengerat. Bentuk tikus sawah hampir sama dengan
tikus rumah (Rattusratus diardi). Namun telinga dan ekor tikus sawah lebihpendek
dibandingkan dengan tikus rumah. Panjang kepalabadan dan tungkai belakang tikus dewasa
170-208 mm dan 34-43 mm. Ekor lebih pendek daripada panjang kepala-badan dengan
perbandingan 96,4 : 100. Telinga pendek dan tebal,warna bulu bagian punggung (dorsal ),
coklat kekuningan dengan bercak hitam di setiap bulunya. Warna tubuh bagian ventral putih
keperakan atau putih keabuan, dan ekor berwarna hitam.Tikus betina mempunyai 12 kelenjar
susu, sepasang di terdapat di bagian dada (pectoral), dua pasang di bagian setelah
pertengahan tubuh dan sebelum perut (postaksial), sepasang di bagian perut (abdomen) dan
dua pasang di bagian sekitar perbatasan antara perut dengan pangkal lipatan paha (inguinal).
Biji-bijian merupakan jenis makanan yang paling disukai. Disamping itu, kepiting, udang, serangga,
dan bagian tanaman lainnya juga menjadi bagian konsumsi tikus ini. Ada strategi yang
dikembangkan tikus sawah agar tahan terhadap kelaparan. Saat ketersediaan pakan dalam
jumlah melimpah, ia akan makan sebanyak-banyaknya untukmenimbun lemak dalam
tubuhnya. Sehingga tatkala pakan dalam jumlah kurang mencukupi, cadangan lemak ini yang
akan digunakan untuk mempertahankan hidupnya. Tikus sawah seringkali melakukan migrasi
untuk mencari pakan yang mencukupi. Migrasi ini bisa sampai sejauh 1-2 km dari tempat
semula. Pemukiman, gudang maupun areal sekitar persawahan yang cukup pakannya,
merupakan tujuan migrasinya.
Kemampuan perkembangbiakan dari tikus sawah cukup tinggi. Jumlah populasinya dapat meningkat pesat
dalam waktu yang relatif pendek. Variasi jumlah anak tikus dari satu kelahiran antara 6-18 ekor
dengan rata-rata 10,8 ekor untuk musim kemarau dan 10,7 ekor untuk musim penghujan. Dengan
perbandingan jenis kelamin yang dilahirkan atau seks ratio 1:1. Pada stadium padi bunting merupakan
awal musim perkembangbiakan tikus. Ditandai dengan mulai aktifnya tikus jantan membuahi tikus betina
yang selalu dalam keadaan aktif. Dalam satu musim tanam, tikus betina dapat melahirkan 2-3 kali. Hal ini
berarti, satu induk betina mampu menurunkan anak minimal 100 ekor/tahun.
Ketika umur 28 hari, tikus betina sudah mencapai kematangan hormon dan alat reproduksinya (gonad) . Hal ini
ditandai dengan membukanya vagina. Pada umur 40 hari dapat dijumpai yang sudah bunting. Masa
kehamilan tikus 19-23 hari (rata-rata 21 hari). Dalam waktu 2x24 jam setelah melahirkan,tikus betina
mampu bunting kembali. Pada berbagai stadium tanaman, tikus sawah mampu beradaptasi terhadap
ketersediaan sumber pakannya.
Sarang termasuk sederhana karena hanya digunakan sebagai tempat tinggal sementara. Kondisi individu pada
tiap-tiap sistim sarang berubah-ubah seiring dengan perubahan musim perkembangbiakan.
PENYAKIT BLB/kresek (Xanthomonas campestris)

 Gejala penyakit :
adanya bercak berwarna kuning sampai
putih,bercak bisa mulai dari salah satu atau
keduatepi daun, berkembang hingga tepi
daun atau seluruh daun menjadi kering

 Serangan pada pembibitan, mengakibatkan


bibit menjadi kering

REKOMENDASI :

1. ZIFLO 90 WP
2. NEFOS 45 WP
PENYAKIT BLS/bakteri bergaris (Xanthomonas spp)

 Gejala :
- bercak kuning dan tembus cahaya diantara
pembuluh daun
- lalu bercak membesar menjadi berwarna
coklat

 Stadia tanaman yang rentan :


fase anakan sampai fase pematangan
PENYAKIT BLAS (Pyricularia grisea)

 Gejala :
- adanya bercak berbentuk belah ketupat
(lebar ditengahn dan meruncing di kedua
ujungnya)
- awalnya bagian tengah bercak berwarna
kuning, namun lama2 berubah menjadi
berwarna abu2
 Infeksi juga bisa terjadi pada ruas batang dan leher malai
 Leher malai yg terinfeksi berubah menjadi kehitam-hitaman dan patah (mirip beluk)
 Blas menyerang tan. Padi pada setiap fase Pertumbuhan
 Terjadi pembusukan gelang buku pada tanaman padi yang telah keluar malai. Buku yang terserang
berwarna coklat, mengkerut, mudah patah. Malai padi tidak terisi penuh bahkan hampa.
Terjadi busuk leher (neck rot), pangkal batang tanaman secara keseluruhan mengkerut, berwarna coklat
kehitaman, mudah rebah. Malai padi pada tingkat serangan ini hampa.
Pengendalian diarahkan pada tehnis penanaman yang lebih baik, menghindari pemakaian pupuk Nitrogen
yang berlebihan, tanam varietas yang tahan, dan membakar sisa tanaman yang terserang.
BUSUK PELEPAH DAUN BENDERA (Sarocladium oryzae)

Gejala awal berupa bercak berbentuk bulat memanjang hingga tidak teratur dengan
panjang 0,5 – 1,0 cm. Bercak berwarna abu-abu ditengahnya dan coklat atau
coklat abu-abu di pinggirnya. Bercak membesar, sering bersambungan dan bisa
menutupi seluruh pelepah daun.
Infeksi terjadi pada pelepah daun paling atas yang menutupi malai muda pada akhir
fase bunting. Infeksi berat menyebabkan malai hanya muncul sebagian dan
mengerut. Stadia tanaman yang paling rentan adalah saat keluar malai sampai
matang susu

Akibat infeksi yang berat


Malai hanya muncul sebagian
PENYAKIT HAWAR PELEPAH (Rhizoctonia solani)

 Gejala : Bercak pada pelepah daun, kadang-kadang sampai daun bendera.


Bercak pertama timbul dari pelepah daun bagian bawah, mula-mula
berwarna abu-abu kejiauan berbentuk bulat panjang atau elips. Bercak
membesar dan memanjang hingga 2 – 3 cm, warnanya menjadi putih
keabu-abuan dengan tepi berwarna coklat. Pada serangan berat seluruh
daun menjadi hawar
 Sering muncul ketika suhu udara dan kelembaban tinggi, dan pemupukan
tinggi
 Penyakit ini dapat terlihat pada stadia anakan sampai stadia matang susu
Bercak Daun Coklat Bergaris (Cercospora oryzae)

 Gejala :
Pada daun timbul bercak sempit dan berwarna
kemerah-merahan yang sejajar dengan tulang daun.
Bercak tersebut makin ke tepi daun warnanya makin
pucat.

REKOMENDASI :
RENZO 250 EC, ZIFLO 90 WP
PENYAKIT BERCAK DAUN Coklat (Helminthosporium oryzae)

 Gejala :
Bercak coklat pada daun dan kulit gabah, pada daun berbentuk oval dan merata
penyebarannya dipermukaan daun sedangkan di kulit gabah bercak berwarna
hitam atau coklat gelap. Bercak daun yang telah berkembang sepenuhnya
berwarna coklat dengan titik tengah berwarna abu-abu keputihan, sedangkan
bercak muda berwarna coklat gelap atau sedikit ungu membulat
Rekomendasi Pengendalian : ZIFLO 90 WP, RENZO 250 EC
Kerdil Hampa –
Oleh W. Coklat

Tungro –
Oleh W. hijau

Kerdil Rumput –
Oleh W. Coklat

Anda mungkin juga menyukai