Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Jagung
Rukmana (2007) mengatakan bahwa dalam sistematika (taksonomi)
tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivision. : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales (graminales)
Family : Poaceae (graminae)
Genus. : Zea
Spesies : Zea mays L.
Tanaman Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan aneka biji
dari keluarga aneka rumput. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman
pangan yang penting, selain Padi dan Gandum. Tanaman Jagung berasal dari
Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang
Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke
Asia termasuk Indonesia (Prahasta, 2009).
Jagung merupakan komoditi strategis kedua setelah padi karena
dibeberapa daerah, Jagung masih merupakan bahan makanan pokok kedua
setelah beras. Jagung juga mempunyai arti penting dalam pengembangan
industri di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan
maupun industri pakan ternak khusus pakan ayam (Rukmana, 2009).
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga type
akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh
radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang, akar ini tumbuh
dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dari permukaan tanah. Sementara
akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat
permukaan tanah (Purwono dan Hartono, 2005).
Batang tanaman jagung berbentuk silindris, yang masih muda berwarna
hijau dan rasanya manis karena banyak mengandung zat gula, beruas-ruas, dan
pada bagian pangkal beruas sangat pendek dengan jumlah sekitar 8-20 ruas.
Ratarata panjang tanaman jagung antara satu sampai tiga meter (Purwono dan
Hartono, 2005).
Paeru dan Dewi, (2017) mengatakan bahwa tanaman jagung memiliki
daun yang panjang dan lebarnya agak seragam. Lembar daun berselang-seling
dan berbentuk seperti rumput. Tulang daun terlihat jelas dengan bentuk
termasuk tulang daun sejajar. Tanaman jagung memiliki jumlah daun 8 – 48
helai. Daun tanaman jagung terdiri atas 3 bagian, yaitu bagian kelopak daun,
lidah daun, serta helai daun. Kelopak daun umumnya membungkus batang.
Antara kelopak daun dengan helaian daun terdapat lidah daun yang memiliki
bulu dan berlemak yang disebut ligula yang memiliki fungsi untuk mencegah
air untuk masuk kedalam kelopak daun dan batang.
Bunga jagung juga termasuk bunga tidak lengkap karena tidak memiliki
petal dan sepal. Alat kelamin jantan dan betinanya juga berada pada bunga
yang berbeda sehingga disebut bunga tidak sempurna. Bunga jantan terdapat
di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke -6 atau ke -8
dari bunga jantan (Paeru dan Dewi, 2017).
Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae,
yang disebut floret. Dua floret diabatsi oleh sepasang glumae (gluma). Bunga
jantan tumbuh dibagian pucuk tanaman, berupa karangan bunga
(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga
betina tersusun dalam tongkol, yang tumbuh dari buku di antara batang dan
pelepah daun. Umumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol
produktif meskipun memiliki sejumlah betina.
Tanaman jagung mampu menghasilkan satu atau beberapa tongkol.
Tongkol jagung muncul dari buku ruas yang berupa tunas yang kemudian
berkembang menjadi tongkol jagung. Pada satu tongkol terdapat 200 – 400 biji
jagung yang tersusun rapi yang memiliki bentuk pipih dengan permukaan biji
jagung cembung atau cekung serta dasarnya memiliki bentuk yang runcing.
Biji jagung memiliki 3 bagian terpenting yaitu perikarp, endosperma dan
embrio (Paeru dan Dewi, 2017).
Budiman, (2013) mangatakan bahwa pada biji jagung terdiri atas empat
bagian utama, yaitu: kulit luar (perikarp) (5 %), lembaga (12 %), endosperma
(82 %) dan tudung biji (tin cap) (1 %). Kulit luar merupakan bagian yang
banyak mengandung serat kasar atau karobohidrat yang tidak larut (non pati),
lilin dan beberapa mineral. Lembaga banyak mengandung minyak. Total
kandungan minyak dari setiap biji jagung adalah 4 %. Sedangkan tudung biji
dan endosperm banyak mengandung apti. Pati dalam tudung biji adalah pati
yang bebas sedangkan pati pada endosperm terikat kuat dengan matriks
protein (gluten).
B. Hama pada Jagung
Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia,
ternak dan tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan
kegiatan budidaya tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman atau
hasilnya yang mana aktivitas hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian secara
ekonomis. Adanya suatu hewan dalam satu pertanaman sebelum menimbulkan
kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian ini belum termasuk hama.
Namun demikian potensi mereka sebagai hama perlu dimonitor dalam suatu
kegiatan yang disebut pemantauan (monitoring). Secara garis besar hewan
yang dapat menjadi hama dapat dari jenis serangga, moluska, tungau, tikus,
burung, atau mamalia besar. Hewan tersebut menjadi hama, namun di daerah
lain belum tentu menjadi hama (Dadang, 2006).
Ortega (1986) menggolongkan hama tanaman jagung menjadi: a) hama
yang menyerang benih, akar, dan bibit, serta hama yang dikelompokkan ke
dalamnya di antaranya, lalat bibit, ulat tanah, kumbang perusak akar, uret,
tirip, dan pengorok pucuk ; b) hama yang menyerang daun dan jaringan, hama
yang tergolong ke dalamnya diantaranya adalah: wereng daun jagung, ulat
grayak, tungau, kutu daun, wereng batang, dan belalang ; c) hama yang
menyerang batang, pelepah dan jaringan, dan hama yang tergolong di
dalamnya adalah: rayap, banyak spesies penggerek batang dan penggerek
tongkol, dan kumbang moncong; d) hama yang menyerang tongkol dan biji,
dan hama yang tergolong di dalamnya diantaranya: kepik, ngengat biji, bubuk
biji dan kumbang moncong penggerek biji.
Di pertanaman jagung ada beberapa jenis hama yang diantaranya
berstatus penting yaitu lalat bibit (Atherigona sp.), ulat tanah (Agrothis sp.),
lundi/uret (Phylophaga hellen),, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis),
ulat grayak (Spodoptera litura,, Mythimna sp.), penggerek tongkol
(Helicoverpa armigera), dan wereng jagung (Peregrinus maydis). Penyakit –
penyakit yang dapat menyerang tanaman jagung diantaranya penyakit bulai,
peyakit Virus Mozaik Kerdil, hawar daun, hawar upih daun,dan busuk
tongkol.
1) Lalat bibit (Atherigona sp.)
Lama hidup imago bervariasi antara lima sampai 23 hari dimana
umur imago betina dua kali lebih lama daripada imago jantan. Imago
sangat aktif terbang dan sangat tertarik pada kecambah atau tanaman yang
baru muncul di atas permukaan tanah. Imago berukuran panjang 2,5 mm
sampai 4,5 mm, Larva terdiri dari tiga instar yang berwarna putih krem
pada awalnya dan selanjutnya menjadi kuning hingga kuning gelap. Larva
yang menetas melubangi batang yang kemudian membuat terowongan
hingga pangkal batang dan berdampak muncul warna kuning pada
tanaman yang akhirnya tanaman mati (Susmawati, 2014)
2) lundi/uret (Phylophaga hellen)
Lundi atau uret adalah larva dari kumbang Phillophaga hellen. Hama
ini berwarna putih, bagian kaki berada di depan tubuh. Hama ini berada di
dalam tanah, menyerang pada awal musim hujan. Gejala serangan dari
hama ini adalah tanaman layu, rebah, bahkan mati karena perakarannya
terganggu.
3) ulat grayak (Spodoptera litura,, Mythimna sp.)
Hama ulat grayak Spodoptera sp . menyerang daun jagung manis
pada stadia larva. Telurnya bewarna putih sampai kekuning-kuningan, dan
berkelompok. Adapun gejala serangan yang ditimbulkan adalah daun
berlubang – lubang sampai tinggal tulang daunnya.
4) penggerek tongkol (Helicoverpa armigera)
Imago pada hama penggerek tongkol berwarna sawo kekuning-
kuningan dengan berbintik-bintik dan bergaris bewarna hitam. Imago
meletakkan telur pada rambut jagung manis, pucuk tanaman muda, atau
pucuk bunga jantan. Larva berbentuk silindris, panjangnya mencapai 3,5
cm, berwarna hijau, ungu, kuning atau coklat. Gejala serangan dari hama
ini adalah tongkol biji rusak atau bolong-bolong. Serangan berat
menyebabkan tongkol dan biji yang terserang busuk berulat, serta
penurunan hasil hingga 20 %.

Anda mungkin juga menyukai