Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Munculnya hama dapat mengancam produksi tanaman jagung. Pada
umumnya hama baru akan cepat berkembang karena ketersediaan makanan
yang melimpah, tetapi belum diikuti oleh musuh alaminya. Oleh karena itu,
munculnya hama pada jagung perlu mendapat perhatian serius agar hama
tidak sampai merusak pertanaman jagung.
Hasil pengamatan terdahulu menunjukkan bahwa serangan parah oleh
hama wereng dapat menyebabkan tanaman jagung mengalami gejala hopper-
burn, yaitu daun-daunnya mengering seperti terbakar. Tanaman jagung yang
diserang oleh hama ini tetapi belum terlalu parah menampakkan gejala
adanya jalur-jalur putih seperti kapas sejajar dengan tulang daun utamanya.
Dengan demikian, adanya jalur-jalur massa putih ini merupakan indikasi
oviposisi atau serangan awal hama wereng ini pada tanaman jagung
(Surtikanti, 2018:2). Jalur-jalur putih ini diduga merupakan massa lilin yang
disekresikan oleh hama wereng betina untuk melindungi telur-telur yang
diletakkan di dalam jaringan daun di sepanjang jalur-jalur tersebut (Rais,
2017).
Kerusakan akibat hama penyakit jagung pernah dilaporkan mencapai 26,5%.
Untuk mengatasi kehilangan tersebut perlu adanya usaha untuk menekan
perkembangan hama penyakit tersebut. Sekitar 70 jenis serangga hama dan 100
macam penyakit telah dilaporkan menyerang tanaman jagung. Sebagian besar hama
yang menyerang tanaman jagung dan menimbulkan kerugian adalah golongan
serangga. Golongan hewan lain yang dilaporkan menyerang tanaman jagung yaitu
nematoda dan vertebrata seperti tikus dan burung (Swibawa, dkk., 2017).
Pengklasifikasian hama jagung salah satu cara untuk meningkatkan akurasi
diagnosa menggunakan hasil-hasil dari gejala yang timbul dan tanda yang ada pada
tanaman jagung. Tanaman jagung mendapat gangguan hama sejak fase bibit sampai
dengan fase penyimpanan produksi di gudang. Hama pada tanaman jagung

1
menyerang semua bagian tanaman, yang meliputi, akar, batang, daun dan tongkol.
Serangan hama ini dapat menurunkan produksi tanaman jagung secara nyata.
Pada awalnya dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam
kelompok-kelompok berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki. Kelompok-
kelompok tersebut dapat didasarkan pada ukuran besar hingga kecil dari segi
jumlah anggota kelompoknya. Namun, kelompok-kelompok tersebut disusun
berdasarkan persamaan dan perbedaan. Urutan kelompok ini disebut takson
atau taksonomi (Hamka, dkk. 2017).
Kata taksonomi sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis
(susunan, penyusunan, penataan) atau taxon (setiap unit yang digunakan
dalam klasifikasi objek biologi) dan nomos (hukum). Menurut Carolus
Lennaeus, tingkatan takson diperlukan untuk pengklasifikasian, yang
berurutan dari tingkatan tinggi yang umum menuju yang lebih spesifisik di
tingkatan yang terendah. Urutan hierarkinya yaitu terdiri dari kingdom
(kerajaan), phylum (filum) untuk hewan / divisio (divisi) untuk tumbuhan,
classis (kelas), ordo (bangsa), familia (keluarga), genus (marga) dan spesies
(jenis) (Hamka, dkk. 2017).
Di Desa Mandala, mayoritas petani bercocok tanam bawang merah.
Akan tetapi, ada sebagian petani juga menanam jagung, sehingga para petani
tersebut minim pengetahuan tentang tanaman jagung dan hama-hama yang
menyerang tanaman itu. Oleh karena itu peneliti berinisiatif untuk mengangkat
judul klasifikasi hama pada tanaman jagung di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru,
Kabupaten Sumenep.

1.2 Tujuan Penelitian


Beberapa tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui klasifikasi hama pada tanaman jagung di Mandala Rubaru.
b. Mengetahui gejala yang dapat ditimbulkan oleh hama tersebut.

2
1.3 Hipotesis
Hasil penelitian ini akan berkontribusi dalam menjelaskan gejala-gejala
yang timbul dan dapat membantu petani untuk membasmi hama yang
berpotensi mengancam ketahanan pangan jagung di Desa Mandala.
1.4 Ruang Lingkup
Dalam pelaksanaan penelitian ini, hanya akan dibatasi sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan sehingga pembahasan penelitian ini nantinya bisa
mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.
Ruang lingkup dalam klasifikasi tanaman jagung ini antara lain :
1. Penelitian ini fokus hama pada tanaman jagung dengan mengambil sampel
di beberapa petak lahan yang berbeda
2. penelitian ini mengklasifikasikan penyakit dan hama pas tanaman jagung
melalui gejala-gejala yang timbul pada tanaman jagung tersebut
3. Data pengklasifikasian ini diperoleh dari penelitian lapangan yakni
dilakukan dengan melakukan observasi langsung

3
DAFTAR PUSTAKA

Rais. 2017. Klasifikasi Hama dan Penyakit Tanaman Jagung dengan


Menggunakan Neural Network Berbasis Algoritma Genetika. Diakses pada
tanggal 27 Mei 2022. Dikutip dari
https://media.neliti.com/media/publications/171798-id-klasifikasi-hama-dan-
penyakit-tanaman-ja.pdf

Hamka, dkk. 2017 Mata Pelajaran IPA Bab II Klasifikasi Makhluk Hidup.
Diakses pada tanggal 27 Mei 2022. Dikutip dari
https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/plpg2017/download/materi/ipa/
bab-ii_-klasifikasi-makhluk-hidup.pdf
Swibawa, dkk. 2017. Tingkat Serangan Dan Populasi Wereng Perut Putih: Hama
Baru Pertanaman Jagung Di Lampung.
Surtikanti, Hama dan Penyakit Penting Tanaman Jagung Dan Pengendaliannya
diakses pada tanggal 28 Mei 2022. Dikutip dari
http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2016/12/18hpros11.p
df
Ortega C.A. 1986. Insect Pest Of Maize: A Guide For Field Identification. The
International Maize And Wheat Improvement Center (CIMMYT), Mexico.
Diakses pada tanggal 28 Mei 2022. Dikutip dari
http://repositori.unsil.ac.id/3272/2/bab%20i.pdf

Anda mungkin juga menyukai