Anda di halaman 1dari 8

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah salah satu komoditas


pertanian yang mempunyai peranan penting pada strategi pangan nasional dalam
menghasilkan protein dan minyak nabati terbesar di Indonesia setelah kedelai
(Sianipar, G. 2019). Kacang tanah termasuk ke dalam tanaman polong-polongan
dan juga merupakan komoditas palawija yang buahnya memiliki kandungan gizi
yang cukup tinggi, sehingga banyak masyarakat yang mengkonsumsinya. Kacang
tanah dapat menjadi bahan baku beberapa industri seperti minyak dan sisa hasil
pembuatan minyak kacang berupa bungkil yang biasa dipakai sebagai makanan
ternak, kacang tanah juga biasa dikonsumsi sebagai bahan makanan, seperti
kacang rebus, kacang goreng dan sebagai bahan bumbu masak, dengan banyaknya
konsumsi masyarakat akan kacang tanah ini membuat permintaan pasar akan terus
meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk.

Produktivitas kacang tanah di Indonesia menurun salah satu penyebabnya


adalah benih yang berkualitas rendah karena adanya serangan hama dan patogen
yang tidak dapat dikendalikan dengan baik sehingga menyebabkan benih kacang
tanah mempunyai viabilitas dan vigor rendah. Rendahnya kualitas benih ini
dikarenakan biji kacang terinfeksi oleh patogen yang berupa jamur sehingga
menyebabkan pertumbuhan serta produktivitas tanaman terhambat. Jamur tersebut
melakukan penetrasi dari permukaan tanaman ke dalam sel, jaringan atau tubuh
tanaman inang melalui empat macam cara yaitu, secara langsung menembus
permukaan tubuh tanaman, melalui lubang-lubang alami, melalui luka, dan
melalui perantara atau bisa disebut sebagai pembawa vektor (Prasasti, O. H., &
Purwani, K. I. 2013)

Permasalahan ini harus segera diselesaikan karena jika dibiarkan maka


akan terus menyebar dikhawatirkan akan berimbas sektor pada komoditas
pertanian lainnya. Terdapat cara perlakuan benih yang umum digunakan untuk
mengatasi patogen yang berupa jamur tersebut yaitu salah satunya menggunakan
fungisida sintetis, namun dalam menggunakan metode ini memerlukan biaya yang
besar serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan (Ali, M. 2021).
Untuk mengatasi hal tersebut perlu mencari cara lain yang relatif lebih murah dan
dapat terjangkau oleh seluruh petani yang berada pada kondisi menengah
kebawah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah seperti berikut:

1. Apa penyebab terjadinya penyakit tular benih pada benih kacang tanah?
2. Bagaimana cara penyebaran dan perkembangan penyakit tular benih pada
kacang tanah?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi penyakit tular benih pada kacang tanah?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyakit tular benih pada kacang


tanah.
2. Dapat mengetahui Bagaimana cara penyebaran dan perkembangan
penyakit tular benih pada kacang tanah?
3. Dapat mengetahui solusi untuk mengatasi penyakit tular benih pada
kacang tanah.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Penyebab terjadinya penyakit tular benih pada benih kacang tanah

Penyakit tular benih merupakan salah satu dari infeksi penyakit terbawa
benih yang penyebarannya berasal dari benih ke tanaman berikutnya yang berasal
dari benih tersebut. Penyakit tular benih berpotensi menyebabkan kerusakan
terhadap benih saat disimpan, gagalnya perkecambahan atau kecambah jadi busuk,
serta tanaman yang tumbuh dari benih terinfeksi. Penyakit tular benih dapat
terjadi pada benih apa saja, salah satunya adalah benih kacang tanah. Penyebab
umum terjadinya penyakit ini adalah adanya infeksi jamur, bakteri, virus, dan
nematoda (patogen). Akan tetapi penyakit yang sering dijumpai pada benih
kacang tanah adalah jamur Aspergillus sp. Jika diamati melalui mikroskop jamur
Aspergillus sp. memiliki tampak depan benih memiliki warna putih berserat, dan
tampak belakang putih kekuningan. Tanda bahwa benih kacang yang tertular
jamur ini apabila dilihat dengan pengamatan makroskopis memiliki ciri - ciri
koloni berwarna putih, teksturnya halus, dan penyebarannya merata ( Adielfina, S.
2022 ). Jamur Aspergillus sp. merupakan salah satu jenis jamur gudang yang
banyak menginfeksi benih pada saat penyimpanan. Jamur Aspergilus sp.
menyebabkan kerugian karena dapat menurunkan daya kecambah biji, perubahan
warna embrio atau seluruh biji, dan perubahan berat biji. Jamur tersebut dapat
menjadi kontaminan pada permukaan benih yang mempunyai potensi menurunkan
viabilitas benih, sehingga berpengaruh pada pertumbuhan benih. Pertumbuhan
benih tersebut menjadi abnormal atau kerdil. Selain menjadi kontaminan, infeksi
yang disebabkan jamur tersebut juga dapat menurunkan mutu kesehatan benih.

Salah satu penyebab munculnya jamur Aspergillus sp. ini adalah faktor
penyimpanan benih. Penyimpanan benih dengan cara yang salah seperti dibiarkan
ditempat terbuka, disimpan dalam keadaan basah, atau dibiarkan tergeletak tanpa
alas di atas tanah dapat mempermudah jamur ini untuk menginfeksi benih. Hal
tersebut dikarenakan penyebaran jamur ini dapat melalui udara dan tanah,
sehingga jika ada benih bahkan bibit yang sudah terinfeksi, maka teknik
penyimpanan benih harus diperhatikan agar meminimalisir jangkauan infeksi
jamur Aspergillus sp.

2.2 Bagaimana cara penyebaran dan perkembangan penyakit tular benih


pada kacang tanah.

Terdapat pola penyebaran jamur Aspergillus sp. pada lahan pertanian.


Dimulai dari benih yang terinfeksi oleh benih lainnya (yang sudah terjangkit)
akibat penyimpanan dan tetap ditanam. Penanaman tetap dilakukan karena petani
tidak mengetahui bahwa benih sudah terinfeksi, hal tersebut diakibatkan karena
tidak dilakukannya uji kesehatan benih yang tepat. Benih yang terinfeksi
kemudian akan tetap tumbuh dengan perawatan yang dilakukan seperti
penyiraman, pemupukan, dan sebagainya. Namun, tanaman akan tumbuh secara
abnormal dan muncul penyakit seperti busuk batang atau tanaman layu. Kemudian
penyebaran dapat terjadi melalui air irigasi yang digunakan serta tanah pada lahan
yang ditanami oleh benih yang terinfeksi, sehingga tanaman yang ada disekitarnya
juga dapat tertular jamur tersebut.

2.3 Solusi untuk mengatasi penyakit tular benih pada kacang tanah

Cara pengendalian penyakit tular benih yang disebabkan oleh jamur


Aspergillus sp. yaitu dengan melakukan perlakuan benih. Umumnya perlakuan
benih yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan fungisida sintetis. Akan
tetapi, dampak yang disebabkan oleh penggunaan fungisida sintetis yaitu dapat
mencemari lingkungan dan harga beli yang relatif mahal. Pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh fungisida sintetis berupa penggunaan pestisida yang lebih
sedikit yaitu 20% mengenai target dan 80% akan jatuh ke tanah, hal inilah yang
dikatakan mencemari lingkungan dan tentunya berbahaya bagi makhluk hidup
(Ristriani, N. P. N. 2019). Alternatif lain yang dapat dilakukan untuk perlakuan
benih yaitu dengan menggunakan fungisida nabati. Fungisida nabati dapat
menjadi solusi atas permasalahan tersebut karena lebih ramah lingkungan dan
bahan-bahan yang digunakan dari bahan alami yang ada disekitar. Contohnya
adalah beberapa tanaman seperti daun sambiloto (Andrographis paniculata Ness.),
daun kemangi (Ocimum basilicium L.), daun salam (Syzygium polyanthum), dan
daun jambu biji (Psidium guajava L.) yang memiliki kandungan senyawa bersifat
racun terhadap jamur (Ali. M, dan Sonia. 2021).
BAB 3. KESIMPULAN

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah salah satu komoditas


pertanian yang mempunyai peranan penting pada strategi pangan nasional dalam
menghasilkan protein dan minyak nabati terbesar di Indonesia setelah kedelai.
Produktivitas kacang tanah di Indonesia menurun salah satu penyebabnya adalah
benih yang berkualitas rendah karena adanya serangan hama dan patogen yang
tidak dapat dikendalikan dengan baik sehingga menyebabkan benih kacang tanah
mempunyai viabilitas dan vigor rendah. Rendahnya kualitas benih ini dikarenakan
biji kacang terinfeksi oleh patogen yang berupa jamur sehingga menyebabkan
pertumbuhan serta produktivitas tanaman terhambat.

Penyakit tular benih berpotensi menyebabkan kerusakan terhadap benih


saat disimpan, gagalnya perkecambahan atau kecambah jadi busuk, serta tanaman
yang tumbuh dari benih terinfeksi. Penyebab umum terjadinya penyakit ini adalah
adanya infeksi jamur, bakteri, virus, dan nematoda (patogen). Akan tetapi
penyakit yang sering dijumpai pada benih kacang tanah adalah jamur Aspergillus
sp. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan cara pengendalian
penyakit tular benih yang disebabkan oleh jamur Aspergillus sp. yaitu dengan
melakukan perlakuan benih. Umumnya perlakuan benih yang dapat dilakukan
yaitu dengan memberikan fungisida sintetis. Alternatif lain yang dapat dilakukan
untuk perlakuan benih yaitu dengan menggunakan fungisida nabati.
Daftar Pustaka

Adielfina, S., Sulistyowati, L., Aini, L. Q., & Inayati, A. 2022. Uji Antagonis
Jamur Endofit Terhadap Patogen Sclerotium rolfsii Sacc. Penyebab
Penyakit Busuk Batang Pada Tanaman Kacang Tanah. Jurnal AgroSainTa:
Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa, 6(1), 29-36.

Ali, M. 2021. Pengaruh pemberian beberapa pestisida nabati untuk


mengendalikan jamur tular benih kacang tanah (Arachis hypogeae L.) dan
pengaruhnya terhadap daya kecambah benih. Dinamika Pertanian, 37(1), 1-
8.

Dwina, J., & Marliah, A. 2022. Pengaruh Perlakuan Benih Menggunakan PGPR
(Plant Growth Promoting Rhizobacteria) Terhadap Perkecambahan Benih
Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Kadaluarsa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pertanian, 7(4), 72-78.

Prasasti, O. H., & Purwani, K. I. (2013). Pengaruh mikoriza Glomus fasciculatum


terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman Kacang Tanah yang terinfeksi
patogen Sclerotium rolfsii. Jurnal Sains dan Seni ITS, 2(2), E74-E78.

Ristiari, N. P. N., Julyasih, K. S. M., & Suryanti, I. A. P. (2019). Isolasi dan


identifikasi jamur mikroskopis pada rizosfer tanaman jeruk siam (Citrus
nobilis Lour.) di Kecamatan Kintamani, Bali. Jurnal Pendidikan Biologi
Undiksha, 6(1), 10-19.

Sianipar, G. 2019. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah


(arachis hypogaea l.) Terhadap pemberian kompos batang jagung dan pupuk
organik cair limbah ampas tebu (Doctoral dissertation, Universitas Medan
Area).

Simanjuntak, G. L., Assa, B. H., & Manueke, J. (2019, July). Penggunaan


Trichokompos untuk Pengendalian Penyakit Layu Sclerotium rolfsii (Sacc.)
Curzi pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). In Cocos (Vol.
1, No. 4).

Walingkas, S. A., Rantung, M. R., Porong, J. V., & Sondankh, T. D. 2022. Mutu
dan sumber benih kacang tanah di Kabupaten Bolaang Mongondow.
Eugenia, 28(1).

Anda mungkin juga menyukai