Dosen Pengasuh :
Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
PENDAHULUAN
Anggrek adalah salah satu jenis tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Tanaman ini menghasilkan bunga yang unik sehingga menarik perhatian botanis yang
menggemari tanaman hias sejak dua abad yang lalu. Anggrek dikenal sebagai tanaman hias
populer yang dimanfaatkan bunganya. Bunga anggrek sangat indah dan variasinya hampir tidak
terbatas (Damayanti,2011). Anggrek biasa dijual baik sebagai tanaman pot maupun sebagai
bunga potong. Indonesia memiliki kekayaan jenis anggrek yang sangat tinggi, terutama anggrek
epifit yang hidup di pohon-pohon hutan, dari Sumatera hingga Papua . Jumlah tanaman anggrek
diperkirakan meliputi 35000 spesies yang merupakan 10% daripada jumlah seluruh tanaman
berbunga di dunia ini (Kusmana,2017).
Anggrek salah satu tanaman hias yang banyak diminati masyarakat saat ini,anggrek
sudah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat perkotaaan sehingga anggrek merupakan
komoditas ekonomi dalam negeri cukup besar. Selera konsumen terhadap mutu bunga anggrek
dipengaruhi dan ditentukan oleh produsen dan trend luar negeri. Jenis anggrek yang dominan
disukai oleh konsumen di luar negeri adalah Dendrobium (34%), Oncidium (26%), Catleya
(20%), Vanda (17%), Phalaenopsis (2,5%), dan anggrek lainnya (0,5%).
Data BPS (2020) menunjukkan bahwa produksi anggrek indonesia tahun 2018 sampai
2020 mengalami penurunan produksi. Permasalahan dalam budidaya anggrek disebabkan oleh
beberapa faktor salah satunya organisme penganggu tanaman (OPT) yaitu hama,penyakit,gulma.
Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh serangan OPT tersebut yaitu penurunan nilai
estetika/kualitas maupun kuantitas produksi tanaman anggrek. Menurunnya kualitas dapat
menurunkan harga jual anggrek salah satu penyakit yang menyerang tanaman anggrek adalah
bercak coklat yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas cattleyae.
Pseudomonas cattleyae merupakan bakteri biotrofik gram negatif yang menyebab bercak
coklat pada tanaman anggrek. Bakteri ini menyerang pada fase kecambah terutama pada kondisi
sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau dibekas luka pada daun. Pada daun yang
terserang menimbulkan bercak kecil berwarna bening. Dalam hitungan beberapa hari mampu
menyebar keseluruh tanaman dan mengakibatkan tanaman menjadi mati. Penyakit ini sangat
ganas dan cepat mematikan tanaman (Lazaroai,2010).
PEMBAHASAN
Aliah NU, Sulistyowati L, Muhibbudin A. 2015. Hubungan ketebalan lapisan epidermis daun
terhadap serangan jamur (Mycosphaerella musicola) penyebab penyakit bercak daun
sigatoka pada sepuluh kultivar pisang. JHPT. 3(1):35–43.
Damayanti .2011.Untung Besar Membudidayakan Tanaman Anggrek. Araska.Yogyakarta.
Lazaroaie.M.M.2010.Multiple Response pf Gram-positive and Gram Negatif Bacteria Mixture of
Hidrocarbons,Brazillian Journal of Microbiology.41:649-66.