Anda di halaman 1dari 8

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan suatu komoditas yang
termasuk kedalam tanaman palawija serta polong-polongan yang memiliki banyak
manfaat. Di sektor pertanian sendiri kacang tanah mempunyai peranan penting
pada peningkatan konsumsi masyarakat karena mengandung banyak gizi yang
cukup tinggi dan relatif kompleks guna bermanfaat bagi masyarakat. Banyak
masyarakat yang mengkonsumsinya sebagai alternatif menurunkan berat badan
serta dapat bermanfaat pada kesehatan manusia, selain untuk dikonsumsi kacang
tanah sendiri dapat diolah menjadi bahan baku beberapa industri seperti industri
minyak. Seiring meningkatnya permintaan pasar akan konsumsi masyarakat yang
terus bertambah terjadi permasalahan di hulu rantai produksi yaitu petani kacang
masih mengeluh terkait penyakit tular benih yang menyerang sebagian kacang
tanah mereka yang mengakibatkan daya produksi kacang tanah menurun.
Penyakit tular tanah adalah sebuah penyakit yang menyerang pada bagian
tanaman seperti akar atau batang yang disebabkan masuknya patogen dari tanah,
sehingga mengganggu penyerapan air dan unsur hara dalam tanah. Penyakit tular
tanah pada tanaman dimulai dengan infeksi pada akar atau batang yang
berdekatan dengan permukaan tanah yang secara otomatis menghalangi
transportasi nutrisi dan air sehingga dapat menyebabkan tanaman layu (Alifudin,
M. 2021). Berkembangnya penyakit ini paling parah terjadi pada musim
penghujan, menjadi masalah serius yang menyebabkan seluruh tanaman di suatu
area menjadi layu dan gagal panen.

Salah satu patogen tular tanah yang menyebabkan busuk pada batang
kacang tanah yaitu jamur sclerotium rolfsii yang merupakan patogen penyebab
penyakit tular tanah yang sulit dikendalikan karena didalamnya mempunyai inang
dengan struktur luar yang tebal sehingga dapat bertahan dalam suhu tinggi serta
jangkauannya luas dan bisa bertahan dalam jangka waktu cukup lama didukung
dengan kemampuannya menghasilkan sklerotia pada dalam tanah maupun pada
sisa makanan dengan pertumbuhan yang relatif cepat (Ambaradewi dkk, 2022).
Penyakit busuk pada kacang tanah sangat berpengaruh pada produktivitas hasil
panen pada kacang tanah itu sendiri, dapat diketahui penyakit ini bahkan mampu
menurunkan hasil panen sebesar 50% yang dapat merugikan para petani jika tidak
segera diatasi.
Pada umumnya patogen tular tanah masih sulit dikendalikan karena pada
patogen ini berada di dalam tanah, banyak cara dalam pengendalian patogen tular
tanah yang meliputi pemotongan atau penghilangan pada bagian tanaman yang
terserang patogen, pergiliran dan perputaran tanaman, penggunaan varietas tahan
penyakit, dan penggunaan fungisida kimiawi, namun penggunaan fungisida kimia
dalam jumlah besar untuk pengendalian penyakit tanaman mulai dihindari karena
dampak negatifnya akan membuat patogen menjadi resisten serta akan membuat
pencemaran pada lingkungan sekitar. Alternatif cara untuk mengendalikan
patogen tular tanah ini yaitu melalui penggunaan fungisida nabati dengan
penggunaan jamur endofit. Salah satu jamur yang dapat dimanfaatkan adalah
Trichoderma jamur endofit yang distribusinya sangat luas dan bersifat antagonis
yang sering digunakan dalam pengendalian patogen karena ada sebuah enzim
didalam jamur Trichoderma yaitu enzim kitinase, enzim kitinase mampu
mendegradasi ujung hifa S. rolfsii dan memperlambat pertumbuhan dan
penyebaran jamur patogen tersebut (Adielfina, S. 2022).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalah seperti berikut :


1. Apa penyebab terjadinya penyakit tular tanah pada kacang tanah ?
2. Bagaimana cara perkembangan penyakit tular tanah pada kacang tanah ?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi penyakit tular tanah pada kacang tanah ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui penyebab terjadinya penyakit tular tanah pada kacang tanah.


2. Mengetahui cara perkembangan penyakit tular tanah pada kacang tanah.
3. Mengetahui solusi untuk mengatasi penyakit tular tanah pada kacang tanah.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Penyebab terjadinya penyakit tular tanah pada kacang tanah

Kacang tanah merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak

digemari dan dibudidayakan. Namun dalam budidayanya, kacang tanah pasti

mengalami berbagai kendala salah satunya adalah adanya patogen yang

menyebabkan berbagai penyakit. Salah satunya yaitu jamur Sclerotium rolfsii.

Sclerotium rolfsii ini merupakan patogen tular tanah yang menyerang kacang

tanah. Jamur tersebut merugikan petani karena dapat menurunkan hasil panen.

Selain itu, penyakit tersebut mengakibatkan busuk batang pada tanaman kacang

tanah yang dapat menyerang ke seluruh bagian tanaman kacang tanah dan sulit

untuk melakukan pengendaliannya karena terdapat sklerotia yang mampu

bertahan lama. Jamur ini menjadi penyebab adanya penyakit tular tanah pada

kacang tanah karena jamur ini dapat bertahan hidup di dalam tanah bahkan pada

sisa-sisa tanaman dalam bentuk hifa atau sklerotia dan sifatnya parasit. Selain itu,

jamur ini juga dapat tetap bertahan hidup secara terus-menerus walaupun tanpa

inangnya (saprofit). Hal inilah yang menyebabkan penyebaran penyakit tular

tanah dapat terus terjadi di lahan yang pernah ditanami kacang tanah yang sudah

terinfeksi.

2.2 Perkembangan penyakit tular tanah pada kacang tanah

Kacang tanah memiliki bagian atau organ yang rawan terserang patogen

penyebab penyakit utamanya penyakit tular tanah, yaitu bagian akar. Hal tersebut

disebabkan karena akar adalah bagian yang terletak di dalam tanah yang mana

tanah merupakan tempat tinggal berbagai mikroba termasuk patogen, salah


satunya adalah jamur Sclerotium rolfsii. Jamur Sclerotium rolfsii atau sering

disebut jamur putih merupakan salah satu patogen yang menyebabkan busuk

batang pada kacang tanah. Gejala awal yang biasa muncul pada kacang tanah

yang terinfeksi jamur ini adalah batang utama, cabang lateral, atau seluruh

bagian kacang tanah menguning dan layu (Naufal dkk., 2021). Suhu hangat dan

kelembaban saat musim tanam dapat mempengaruhi perkembangan jamur ini,

dimana penyebaran dapat terjadi dengan cepat. Apabila tidak segera diatasi, maka

gejala awal pada tanaman kacang tanah akan terus berkembang menjadi penyakit

busuk batang. Selain itu, bila infeksi sudah mengenai polong kacang tanah, maka

akan terjadi pembusukan berwarna coklat dengan kondisi lembab dan lembek.

Bila penyakit tidak segera ditangani maka produktivitas kacang tanah itu sendiri

akan menurun bahkan tanaman bisa mati.

2.3 Solusi untuk mengatasi penyakit tular tanah pada kacang tanah

Solusi untuk mengatasi penyakit tular tanah yang disebabkan oleh jamur

Sclerotium rolfsii pada kacang tanah dapat dilakukan secara fisik dan kimia.

Pengendalian secara fisik yaitu dapat dilakukan dengan menghilangkan atau

mencabut tanaman yang terserang guna mengatasi terjadinya penyebaran ke

tanaman yang lainnya, rotasi tanaman, dan penggunaan varietas tanaman yang

tahan terhadap serangan penyakit. Selain itu, sama halnya dengan pengendalian

jamur lain secara kimia yang umumnya menggunakan fungisida kimia. Namun,

fungisida kimia dapat mencemari lingkungan dan berbahaya bagi makhluk hidup.

Peningkatan penggunaan fungisida kimia di Indonesia yang terjadi hingga

mencapai lebih dari 10 – 20% per tahun, akhirnya Pemerintah Indonesia


mengeluarkan kebijakan nasional melalui program Pengendalian Hama Terpadu

(PHT) yang memanfaatkan pestisida nabati dan agens pengendalian hayati. Agens

hayati adalah organisme atau makhluk hidup seperti jamur yang dapat digunakan

sebagai pengendalian hama atau semacamnya. Penelitian mengenai fungisida

nabati dari ekstrak bawang putih, lengkuas, daun sirih, dan ekstrak daun cengkeh

terhadap beberapa jamur patogen telah banyak dilakukan, salah satunya terhadap

serangan patogen S. rolfsii pada tanaman kacang tanah. Penambahan ekstrak

tanaman bawang putih, sirih dan cengkeh pada konsentrasi 3% mampu

menghambat pertumbuhan jamur patogen S. rolfsii sebesar 100% (Prasetyorini, I.

2020).

Salah satu alternatif lain untuk mengendalikan penyakit S. rolfsii pada

tanaman kacang tanah, dengan menggunakan beberapa jenis mikroorganisme

agens hayati. Mikroorganisme ramah lingkungan tersebut yaitu Mikoriza

arbuskula dan Trichoderma harzianum. Mikoriza arbuskula dan T. harzianum

merupakan cendawan ramah lingkungan yang mampu sebagai pelindung akar,

meningkatkan ketahanan dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penggunaan

kombinasi antara mikoriza arbuskula dengan trichoderma harzianum dapat

menurunkan intensitas serangan penyakit yang disebabkan oleh S. rolfsii.

Alternatif lain yang dapat dilakukan yaitu mengurangi penggunaan

fungisida kimia tersebut dengan pengendalian hayati yang ramah lingkungan

contohnya menggunakan agens hayati. Agens hayati adalah organisme atau

makhluk hidup seperti jamur yang dapat digunakan sebagai pengendalian hama
atau semacamnya. Jamur endofit merupakan agens hayati yang bisa

mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh jamur Sclerotium rolfsii.


BAB 3. KESIMPULAN

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan suatu komoditas yang


termasuk kedalam tanaman palawija yang mempunyai peranan penting pada
peningkatan konsumsi masyarakat karena mengandung banyak gizi yang cukup
tinggi. Peningkatan permintaan pasar ini tidak bisa maksimal karena ada masalah
yaitu penyakit tular benih pada kacang tanah yang disebabkan oleh jamur
sclerotium rolfsii yang merupakan patogen dan menginfeksi melalui tanah,
sehingga mengganggu penyerapan air dan unsur hara dalam tanah. Solusi untuk
mengatasi penyakit yang disebabkan jamur sclerotium rolfsii ini yaitu dengan
Pengendalian secara fisik yaitu dapat dilakukan dengan menghilangkan bagian
tanaman yang terserang, rotasi tanaman, dan penggunaan varietas tanaman.
Selain itu, sama halnya dengan pengendalian jamur lain secara kimia yang
umumnya menggunakan fungisida kimia, serta bisa juga menggunakan agens
hayati seperti Jamur endofit merupakan agens hayati yang bisa mengendalikan
penyakit yang disebabkan oleh jamur Sclerotium rolfsii.
DAFTAR PUSTAKA

Adielfina, S., Sulistyowati, L., Aini, L. Q., & Inayati, A. 2022. Uji Antagonis
Jamur Endofit Terhadap Patogen Sclerotium rolfsii Sacc. Penyebab
Penyakit Busuk Batang Pada Tanaman Kacang Tanah. Jurnal AgroSainTa:
Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa, 6(1), 29-36.

Ambaradewi, N. L. G., & Dika, I. W. (2022). Fraksinasi Komponen Aktif Ekstrak


Kasar Rimpang Jeringau Sebagai Fungisida Terhadap Jamur Sclerotium
rolfsii Sacc Penyebab Penyakit Busuk Batang pada Tanaman Kacang
Tanah dengan Kromatografi Kolom dan Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Emasains: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, 11(2), 16-23

ALIFUDIN, M. 2021. POTENSI Trichoderma asperellum DAN Trichoderma


viride SEBAGAI PENGENDALI PATOGEN PENYAKIT BUSUK
BATANG PADA SETEK KOPI (Coffea sp.) (Doctoral dissertation,
Universitas Siliwangi).

Naufal, M. A., Sugiarto, A. Z., Ramadhani, A. N., Neriifolia, P., Widyawati, A. S.,
& Siregar, M. M. (2021). Studi Literatur: Penyakit Busuk Akar Tanaman
Kacang Tanah (Arachis hypogaea). In Prosiding Seminar Nasional Biologi
(Vol. 1, No. 2, pp. 658-667).

Safana, Y. I. (2023). Daya Antagonis Trichoderma spp. terhadap Sclerotium


rolfsii sacc. Penyebab Penyakit Busuk Batang Pada Tanaman Kacang
Tanah (Arachis hypogaea L) Secara In Vitro (Doctoral dissertation,
Universitas Andalas).

Anda mungkin juga menyukai