JUDUL PROGAM
Peti Ampela (Pestisida Hayati dalam penanggulangan layu fusarrium )
Sebagai Inovasi Budidaya Terung Ungu
BIDANG KEGIATAN:
PKM-GT
Diusulkan oleh:
Ita Pratiwi
(21030115120082)
(21030115120083)
Emiwati Simanjuntak
(21030112120084)
(21030115120085)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
RINGKASAN
I.PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi produksi yang tinggi di sektor pertanian dan
perkebunan. Salah satunya adalah berbagai jenis sayuran yang dapat tumbuh di
Indonesia yang notabennya sebagai daerah tropis, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan gizi dengan baik. Keanekaragaman jenis sayuran yang tumbuh subur
dan tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari yang diambil daunnya
seperti kangkung, bayam, sawi, dll; sayuran umbi seperti kentang, wortel, bawang
merah, bawang putih; diambil daging buahnya seperti labu, tomat, paprika,
terung, dll.
Terung ungu merupakan sumber antioksidan dan sayuran rendah kalori.
Selain itu, kandungan gizi bermanfaat seperti flavonoid, antosianin juga terdapat
dalam terung ungu (Koko, 2008). Berdasarkan table hasil penelitian kandungan
gizi pada terung berikut ini :
Tabel 1. Kandungan gizi pada terung ungu
penyakit layu Fusarium ini dapat dilakukan secara maksimal, serta dapat
meningkatkan produksi terung ungu untuk memenuhi kebutuhan gizi di Indonesia.
Tujuan Penulisan
1. Membantu pemerintah dalam mengembangkan sektor pertanian daerah di
Indonesia
2. Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar dengan pemberdayaan
masyarakat dan potensi daerah melalui sektor pertanian.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang metode pertanian yang
mudah dan meningkatkan perekonomian serta dapat diterapkan.
Manfaat Penulisan
Implementasi gagasan ini oleh pemerintah diharapkan mampu membantu
upaya pengembangan potensi pertanian daerah di Indonesia. Selain itu,
implementasi gagasan secara lebih luas di daerah lain dapat membantu
meningkatkan perekonomian dan meningkatkan pemenuhan kebutuhan gizi di
Indonesia.
II. GAGASAN
Kondisi kekinian pencetus Gagasan
Penyakit layu fusairum disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum,
merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti terutama oleh petani
hortikultura karena berpotensi menimbulkan kerugian besar. Bahkan tidak jarang
penyakit ini menjadi penyebab kegagalan budidaya. Pada tingkat serangan tinggi,
penyakit layu fusarium bisa menghabisi seluruh tanaman, terutama terjadi pada
musim hujan dan areal pertanaman mudah tergenang air. Perkembangan spora
jamur Fusarium oxysporum.
Jamur ini mampu menghasilkan tiga tipe spora, yaitu mikrokonidia,
makrokonidia, dan klamidospora. Mikrokondidia spora diproduksi oleh cendawan
meningkatnya
meningkatkan cita rasa produksi terong dan juga dapat memperpanjang daya
simpan produksi terong.
III. KESIMPULAN
Biopestisda hayati Bacillus Subtilis dan EM 4 merupakan suatu terobosan
baru dalam pengendalian penyakit layu fusarium pada terong untuk meningkatkan
kualitas hasil produksi terong. Gagasan ini diharapkan mampu membantu upaya
pengembangan
potensi
pertanian
daerah
dan
membantu
meningkatkan
perekonomian Indonesia.
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram posistif yang memang dapat
menghambat pertumbuhan kelompok jamur-jamuran (fungi). Cara untuk
mendapatkan baketri ini pun cukup mudah dilakukan, karena bakteri ini banyak
tumbuh di akar tanaman bambu dan padi. EM4 berfungsi menguraikan bahan
organik tanpa menimbulkan panas tinggi karena mikroorganisme anaerob bekerja
dengan kekuatan enzim. Dengan menambahkan EM4 pada campuran pestisida
hayati yang dibuat, maka hal tersebut dapat merangsang kerja bakteri Bacillus
subtilis secara optimal.
Penyemprotan biopestisida ini akan dihasilkan peningkatkan jumlah
klorofil, fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan mengurangi
buah busuk pada terong. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara,
menghasilkan senyawa yang berfungsi antioksidan, menekan bau limbah,
menggemburkan tanah, meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa
produksi terong dan juga dapat memperpanjang daya simpan produksi terong.
Upaya implementasi gagasan ini menjadi suatu proyek yang realistis
diperlukan dukungan serta kolaborasi seluruh pihak, antara lain: Pemerintah,
peneliti, mahasiswa, LSM, bank dan koperasi agar program ini dapat terealisasi
pada masyarakat.
Daftar Pustaka
Triantoro, Koko. 2008. Pembuatan Manisan Berbahan Dasar Terong sebagai
Makanan Khas Prodi IPA.
Sofi. (2012). Uji Kultur Ganda. Scrib.com
Diakses dari : https://www.scribd.com/doc/76918163/Uji-Kultur-GandaDah-Jadi
Alfizar et al. (2011). Efforts to Control Wilt Disease Fusarium Oxysporum Using
Biological Agents Fungi FMA and Trichoderma Harzianum.
Peraturan Menteri Pertanian No.64/Permentan/OT.140/ 5 / 2013, tentang sistem
pertanian. Diakses dari :
http://perundangan.pertanian.go.id/admin/p_mentan/PERATURAN MENTERI PERTANI