Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU PENYAKIT TUMBUHAN

“Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) Pada Tanaman Tomat”

OLEH :

Nama : Agustinus Ferdinand

Nim : 2004060013

Kelas / Semester : Agroteknologi 3 / III

Dosen PA : Ir. Effy Roefaida , MS.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan berkatnya-Nya, saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman
Tomat”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu penyakit tumbuhan.
Selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai penyakit layu fusarium pada
tanaman tomat bagi para pembaca dan saya sendiri selaku pihak yang menyusun makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu , saran dan kritik
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
mahasiswa Universitas Nusa Cendana.

Kupang , 23 Oktober 2021

Agustinus Ferdinand

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.........................................................................................................3


A. Deskripsi Patogen Fusarium oxysporum.....................................................................3
B. Gejala Penyakit Fusarium oxysporum.........................................................................4
C. Morfologi Fusarium oxysporum...................................................................................5
D. Cara Pengendalian Fusarium oxysporum...................................................................6

BAB III. PENUTUP.................................................................................................................7


A. Kesimpulan....................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Miil) merupakan tanaman sayuran
yang sudah dibudidayakan sejak ratusan silam. Tanaman tomat berasal dari Benua
Amerika, yaitu Peru. Semula tanaman tomat hanya dikenal sebagai tanaman gulma
namun, seiring perkembangan waktu tomat mulai dibudidayakan, baik di lapangan
maupun di pekarangan rumah sebagai bahan konsumsi. Tomat salah satu komoditi
yang multiguna, selain itu tomat tidak hanya berfungsi sebagai sayuran dan buah saja,
tetapi juga sering dijadikan pelengkap bumbu masak, minuman segar, sumber vitamin
dan mineral, dan bahan pewarna alami, bahkan tomat dapat digunakan sebagai bahan
dasar kosmetik atau obat-obatan.(Purwati dan Khairunisa, 2007).
Tomat merupakan tanaman dari famili Solanaceae, yaitu berbunga seperti
trompet. Bentuk, warna, rasa, dan tekstur buah tomat sangat beragam. Ada yang bulat,
bulat pipih, keriting, atau seperti bola lampu. Warna buah masak bervariasi dari
kuning, orange, sampai merah, tergantung dari jenis pigmen yang dominan. Rasanya
pun bervariasi, dari asam hingga manis. Buahnya tersusun dalam tandan-tandan.
Keseluruhan buahnya berdaging dan banyak mengandung air (Iwanudin, 2010).
Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat
berpotensi dikembangkan, karena mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dan
potensi ekspor yang besar. Peningkatan kebutuhan tomat sering tidak diimbangi
dengan peningkatan produksinya. Produksi tomat di Indonesia setiap tahun
mengalami fluktuasi. Produksi tomat pada tahun 2002 adalah 573. 517 ton, meningkat
menjadi 657.459 ton pada tahun 2003. Pada tahun 2004 mengalami penurunan
menjadi 626.872 ton dan meningkat kembali pada tahun 2005 menjadi 647. 020 ton
(Badan Pusat Statistik, 2005.)
Rendahnya produktivitas disebabkan banyak faktor seperti kondisi cuaca yang
kurang mendukung, kekurangan air, pemupukan tidak sesuai dosis dan adanya
gangguan dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yaitu serangan penyakit layu
fusarium. Layu Fusarium merupakan penyakit yang sangat penting dan secara
ekonomi merugikan karena sampai saat ini belum ada pengendalian kimiawi yang

1
efektif (Borrero et al., 2004). Penyakit disebabkan oleh jamur Fusarium oxsporum
f.sp. lycopersici (Sacc.). Jamur ini merupakan patogen tular tanah yang mampu
bertahan dalam jangka waktu lama dalam bentuk klamidospora meskipun tidak
tersedia tanaman inang ( Semangun, 2001). Oleh karena itu, penyakit layu Fusarium
ini relative sukar dikendalikan. Pengendalian secara hayati dan pengelolaan kesuburan
merupakan pilihan yang efisien untuk mengendalikan penyakit ini. Medium tanah
yang diformula dengan kompos mampu menekan penyakit layu fusarium pada tomat.
(Borrero et al., 2004).

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana deskripsi dari patogen Fusarium oxysporum ?
2) Bagaimana gejala penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum ?
3) Bagaimana morfologi dari Fusarium oxysporum ?
4) Bagaimana cara pengendalian Fusarium oxysporum ?

C. Tujuan
1) Untuk menjelaskan secara lengkap mengenai patogen Fusarium oxysporum.
2) Untuk menjelaskan gejala penyakit yang disebabkan oleh Fusarium
oxysporum.
3) Untuk menjelaskan morfologi dari Fusarium oxysporum.
4) Untuk menjelaskan cara pengendalian Fusarium oxysporum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Patogen Fusarium oxysporum


Salah satu penyakit yang menyerang tanaman
tomat adalah penyakit layu yang disebabkan oleh
patogen Fusarium oxysporum. Penyakit layu
Fusarium ini menimbulkan kerugian 20-30%
(Arsih,2015). Menurut Nurhayati (2010), Spesies
Fusarium oxysporum menurut agrios (2005) yang
didasarkan pada sistem klasifikasi konvensional ini
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Fungi,
Divisi : Ascomycota,
Kelas : Sordariomycetes (Ascomycetes/Pyrenomycetes),
Bangsa : Hypocreales,
Famili : Netriacceae,
Genus : Fusarium,
Spesies : Fusarium oxysporum.
Fusarium oxysporum merupakan jamur patogenik yang menyerang tanaman
tomat dan memiliki banyak spesies Fusarium berada di dalam tanah berbentuk
klamidospora atau sebagai hifa pada tanaman (Saragih dan 7 Silalahi,2006). Jamur
Fusarium oxysporum tumbuh optimal pada suhu 25°C, dalam kondisi tersebut koloni
Fusarium oxysporum mencapai diameter 4,5-6,5 cm. Jamur ini dapat bertahan lama
dalam tanah dengan bentuk klamidiospora. Jamur melakukan infeksi pada akar
terutama melalui luka-luka atau melalui luka pada akar. Penyakit layu dapat
berkembang pada suhu tanah 21 - 33˚C, dengan suhu optimumnya adalah 28˚C.
Fusarium dapat hidup pada pH tanah yang luas. Penyakit akan berkembang lebih
pesat bila tanah mengandung banyak nitrogen tapi miskin kalium (Semangun, 2000).
Sastrahidayat (2013) menambahkan jamur Fusarium oxsporum sangat cocok pada
tanah-tanah asam dengan kisaran pH 4,8 – 6. Patogen tumbuh baik pada biakan murni
dengan kisaran pH 3,6 - 8,4. Sedangkan untuk sporulasi pH optimum sekitar 5,0.

3
Sporulasi terjadi pada tanah yang mempuyai pH dibawah 7 adalah lima sampai dua
puluh kali lebih besar dibandingkan ditanah yang memiliki pH diatas 7.
F. oxysporum mengalami fase patogenesis dan saprogenesis. Pada fase
patogenesis, cendawan hidup sebagai parasit pada tanaman inang. Apabila tidak ada
tanaman inang, patogen hidup di dalam tanah sebagai saprofit pada sisa tanaman dan
masuk fase saprogenesis, yang dapat menjadi sumber inokulum untuk menimbulkan
penyakit pada tanaman lain.

B. Gejala Penyakit Fusarium oxysporum


Perkembangan penyakit ini secara berurutan adalah daun menguning, layu,
dan mati. Tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya, bergerak menjadi layu
permanen dan mati dengan daun berwarna coklat melekat pada pangkal/ batang
pohon. Pada tanaman yang sakit, bila bagian tanaman yang berdekatan dengan
pangkal batang dipotong dengan pisau akan terlihat suatu cincin dari berkas
pembuluh. Gejala ini terdapat pada bagian tanaman sebelah atas bila terjadi serangan
berat (Semangun, 2001). Infeksi Fusarium sp terjadi pada bagian jaringan pembuluh
xylem. Akibat gangguan pada jaringan xylem, tanaman menunjukkan gejala layu,
daun menguning, dan akhirnya mati. Gejala layu seringkali disertai gejala klorosis
dan nekrosis pada daun. Gejala yang terjadi pada tanaman tomat yang terserang
penyakit layu Fusarium adalah menguningnya daun dari tepi daun selanjutnya
menjadi coklat dan mati secara perlahan hingga tulang daun. Menguning dan matinya
daun-daun dimulai dari daun yang lebih tua. Hal ini disebabkan patogen menginfeksi
tanaman melalui luka pada akar dan masuk kedalam jaringan xylem melalui aktivitas
air sehingga merusak dan menghambat proses menyebarnya air dan unsur hara
keseluruh bagian tanaman terutama pada bagian daun yang tua (Huda, 2010).
Gejala lain pada organ daun yaitu perubahan bentuk dan ukuran ruas daun
yang baru muncul lebih pendek, dan kadang-kadang lapisan luar batang terbelah dari
permukaan tanah. Gejala yang paling khas adalah gejala pada bagian dalam. Jika
pengkal batang dibelah membujur, terlihat garis-garis cokelat kehitaman menuju ke
semua arah, dari batang ke atas melalui jaringan pembuluh ke pangkal daun dan
tangkai. Berkas pembuluh akar biasanya tidak berubah warnanya, namun seringkali
akar tanaman sakit berwarna hitam dan membusuk. Indikasi pertama dari penyakit ini
adalah daun bagian bawah menguning. Pada tanaman yang masih sangat muda,

4
penyakit ini dapat menyebabkan matinya tanaman secara mendadak, karena pada
pangkal batang terjadi kerusakan atau kanker yang menggelang (Semangun, 2001).

C. Morfologi Fusarium oxysporum


Morfologi dari Fusarium spp. yaitu memiliki struktur yang terdiri dari
mikrokonidia dan makrokonidia. Permukaan koloni patogen berwarna ungu,
bergerigi, permukaan kasar berserabut dan bergelombang. Di alam, jamur ini
membentuk konidium. Konidiofor bercabang-cabang dan makro konidium berbentuk
sabit, bertangkai kecil, sering kali berpasangan. Miselium terutama terdapat di dalam
sel khususnya di dalam pembuluh, juga membentuk miselium yang terdapat di antara
sel-sel, yaitu di dalam kulit dan di jaringan parenkim di dekat terjadinya infeksi
(Semangun, 1996). Koloni fusarium biasanya berwarna merah muda sampai biru
violet dengan bagian tengah koloni berwarna lebih gelap dibandingkan dengan bagian
pinggir. Saat konidium terbentuk, tekstur koloni menjadi seperti wol atau kapas
(Fisher and Cook, 1998).
Fusarium memiliki konidiofor yang bercabang maupun tidak, mikrokonidia
bersepta hingga 2, terbentuk lateral pada fialid yang sederhana, atau terbentuk pada
fialid yang terdapat pada konidiofor bercabang pendek, umumnya terdapat dalam
jumlah banyak sekali, terdiri dari aneka bentuk dan ukuran, berbentuk ovoid–elips
sampai silindris, lurus atau sedikit membengkok, dan berukuran (5,0-12,0) x (2,2-3,5)
µm. Makrokonidia jarang terdapat pada beberapa strain, terbentuk pada fialid yang
terdapat pada konidiofor bercabang atau dalam sporodokhia, bersepta 3-5, berbentuk
fusiform, sedikit membengkok, meruncing pada kedua ujungnya dengan sel kaki
berbentuk pediselata, umumnya bersepta 3. Klamidiospora terdapat dalam hifa atau
dengan konidia, berwarna hialin, berdinding halus atau agak kasar, berbentuk semi
bulat dengan diameter 5,0-15 nm, terletak terminal atau interkalar, dan berpasangan
atau tunggal (Gandjar et al, 1999).

5
D. Cara Pengendalian Fusarium oxysporum
Pengendalian secara biologi sudah luas digunakan dengan menggunakan
jamur-jamur saprofit yang bersifat antagonis terhadap Fusarium di antaranya dengan
menggunakan fungi mikoriza arbuskula (FMA). FMA sudah banyak diteliti sebagai
agen antagonis terhadap beberapa patogen penyebab penyakit tanaman. Potensi FMA
sebagai agen antagonis tergantung pada kondisi lingkungan (Alfizar et al, 2011).
Pengendalian hayati dengan menggunakan agens hayati yang terseleksi
sangatlah diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dan mengatasi dampak
negatif dari pemakaian pestisida sintetik yang selama ini masih dipakai untuk
pengendalian penyakit tanaman di Indonesia (Purwantisari dan Hastuti, 2009).
Trichoderma sp. mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai
agens hayati dalam pengendalian penyakit tanaman, hal ini dikarenakan sifat
Trichoderma sp. sebagai cendawan antagonis yang dianggap aman bagi lingkungan
karena cendawan ini berasal dari tanah dan dapat berfungsi sebagai pengurai unsur
hara tanaman serta dalam pengendalian penyakit memberikan hasil yang cukup
memuaskan (Ismail dan Tenrirawe, 2012).

6
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Miil) merupakan tanaman sayuran
yang sudah dibudidayakan sejak ratusan silam. Tomat merupakan tanaman dari famili
Solanaceae, yaitu berbunga seperti trompet. Bentuk, warna, rasa, dan tekstur buah
tomat sangat beragam. Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang sangat berpotensi dikembangkan, karena mempunyai nilai ekonomi yang cukup
tinggi dan potensi ekspor yang besar , sehingga permintaan produksi tanaman tomat
menjadi sangat tinggi. Terpenuhinya permintaan produksi tomat tergantung dari
jumlah peningkatan hasil produksi tomat yang di dapatkan di lahan.
Pada tanaman tomat sering kali terjadinya penurunan produksi hasil karena
disebabkan oleh gangguan dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yaitu
serangan penyakit layu fusarium. Layu Fusarium merupakan penyakit yang sangat
penting dan secara ekonomi merugikan karena sampai saat ini belum ada
pengendalian kimiawi yang efektif (Borrero et al., 2004). Penyakit disebabkan oleh
jamur Fusarium oxsporum f.sp. lycopersici (Sacc.)
Fusarium oxysporum merupakan jamur patogenik yang menyerang tanaman
tomat dan memiliki banyak spesies. Jamur ini dapat bertahan lama dalam tanah
dengan bentuk klamidiospora. Fusarium dapat hidup pada pH tanah yang luas,
Fusarium oxsporum sangat cocok pada tanah-tanah asam dengan kisaran pH 4,8-6.
Morfologi dari Fusarium spp. yaitu memiliki struktur yang terdiri dari mikrokonidia
dan makrokonidia.
Gejala perkembangan penyakit ini secara berurutan adalah daun menguning,
layu, dan mati. Tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya, bergerak menjadi layu
permanen dan mati dengan daun berwarna coklat melekat pada pangkal/ batang
pohon. Pada tanaman yang sakit, bila bagian tanaman yang berdekatan dengan
pangkal batang dipotong dengan pisau akan terlihat suatu cincin dari berkas
pembuluh.
Pengendalian dari penyakit ini dilakukan dengan 2 cara yaitu, secara biologis
digunakan dengan menggunakan jamur-jamur saprofit yang bersifat antagonis
terhadap Fusarium di antaranya dengan menggunakan fungi mikoriza arbuskula
(FMA), dan yang kedua secara hayati dengan menggunakan agens hayati yang

7
terseleksi sangatlah diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dan mengatasi
dampak negatif dari pemakaian pestisida sintetik yang selama ini masih dipakai untuk
pengendalian penyakit tanaman di Indonesia (Purwantisari dan Hastuti, 2009).

8
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/272/2/bab123.pdf. ( Diakses pada 23


Oktober 2021 pukul 10.52 WITA.)

http://repository.utu.ac.id/1271/2/Skripsi.pdf. (Diakses pada 23 Oktober pukul 11.00


WITA.)

Rahayuniati, Ruth Feti, and Endang Mugiastuti. "Pengendalian Penyakit Layu Fusarium
Tomat: Aplikasi Abu Bahan Organik dan Jamur Antagonis Control of Tomato
Fusarial Wilt: Application of Organic Ash and Antagonistic Fungi." Pembangunan
Pedesaan 9.1 (2009). (Diakses pada 23 Oktober 2021 pukul 11.11 WITA).

Heriyanto, Heriyanto. "KAJIAN PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU Fusarium


oxysporum DENGAN Trichoderma sp. PADA TANAMAN CABAI." Jurnal Ilmu-
Ilmu Pertanian 26.2 (2019). (Diakses pada 23 Oktober 2021 pukul 12.49 WITA).

http://repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/272/2/bab123.pdf (Diakses pada 23 Oktober


2021 pukul 14.19 WITA).

http://eprints.umm.ac.id/41535/3/BAB%20II.pdf (Diakses pada 23 Oktober 2021 pukul


14.25 WITA).

http://repository.umsu.ac.id/bitstream/123456789/4469/1/05.%20SURYA%20SAPUTRA
%202020.pdf (Diakses pada 23 Oktober 2021 pukul 14.25 WITA).

Mono, Umar. "Identifikasi Cendawan Fusarium oxysporum f. sp. lycopersici Peyebab


Penyakit Layu pada Tanaman Tomat di Dataran Tinggi Sumatera Utara Secara
Morfologi dan Molekuler." (2021). (Diakses pada 23 Oktober 2021 pukul 14.38
WITA).

Anda mungkin juga menyukai