OLEH :
Nim : 2004060013
FAKULTAS PERTANIAN
TAHUN 2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan berkatnya-Nya, saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman
Tomat”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu penyakit tumbuhan.
Selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai penyakit layu fusarium pada
tanaman tomat bagi para pembaca dan saya sendiri selaku pihak yang menyusun makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu , saran dan kritik
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
mahasiswa Universitas Nusa Cendana.
Agustinus Ferdinand
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Miil) merupakan tanaman sayuran
yang sudah dibudidayakan sejak ratusan silam. Tanaman tomat berasal dari Benua
Amerika, yaitu Peru. Semula tanaman tomat hanya dikenal sebagai tanaman gulma
namun, seiring perkembangan waktu tomat mulai dibudidayakan, baik di lapangan
maupun di pekarangan rumah sebagai bahan konsumsi. Tomat salah satu komoditi
yang multiguna, selain itu tomat tidak hanya berfungsi sebagai sayuran dan buah saja,
tetapi juga sering dijadikan pelengkap bumbu masak, minuman segar, sumber vitamin
dan mineral, dan bahan pewarna alami, bahkan tomat dapat digunakan sebagai bahan
dasar kosmetik atau obat-obatan.(Purwati dan Khairunisa, 2007).
Tomat merupakan tanaman dari famili Solanaceae, yaitu berbunga seperti
trompet. Bentuk, warna, rasa, dan tekstur buah tomat sangat beragam. Ada yang bulat,
bulat pipih, keriting, atau seperti bola lampu. Warna buah masak bervariasi dari
kuning, orange, sampai merah, tergantung dari jenis pigmen yang dominan. Rasanya
pun bervariasi, dari asam hingga manis. Buahnya tersusun dalam tandan-tandan.
Keseluruhan buahnya berdaging dan banyak mengandung air (Iwanudin, 2010).
Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat
berpotensi dikembangkan, karena mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dan
potensi ekspor yang besar. Peningkatan kebutuhan tomat sering tidak diimbangi
dengan peningkatan produksinya. Produksi tomat di Indonesia setiap tahun
mengalami fluktuasi. Produksi tomat pada tahun 2002 adalah 573. 517 ton, meningkat
menjadi 657.459 ton pada tahun 2003. Pada tahun 2004 mengalami penurunan
menjadi 626.872 ton dan meningkat kembali pada tahun 2005 menjadi 647. 020 ton
(Badan Pusat Statistik, 2005.)
Rendahnya produktivitas disebabkan banyak faktor seperti kondisi cuaca yang
kurang mendukung, kekurangan air, pemupukan tidak sesuai dosis dan adanya
gangguan dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yaitu serangan penyakit layu
fusarium. Layu Fusarium merupakan penyakit yang sangat penting dan secara
ekonomi merugikan karena sampai saat ini belum ada pengendalian kimiawi yang
1
efektif (Borrero et al., 2004). Penyakit disebabkan oleh jamur Fusarium oxsporum
f.sp. lycopersici (Sacc.). Jamur ini merupakan patogen tular tanah yang mampu
bertahan dalam jangka waktu lama dalam bentuk klamidospora meskipun tidak
tersedia tanaman inang ( Semangun, 2001). Oleh karena itu, penyakit layu Fusarium
ini relative sukar dikendalikan. Pengendalian secara hayati dan pengelolaan kesuburan
merupakan pilihan yang efisien untuk mengendalikan penyakit ini. Medium tanah
yang diformula dengan kompos mampu menekan penyakit layu fusarium pada tomat.
(Borrero et al., 2004).
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana deskripsi dari patogen Fusarium oxysporum ?
2) Bagaimana gejala penyakit yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum ?
3) Bagaimana morfologi dari Fusarium oxysporum ?
4) Bagaimana cara pengendalian Fusarium oxysporum ?
C. Tujuan
1) Untuk menjelaskan secara lengkap mengenai patogen Fusarium oxysporum.
2) Untuk menjelaskan gejala penyakit yang disebabkan oleh Fusarium
oxysporum.
3) Untuk menjelaskan morfologi dari Fusarium oxysporum.
4) Untuk menjelaskan cara pengendalian Fusarium oxysporum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sporulasi terjadi pada tanah yang mempuyai pH dibawah 7 adalah lima sampai dua
puluh kali lebih besar dibandingkan ditanah yang memiliki pH diatas 7.
F. oxysporum mengalami fase patogenesis dan saprogenesis. Pada fase
patogenesis, cendawan hidup sebagai parasit pada tanaman inang. Apabila tidak ada
tanaman inang, patogen hidup di dalam tanah sebagai saprofit pada sisa tanaman dan
masuk fase saprogenesis, yang dapat menjadi sumber inokulum untuk menimbulkan
penyakit pada tanaman lain.
4
penyakit ini dapat menyebabkan matinya tanaman secara mendadak, karena pada
pangkal batang terjadi kerusakan atau kanker yang menggelang (Semangun, 2001).
5
D. Cara Pengendalian Fusarium oxysporum
Pengendalian secara biologi sudah luas digunakan dengan menggunakan
jamur-jamur saprofit yang bersifat antagonis terhadap Fusarium di antaranya dengan
menggunakan fungi mikoriza arbuskula (FMA). FMA sudah banyak diteliti sebagai
agen antagonis terhadap beberapa patogen penyebab penyakit tanaman. Potensi FMA
sebagai agen antagonis tergantung pada kondisi lingkungan (Alfizar et al, 2011).
Pengendalian hayati dengan menggunakan agens hayati yang terseleksi
sangatlah diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dan mengatasi dampak
negatif dari pemakaian pestisida sintetik yang selama ini masih dipakai untuk
pengendalian penyakit tanaman di Indonesia (Purwantisari dan Hastuti, 2009).
Trichoderma sp. mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai
agens hayati dalam pengendalian penyakit tanaman, hal ini dikarenakan sifat
Trichoderma sp. sebagai cendawan antagonis yang dianggap aman bagi lingkungan
karena cendawan ini berasal dari tanah dan dapat berfungsi sebagai pengurai unsur
hara tanaman serta dalam pengendalian penyakit memberikan hasil yang cukup
memuaskan (Ismail dan Tenrirawe, 2012).
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Miil) merupakan tanaman sayuran
yang sudah dibudidayakan sejak ratusan silam. Tomat merupakan tanaman dari famili
Solanaceae, yaitu berbunga seperti trompet. Bentuk, warna, rasa, dan tekstur buah
tomat sangat beragam. Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang sangat berpotensi dikembangkan, karena mempunyai nilai ekonomi yang cukup
tinggi dan potensi ekspor yang besar , sehingga permintaan produksi tanaman tomat
menjadi sangat tinggi. Terpenuhinya permintaan produksi tomat tergantung dari
jumlah peningkatan hasil produksi tomat yang di dapatkan di lahan.
Pada tanaman tomat sering kali terjadinya penurunan produksi hasil karena
disebabkan oleh gangguan dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yaitu
serangan penyakit layu fusarium. Layu Fusarium merupakan penyakit yang sangat
penting dan secara ekonomi merugikan karena sampai saat ini belum ada
pengendalian kimiawi yang efektif (Borrero et al., 2004). Penyakit disebabkan oleh
jamur Fusarium oxsporum f.sp. lycopersici (Sacc.)
Fusarium oxysporum merupakan jamur patogenik yang menyerang tanaman
tomat dan memiliki banyak spesies. Jamur ini dapat bertahan lama dalam tanah
dengan bentuk klamidiospora. Fusarium dapat hidup pada pH tanah yang luas,
Fusarium oxsporum sangat cocok pada tanah-tanah asam dengan kisaran pH 4,8-6.
Morfologi dari Fusarium spp. yaitu memiliki struktur yang terdiri dari mikrokonidia
dan makrokonidia.
Gejala perkembangan penyakit ini secara berurutan adalah daun menguning,
layu, dan mati. Tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya, bergerak menjadi layu
permanen dan mati dengan daun berwarna coklat melekat pada pangkal/ batang
pohon. Pada tanaman yang sakit, bila bagian tanaman yang berdekatan dengan
pangkal batang dipotong dengan pisau akan terlihat suatu cincin dari berkas
pembuluh.
Pengendalian dari penyakit ini dilakukan dengan 2 cara yaitu, secara biologis
digunakan dengan menggunakan jamur-jamur saprofit yang bersifat antagonis
terhadap Fusarium di antaranya dengan menggunakan fungi mikoriza arbuskula
(FMA), dan yang kedua secara hayati dengan menggunakan agens hayati yang
7
terseleksi sangatlah diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dan mengatasi
dampak negatif dari pemakaian pestisida sintetik yang selama ini masih dipakai untuk
pengendalian penyakit tanaman di Indonesia (Purwantisari dan Hastuti, 2009).
8
DAFTAR PUSTAKA
Rahayuniati, Ruth Feti, and Endang Mugiastuti. "Pengendalian Penyakit Layu Fusarium
Tomat: Aplikasi Abu Bahan Organik dan Jamur Antagonis Control of Tomato
Fusarial Wilt: Application of Organic Ash and Antagonistic Fungi." Pembangunan
Pedesaan 9.1 (2009). (Diakses pada 23 Oktober 2021 pukul 11.11 WITA).
http://repository.umsu.ac.id/bitstream/123456789/4469/1/05.%20SURYA%20SAPUTRA
%202020.pdf (Diakses pada 23 Oktober 2021 pukul 14.25 WITA).