Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYAKIT TANAMAN HIAS


IDENTIFIKASI PENYAKIT TANAMAN HERBAL LENGKUAS
(Alpinia sp.)

Aaliyah Keshya A
05081382126069

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit pada tanaman adalah proses yang disebabkan oleh gejala
penyakit, dimana proses tersebut akan bekerja setiap harinya dalam jangka waktu
yang lama, sehingga mengakibatkan tanaman tidak dapat menjalankan fungsinya
dengan baik. Tanaman akan terhambat pertumbuhannya, layu, dan tidak dapat
berbuah. Mengakibatkan tanaman menjadi mati apabila terjangkit oleh penyakit
tertentu. Tanaman dapat dikatakan sakit jika adanya terjadi perubahan bentuk atau
warna, batang, daun, bunga dan buah lalu terjadinya penurunan produktivitas.
Penyebabnya terjadi akibat faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik antara lain
infeksi jamur, bakteri dan virus sedangkan faktor abiotik antara lain intensitas
cahaya, suhu, kelembaban dan pH tanah (Brown et al., 2022) Penyakit tanaman
dapat menyerang semua jenis tanaman seperti tanaman hortikultura, tanaman hias
dan tanaman tahunan. Penyakit akan berkembang akibat dari faktor – faktor yang
mendukung seperti faktor abiotik dan faktor biotik (Sutrawati dan Bustamam,
2024)
Penyakit tanaman dapat menyerang tanaman semua jenis tanaman, salah
satunya tanaman herbal. Tanaman herbal adalah tanaman yang berkhasiat dalam
penyembuahn atau pencegahan segala macam penyakit. Seiring dengan
meningkatnya tingkat kesejahteraan, kesadaran dan kebutuhan akan perlunya
hidup sehat, di antaranya perlunya makanan yang sehat yang diproduksi secara
alami, tanpa penggunaan bahan - bahan kimia sintetis. Produk pangan ini pada
umumnya dihasilkan melalui budidaya secara organik atau mengunakan yang
alami. Di Indonesia terdapat 20.000 jenis tumbuhan obat. yang terdata sekitar
1.000 jenis, dan yang sudah dimanfaatkan untuk pengobatan herbal tradisional
baru sekitar 300 jenis (Yulianto, 2017) Suatu tanaman dapat dikatakan sehat atau
normal, jika tanaman tersebut dapat menjalankan fungsi - fungsi fisiologis dengan
seperti perkembangan dan pembelahan sel. Penyakit pada tanaman yang
disebabkan oleh mikroorganisme hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop
karena mikroorganisme itu kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang
(Kiran and Chandrappa, 2023)
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui patogen
yang menyerang tanaman herbal lengkuas.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Waktu yang telah dilakukan praktikum kali ini adalah Rabu, 17 April 2024
di Laboratorium Fitopatologi, Proteksi Tanaman Universitas Sriwijaya
Alat dan Bahan
Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum adalah 1. Bunsen, 2. Cover
glass, 3. Preparat, 4. Mikroskop, 5. Jarum ose / Jarum suntik.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum adalah Aquades dan
Tanaman hias yang terserang penyakit

Cara Kerja
1. Sterilkan jarum ose atau jarum suntik, preparat dan cover glass
menggunakan bunsen
2. Korek bagian tanaman hias yang terserang penyakit menggunakan jarum
ose atau jarum suntik
3. Letakan pada preparat dan ditutup cover glass
4. Letakan di mikroskop
5. Lakukan identifikasi
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

A B

Gambar 1. Fusarium sp. Pada tanaman herbal lengkuas (A), Perbandingan jurnal
Fusarium sp (B) (He et al., 2021), Gejala serangan (C).
Pembahasan
Pada praktikum kali ini tanaman herbal yang di identifikasi penyakitnya
adalah lengkuas atau Alpinia sp. Lengkuas adalah jenis tumbuhan umbi - umbian
yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya
masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan
tradisional (Ferlinahayati, 2019) Pada tanaman lengkuas didapati penyakit pada
daunnya yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp. daun terserang patogen
tersebut bergejala seperti perubahan warna pada tulang daun menjadi pucat,
terutama pada daun yang terdapat pada bagian atas, daun tua yang menggulung
karena tangkai daun merunduk. Hingga tanaman layu secara keseluruhan. Pada
beberapa tanaman ditemukan gejala daun pada bagian bawah menguning,
tumbuhnya akar adventif, daun tumbuhan menjadi kerdil (Azmi et al., 2021)
Jamur ini merupakan jamur patogen tular tanah yang dapat bertahan hidup tanpa
inang hingga lebih 10 tahun. Jamur ini dapat mengakibatkan kerusakan yang
cukup besar pada tanaman sehingga menimbulkan kerugian hingga 20 sampai
30% (Hartati et al., 2016)
Fusarium sp. memiliki koloni warna putih kekuningan. Jumlah sekat pada
makrokonidia 2 sampai 5 sekat (Ghufron et al., 2017) Jamur ini tepinya bergerigi,
permukaannya kasar berserabut dan bergelombang. Di alam, jamur ini
membentuk konidium. Konidiofor bercabang dan makro konidium berbentuk
sabit, bertangkai kecil, sering kali berpasangan. Miselium terutama terdapat di
dalam sel khususnya di dalam pembuluh, juga membentuk miselium yang
terdapat di antara sel - sel, yaitu di dalam kulit dan di jaringan parenkim di dekat
terjadinya infeksi. Fusarium sp. termasuk jamur aseksual yang menghasilkan tiga
spora yaitu mikronidia, makronidia, dan klamidospora. Mikronidia adalah spora
dengan satu atau dua sel yang dihasilkan Fusarium pada semua kondisi dan dapat
menginfeksi tanaman. Makronidia adalah fungi dengan tiga sampai lima sel
biasanya ditemukan pada permukaan. Klamidospora adalah spora dengan sel
selain diatas, dan pada waktu dorman dapat menginfeksi tanaman, sporanya dapat
tumbuh diair (He et al., 2021)
DAFTAR PUSTAKA

Azmi, F., Chatri, M., Advinda, L., and Irdawati. 2021. Effect of Rambutan Leaf
Extract (Nephelium lappaceum L.) on Colony Diameter and Percentage of
Growth of Inhibition Fusarium oxysporum. Serambi Biologi, 6(1), 7–11.

Brown, P. H., Zhao, F. J., and Dobermann, A. 2022. What Is A Plant Nutrient?
Changing Definitions To Advance Science And Innovation In Plant
Nutrition. Plant and Soil, 476(1–2), 11–23.

Ferlinahayati. 2019. Pembuatan Makanan Ringan Dari Herbal Lengkuas. Jurnal


Pengabdian Sriwijaya, 7(4), 900–905.

Ghufron, M., Dwi Nurcahyanti, S., dan Wiwiek, S., W. 2017. Pengendalian
Penyakit Layu Fusarium dengan Trichoderma sp. pada Dua Varietas Tomat.
J. Agrotek. Trop, 6(1), 29–34.

He, J., Li, D. W., Zhang, Y., Ju, Y. W., and Huang, L. 2021. Fusarium rosicola
sp. nov. causing Vascular Wilt On Rosa chinensis. Plant Pathology, 70(9),
2062–2073.

Hartati, S., Ummu. S. R., Lindung, T, P., dan Wawan, K. 2016. Kompabilitas
Vegetatif Fusarium oxysporum Dari Beberapa Tanaman Inang. Jurnal
Agrikultura, 27 (3): 132-139.

Kiran, S. M., and Chandrappa, D. N. 2023. Plant Leaf Disease Detection Using
Efficient Image Processing and Machine Learning Algorithms. Journal of
Robotics and Control (JRC), 4(6), 840–848.

Sutrawati, M., dan Bustamam, H. 2024. Potensi Senyawa Volatil dari Khamir
untuk Mengendalikan Cercospora coffeicola. Jurnal Fitopatologi Indonesia,
20(1), 1–15.

Yulianto, S. 2017. Penggunaan Tanaman Herbal Untuk Kesehatan. Jurnal


Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, 2(1), 1–7.

Anda mungkin juga menyukai