Oleh
181810401046
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
2021
PEMBAHASAN
Cabai merupakan salah satu jenis sayuran buah yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat karena jika makan tanpa cabai diibaratkan seperti makan tanpa garam.
Sayuran ini dibudidayakan di daerah tropis yang areanya paling luas yaitu 20,6%
diantara sayur lain di Indonesia. Buah cabai yang kualitasnya bagus dapat diketahui
dari ukuran, bentuk, warna hingga keadaan kulit buah cabai (Hariyati dan Fajwati,
2019). Dalam pembudidayaan tanaman cabai terdapat faktor pembatas berupa
penyakit yang dapat menyerang tanaman. Penyakit dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor antara lain jamur, bakteri, nematoda, hingga virus. Patogen tersebut dapat
menyerang tanaman saat masih dalam proses pembibitan ataupun tanaman yang
sudah dewasa di lapangan (Pasaribu, et. al., 2018).
Penyakit kuning pada daun cabe disebabkan oleh virus genus Geminivirus
yang banyak terjadi di Indonesia. Penyakit ini ditularkan oleh hewan kutu daun
dengan spesies Bemisia tabacci atau Bemisia argentifolia. Kutu ini bisa disebut
dengan kutu kebul akan menginfeksi cabai saat kutu tersebut makan dari tanaman
yang sehat. Keberadaan satu ekor kutu kebul sudah bisa menginfeksi tanamannya
(Tumuhury dan Amanupunyo, 2013; Ridwan dan Prastia. 2017). Penyakit keriting
pada daun diakibatkan oleh vektor Aphid dan Thrips secara persisten (Tumuhury
dan Amanupunyo, 2013). Virus dapat menginfeksi tanaman dengan cara
membentuk suatu gen dan merusak jaringan berupa kromosom atau DNA/RNA.
Virus juga nantinya dapat menghentikan kinerja gen klorofil sehingga akan
dikuasai dengan warna kuning (Tumuhury dan Amanupunyo, 2013). Petani sudah
banyak melakukan tindakan pengendalian untuk menghindari kerugian ang
ditimbulkan, salah satunya adalah pemberian insektisida dengan dosis yang cukup
tinggi (Yidiawan dan Hapis, 2017).
Gejala lain yang dapat dilihat dari keadaan ujung tanaman mengalami
penyusutan ukuran dan berkerut, bahkan ada yang mengalami nekrosis di beberapa
tanaman. Penyakit yang paling sering ditemukan adalah penyakit keriting daun
daripada penyakit kuning pada daun. Daun juga bervariasi jika dilihat dari
kehadiran bercak karena ada yang berbercak dan ada yang tidak berbercak.
Tanaman yang sedang saya amati tidak memiliki buah sama sekali, hanya berbunga
karena umur tanaman yang relative muda sehingga belum pernah mengalami panen.
Tanaman cabe yang mengalami keriting dan kuning tidak berdekatan dengan
tanaman Physalis sp. karena disekitar tanaman cabe hanya terdapat rumput-
rumputan berupa rumput teki dan tanaman cabe yang lainnya. Gejala-gejala ini
akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabe dan mempengaruhi hasil panen
menjadi menurun secara drastis.
DAFTAR PUSTAKA
Hariyati, T. dan Fajwati. 2019. Pengaruh ZPT Hormonik terhadap Produksi Tiga
Varietas Cabai Besar (Capsicum annum L.). Agroradix. 2(2): 52 – 58.
Pasaribu, C. T., et. al. 2018. Pemodelan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit pada
Tanaman Tembakau Virginia dengan Metode Dempster-Shafer. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 2(5): 2092 –
2094.
Ridwan, M. dan B. Prastia. 2017. Pemanfaatan Tiga Jenis Pestisida Nabati untuk
Mengendalikan Hama Kutu Daun Penyebab Penyakit Kriting Daun pada
Tanaman Cabe Merah. Jurnal Sains Agro. 2(1): 1 – 11.
Vivaldy, L. A., et. al. 2017. Insidensi Penyakit Virus pada Tanaman Cabai
(Capsicum anuum) di Desa Kakaskasen II Kecamatan Tomohon Utara
Kota Tomohon. COCOS. 1(6): 1 – 9.