Anda di halaman 1dari 2

Eni maria dkk (2020) “menyatakan bahwa Pertanian mempunyai arti yang penting bagi kehidupan

manusia, selama manusia hidup, selama itu juga pertanian tetap akan ada. Secara khusus beras
merupakan hasil dari tanaman padi yang digunakan sebagai makanan pokok manusia. Pengganggu
Tumbuhan (OPT) seperti hama, penyakit dan gulma atau tumbuhan yang kehadirannya tidak
diinginkan pada lahan pertanian”

Deddy Kusbianto dkk (2017) “menyatakan bahwa Jerawat adalah suatu keadaan di mana pori-pori
kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah yang meradang. Seringkali orang awam
mengalami kesulitan dalam melakukan proses identifikasi antara penyakit jerawat dengan penyakit
yang mirip dengan jerawat, karena gejala yang ditimbulkan dari penyakit hampir sama. Berdasarkan
permasalahan tersebut, perlu adanya pengembangan sistem pakar untuk identifikasi dan tindakan
perawatan jerawat wajah menggunakan metode forward chaining. Sistem ini juga telah diuji coba
dan divalidasi oleh pakar serta beberapa user.

Nuryanto(2018:37)”menyatakan bahwa Pengendalian penyakit tanaman padi hingga kini masih


mengandalkan penggunaan pestisida kimia sintetik yang relative mahal sehingga biaya pengendalian
meningkat, mencapai 25% dari total biaya produksi. Selain itu, penggunaan pestisida sudah terbukti
mencemari lingkungan, terutama jika diaplikasikan secara tidakterkendali. Manipulasi lingkungan
atau rekayasa ekologi berpeluang menekan perkembangan penyakit tanaman. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengelola komponen budi daya secara selektif, di antaranya pemilihan varietas
tahan, penggunaan benih sehat, pengolahan tanah sempurna, penggunaan bahan organik,
keserempakan tanam pada waktu yang tepat, pemupukan berimbang dan pengaturan pengairan
tanaman. Selain efektif, teknologi pengendalian penyakit berdasarkan komponen epidemik
ini juga dapat menekan biaya produksi hingga 60% dan mengurangi tingkat kehilangan hasil padi
sampai 30%.”

Dini Yuliani (2017) “menyatakan bahwa Budidaya padi organik bertujuan meminimalkan penggunaan
pupuk anorganik dan pestisida kimia, namun kenyataannya tetap tidak terlepas dari gangguan hama
dan penyakit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaan hama, penyakit, dan musuh alami
pada budidaya padi organik. Aplikasi dilakukan pada 4, 6, 8, dan 10 minggu setelah tanam .
Pengamatan hama, penyakit, dan musuh alami pada 5, 7, 9, dan 11 MST sebanyak 20 rumpun per
plot. Hasil penelitian menunjukkan varietas dan aplikasi Daun Mindi, Sirsak dan Mahoni berpengaruh
nyata pada keparahan penyakit busuk batang pada 5 dan 7 MST di MH 2015/2016. Akan tetapi,
varietas Sintanur lebih tahan terhadap yellowing dengan nilai BWD pada dua musim tanam paling
tinggi dibandingkan varietas lainnya. Sintanur memiliki keparahan penyakit Bercak Daun Cercospora
paling rendah dibandingkan varietas lainnya. Keparahan penyakit umumnya meningkat seiring
dengan bertambahnya umur padi, sedangkan kepadatan populasi hama dan musuh alami
berfluktuasi”

Penyakit penting tanaman padi, yang diberikan kepada patani setempat adalah penyakit yang
dianggap penting mengganggu tanaman padi di lapangan. Penyakit tersebut antara lain: penyakit
blas, dengan gejala penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan hasil yang serius pada varietas
tanaman rentan selama periode kondisi cuaca yeng mengutungkan bagi pertumbuhan blas. Penyakit
sering disebut dengan blas daun, rotten neck, atau blast panicle, tergantung atas bagian tanaman
yang diserang. Jamur menghasilkan bercak atau lesion pada daun, sekat dari bentuk permata sampai
memanjang dan berakhir meruncing. Pusat bercak biasanya berwarna abu-abu dan lembarannya
coklat atau coklat kemerahan. Keduanya baik bentuk maupun warna bercak dapat bervariasi
menyerupai penyakit bercak daun coklat. Pengendalian yang dilakukan adalah: menanam varoietas
yang tahan, manajemen tanaman, pengendalian secara kimiawi, dan pengendalian hayati (Sudarma,
2013)

Anda mungkin juga menyukai