TANAMAN KEDELAI
diajukan sebagai salah satu syarat memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian
Hama Terpadu
Disusun Oleh :
BAB 2. PEMBAHASAN
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit yang disebabkan patogen jamur, bakteri, virus dan mikoplasma
merupakan satu kendala peningkatan produksi kedelai di Indonesia. Upaya
pemasyarakatan informasi tentang patogen penyebab penyakit tanaman, arti penting
dan teknologi pengendaliannya perlu dikembangkan. Pengendalian penyakit tanaman
kedelai dilakukan secara terpadu melalui pemaduan beberapa komponen
pengendalian secara teknik budi daya (varietas tahan, pergiliran tanam, benih sehat,
pemupukan, pengaturan jarak tanam, perbaikan drainasi), cara fisik (sanitasi,
eradikasi, pembenaman, pembakaran) dan penggunaan pestisida nabati untuk
menjaga ekologi. Upaya pengendalian dapat memberikan hasil optimal apabila
dilakukan secara serempak dalam hamparan yang luas melalui pendekatan kelompok
tani sehamparan.
DAFTAR PUSTAKA
Agrios, G.N. 1988. Plant Pathology, 3rd eds Academic Press, New York
Herminanto, Nurtianti, dan D.M. Kristianti. 2010. Potensi Daun Serai untuk
Mengendalikan Hama Callosobruchus analis. F. pada Kedelai dalam Simpanan.
Agrovigor. 3(1):19-27.
Jaybhay, S. A., S. P. Taware, P. Varghese and V. R. Nikam. 2016. Soybean Cultivation
by Farmers of Maharshatra : Identificatin and Analysis of The Problems.
Agricultural Research Communication Centre, 41(3) : 474-479.
Kurnia, F. G. dan M. Melati. 2018. Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merill)
Organik dengan Berbagai Dosis dan Cara Aplikasi Pupuk Kandang Kambing.
Buletin Agrohorti, 6(2) : 179-187.
Maman, Rochamtino, dan J. S. Muljowati. 2014. Hubungan Intensitas Penyakit Karatdengan
Produktivitas Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) pada Beberapa Varietas
Berbeda. Scripta Biologica, 1(2): 173-177.
Manueke, J., B. H. Assa, A. E. Pelealu. 2017. Rekomendasi Teknologi Pengendalian
Hama Secara Terpadu (PHT) Hama Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa) di
Desa Makalonsow Kecamatan Tondano Timur Kabupaten Minahasa. LPPM
Bidang Sains dan Teknologi, 4(1): 23-34.
Oyedemi, S.O., A.I. Okoh., L.V. Mabinya, G. Pirochenva, and A.J. Afolayan. 2008.
The proposed mechanism of bactericidal action of eugenol, α- terpinol and γ-
terpinene against Listeria monocytogenes, Streptococcus pyogenes, Proteus
vulgaris and Escherichia coli. African Journal of Biotechnology. 8(7):1280-
1286.
Purwono, dan H. Purnamawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Rukmana, R. dan Y. Yuniarsih. 2012. Budidaya dan Pasca Panen Kedelai.
Yogyakarta : Kanisius.
Safitri, N., I. R.Sastrahidayat, dan A. Muhibuddin. 2015. Pemanfaatan Bahan Nabati
Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum bacilicum L), Daun Sirih (Piper bettle Linn)
dan Daun Salam (Syzygium polyanthum), dalam Pencegahan Serangan Penyakit
Karat (Phakopsora pachyrhizi Sydow) pada Tanaman Kedelai (Glycine max L).
HPT. 3(3):52-62.
Sudjono, M.S. 2000. Pengaruh pupuk daun terhadap penyakit karat (Phakopsora
pachyrhizi) dan komponen hasil kedelai. Prosiding Kongres Nasional XV dan
Seminar Ilmiah PFI. 16-18 September 1999. p. 280-285
Sumartini. 2010. Penyakit Karat Pada Kedelai dan Cara Pengendaliannya yang
Ramah Lingkungan. Litbang Pertanian, 29(3): 107-112.
Suryantini and H. Kuntyastuti. 2015. Effect of Nitrogen Fertilization on Soybean
Production Under Two Cropping Patterns. Experimental Biology and
Agricultural Science, 3(3) : 316-323.
Rukmana, R. dan. Yuniarsih. 1996. Kedelai Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta:
Kanisius.