Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jeruk (Citrus sp.) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari Asia
Tenggara. Di Indonesia jeruk merupakan komoditas buah-buahan penting
(Soelarso, 1996). Menurut Adiyoga et al., (2009) sebagai buah-buahan yang
memiliki keuntungan tinggi jeruk sering di budidayakan karena dapat
beradaptasi di daerah manapun. Namun, meskipun produktivitas jeruk yang
tinggi permintaan domestik masih belum terpenuhi.
Produksi jeruk siam / keprok pada tahun 2017 di setiap provinsi
khususnya di wilayah Jawa Timur pada triwulan I adalah 4.099.204 pohon
dengan produksi buah yang di hasilkan sebanyak 245.298 (ton), sedangkan
pada triwulan II adalah 5.162.787 pohon dengan produksi buah sebesar 156.514
(ton) (BPS, 2017). Wijaya et al., (2017) menambahkan bahwa produktivitas
jeruk di Indonesia belum memenuhi harapan disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan petani dalam menanam jeruk dengan benar dan juga bertambahnya
hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk.
Rendahnya hasil panen disebabkan kurang efektif dalam pengendalian
serangga hama seperti minor daun jeruk, serangga bertepung, sisik merah,
tungau, rayap, kutu daun, dan lalat buah. Serangga hama tersebut tidak hanya
mempengaruhi hasil jeruk tetapi juga menurunkan kualitas buah (Ashraf et al.,
2014). Penggunaan tanaman yang kurang baik, belum berkembangnya teknik
budidaya dan serangan patogen penyebab penyakit di harapkan dapat ditangani
dengan baik karena hal tersebut dapat berdampak pada rendahnya produktivitas
jeruk (Wahyuningsih, 2009).
Penggunaan insektisida sintetik yang kurang kompatibel dengan
serangga parasitoid dapat menyebabkan peningkatan populasi hama dan
kemunculan hama sekunder (Hendrival, 2017). Penggunaan insektisida yang
tidak tepat dan cenderung berlebihan mengakibatkan berbagai masalah mulai

1
dari residu, ledakan hama sekunder, resurjensi, resistensi, dan perubahan status
serangga dari hama sekunder menjadi primer (Metcalf, 1994). Usaha
mengurangi pemakaian insektisida dalam pengendalian hama tanaman dapat
dilakukan melalui sistem pengendalian hama terpadu (PHT) yang penerapannya
di dasari oleh penekatan ekologi (Wijaya et al., 2012).
Bagian tanaman yang terpapar oleh residu insektisida jika dikonsumsi
manusia dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan, diantaranya
karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik (Matsumura, 1985). Radiyanto et al.,
(2010) menjelaskan bahwa petani hanya berpatokan pada insektisida sintetis
untuk menanggulangi hama dibandingkan menggunakan sistem pengendali
hama secara alami dan penerapan varietas tahan hama yang sangat jarang
dilakukan.
Penggunaan insektisida kimia sintetik tidak hanya akan membunuh
serangga hama sasaran, tetapi juga dapat membunuh serangga hama sekunder
dan musuh alaminya. Matinya musuh alami akan mengakibatkan menurunnya
potensi dan peran pengendalian hama secara alami (Trisyono, 2016).
Pengetahuan kepada para petani tentang jenis-jenis hama dan penyakit yang
menyerang tanaman jeruk serta pengendaliannya sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani jeruk dalam
mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman jeruk (Wijaya et al., 2017).
Menurut Syafitri et al., (2017), perlu di lakukan pengendalian hama dengan
melakukan sistem pengendalian hama terpadu agar produksi jeruk tidak
mengalami penurunan dan petani tidak mengalami kerugian yang besar.
Serangga sebagai komponen keanekaragaman hayati memiliki peranan
yang penting dalam jaring makanan yaitu sebagai herbivor, karnivor, dan
detritivor (Hadi & Aminah, 2012). Serangga herbivor dalam praktik budidaya
tanaman banyak merugikan petani, karena keberadaannya di pertanaman sering
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas hasil pertanian
(Suheriyanto, 2008).
Siregar (2014), menjelaskan bahwa sebagian besar serangga herbivora
adalah hama, selain serangga hama ada serangga yang menguntungkan yaitu

2
serangga penyerbuk, serangga pengurai, serangga parasitoid dan serangga
predator. Menurut Suheriyanto (2009), pada perkebunan jeruk organik daerah
Batu memiliki tingkat keanekaragaman serangga yang tinggi. Sedangkan Rizali
et al., (2002) menambahkan bahwa salah satu indikasi suatu lingkungan sehat
adalah dengan melihat tinggi atau tidaknya keanekaragaman serangga.
Menurut Suryani (2012), hama penting pada jeruk yaitu; kutu loncat
jeruk (Diaphorina citri Kuw.), kutu daun coklat (Toxoptera citricidus Kirk.),
kutu daun hitam (Toxoptera auranti), kutu daun hijau (Myzus persicae dan
Aphis gossypii), tungau (Panonychus citri McGregor.), thrips (Scirtothrips
citri), kutu sisik / kutu perisai (Lepidosaphes becki Newman, Unapsis citri),
lalat buah, kumbang pemakan daun ( Maleuterpes dentipes). (Sukri, 2016),
menambahkan bahwa Virus CVDP (Citrus Vein Phloem Degenerapions ) juga
merupakan hama pada jeruk.
Pengetahuan kepada para petani tentang jenis-jenis hama dan penyakit
yang menyerang tanaman jeruk serta pengendaliannya sangat dibutuhkan
(Wijaya et al., 2017). Melakukan studi keanekaragaman merupakan langkah
pertama dalam mengetahui gangguan komponen ekosistem yang bertujuan
untuk penanganan hama tanaman (Subianto, 2008).
Observasi yang telah dilakukan di Desa Pandanrejo Kecamatan
Bumiaji Kota Batu pada kebun petani dengan luas lahan 1.369 m², didapatkan
serangga dari famili yang berbeda yaitu; serangga family 1) noctuidae, 2)
syrphidae, 3) pseudococcidae, dan 4) Aphididae. Serangga merugikan yang
menyerang tanaman jeruk yaitu cabuk hitam, cabuk putih dan lalat buah
sedangkan, serangga yang menguntungkan belum terlihat. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa petani jeruk belum bisa
membedakan serangga menguntungkan dan serangga merugikan yang ada di
kebun jeruk, sehingga para petani menggunakan pestisida sintetik secara
berlebihan yang menyebabkan serangga merugikan menjadi resisten dan
serangga menguntungkan menjadi berkurang. Kurangnya pengetahuan petani
jeruk mengenai serangga merugikan dan menguntungkan serta penggunaan
pestisida sintetik secara berlebihan dapat menyebabkan penurunan produksi

3
jeruk. Maka dari itu, penting dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman
serangga menguntungkan dan merugikan pada perkebunan jeruk anorganik.
Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya mengenai serangga di lahan
perkebunan jeruk dilakukan oleh Pratama (2017), didapatkan hasil bahwa
ditemukan 6 ordo dan 23 family insecta dengan hasil indeks keanekaragaman
rendah yang dilakukan diperkebunan jeruk Organik. Selain itu, ada pula
penelitian yang sudah dilakukan oleh (Haqqi, 2017), didapatkan hasil
identifikasi keanekaragaman serangga polinator yang terkoleksi terdiri dari 17
family dengan hasil indeks keanekaragaman rendah yang didapatkan di
perkebunan jeruk organik dan anorganik.
Berdasarkan permasalahan kondisi lahan kebun jeruk peneliti akan
meneliti keanekaragaman serangga, sehingga penelitian ini mampu menambah
pengetahuan keanekaragaman serangga khususnya pada lahan kebun jeruk
milik salah satu petani di Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiji Kota Batu. Selain
itu, mampu memberikan pengetahuan bagi petani dan siswa yang bisa dijadikan
sebagai sumber informasi dan sumber belajar biologi bagi siswa.
Indonesia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman belum bisa
memanfaatkan keanekaragaman tersebut secara maksimal. Utami et al., (2014)
menyatakan bahwa langkah awal untuk pemanfaatan keanekaragaman hayati
adalah sebagai proses pembelajaran biologi. Proses pembelajaran biologi
membutuhkan interaksi secara langsung antara peserta didik dengan objek yang
sedang dipelajari. Aswita (2015) menambahkan bahwa inti dari pembelajaran
biologi adalah adanya interaksi yang sesungguhnya antara subyek dan obyek
biologi.
Pembelajaran biologi melibatkan proses yang berkaitan dengan mahluk
hidup dan lingkungannya yang didalamnya terdapat suatu proses pembelajaran
yang berhubungan dengan aktivitas nyata. Menurut Hayati et al., (2015) materi
keanekaragaman hayati membantu siswa berperan aktif dengan lingkungan
dalam suatu pembelajaran.
Hasil pembelajaran siswa yang rendah disebabkan oleh pembelajaran
biologi yang kurang menarik sehingga mengakibatkan kurangnya motivasi

4
siswa dalam belajar biologi. Hayati et al., (2015) menyatakan bahwa metode
pembelajaran yang digunakan guru hanya menghafal suatu konsep yang
menyebabkan siswa merasa bosan dan kurang berkonsentrasi. Demikian juga
menurut Suryaningsih (2018) pembelajaran biologi lebih menekankan
penguasaan pengetahuan mengenai materi-materi biologi, namun belum sampai
dengan pengaplikasian pengetahuan secara nyata.
Penerapan penggunaan sumber belajar belum dikembangkan oleh
pendidik menjadi menarik dan tepat umtuk membantu pencapaian kompetensi
dasar pendidikan (Munajah dan susilo, 2015). Maka dari itu, dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi khususnya
keanekaragaman serangga yang akan dijadikan salahsatu alternatif sumber
belajar biologi.
Hasil penelitian dapat dikatakan layak sebagai sumber belajar biologi
harus melakuan analisis sumber belajar antara lain kejelasan potensi, kesesuaian
dengan tujuan, kejelasan sasaran, kejelasan informasi yang diungkap, kejelasan
eksplorasi, dan kejelasan perolehan yang diharapkan (Suhardi, 2012).
Berdasarkan latar beakang tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul
identifikasi keanekaragaman serangga di kawasan perkebunan jeruk (Citrus
Sp.) di Daerah Batu sebagai sumber belajar biologi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang ditentukan pada penelitian, adalah sebagai
berikut:
1.2.1 Bagaimana keanekaragaman serangga di perkebunan jeruk Anorganik
milik petani di Padanrejo, Kecamatan Bumiaji Kota Batu?
1.2.2 Apa saja serangga menguntungkan dan merugikan yang ditemukan di
perkebunan jeruk Anorganik milik petani di desa Pandanrejo,
Kecamatan Bumiaji Kota Batu?
1.2.3 Berapa indeks nilai penting (INP) serangga yang ada di perkebunan
jeruk Anorganik milik petani di desa Padanrejo Bumiaji Kota Batu?

5
1.2.4 Bagaimana hasil penelitian Identifikasi Keanekaragaman Serangga di
kawasan perkebunan jeruk (Citrus Sp) di daerah batu khususnya pada
perkebunan milik petani di Desa Pandanrejo Kecamatan Bumiaji
sebagai sumber belajar biologi materi Keanekaragaman Hayati kelas X
SMA?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan :
1.3.1 Menganalisis berbagai ordo, famili dan peran serangga menguntungkan
serta merugikan yang ditemukan di perkebunan jeruk milik petani di
Desa Pandanrejo Bumiaji Kota Batu.
1.3.2 Mengetahui keanekaragaman serangga yang terdapat di perkebunan
jeruk Anorganik milik petani di desa Padanrejo, Bumiaji Kota Batu.
1.3.3 Menganalisis Indeks Nilai Penting yang ada di perkebunan jeruk
Anorganik milik petani di desa Padanrejo, Bumiaji Kota Batu.
1.3.4 Mendeskripsikan hasil penelitian Identifikasi Keanekaragaman
Serangga di kawasan perkebunan jeruk (Citrus Sp) di daerah batu
khususnya pada perkebunan milik petani Desa Pandanrejo Kecamatan
Bumiaji sebagai sumber belajar biologi berupa poster materi tingkat
keanekaragaman hayati kelas X SMA.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Memberi kekayaan pengetahuan Keanekaragaman Serangga yang ada di
Kawasan Perkebunan Jeruk Anorganik (Citrus Sp.) di Daerah Batu yang
akan di gunakan Sebagai sumber Belajar Biologi.
2. Memberi pengetahuan, terutama untuk para petani jeruk yang berada di
sekitar lokasi penelitian mengenai pengetahuan mengenai berbagai macam
jenis serangga yang menguntungkan dan merugikan bagi para petani jeruk.

6
3. Memberi penjelasan perihal diversitas jumlah jenis serangga, Indeks
Kemerataan, INP (Indeks nilai penting) serangga pada kawasan perkebunan
jeruk anorganik (Citrus Sp.) di Daerah Batu.

1.4.2 Manfaat Praktis


Mengenal hubungan dan peran keanekaragaman serangga di Kawasan
Perkebunan Jeruk (Citrus Sp.) di Daerah Batu yang akan di gunakan Sebagai
sumber Belajar Biologi.

1.4.3 Manfaat di Bidang Ilmu Pengetahuan


1. Bagi pendidikan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memudahkan
dalam belajar mengajar tentang serangga khususnya pada materi
keanekaragaman hayati yang di ajarkan di kelas X semester I.
2. Manfaat untuk sekolah berharap dapat memberikan sumbangan yang baik
guna memperbaiki kegiatan belajar mengajar dan dapat menambah sumber
belajar biologi dalam pelajaran biologi.
3. Meningkatkan hasil belajar siswa dan referensi belajar pada pelajaran
biologi di materi keanekaragaman hayati kelas X

1.5 Batasan Penelitian


Batasan masalah pada penelitian yaitu :
1. Sampel diambil di kebun jeruk milik salah satu petani jeruk anorganik di
Pandanreji Kecamatan Bumiaji Kota Batu.
2. Pengamatan dilakukan di kebu jeruk keprok anorganik pada fase berbunga
dan berbuah.
3. Serangga yang di amati adalah serangga yang ada pada tanaman jeruk.
4. Trap yang digunakan adalah Yellow Sticky Trap (yang bentuknya berupa
lembaran persegi panjang kemudian kedua sisi sudah tempel dengan
perekat) dan Fly Net
5. Identifikasi hanya sampai tingkat famili.

7
6. Unit sampel yang di gunakan adalah satuan tanaman berumur 3 tahun
sebanyak 20% tanaman jeruk dari total tanaman jeruk sebanyak 120 pohon
di perkebunan jeruk milik petani yang akan di teliti.
7. Luas lahan pengamatan 1.369
8. Hasil penelitian keanekaragaman digunakan segabai sumber belajar
biologi.
9. Kondisi lingkungan yang diukur pada saat penelitian berupa parameter
fisika berupa suhu, kelembaban udara, intensitas cahaya, dan kecepatan
angin.

1.6 Definisi Istilah


a. Keanekaragaman merupakan variasi antara mahluk hidup dari semua
sumber, termasuk diantaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik
lainnya, yang terdiri dari tiga tingkatan yaitu keanekaragaman gen jenis dan
ekosistem.
b. Indeks keanekaragaman adalah sebuah gambaran metematik yang
menggambarkan struktur kehidupan serta mempermudah dalam alanisis
jenis dan jumlah suatu organisme.
c. Jeruk (Citrus sp.) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari Asia
Tenggara, di Indonesia jeruk merupakan komoditas buah-buahan penting
(Soelarso, 1996).
d. Serangga merupakan hewan yang mempunyai jumlah anggota terbesar
yaitu hampir lebih dari 72% anggota binatang masuk kedalam golongan
serangga (Tambunan, 2013).
e. Sumber belajar merupakan semua yang menyediakan fasilitas untuk
meningkatkan kegiatan belajar mengajar oleh peserta didik, yang didapat
dari segala sumber seperti pesan, orang, alat dan teknik serta bahan
(Supriadi, 2015).

Anda mungkin juga menyukai