Anda di halaman 1dari 5

1.1.

Tanaman Mangga (Mangifera indica L)

Tumbuhan mangga merupakan tumbuhan angiospermae dan merupakan

tumbuhan dikotil yang bijinya berkeping dua. Klasifikasi tanaman mangga menurut

(Riska dkk., 2015) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Orde : Sapindales

Famili : Anacardianceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica L.

Mangga merupakan salah satu tanaman yang populasinya sangat banyak di

Indonesia. Mangga merupakan tumbuhan yang berasal dari India. Mangga berasal

dari India dan sudah ada sejak peradaban India (Gunastri, 2012). Mangga adalah

salah satu tanaman yang mudah tumbuh di Indonesia karena mangga cocok ditanam

pada tempat yang tropis seperti di Indonesia. Mangga mempunyai nama lokal yang

biasa di ucapkan dalam kehidupan sehari-hari contohnya “pelem” berasal dari Bahasa

Jawa. Kata “pelem” merupakan kata yang berasal dari Bahasa Jawa yang artinya

adalah buah mangga (Damariswara, 2016).


Mangga dapat tumbuh pada kondisi udara yang cukup baik, tanah yang

memiliki kandungan air dan unsur hara yang cukup. Syarat tumbuh mangga adalah

ketersediaan air serta unsur hara yang cukup di dalam tanah (Sandrawati dkk, 2017).

Habitat tumbuhan mangga adalah pada dataran dengan keadaan tanahnya subur dan

gembur serta memiliki kandungan hara yang cukup baik. Pada daerah tropik seperti

di Indonesia tumbuhan mangga dapat tumbuh dengan subur karena tanahnya subur

dan gembur (Wardiningsih dkk, 2017).

Akar mangga memiliki warna coklat dan akan berwana lebih gelap lagi jika

dewasa. Pohon mangga memiliki akar yang berwarna coklat tua dan semakin tua pada

saat dewasa (Amin 2015). Buah mangga bermanfaat untuk mengatasi sembelit,

karena kandungan vitamin dan serat dari buah mangga yang dapat melancarkan

saluran pencernaan. Ekstrak buah mangga asli mampu melawan pertumbuhan bakteri

patogen yang berada di saluran pencernaan serta dapat melancarkan gangguan

pencernaan (Harjiyanti dkk. 2013).

1.1.1 Hama Tanaman Mangga

Hama merupakan hewan yang sangat merugikan tanaman, salah satu hama penting

yang menyerang tanaman Mangga adalah Penggerek pucuk mangga (Sternochetes genioenemis

marshall) yang biasanya menyerang tunas atau malai bunga. Penggerek manga merupakan jenis

hama pada batang pohon dengan melubangi batang tersebut (Szentesei dkk., 2011). Penggerek

pucuk manga menyerang dengan cara menggerek pucuk yang masih muda dan malai bunga dengan

cara mengerek tunas atau malai menuju kebawah. Penggerek pucuk manga dapat ditangulangi
dengan cara matikan larva penggerek yang ada di cabang yang telah dipotong dengan membelah

tanaman atau membakarnya (Tuswanto dkk , 2013)

Hama selanjutnya pada tanaman manga adalah kutu putih (Bemisia tabaci) yang biasanya

menrusak pada daun tanaman manga. Kutu putih akan menyerang dengan hinggap didaun dan

menghisap cairan sel daun (Sinaga, 2014). Serangga hama kutu putih menyebabkan pertumbuhan

dan produksi dan produksi tanaman terhambat. Hama kutu putih dapat dikendalikan dengan cara

menyemprotkan insektisida yang sesuai dosis jumlah hama tersebut (Siregar, 2011)

Kutu putih tanaman manga memiliki ambang batas. Ambang batas pada kutu putih daun

manga adalah 5 ekor pada setiap daun tetapi perkembangbiakannya dibantu dengan semut, jika

lebih dari itu maka perlu diperlakukan pengendalian. (Kartika dkk. 2016) Penggerek tanaman manga

memiliki ambang batas. Amabang batas pengerek tanaman manga adalah pada umumnya 13 –

15%, jika kerugian lebih dari itu maka perlu dilakukan penanggulangan (Muqqodas dkk. 2017).

4.2.1. Hama Tanaman Mangga (Mangifera indica L)

Berdasarkan Praktikum Perlindungan Tanaman dengan materi Pengamatan


Organisme Pengganggu Tanaman yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan hama Mangga (Mangifera indica L)

No Hama Bagian yang diserang


1 Kutu putih Daun
2 Penggerek Tanaman Mangga Tunas dan Malai bunga
Sumber : Data Primer Praktikum Perlindungan Tanaman, 2019.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hama yang menyerang

tanaman Mangga adalah hama kutu putih dan Penggerek tanaman Mangga. H al ini

sesuai dengan pendapat Szentesei dkk, (2011) yang menyatakan bahwa Penggerek manga

merupakan jenis hama pada batang pohon dengan melunagngi batang tersebut. Penggerek pucuk

manga menyerang dengan cara menggerek pucuk yang masih muda dan malai bunga dengan cara

mengerek tunas atau malai menuju kebawah. Hal ini sesuai dengan pendapat Tuswanto dkk, (2013)

yang menyatakan bahwa menanggulangi penggerek pucuk manga dengan cara menggerek daun

muda dan malai bunga. Hama kutu putih (Bemisia tabaci) yang biasanya merusak pada daun

tanaman manga. Hal ini sesuai dengan pendapat Sinaga (2014) yang menyatakan bahwa Kutu putih

akan menyerang dengan hinggap didaun dan menghisap cairan sel daun. Serangga hama kutu putih

menyebabkan pertumbuhan dan produksi dan produksi tanaman terhambat. Hal ini sesuai dengan

pendapat Siregar (2011) yang menyatakan bahwa mengendalikan hama kutun putih dengan cara

menyemprotkan insektisida yang sesuai.

Dapussssssssss

Riska, S. Y., L. Cahyani, dan M. I. Rosadi. 2015. Klasifikasi jenis tanaman mangga
gadung dan mangga madu berdasarkan tulang daun. J. Buana Informatika, 6 (1)
: 41 – 50.
Gunastri, C. T. 2012. Mangga Top di Kebun dan Pot. Swadaya. Malang.
Damariswara, R. 2016. Analisis ketidaktepatan penggunaan Bahasa Jawa krama alus
mahasiswa PGSD angkatan 2012 UN PGRI Kediri dalam mata kuliah Bahasa
Daerah. J. Pendidikan Dasar Nusantara, 2 (1) : 50 – 64
Sandrawati, A., A. Suriadikusumah, dan A. D. Yuningtyas. 2017. Identifikasi zona
agrokologi dan kesesuaian lahan komoditas mangga arumanis (Mangifera
indica L.) di Kabupaten Probolinggo. J. Soilrens, 15 (1) : 29 – 37.
Wardiningsih, S., R. M. Syahadat, P. T. Putra, dan R Purwati. 2017. Konsep
perencanaan tata hijau lanskap sempadan setu mangga bopong sebagai area
konservasi tumbuhan bernilai ekologis dan budaya. J. Arsitektur NALAR, 16
(2) : 135 – 144.
Tuswanto, Abdul Fadlil, 2013. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Hama dan Penyakit
Tanaman Mangga Menggunakan Certainty Factor. J. Sarjana Teknik
Informatika. 1 (1) : 2338 – 5197
Szentesi, A., P. D. Greany & D. L. Chambers. 2011. Oviposition Behavior of
Laboratory-Reared and Wild Caribbean Fruit Flies Anastrepha suspense
(Diptera: Tephritidae): I. Selected Chemical Influences. Entomologia
Experimentalis et Applicata 26: 227−238.

Sinaga JCH. 2014. Identifikasi kutu daun (Hemiptera: Aphididae) pada tanaman buah
di Bogor [skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Siregar, A.S., D. Bakti., Z.Fatimah., 2014. Keragaman Jenis Serangga di Berbagai


Tipe Lahan Sawah. J. Agrotek., 2(4): 1640-1647.

Amin, N. 2015. Tumbuhan peneduh di hutan kota banda aceh sebagai media
pembelajaran biologi. J. Biotik, 2(1) : 495 – 501.

Harjiyanti, M. D., Y. B. Pramono, dan S. Mulyani. 2013. Total Asam, Viskositat, dan
Kesukaan pada Yougurt Drink dengan Sari Buah Mangga (Mangifera indica
L.) Sebagai Perasa Alami. J. Aplikasi Teknologi Pangan, 2 (2) : 104 - 107.

Kartika, R. D., Hardiyansyah, dan S. Amintarti. 2016. Jenis-jenis tumbuhan benalu


(suku: Loranthaceae) berdasarkan inang di gunung calang Desa Hinas Kiri
Kecamatan Batang Ali Timur Kabupaten Hulu sungai Tengah. J. Wahana-Bio,
16 (2) : 43 – 51.
Muqoddas, I., W. Widyasari, dan I. Istianah. 2017. Penggunaan metode demonstrasi
dalam pembelajaran IPA tentang perkembangbikan vegetatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. J. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 2 (1) : 1 –
8.

Anda mungkin juga menyukai