Kata Kunci : uji ketahanan, Saccharum spp. hybrid, salinitas, cekaman garam,
NaCl.
I. PENDAHULUAN potensi lahan tersebut dapat ditingkatkan
menjadi lebih produktif dan berkelanjutan.
1.1 Latar Belakang Lahan marginal di Indonesia terdiri atas
Tanaman tebu (Saccharum sp.) lahan pasang surut, lahan salin, gambut, dan
merupakan salah satu komoditas penting lahan-lahan yang berada di dekat areal
untuk dijadikan bahan utama pembuatan pertambangan (Yuniati, 2004).
gula yang sudah menjadi kebutuhan primer Salinitas adalah satu dari berbagai
dalam rumah tangga, hal ini dikarenakan masalah pertanian yang cukup serius yang
dalam batangnya terkandung 20% cairan mengakibatkan berkurangnya hasil dan
gula (Royyani dan Lestari, 2009). produktivitas pertanian. Salinitas
Peningkatan produksi pertanian di didefinisikan sebagai adanya garam terlarut
Indonesia, salah satunya dilakukan dengan dalam konsentrasi yang berlebihan dalam
usaha ekstensifikasi. Dalam usaha larutan tanah. Salah satu strategi untuk
ekstensifikasi, penggunaan lahan-lahan menghadapi tanah salin adalah memilih
pertanian akan bergeser dari lahan yang kultivar tanaman pertanian yang toleran
subur ke lahan-lahan marginal. Lahan terhadap kadar garam yang tinggi (Yuniati,
marjinal didefinisikan sebagai lahan yang 2004). Salinitas memberikan suatu efek bagi
mempunyai potensi rendah sampai sangat dunia pertanian secara signifikan yaitu dapat
rendah untuk dimanfaatkan sebagai lahan mengurangi produktivitas dari tanaman
pertanian, namun dengan penerapan suatu pertanian (Tuteja.2005).
teknologi dan sistem pengelolaan yang tepat
Penanaman klon tebu yang toleran di ditambahkan adalah 7.69 gram dan 17.95
lahan salin, merupakan salah satu alternatif gram.
dalam pengembangan dan peningkatan
budidaya dan pertanaman tebu. Untuk Penelitian ini sebagai penelitian
keperluan tersebut perlu dilakukan tahap awal yang selanjutnya oleh P3GI akan
penelitian untuk menguji ketahanan dilakukan penelitian lanjutan untuk meneliti
beberapa klon tebu pada kondisi lahan salin. tebu yang tahan terhadap salinitas tinggi dan
1.2 Perumusan Masalah mungkin juga dapat dikembangkan di lahan
Berdasarkan latar belakang di kering. Metode Tanimoto digunakan sebagai
atas, maka dapat dikemukakan rumusan acuan karena metode tersebut cepat dan
masalah sebagai berikut: mudah dilakukan.
- Bagaimanakah respon tanaman tebu 1.4 Tujuan
terhadap kondisi lingkungan dengan Penelitian ini bertujuan untuk
konsentrasi NaCl 7.69 gram dan mendapatkan klon-klon tebu yang tahan
17.95 gram terhadap cekaman NaCl berdasarkan pada
respon tanaman setelah diberi cekaman
- Klon-klon tebu manakah yang NaCl.
memberikan respon peka atau tahan 1.5 Manfaat
terhadap kondisi lingkungan dengan Manfaat dari penelitian ini
konsentrasi NaCl 7.69 gram dan adalah menyediakan klon-klon tebu yang
17.95 gram toleran salinitas yang dapat dijadikan
1.3 Ruang Lingkup sebagai tetua persilangan atau
Batasan masalah pada penelitian ini dikembangkan di lahan-lahan salin dan
adalah mengetahui respon tanaman tebu kering.
terhadap kondisi konsentrasi NaCl 7.69
gram dan 17.95 gram, apakah ekstrim peka II. TINJAUAN PUSTAKA
atau ekstrim tahan bila dilihat berdasarkan
2.1 Tebu (Saccahrum sp)
parameter kecepatan kelayuan daun,
2.1.1 Taxonomy dan Sitogenetik
kecepatan mortalitas tanaman serta
Tebu komersial tidak lagi tebu dari
kecepatan tanaman untuk melakukan
spesies Saccharum officinarum melainkan
recovery. Klon-klon yang dipakai pada
spesies hybrid, plolyploid complex dengan
penelitian ini merupakan bagian dari koleksi
jumlah kromosom yang besar (Ming et al.,
plasma nutfah tebu yang dikelola Pusat
2001 dalam Hussain et al., 2004). Genus
Penelitian Perkebunan Gula Indonesia
Saccharum merupakan family Graminaea
(P3GI).
dari genus Saccharum yang terletak pada
Konsentrasi yang digunakan adalah
suku Andropogoneae dari ordo Poales dan
7.69 gram dan 17.95 gram. Hal ini
kelas Monocotyledoneae (Daniels et al,
berdasarkan penelitian sebelumnya yang
1987). Hubungan taksonomi dari grup ini
telah dilakukan oleh Tanimoto dan Nickell
berdasarkan penyebaran secara ekstensif
(1965). Dalam penelitiannya, Tanimoto
tebu manis oleh manusia dan perluasan
menambahkan NaCl dengan kenaikan 3
persilangan diantara berbagai spesies.
gram yang dimulai 6 gram sampai 30 gram,
Saccharum terdiri dari empat spesies
dengan tanah pada tiap tanaman sebanyak
domestic dan dua jenis liar (Hussain et al.,
25 kg. Dalam penelitian ini, tanah yang
2004). Domestikasi sebagai proses
digunakan dalam tiap polibag sebanyak 5
perkembangan organisme yang dikontrol
gram. Maka berdasarkan penelitian
manusia, mencakup perubahan genetik
Tanimoto tersebut, konsentrasi NaCl yang
(tumbuhan) yang berlangsung sinambung Akar tanaman tebu adalah serabut,
semenjak dibudidayakan. Dengan demikian, hal ini sebagai salah satu tanda bahwa
domestikasi berkaitan dengan seleksi dan tanaman ini termasuk kelas
manajemen oleh manusia, dan tidak hanya Monocotyledone. Akar tebu dapat dibedakan
sekedar pemeliharaan saja (Luasunaung et menjadi dua, yaitu akar stek dan akar tunas.
al., 2003). Menurut Daniels et al., 1987 Akar stek disebut pula akar bibit yang masa
dalam D’Heinz (1987), sistematika hidupnya tidak lama. Akar ini tumbuh pada
Saccharum spp. hybrid adalah sebagai cincin akar dari stek batang. Sedangkan akar
berikut: tunas merupakan pengganti akar bibit.
Regnum : Plantae Pertumbuhan akar ada yang tegak lurus ke
Divisio : Spermatophyta bawah, ada yang mendatar dekat
Sub divisi : Angiospermae permukaan tanah (Steenis, 2005).
Kelas : Monocotyledonae Daun tanaman tebu adalah daun
Ordo : Poales tidak lengkap, karena terdiri dari helai daun
Familia : Poaceae dan pelepah daun saja, sedang tangkai
Subfamily : Panicoideae daunnya tidak ada. Kedudukan daun
Tribe : Andropogoneae berpangkal pada buku. Panjang helaian daun
Subtribe : Saccharastrae adalah antara 1 sampai 2 meter, sedangkan
Genus : Saccharum lebarnya 4-7 cm, ujungnya meruncing,
Spesies : Saccharum spp. hybrid tepinya seperti gigi dan mengandung kersik
(Daniels et al., 1987). yang tajam (Sastrowijono,1987). Diantara
2.2.2 Morfologi Tebu pelepah daun dan helaian daun terdapat
Batang tanaman tebu beruas-ruas sendi segitiga dan pada bagian sisi dalamnya
(gambar 1), dari bagian pangkal sampai terdapat lidah daun yang membatasi antara
pertengahan, ruasnya panjang-panjang, helaian daun dan pelepah daun. Ukuran
sedangkan di bagian pucuk ruasnya pendek. lebar daun sempit kurang 4 cm, sedang
Tinggi batang antara 2 sampai 5 meter, antara 4-6
tergantung baik buruknya pertumbuhan, cm dan
jenis tebu maupun keadaan iklim. Pada lebar 6 cm.
pucuk batang tebu terdapat titik tumbuh
yang mempunyai peranan penting untuk
pertumbuhan meringg. Batang dengan mata
tunas paa ruas, di bawah ruas berlilin
(Steenis, 2005).
Gambar 2.3. Daun tebu
AN 551 PS 75-326
AZ 997 G 102
AR 401 S 4519
Q 1519
NCO 310
18.6 100