Anda di halaman 1dari 7

FERMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS MIKROBIA

UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN SAPONIN BUAH TREMBESI


(SAMMANEA SAMAN)
Ahimsa Kandi Sariri, Engkus Ainul Yakin

Program studi Peternakan FP Univet Bantara Sukoharjo Jl. Letjen S. Humardani No 1


Sukoharjo, kode pos 57512, Telp. (0271)593156, Fax (0271)591065,
Email ak_sariri@ymail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fermentasi dengan menggunakan berbagai mikrobia
terhadap kandungan saponin dan nutrient buah trembesi. Agensia fermentasi yang digunakan terdiri dari dua
kelompok yaitu jamur Aspergillus niger dan bakteri Lactobacillus plantarum. Rancangan yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap pola searah perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terbentuk kombinasi
perlakuan 12 unit percobaan. Analisis yang dilakukan meliputi analisis kandungan saponin dan analisis
proksimat daun trembesi. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan Aspergillus niger dan
Lactobacillus plantarum dalam fermentasi dapat menurunkan kandungan saponin dalam buah trembesi dan
penggunaan Aspergillus niger dan Lactobacillus plantarum dalam fermentasi dapat menurunkan kandungan
kandungan serat kasar dan meningkatkan protein kasar buah trembesi.

Kata kunci : buah trembesi, fermentasi, saponin,

Fermentation by Using Different Types of Microbes for Decreased Saponin Content in Fruit of Trembesi
(Sammanea saman)

Abstract
This objectives research to effect of using different microbial fermentation in reducing the saponin content while
increasing the nutrient content in trembesi pods (Sammanea saman). Fermentation agents used consisted of
two groups: the fungus is Aspergillus niger and bacteria is Lactobacillus plantarum. The design used was
completely randomized design pattern in the direction of the treatment repeated six times to form the combined
treatment of 12 experimental units. Analysis was conducted on the saponin content analysis and proximate
analysis of trembesi pods This study concluded that the use of Aspergillus niger and Lactobacillus plantarum in
the fermentation can reduced the saponin content of the trembesi pods and use of Aspergillus niger and
Lactobacillus plantarum in the fermentation can reduce the content of crude fiber content and increasing the
crude protein trembesi pods.

Keywords : fermentation, saponin, trembesi

1. PENDAHULUAN berpotensi mengeringkan sumber air selain itu


Pohon trembesi adalah pohon yang juga merupakan pohon yang mempunyai
memiliki kemampuan menyerap air tanah yang perakaran yang dangkal sehingga pohon ini
kuat, dapat menyerap 28,5 ton/tahun mudah roboh selain itu trembesi bersifat invasif
karbondioksida dan mempunyai perakaran karena memiliki tajuk yang luas, sekaligus
yang dapat bersimbiosis dengan bakteri tebal. Kondisi ini membuat cahaya matahari
rhizobium untuk mengikat nitrogen dari udara. sulit menembus. tanaman di bawah naungan
Sebaliknya banyak riset menyatakan bahwa tajuknya sehingga tidak bisa tumbuh subur,
trembesi termasuk jenis pohon dengan bahkan mati.
evaporasi atau penguapan tinggi sehingga

122
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 3, No. 2, 2019
Sariri, AK & Yakin, EA. 2019

Trembesi telah dimanfaatkan oelh enzim sel serta merusak protein sel
masyarakat. Buah trembesi menjadi makanan (Hostettmann, 1995).
ringan bagi manusia. Daun dan kulit buah Saponin dapat memberikan pengaruh
trembesi digunakan sebagai pakan ternak terhadap proses biologis tubuh dan
ruminansia. Ternak ruminansia adalah ternak metabolisme zat nutrisi dengan cara
yang mempunyai lambung jamak dengan menghambat produktivitas kerja enzim seperti
empat kompartemen dan mengalami proses enzim kimotripsin sehingga menghambat
ruminasi. Keberlangsungan proses ruminasi produktivitas dan pertumbuhan ternak. Efek
sangat tergantung dengan adanya bahan biologis utama dari saponin adalah saponin
pakan yang mempunyai kandungan serat mampu menghemolisis sel darah merah
kasar tinggi. Bahan pakan dengan kandungan karena interaksi saponin dengan membran
serat kasar yang tinggi banyak terdapat pada (protein, fosfolipida dan kolesterol) dari
hijauan tanaman. Ketersediaan hijauan pakan eritrosit. Hemolisis adalah terlepasnya
di Indonesia tidak terjamin. Pada musim hemoglobin ke dalam plasma darah akibat
penghujan hijauan berlimpah tetapi pada saat pemecahan eritrosit ( Francis et al., 2002).
musim kemarau sangat kurang . Pakan yang mengandung lebih dari 0,20%
Ketidaktersediaannya hijauan pakan sebagai saponin akan berakibat buruk terhadap
kebutuhan pokok ternak ruminansia, memaksa pertumbuhan, konsumsi pakan dan efisiensi
peternak untuk memberikan hijauan pakan pakan. Saponin pada alfalfa dapat
seadanya yang biasanya diperoleh dari mengakibatkan kembung pada ruminansia
tanaman tahunan. karena saponin merupakan agen-agen aktif
Trembesi masuk dalam familia pada permukaannya dalam memproduksi
Mimosoideae. Daun, biji, dan kulit batang sabun yang bersifat membusa. Level rendah
trembesi mengandung saponin disamping itu penggunaan tepung alfalfa menurunkan jumlah
daun dan bijinya mengandung polifenol. (Mc rata-rata pertumbuhan unggas, yang menjadi
Donald et al., 1988). Lebih lanjut Widodo efek utama dari kandungan saponin adalah
(2005) menyatakan saponin ada pada seluruh pada palatabilitas dan feed intake
bagian tanaman, misalnya pada daun, batang, dibandingkan pada efek metabolismenya.
akar, bunga dan biji sedangkan jumlahnya Penggunaan strain rendah saponin
bervariasi sesuai waktu pemotongan. tetapi di meningkatkan level alfalfa menjadi bahan
sisi lain tanaman ini mempunyai perakaran makanan untuk ruminansi tanpa menurunkan
yang dapat bersimbiosis dengan bakteri penampilan pertumbuhannya ( Francis et al.,
rhizobium yang bisa mengikat N bebas 2002).
Saponin adalah glikosida yang setelah Fermentasi adalah proses pemecahan
dihidrolisis akan menghasilkan gula (glikon) karbohidrat menjadi alkohol, asam laktat, asam
dan sapogenin (aglikon). Senyawa aktif butirat dan asam karbonat serta pelepasan
permukaan dari saponin bersifat seperti sabun panas. Protein dirombak menjadi amonia,
dan dideteksi berdasarkan kemampuan asam amino, amida, asam asetat, asam butirat
membentuk busa pada pengocokan dan dan air. Suliantari dan Rahayu (1990)
memiliki rasa pahit yang mempunyai efek menyatakan bahwa dengan fermentasi terjadi
menurunkan tegangan permukaan sehingga penghilangan zat anti nutrisi yang bersifat
merusak membran sel dan menginaktifkan racun antara lain glukosida. Selanjutnya
fermentasi daun ubikayu dengan Aspergillus
123
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 3, No. 2, 2019
Sariri, AK & Yakin, EA. 2019

niger mampu meningkatkan protein, nilai 1. Buah trembesi diambil dari pohon
kecernaan dan penurunan serat kasar kemudian dipisahkan antara kulit dan
(Balitnak, 1994). bijinya.
2. Kulit dan biji trembesi kemudian dibungkus
2. BAHAN DAN METODE koran untuk menahan respirasi sel selama
Penelitian dilakukan di Laboratorium pengangkutan.
Biologi, Kimia dan Mikrobiologi Fakultas 3. Untuk menunggu pelaksanaan fermentasi,
Pertanian Universitas Veteran Bangun kulit dan biji trembesi yang dibungkus
Nusantara Sukoharjo. Analisis proksimat dan koran disimpan dalam lemari pendingin.
saponin dilakukan di Laboratorium Kimia A.5.3. Fermentasi
Analitik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 1. Kulit dan biji trembesi yang dibungkus,
Materi yang digunakan adalah : dibuka kembali dan dicampur dengan urea
Substrat kemudian diaduk hingga merata. Setelah
Substrat yang digunakan adalah buah itu kulit trembesi dikelompokkan menjadi 6
trembesi yang terdiri dari kulit dan biji. Buah kelompok dan biji trembesi dikelompokkan
trembesi yang digunakan diambil dari tiga menjadi 6 sehingga ada 12 kelompok yang
tanaman trembesi yang tumbuh di Desa kemudian menjadi unit percobaan.
Munggur Kecamatan/Kabupaten Karanganyar 2. Dari 6 unit percobaan kulit trembesi dibagi
yang sering digunakan oleh peternak sebagai menjadi dua. 3 unit percobaan diberi
pakan ternak. A.niger dan 3 unit percobaan diberi
Agensia Fermentasi L.plantarum. Kemudian dicampur hingga
Agensia fermentasi yang digunakan merata. 6 unit percobaan biji trembesi juga
terdiri dari dua kelompok yaitu jamur : dibagi menjadi dua. 3 unit percobaan
Aspergillus niger dan bakteri : Lactobacillus diberi A.niger dan 3 unit percobaan diberi
plantarum. L.plantarum. Kemudian dicampur hingga
Rancangan Percobaan merata.
Penelitian ini dirancang dengan 3. Semua unit percobaan, masing-masing
Rancangan Acak Lengkap pola searah dengan dimasukkan ke dalam plastik dan ditekan
perlakuan penambahan agensia fermentasi sedemikian rupa sehingga diusahakan
Aspergillus niger dan bakteri : Lactobacillus tertutup rapat.
plantarum. Setiap perlakuan diulang sebanyak 4. Peram selama 21 hari.
tiga kali sehingga terbentuk kombinasi
perlakuan 12 unit percobaan. Analisis kandungan nutrien dan analisis
Pelaksanaan Penelitian kandungan saponin.
A.5.1. Preparasi agensia fermentasi : Daun trembesi sebelum dan sesudah
1. Perbanyakan isolat fermentasi dilakukan analisis kandungan
2. Menumbuhkan agensia, untuk A.niger nutrien yang meliputi bahan kering, kandungan
dalam media potato dekstrose sedangkan air, protein kasar, lemak kasar, serat kasar,
L.plantarum dalam media MRS abu dengan menggunakan analisis proksimat
3. Inkubasi (AOAC, 1990) dan kandungan saponin dengan
A.5.2. Preparasi buah trembesi : analisis saponin.

124
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 3, No. 2, 2019
Sariri, AK & Yakin, EA. 2019

Analisis Statistik karbohidrat dan protein yang hasil


Data yang diperoleh dianalisis dengan sampingannya adalah uap air.
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) Dari Tabel 2. Menunjukkan bahwa
pola seaarah. Bagi variable yang menunjukkan penambahan mikrobia dalam fermentasi kulit
pengaruh yang nyata (P < 0,05) maka diuji buah trembesi dapat meningkatkan kadar air
lanjut dengan Duncan’s Multiple Range Test secara nyata dibandingkan kadar air buah
(DMRT) pada taraf 5 % (Astuti, 1980). muda trembesi. Hal ini bisa diakibatkan oleh
kadar air kulit buah trembesi yang memang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN lebih tinggi daripada buah muda trembesi.
Penelitian ini bertujuan untuk Selain itu bisa diakibatkan karena kulit buah
mengetahui peningkatan kandungan nutrien mempunyai tekstur yang lebih tebal daripada
dan penurunan saponin dalam trembesi yang buah muda, dilain pihak bahwa tanaman
difermentasi dengan penambahan mikrobia banyak mengandung selulosa, hemiselulosa
yang berbeda yaitu Aspergillus niger dan dan lignin. Kulit buah dimungkinkan lebih
Lactobacillus plantarum. Kandungan nutrien banyak mengandung selulosa dan
dan saponin pada trembesi sebelum hemiselulosa yang merupakan karbohidrat
difermentasi dapat dilihat pada Tabel 1. seperti yang tertera di Tabel 1. Fermentasi
Setelah mengetahui kandungan nutrien dan karbohidrat akan menghasilkan asam dan hasil
saponin dalam trembesi maka dilakukan sampingan air. Dengan semakin banyak
fermentasi. Dalam fermentasi tersebut karbohidrat yang dirombak oleh mikrobia maka
digunakan dua jenis mikrobia yang akan dipilih akan semakin tinggi pula air yang dihasilkan.
mikrobia yang paling memberikan peningkatan Abu
nutrien dan menurunkan kandungan saponin Perlakuan penambahan mikrobia dalam
buah trembesi. Hasil fermentasi trembesi fermentasi ternyata dapat meningkatkan
dengan penambahan mikrobia dapat dilihat kandungan abu pada trembesi. Peningkatan
pada Tabel 2. kandungan abu merupakan indikasi terjadi
peningkatan kandungan mineral pada
Kandungan Nutrien trembesi.
Kadar Air Dari Tabel 2. Menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Aspergillus niger dan
terjadi peningkatan kadar air pada trembesi Lactobacillus plantarum dalam fermentasi
yang difermentasi dengan Aspergillus niger trembesi tidak mempengaruhi secara nyata
ataupun Lactobacillus plantarum dibandingkan peningkatan kandungan abu pada buah muda
dengan tanpa fermentasi. Hal ini bisa dan kulit buah trembesi terfermentasi.
diakibatkan karena aktivitas Aspergillus niger Kandungan abu pada buah muda dan
dan Lactobacillus plantarum akan kulit buah tidak berbeda nyata, tetapi kulit buah
menghasilkan asam. Aspergillus niger mempunyai kandungan abu yang lebih tinggi
menghasilkan asam sitrat dan Lactobacillus dibandingkan buah muda. Hal ini menunjukkan
plantarum akan menghasilkan asam laktat. bahwa kulit buah trembesi mempunyai
Dengan keadaan asam akan menghambat kandungan mineral yang lebih tinggi
aktivitas mikroorganisme dalam penguraian dibandingkan dengan buah muda.

125
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 3, No. 2, 2019
Sariri, AK & Yakin, EA. 2019

Tabel 1. Kandungan Nutrien dan Saponin Trembesi


Bagian KA Abu LK PK KH Saponin
Tanaman
Buah Muda 52,73 3,82 0,29 11,81 43,87 0,95
Kulit Buah 54,35 3,94 0,08 8,32 77,28 1,44

.
Tabel 2. Kandungan nutrien dan saponin Trembesi Terfermentasi
Materi
Penelitian KA Abu LK PK KH Saponin
B-An 59.14a 4.44a 5.21b 42.58b 38.27a 0.06a
K-An 60.48b 4.73a 1.50a 22.54a 60.92b 0.92b
B-Lp 59.10a 4.31a 5.18b 48.16b 33.25a 0.08a
K-Lp 60.58b 4.88a 1.57a 59.79c 59.79b 0.89b

Lemak menunjukkan bahwa kandungan lemak dan lilin


Kandungan lemak kasar trembesi dalam buah muda lebih tinggi dibandingkan
mengalami peningkatan setelah difermentasi dengan kulit buah.
dengan penambahan mikrobia didalamnya.
Lemak dalam tanaman lebih banyak yang Protein
merupakan lemak sederhana ( Widodo, 2005). Perlakuan fermentasi ternyata
Lemak adalah kelompok senyawa heterogen memberikan peningkatan kandungan protein
yang berkaitan baik secara aktual maupun kasar yang cukup besar pada trembesi.
potensial dengan asam lemak. Didalam tubuh, Penambahan mikrobia Aspergillus niger dan
lemak berfungsi sebagai sumber energi yang Lactobacillus plantarum dalam fermentasi juga
efisien secara langsung dan potensial bila efektif dalam meningkatkan kandungan protein
disimpan dalam jaringan adiposa. kasar trembesi.
Dari Tabel 2. Menunjukkan bahwa Dari Tabel 2. Menunjukkan bahwa
penambahan mikrobia tidak mempengaruhi penambahan mikrobia Aspergillus niger dapat
peningkatan kandungan lemak kasar trembesi meningkatkan kandungan protein kasar buah
secara nyata, tetapi penambahan mikrobia muda berbeda secara nyata dibandingkan
dalam fermentasi buah muda trembesi dapat dengan kandungan protein kasar kulit buah
meningkatkan kandungan lemak kasar secara trembesi. Penambahan Lactobacillus
nyata dibandingkan kandungan lemak kasar plantarum ternyata lebih bisa meningkatkan
pada kulit buah trembesi. protein kasar yang cukup besar pada kulit buah
Lemak pada tanamana biasanya dan buah muda trembesi.
merupakan lemak sederhana. Lemak Kandungan protein dalam pakan akan
sederhana adalah ester asam lemak dengan meningkatkan palatabilitas pakan tersebut.
berbagai alkohol. Lemak sederhana terdiri dari Dengan palatabilitas yang tinggi maka akan
lemak dan lilin (Widodo,2005). Hal ini meningkatkan konsumsi ternak pada pakan

126
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 3, No. 2, 2019
Sariri, AK & Yakin, EA. 2019

tersebut, yang akhirnya diharapkan dapat


meningkatkan produksitivitas ternak. Kandungan Saponin
Lactobacillus plantarum lebih efektif Kandungan saponin trembesi menurun
dalam meningkatkan kandungan protein kasar dengan perlakuan fermentasi yang
pada trembesi dibandingkan dengan menggunakan mikrobia baik Aspergillus niger
Aspergillus niger, hal ini bisa diakibatkan ataupun Lactobacillus plantarum. Hal ini sesuai
karena bakteri Lactobacillus plantarum dengan pendapat Suliantari dan Rahayu
merupakan bakteri penghasil asam laktat yang (1990) yang menyatakan bahwa dengan
juga menghasilkan bakteriosin. Bakteriosin fermentasi terjadi penghilangan zat anti nutrisi
merupakan senyawa protein yang bersifat yang bersifat racun antara lain glukosida.
bakterisidal (James et al., 1992 dalam Afriani, Widodo (2005) menyatakan bahwa saponin
2010). merupakan suatu glikosida, apabila dihidrolisis
Karbohidrat maka menghasilkan gula (glikon) dan
Karbohidrat trembesi terfermentasi sapogenin (aglikon).
menurun dibandingkan dengan trembesi yang Tabel 2. Menunjukkan bahwa
tidak difermentasi. Karbohidrat dalam suatu kandungan saponin buah muda berbeda nyata
bahan terdiri dari serat kasar dan ekstrak tanpa dengan kandungan saponin kulit buah
nitrogen. Walaupun bukan suatu kepastian trembesi. Kandungan saponin pada kulit buah
tetapi penurunan karbohidrat bisa merupakan trembesi yang difermentasi dengan
indikasi dari penurunan serat kasar. Lactobacillus plantarum lebih rendah
Tabel 2. Menunjukkan bahwa dibandingkan dengan yang difermentasi
Aspergillus niger dan Lactobacillus plantarum dengan aspergillus niger. Hal ini bisa
memberikan kandungan karbohidrat kasar diakibatkan karena Lactobacillus plantarum
pada kulit buah lebih besar secara nyata merupakan bakteri asam laktat, yaitu bakteri
dibandingkan kandungan karbohidrat kasar yang mengubah laktosa dan gula lainnya
pada buah muda. Hal ini bisa diakibatkan menjadi asam laktat. Laktosa dan gula lainnya
bahwa buah muda suatu tanaman banyak masuk dalam golongan karbohidrat. Trembesi
mengandung protein dibandingkan dengan mempunyai kandungan karbohidrat yang
karbohidrat dan lipid (Dwidjoseputro, 1991). cukup tinggi sehingga bisa lebih
Karbohidrat akan memberikan kontribusi mengefektifkan kerja Lactobacillus plantarum
sebagai sumber energi dalam suatu ransum dibandingan Aspergillus niger. Mempunyai
pakan ternak. Melihat Tabel 1 dan Tabel 2. kemampuan untuk menghasilkan bakteriosin
Bisa dikatakan bahwa dengan fermentasi yang yang berfungsi sebagai zat antibiotik (Jenie
menggunakan Aspergillus niger dan dan Rini, 1995 dalam Taufik, 2004).
Lactobacillus plantarum dapat menurunkan
kandungan karbohidrat kasar trembesi tetapi 4. KESIMPULAN
masih mempertahankan karbohidrat kasar Penggunaan Aspergillus niger dan
dalam keadaan di cukup tinggi pada kulit buah. Lactobacillus plantarum dalam fermentasi
Diharapkan yang diturunkan pada fermentasi dapat menurunkan kandungan saponin dalam
tersebut adalah serat kasarnya. Pakan dengan buah trembesi dan dapat meningkatkan
serat kasar yang rendah akan meningkatkan kandungan nutrien buah trembesi dengan
nilai kecernaan suatu pakan (Tillman et al., peningkatan kandungan protein kasar
1984).
127
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 3, No. 2, 2019
Sariri, AK & Yakin, EA. 2019

sebaliknya menurunkan kandungan serat kasar McDonald, P., R.A. Edwards, and J.F.D.
buah trembesi. Greenhalgh. 1988. Animal Nutrition. 4
edition. Longman Scientific & Technical.
DAFTAR PUSTAKA England.

Sariri, A.K., 2012. Fermentasi dengan


Afriani. 2010. Pengaruh Penggunaan Starter Menggunakan Berbagai Jenis Mikrobia
Bakteri Asam Laktat Lactobacillus untukMenurunkan Kandungan Saponin
plantarum dan Laktobacillus fermentum Daun Trembesi (Sammanea saman).
terhadap Total Bakteri Asam Laktat, Laporan Penelitian Kompetitif.
Kadar Asam, dan Nilai pH Dadih Susu Universitas Veteran Bangun Nusantara
Sapi. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. Sukoharjo.
Volume XIII No. 6.
Soejono, Mohammad. 2004. Petunjuk
Astuti, Maria. 1980. Rancangan Percobaan. Laboratorium Analisis dan Evaluasi
Universitas Gadjah Mada Press. Pakan. Laboratorium Teknologi Makanan
Yogyakarta. Ternak Jurusan NMT fakultas
Peternakan UGM. Yogyakarta..
Balitnak, 1994. Pemanfaatan Limbah Pertanian
dan Limbah Pengolahan Tapioka/Sagu Suliantari dan W.P. Rahayu. 1990. Teknologi
sebagai Pakan Ternak. Warta Penelitian Fermentasi Biji-bijian dan Umbi-umbian.
Dan Pengembangan Pertanian. PAU-IPB. Bogor.

Dwidjoseputro,D. 1990. Pengantar Fisiologi Taufik, E. 2004. Dadih Susu Sapi Hasil
Tumbuhan. PT. Gramedia Pustaka Fermentasi berbagai Starter Bakteri
Utama. Jakarta. Probiotik yang Disimpan pada Suhu
Rendah. Media Peternakan. 27(3): 88-
Francis, George; Zohar Kerem, Harinder P. S. 133.
Makkar and Klaus Becker (December
2002). "The biological action of saponins Tillman, Allen D., Hari H, Soedomo R,
in animal systems: a review". British Soeharto P, P. Soekanto L. 1984. Ilmu
Journal of Nutrition 88 (6): 587–605. Makanan Ternak Dasar. UGM Press.
doi:10.1079/BJN2002725. PMID Yogyakarta.
12493081
Widodo, Wahyu. 2005. Tanaman Beracun
Hostettmann, K.; A. Marston (1995). Saponins. dalam Kehidupan Ternak. UMM Press.
Cambridge: Cambridge University Press. Malang.
p. 3ff. ISBN 0-521-32970-1. OCLC
29670810

128

Anda mungkin juga menyukai