Anda di halaman 1dari 8

PENETAPAN KADAR FLAVANOID TOTAL EKSTRAK DAUN

MELINJO (GENATUM GENANOM L.) DENGAN ANALISIS


SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Putriana Rachmawati
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Bangsa Purwokerto

Abstrak

Tanaman melinjo merupakan komoditas pangan yang melimpah di Indonesia dan memiliki
banyak manfaat bagi pengkonsumsinya mulai dari daun muda, bunga, biji, hingga kulitnya. Menurut
Voondan Kueh (1999) semua makanan yang berasal dari tanaman melinjo memiliki komponen gizi yang
tinggi, seperti karbohidrat sebesar 6,60%, protein sebesar 4,20%, kalsium sebesar 94,00 mg, vitamin C1 ,
500 mg dan lainnya. Metode penelitian ini yaitu analisis spektofotometri Uv-Vis yang dilakukan pada
sampel daun melinjo dengan pengukuran absorbansi standar flavonoid kuersetin pada panjang gelombang
424 nm. Hasil penelitian menunjukan bahwa kandungan flavonoid daun melinjo (Gnetum gnemon L)
pada desa Rempoah lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan flavonoid daun melinjo (Gnetum
gnemon L) di Desa Dukuh Waluh. Desa Rempoah memiliki tekstur tanah padat, yang mengakibatkan
akar dengan mudah menyerap air dari dalam tanah karena butiran partikel tanah dapat menahan laju air
sehingga perakaran tanaman mudah menyerap air, akibatnya pertumbuhan tanaman juga semakin baik.
Ditunjukan dengan kandungan pigmen flavonoid yang lebih baik dari Desa Dukuh Waluh. Sedangkan
pada daerah Dukuh Waluh struktur tanahnya berpasir dan berkerikil mengakibatkan daya ikat airnya
sangat lemah karena partikel-partikel tanah terlalu renggang akibatnya perakaran tanah kurang mendapat
suplai air sehingga pertumbuhan tanaman juga tidak baik, sehingga kandungan flavonoid juga lebih
sedikit. Tanah yang padat menyebabkan akar dengan mudah menyarap garam-garam mineral dan
mengakibatkan kandungan metabolit sekunder meningkat.

Kata kunci : mlinjo, penetapan, flavanoid

Abstract

Melinjo plants are an abundant food commodity in Indonesia and have many benefits for consumption
ranging from young leaves, flowers, seeds, to the skin. According to Voondan Kueh (1999) all foods
derived from melinjo plants have a high nutritional component, such as carbohydrates at 6.60%, protein
at 4.20%, calcium at 94.00 mg, vitamins C1, 500 mg and others. The method of this research is Uv-Vis
spectrophotometry analysis performed on melinjo leaf samples by measuring the standard absorbance of
quercetin flavonoids at a wavelength of 424 nm. The results showed that the content of melinjo leaf
flavonoids (Gnetum gnemon L) in Rempoah village was higher than the content of melinjo leaf flavonoids
(Gnetum gnemon L) in Dukuh Waluh Village. Rempoah village has a solid soil texture, which causes the
roots to easily absorb water from the soil because the particles of soil can hold back the rate of water so
that the roots of plants easily absorb water, as a result the plant growth is also getting better. Shown with
the content of flavonoid pigments that are better than Dukuh Waluh Village. Whereas in the Dukuh
Waluh area the sandy and gravel soil structure results in very weak water binding capacity because the
soil particles are too tenuous as a result of lack of water supply so that plant growth is also not good, so
there is less flavonoid content. Solid soil causes the roots to easily handle mineral salts and results in
increased secondary metabolite content.

Keywords: mlinjo, determination, flavanoids

Viva Medika | EDISI KHUSUS/SERI 1/ NOVEMBER/2017


13
PENDAHULUAN bebas dan dapat berfungsi sebagai
Melinjo (Gnetum gnemonL.) antiaging. Aktivitas antioksidan yang
merupakan salah satu jenis tanaman tinggi pada suatu bahan pangan
berbiji terbuka (Gymnospermae), dipengaruhi oleh senyawa yang ada
dimana dagingnya terbungkus oleh didalamnya (Septiani et al., 2012).
kulit luar. Tanaman melinjo Menurut Permadi (2006) didalam
merupakan komoditas pangan yang Dewi (2011) daun melinjo (Gnetum
melimpah di Indonesia dan memiliki gnemonL.) serta buahnya mengandung
banyak manfaat bagi tanin, saponin, dan flavonoid. Menurut
pengkonsumsinya mulai dari daun Dewi (2011) melinjo memiliki
muda, bunga, biji, hingga kulitnya. aktivitas antioksidan tertinggi pada
Menurut Voondan Kueh (1999) semua bagian daun yaitu sebanyak 5,97%
makanan yang berasal dari tanaman yang diperoleh dengan metode
melinjo memiliki komponen gizi yang ekstraksi pemanasan (perebusan) pada
tinggi, seperti karbohidrat sebesar suhu 60°C menggunakan pelarut
6,60%, protein sebesar 4,20%, kalsium akuades. Sedangkan pada bagian kulit
sebesar 94,00 mg, vitamin C1 , 500 buah memiliki aktivitas antioksidan
mg dan lainnya. Bagian tanaman yang terendah yaitu 2,47% dengan
sering dimanfaatkan adalah biji perlakuan yang sama.
melinjo, selain dimakan dengan cara di Pada umumnya antioksidan terdiri
rebus dapat juga diolah menjadi dari dua jenis yaitu antioksidan alami
emping. Kulit biji melinjo dapat dan antioksidan sintetik. Namun saat
diaplikasikan untuk bahan baku ini penggunaan antioksidan sintetik
pembuatan keripik kulit melinjo sudah dibatasi, hal ini didasari bahwa
sedangkan daun melinjo umumnya antioksidan sintetik yaitu BHT
dimasak menjadi sayuran atau lauk- (Butylated HydroxyToluena) ternyata
pauk. dapat meracuni binatang dan bersifat
Menurut Hanan dan Sutrisno karsinogen. Oleh karena itu saat ini
(2000) melinjo merupakan tanaman industri makanan dan obat-obatan
yang mengandung antioksidan tinggi, banyak yang beralih mengembangkan
sehingga dapat menghambat radikal dan mencari sumber antioksidan alami

Viva Medika | EDISI KHUSUS/SERI 1/ NOVEMBER/2017


14
dan melinjo merupakan salah satu antioksidan alami (Takashi dan
tanaman yang mengandung Takayuni, 1997)

METODOLOGI 3. 3. Ekstraksi Maserasi


1. Pengambilan Sampel Penelitian Pelarut yang digunakan dalam
Sampel yang digunakan adalah penelitian ini adalah metanol yang
sampel daun melinjo (Gnetum gnemon disesuaikan dengan kepolaran
L) pada desa Dukuh Waluh dan senyawa. Setelah sampel menjadi
Rempoah. Daun melinjo yang diambil serbuk kemudian ditakar dengan
pada kedua tempat berbeda disimpan metanol dengan perbandingan 1:5.
didalam plastik yang diberi label. Kemudian ditutup dan dibiarkan
Kemudian sampel daun dibawa ke selama 1 malam. Selama 1 malam
laboratorium untuk dilakukan ekstraksi akan menghasilkan ekstrak kental.
dan diuji kandungannya. Larutan yang didapat kemudian
2. Preparasi Sampel disaring dengan menggunakan kertas
Sampel yang telah di ambil dari penyaring. Sampel di uapkan dengan
lokasi penelitian di keluarkan dan menggunakan rotary evaporator dan
dicuci sampai bersih. Kemudian mendapat ekstrak cair yang kemudian
dikeringkan pada oven dengan suhu di water bath pada suhu 400C selama
460C selama 3 jam untuk 12 jam. Analisis Penentuan
menghilangkan kadar air dalam Kandungan Flavonoid Menggunakan
melinjo hingga didapat berat konstan. Spektrofotometri UV-Vis Kemudian
Selanjutnya daun melinjo dihaluskan dianalisis kandungan flavonoid total
dengan menggunakan blender dan dengan cara mengukur serapannya
dilanjutkan dengan pengayakan menggunakan spektrofotometer UV-
menggunakan kertas saring. Vis pada panjang gelombang 424 nm
Pengayakan dilakukan untuk serta memakai methanol sebagai
mengecilkan ukuran serbuk dan larutan baku. Kemudian dilihat
mempermudah pelepasan zat aktif absorbansi.
pada saat proses ekstraksi.

Viva Medika | EDISI KHUSUS/SERI 1/ NOVEMBER/2017


15
HASIL DAN PEMBAHASAN linear antara absorbansi dengan
Analisis spektofotometri Uv-Vis konsentrasi seperti pada besarnya angka
yang dilakukan pada sampel daun linearitas sebesar 0,999 Angka
melinjo dengan pengukuran absorbansi linearitas ini sudah mendekati nilai satu
standar flavonoid kuersetin pada maka dapat dikatakan absorbansi
panjang gelombang 424 nm. merupakan fungsi yang besarnya
Tabel 1. Absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi
Konsentrasi Absorbansi dan sesuai dengan persamaan regresi
1 mg 0,085 linear y = a + bx, oleh karena itu
2 mg 0,170
3 mg 0,257 persamaan melalui kurva pada gambar
4 mg 0,343 1 adalah : y = 0,0041 + 0,0833x.
5 mg 0,415
Dari tabel tersebut nilai Setelah itu konsentrasi flavonoid yang
absorbansi tertinggi pada konsentrasi diperoleh kemudian di kalibrasikan
5mg yaitu 0,415 maka hasil larutan dengan banyaknya pengenceran untuk
standar kuersetin tersebut digambarkan memperoleh kadar flavonoid dalam
dalam kurva kalibrasi larutan standar mg/L. Kemudian diperhitungkan
berupa grafik kurva konsentrasi versus dengan faktor pengenceran hingga
absorbansi (gambar1). didapat konsentrasi kandungan
Kurva kalibrasi tersebut flavonoid dalam ekstrak methanol daun
menunjukan bahwa adanya hubungan melinjo (Gnetum gnemon L).

0.5
0.4
Absorbansi

0.3
Absorbani
0.2
Column1
0.1
Column2
0
1 2 3 4 5
Konsentrasi

Gambar 1. Kurva Kalibrasi Larutan

Viva Medika | EDISI KHUSUS/SERI 1/ NOVEMBER/2017


16
Tabel 2. Kandungan Flavonoid Dalam Daun Melinjo (Gnetum gnemon L)
Pada Desa Dukuh Waluh dan Desa Rempoah
Kode Berat Berat Kadar
Rata-rata Perbedaan
Sampel Sampel Flavonoid Flavonoid
DW1 0,2735 38,0 13,893 12,954 4,076
DW2 0,2785 35,0 12,567
DW3 0,2983 37,0 12,403
DS1 0,2558 44,5 17,396 17,030
DS2 0,2526 43,0 17,022
DS3 0,2519 42,0 16,673
Keterangan:
DW : Desa Dukuh Waluh
DS : Desa Rempoah
U : Ulangan

Hasil menunjukan bahwa flavonoid ditandai dengan berubahnya


perbedaan kandungan melinjo pada warna pada sampel yang sudah diberi
Desa Dukuh Waluh dan Desa pelarut NaOH (Basa kuat).
Rempoah adalah sebesar 4,076%. Sebelumnya sampel berwarna hijau,
Kadar flavonoid diperoleh dengan tetapi setelah diberi pelarut NaOH
menggunakan rumus sebagai berikut : kemudian dikocok maka warna yang

Kadar flavonoid = terbentuk pada sampel adalah warna


kuning (Harborne, 1987).
x100%
Hasil penelitian menunjukan
Berdasarkan hasil analisis data
bahwa kandungan flavonoid daun
penelitian maka dapat diperoleh rata-
melinjo (Gnetum gnemon L) pada
rata kadar flavonoid daun melinjo
desa Rempoah lebih tinggi
(Gnetum gnemon L) pada Desa
dibandingkan dengan kandungan
Dukuh Waluh sebesar 12,954 %,
flavonoid daun melinjo (Gnetum
sedangkan rata-rata kadar flavonoid
gnemon L) di Desa Dukuh Waluh.
daun melinjo (Gnetum gnemon L)
Desa Rempoah memiliki tekstur tanah
pada Desa Rempoah sebesar 17,030
padat, yang mengakibatkan akar
%. Perbedaan kadar flavonoid daun
dengan mudah menyerap air dari
melinjo (Gnetum genmon L) pada
dalam tanah karena butiran partikel
Desa Dukuh Waluh dengan Desa
Rempoah sebesar 4,076%. Adanya

Viva Medika | EDISI KHUSUS/SERI 1/ NOVEMBER/2017


17
tanah dapat menahan laju air sehingga perakaran tanaman
mudah menyerap air, akibatnya cekaman air. Tinggi tempat
pertumbuhan tanaman juga semakin berpengaruh terhadap temperatur
baik. Ditunjukan dengan kandungan udara dan intensitas cahaya.
pigmen flavonoid yang lebih baik Temperatur dan intensitas cahaya
dari Desa Dukuh Waluh. Sedangkan akan semakin kecil dengan semakin
pada daerah Dukuh Waluh struktur tingginya tempat tumbuh (Sulistyono
tanahnya berpasir dan berkerikil dalam Nurnasari, 2010). Semakin
mengakibatkan daya ikat airnya tinggi suatu tempat, maka
sangat lemah karena partikel-partikel meningkatnya kelembapan.
tanah terlalu renggang akibatnya Ketinggian tempat juga
perakaran tanah kurang mendapat mempengaruhi kandungan metabolit
suplai air sehingga pertumbuhan sekunder. Semakin tinggi suatu tempat
tanaman juga tidak baik, sehingga maka semakin banyak kandungan
kandungan flavonoid juga lebih metabolit sekunder (Fatchurrozak,
sedikit. Tanah yang padat dkk, 2013).
menyebabkan akar dengan mudah Keberadaan senyawa flavonoid dalam
menyarap garam-garam mineral dan tanaman dapat disebabkan oleh
mengakibatkan kandungan metabolit perbedaan kondisi lingkungan tempat
sekunder meningkat (Pinem, 2007). tumbuh, suhu, sinar ultrafiolet, hara,
Pada umumnya flavonoid akan ketersediaan air dan kadar CO2 dalam
meningkat apabila tanaman atmosfer (Darusman dkk dalam
mengalami cekaman dari Rahakbauw, 2016). Pada penelitian
lingkungannya. Hal ini terjadi Karena Inggrid dan Santoso terhadap kadar
metabolit sekunder digunakan untuk total flavonoid buah kiwi menunjukan
mempertahankan diri dari kondisi bahwa suhu yang tinggi dapat
lingkungan tersebut (Pinem, 2007). merusak flavonoid Disebabkan karena
Hal ini terbukti pada Desa Rempoah flavonoid yang berbentuk glikosida
yang memiliki cekaman air terhidrolisis menjadi aglikon
dibandingkan dengan Desa Dukuh (Rahakbauw, 2016). Flavonoid
Waluh yang tidak mengalami merupakan senyawa polar sehingga

Viva Medika | EDISI KHUSUS/SERI 1/ NOVEMBER/2017


18
akan larut dalam pelarut polar. Fatchurrozak., Suranto., sugiyarto.
2013. Pengaruh ketinggian
Flavonoid merupakan senyawa aktif
tempat terhadap kandungan
yang berfungsi sebagai antioksidan vitamin C dan zat antioksidan
pada buah Carica pubescens di
(Sjahid, 2008).
dataran Tnggi Dieng. Pasca
Sarjana UNS.
KESIMPULAN
Hanan, Abdul dan Sutrisno. 2000.
Total kadar flavonoid daun Gnemon: Tumbuhan Lahan
Kering Multi Guna dan
melinjo (Gnetum gnemon L) di Desa
Konservasinya di Kebun Raya
Rempoah lebih banyak dibandingkan Bogor. Seminar Nasional
Konservasi dan Pendayagunaan
dengan total kadar flavonoid daun
Keanekaragaman Tumbuhan
melinjo (Gnetum gnemon L) di Desa Lahan Kering. Bogor: Kebun
Raya Bogor -LIPI.
Dukuh Waluh. Rata-rata total
http://eprints.uns.ac.id/204/1/17
flavonoid di Desa Dukuh Waluh 04922411201011351.pdf [17
Okt 2014].
sebesar 12,954 %, sedangkan rata-rata
flavonoid total di Desa Rempoah Harborne, J.B. 1987. Metode
fitokimia: Penuntun Praktikum.
sebesar 17,030%.
Lestari,S. Muharfizah. 2015.
Karakterisas fisikokimia
SARAN
kerupuk melinjo sebagai upaya
Dengan adanya penelitian ini diversifikasi produk olahan
melinjo.
kami berharap masyarakat atau
pemerintah dapat mengetahui kadar Markham, K.R., 1988. Cara
Mengidentifikasi Flavanoid,
flavonoid total yang ada pada tanaman
Diterjemahkan oleh Kokasih
daun melinjo (Gnetum gnemon L). Padmawinata. Penerbit ITB.
Bandung.

DAFTAR PUSTAKA Moniharapon, D, M. 2014. Ekstrak


Aktivitas antioksidan senyawa etanol daun melinjo (Gnetum
flavonoid ekstrak etanol biji gnemon L) Sebagai anti
terong Belanda (Solanum Feedant terhadap larva ulat
betaceum, syn) dalam grayak (Spodoptera litura Fab.)
menghambat reaksi peroksidasi pada tanaman sawi ( Brasica
lemak pada plasma darah tikus sinensis L.)
Wistar. Cakra Kimia Indonesia-
E Jurnal of Applied Chemistry. Mukhlisah, N, A. 2014. Pengaruh
Volume 2 level ekstrak daun melinjo

Viva Medika | EDISI KHUSUS/SERI 1/ NOVEMBER/2017


19
(Gnetum gnemonLinn) dan lama Fakultas Farmasi Universitas
penyimpanan yang berbeda Padjajaran,Bandung.
terhadap kualitas telur itik
[Skripsi online]. Fakultas Silalahi, J. 2006. Makanan
pertanian, Universitas Fungsional.
Hasanudin Makasar. Kanisius.Yogyakarta.

Nurnasari, E. Djumali. 2010. Sjahid, R, L. 2008. Isolasi dan


Pengaruh kondisi ketinggian identifikasi senyawa flavonoid
tempat terhadap produksi dan dari daun Dewandaru (Eugenia
mutu tembakau temanggung. uniflora L.).

Parubak, A, S. 2013. Senyawa Fakultas Farmasi, Universitas


flavonoid yang bersifat Muhamdiyah Surakarta.
antibakteri dari Akway (Drimys
becariana.Glbbs). Universitas Solichatun. Anggarwulan, E.
Negeri Papua. Mudyantini, W.2005.Pengaruh
ketersediaan air terhadap
Pinem, L, J. 2007. Perbedaan pertumbuhan dan kandungan
lingkungan dan masa tanam bahan aktif saponin tanaman
(Apium graveolus L.). Institut Ginseng Jawa
Pertanian Bogor. (Talinumpaniculatum Gaertn.).
Rahakbauw, I, D. 2016. Analisis Jurusan Biologi Universitas
senyawa flavonoid daun lamun Sebelas Maret Surakarta.
Enhalus acoroides di perairan
pantai Desa Waai Kabupaten Sunanto, H. 1993. Budi Daya Melinjo
Maluku Tengah. Universitas dan Usaha produksi emping.
Pattimura. Ambon Kansius.

Rais, R, I. 2015. Isolasi dan penentuan Takashi,M.,danTakayumi,S.1997.


kadar flavonoid ekstrak etanolik Antioxidant Activities of
herba Sambiloto (Andrographis Natural Compoud Found in
paniculata (BURM. F NESS). Plants. JAgricFood Chem. 45
Fakultas FarmasiUniversitas :1819-1822.
Ahmad Dahlan
Voon, B.H., dan Kueh, H.S. 1999.
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan The Nutritional Value of
Organik Tumbuhan Tinggi. Indigenous Fruits and
Penerbit ITB. Bandung. Vegetables in Sarawak.Asia
PacJClin Nutr.8 (1) : 24–31.
Septiani, S., Wathoni, N., dan Mita,
S.R. 2012. Formulasi Masker Winarsi, Hery.2007. Antioksidan
Gel Antioksidan dari Ekstrak Alami dan Radikal Bebas.
Etanol Biji Melinjo (Gnetum Kanisius.Yogyakarta.
gnemon Linn.). Skripsi.

Viva Medika | EDISI KHUSUS/SERI 1/ NOVEMBER/2017


20

Anda mungkin juga menyukai