Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 5, No.

3, November 2017

UJI FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN


BUAH MANGROVE Sonneratia alba
DI DESA NUNUK KECAMATAN PINOLOSIAN
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
(The Phytochemical Test and Antioxidant Activity of Mangrove Fruit Sonneratia alba from
Desa Nunuk Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)

Zulkifli Paputungan 1, Djuhria Wonggo 2, Bertie E. Kaseger 2


1)
Mahasiswa pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK Unsrat Manado
2)
Staf pengajar pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK Unsrat Manado

Sonneratia alba is one of the most common mangrove plants found in coastal countries in Asia
an including Indonesia, Malaysia Philippines, India, and China. The fruit of this plant is widely used as
a medicinal ingredient and is believed to have potential as a source of antioxidants. The purpose of this
study is to study the antioxidant activity in S. alba fruit 2–3cm diameter which originated from coastal
area of Desa Nunuk, Kecamatan. Pinolosian, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, North Sulawesi.
Testing of antioxidant activity of mangrove fruit was done by phytochemical and DPPH (1,1 -diphenyl-2-
picrilhidrazil). The result of phytochemical analysis showed that S. alba fruit contain alkaloid,
flavonoid, phenolic, tannin, and steroid compound. Additionally, the IC50 value was 296.54 ppm.
Keywords: phytochemical test, antioxidant activity, Sonneratia alba, mangrove fruit

Sonneratia alba salah satu tanaman mangrove yang banyak ditemukan di pesisir negara-negara
di Asia antara lain di Indonesia, Malaysia Filipina, India, dan Cina. Buah dari tanaman ini banyak
digunakan sebagai bahan obat dan diyakini memiliki potensi sebagai sumber antioksidan. Tujuan
penelitian ini yakni untuk mempelajari aktivitas antioksidan pada buah S. alba yang berdiameter 2–3cm
yang diambil di sekitar pesisir pantai Desa Nunuk, Kecamatan Pinolosian, Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan, Sulawesi Utara. Pengujian aktivitas antioksidan buah mangrove dilakukan dengan
uji fitokimia dan DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil analisa fitokimia menunjukkan bahwa buah
S. alba mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenolik, tannin, dan steroid. Selain itu nilai IC 50 adalah
296.54 ppm.

Kata Kunci: uji fitokimia, aktivitas antioksidan, buah mangrove, Sonneratia Alba,

PENDAHULUAN tumbuhan ini salah satunya dapat digunakan se-


bagai antioksidan (Spalding et al., 2010).
Indonesia memiliki wilayah perairan
Mengingat pentingnya fungsi kawasan
yang sangat luas dan beriklim tropis merupakan
mangrove, perlu diterapkan atau digalakkan
tempat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman
prinsip melindungi, mempelajari dan memanfa-
bakau. Sekitar 202 jenis spesies bakau di Indo-
atkan. Semua ini memerlukan koordinasi antara
nesia telah teridentifikasi dan tumbuh dengan
stakeholders dan masyarakat di sekitar kawasan
subur (Noor dkk., 2006). Mangrove di Indonesia
tersebut dan pencinta lingkungan, terutama ka-
merupakan yang terbanyak di dunia baik dari
langan akademisi (Arief, 2003).
segi kuantitas area maupun jumlah spesies
Data kajian komunitas mangrove di
(FAO, 2007).
Sulawesi Utara bahwa hutan mangrove Sulawe-
Mangrove mempunyai banyak sekali
si Utara sekitar 28.000 hektar dan ditemukan 17
manfaat yang bersinggungan langsung dengan
jenis mangrove dari 9 Famili dimana jenis yang
kehidupan manusia di daratan mulai dari man-
dominan ditemukan adalah Rhizophora, Brugui-
faat ekologi sampai sebagai sumber pangan di-
era, dan Sonneratia (Karauwan, 2011).
mana ekstrak dan bahan mentah dari tumbuhan
Santoso dkk., (2005) menyatakan bahwa
mangrove telah digunakan oleh masyarakat pe-
S. alba salah satu jenis mangrove tidak beracun,
sisir untuk keperluan pengobatan alamiah. Mas-
tidak memerlukan penanganan khusus dan lang-
yarakat memanfaatkan mangrove sebagai obat
sung dapat dimakan. Buah muda berasa asam
tradisional karena memiliki potensi kandungan
dapat dimakan langsung dan dapat dibuat sirup
bioaktif yang sangat tinggi, kandungan dari

190
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 5, No. 3, November 2017

atau jus. Buah yang sudah tua merupakan bahan analisis yaitu oven, sentrifus magnetik stirrer,
baku untuk pembuatan kue seperti dodol dan vortex, spektrofotometer, timbangan analitik,
waji. Purnomobasuki, (2004) menyatakan bah- alat-alat gelas, vacuum rotary evaporator.
wa secara tradisional di beberapa daerah di In- Bahan baku penelitian adalah buah ma-
donesia seperti Jawa, Sulawesi dan Maluku, ngrove S. alba yang diambil dari Desa Nunuk
tumbuhan mangrove sudah digunakan sebagai Kecamatan Pinolosian Kabupaten Bolaang Mo-
obat, minuman dan sebagai bahan baku untuk ngondow Selatan. Bahan kimia yang digunakan
berbagai macam kue. Namun hal ini belum da- untuk analisa yaitu metanol 90%, air destilat,
pat dikembangkan karena belum banyak penge- akuades, DPPH, Mg, H 2 SO 4 2N, NaOH, HCl
tahuan tentang potensi dan manfaat tumbuhan 2N, kloroform, asam sulfat, asam asetat
mangrove sebagai sumber pangan fungsional anhidrat, FeCl 3, hager dan Reagen Dragendroff.
dan sebagai bahan pangan.
Menurut Noor dkk., (2006), hutan man- Preparasi
grove adalah tumbuhan yang hidup di sepanjang Buah S. alba mentah/segar 7 kg dengan
areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang ter- ukuran buah 2–3 cm, dibawa ke Laboratorium
tinggi sampai daerah mendekati ketinggian rata- Pengendalian Mutu Hasil Perikanan dan kemu-
rata air laut yang tumbuh di daerah tropis dan dian kelopak buah dikeluarkan, dicuci bersih
sub-tropis. Hutan mangrove merupakan komu- lalu ditiriskan, setelah itu buah diiris tipis lalu
nitas tumbuhan yang tumbuh di daerah tropis dikering anginkan di ruang terbuka selama 7–10
dan didominasi oleh tumbuhan yang mempu- hari sampai kering, setelah kering kemudian di-
nyai akar napas (pneumatofora) dan mempunyai blender menjadi 1 kg tepung.
kemampuan untuk tumbuh di daerah perairan a-
sin atau zona terluar (Indriyanto, 2006). Secara Ekstraksi
umum mangrove yang hidup di daerah terluar a. Tepung buah S. alba ditimbang 1 kg dan
didominasi oleh S. alba, A. alba dan A. marina dimasukan ke dalam toples, kemudian di-
yang menjadi bagian dari komunitas hutan tambah pelarut methanol 90% dengan per-
mangrove (Halidah dan Harwiyaddin, 2013). bandingan 1:3 (w/v). total berat pelarut
Dengan adanya kondisi lingkungan
metanol yang digunakan sebanyak 6,5 li-
tersebut mangrove dapat menghasilkan senyawa
ter. Lalu dimaserasi dengan pelarut meta-
untuk melindungi dirinya dari pengrusakan be-
rupa antioksidan. Menurut Percival (1998), se- nol selama 3x24 jam dan setiap 24 jam
nyawa fenolik seperti flavonoid dapat ditemu- pelarut metanol diganti.
kan hampir pada semua jenis tanaman. Flavono- b. Hasil maserasi kemudian disaring dengan
id pada tanaman bertindak sebagai pelindung menggunakan kertas saring Wharman no.
terhadap tekanan yang berasal dari lingkungan. 42 sehingga dihasilkan filtrat.
Berdasarkan pernyataan di atas maka c. Filtrat lalu dikeringkan dengan vacuum
penulis merasa perlu untuk mengetahui aktivi- rotary evaporator dengan suhu 40o sehing-
tas antioksidan pada tepung buah S. alba yang ga diperoleh ekstrak kental.
ada di Desa Nunuk Kecamatan Pinolosian d. Ekstrak kental yang diperoleh selanjutnya
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
dilakukan uji fitokimia dan uji aktivitas
Sulawesi Utara.
antioksidan dengan metode DPPH.
METODOLOGI PENELITIAN
Analisa Fitokimia
Waktu dan Tempat Penelitian Analisa fitokimia merupakan analisa
Waktu penelitian ini telah dilakukan le- kualitatif yang dilakukan untuk mengetahui
bih kurang 5 bulan dari bulan Maret sampai komponen bioaktif yang terkandung dalam
Juli. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratori- pelarut dari ekstrak S. alba. Analisa fitokimia
um Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu seperti Alkaloid, Flavonoid, Fenolik, Tanin,
Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi Saponin, Steroid dan Triterpenoid.
Manado. a. Uji senyawa alkaloid
Lapisan koroform ditambahkan 10 tetes
Alat dan Bahan H2SO4 dan dikocok perlahan, dibiarkan
Peralatan yang digunakan yaitu pisau, sampai terbentuk lapisan asam. Lapisan
kantong plastik, toples kaca, freezer. Peralatan asam (bagian di bawah cincin bening yang

191
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 5, No. 3, November 2017

terbentuk dari penambahan H 2SO4) diambil selama 30 menit dalam suhu ruang tanpa
dan ditambah satu tetes pereaksi Meyer. cahaya.
Reaksi positif ditandai dengan kabut putih. Absorbansi diukur pada panjang
b. Uji senyawa flavonoid gelombang 517 nm menggunakan spektrofoto-
Lapisan air (±2 ml) dari tahap preparasi di meter UV-Vis. Nilai presentasi inhibisi peng-
atas diambil dan dimasukkan ke dalam ta- hambatan yang diwakili oleh nilai IC 50 dihitung
bung reaksi. Kemudian ditambahkan 1–2 dengan rumus sebagai berikut:
butir logam magnesium dan 3 tetes HCl. absorbansi kontrol– absorbansi sampel
% inhibisi= x 100
absorbansi kontrol
Sampel positif mengandung flavonoid jika
Hasil persentase inhibisi tersebut dima-
terbentuk warna orange hingga merah. sukkan dalam persamaan linier dengan persa-
c. Uji senyawa fenolik
maan Y= aX+b. dengan Y= persentase inhibisi,
Lapisan air dari tahap preparasi di atas a=gradien, X=konsentrasi (µg/ml), b=
diambil dan dimasukkan ke dalam plat tetes. Konstanta.
Kemudian ferri klorida pada tiap plat tetes
Untuk menghitung nilai IC 50, persama-
yang telah diberi sampel. Adanya senyawa
annya menjadi: 50=aX+b, X= 50-ba
. Harga X adalah
fenolik ditandai dengan terbentuknya warna
IC 50 dengan satuan µg/ml. IC 50 merupakan
biru atau ungu.
konsentrasi larutan Semakin kecil nilai IC 50
d. Tanin
Sampel sebanyak 2 gr diekstraksi dengan berarti aktivitas antioksidannya semakin tinggi.
air panas sebanyak 5 ml selanjutnya disa-
ring lalu dipindahkan ke tabung lain dan Analisa Data
Hasil pengamatan yang dilakukan diper-
tambahkan FeCL3 1% sebanyak 2 tetes.
oleh dengan 2 cara yaitu pengamatan bersifat
Sampel positif mengandung tannin bila
mengalami perubahan warna hijau kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dilakukan
dengan 2 kali pengulangan sehingga diperoleh
kehitaman.
e. Uji senyawa saponin nilai rata-rata. Data yang telah diperoleh dari
nilai absorbansi untuk diuji aktivitas antioksi-
Lapisan air (±2 ml) dari tahap preparasi di
atas diambil dan dimasukkan ke tabung dan selanjutnya dihitung dengan rumus: % ak-
reaksi kemudian larutan dikocok kuat-kuat. tivitas antioksidan=absorbansi blanko (absor-
bansi DPPH)-absorbansi sampel (absorbansi
Sampel positif mengandung senyawa sapo-
nin apabila terbentuk permanen yang tidak ekstrak) dibagi absorbansi blanko (absorbansi
DPPH) dikali 100%. Setelah mendapatkan per-
hilang dalam waktu 15 menit.
f. Uji senyawa steroid dan triterpenoid sen penghambatan maka dibuat kurva antara
Lapisan kloroform dari tahap preparasi di konsentrasi (x) dan % penghambatan (y) dan
didapatkan persamaan regresi liniernya dan ta-
atas diambil dan dimasukkan dalam pipet
Pasteur yang di dalamnya sudah terdapat bel hasil uji aktifitas antioksidan. Hasil penga-
matan fitokimia di sajikan dalam bentuk tabel
arang. Filtrat yang sudah keluar dari pipet
Pasteur dimasukkan ke 3 buah lubang pada yang bersifat kualitatif.
plat tetes ditambahkan satu tetes asam ase-
tat anhidrat dan satu tetes H2SO4 . Sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
positif mengandung senyawa steroid ditun- Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol
jukkan dengan warna biru sampai ungu se- Data hasil skinning fitokimia dapat
dangkan sampel positif mengandung senya- dilihat pada table 1.
wa triterpenoid jika ditunjukkan dengan
Tabel 1. Hasil Analisa Fitikimia.
warna merah. Nama Hasil
Metode pengujian
Senyawa Pengamatan
Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode Alkaloid 1. Meyer = putih +
DPPH 2. Wagner = kuning +
Sampel ekstrak dengan berbagai kecoklatan
3. Dragendorf = Jingga +
konsentrasi (150, 200, 250, 300, 350 ppm) Flavonoid Metanol + HCl + Mg = +
diambil sebanyak 2 ml dimasukkan ke tabung Merah tua
reaksi yang sudah dibungkus alumunium foil Fenolik Aquades + FeCl3 = Coklat +
kemudian ditambah 1 ml larutan DPPH 0,004%. orange
Tanin methanol + FeCl3 = Hitam +
Larutan dikocok sampai homogen dan dibiarkan Kebiruan atau hijau

192
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 5, No. 3, November 2017

Saponin Aquades panaskan = + bagian tertentu, misalnya buah yang belum


Gelembung matang dan pada saat matang tanin akan hilang
Steroid Asam Asetat Glasial + +
H2SO4 = biru atau hijau (Pari, 1990). Desmiaty dkk., (2008) menyatakan
Triterpenoid Asam Asetat Glasial + - bahwa Tanin merupakan komponen zat organik
H2SO4 = merah atau coklat yang sangat kompleks, terdiri dari senyawa fe-
Ket.: Tanda + : terkandung senyawa/terbentuk warna. nolik yang sukar dipisahkan dan sukar meng-
Tanda - : tidak terkandung senyawa/tidak terbentuk warna.
kristal, mengendapkan protein dari larutannya
Tabel 1 menunjukkan bahwa buah S. dan bersenyawa dengan protein tersebut. Tanin
alba positif mengandung alkaloid, flavonoid, dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin terhi-
fenolik, tannin, steroid sedangkan triterpenoid drolisis dan tanin terkondensasi. Menurut
dengan hasil negatif atau tidak terdeteksinya Hagerman (2002), tanin memiliki peranan bio-
warna pada uji triterpanoid. Menurut Bandara- logis yang kompleks mulai dari pengendap
nayake (2002), metabolit sekunder yang dite- protein hingga pengkhelat logam. Tanin juga
mukan pada tumbuhan mangrove meliputi se- dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis.
nyawa golongan alkaloid, fenolat, steroid dan Saponin berkasiat menunjukkan adanya
terpenoid. Senyawa-senyawa ini memiliki efek aktivitas leukimia, paralysis, asma, rematik ser-
toksik, farmakologik dan ekologik yang ta anti peradangan (Purnobasuki, 2005). Sapo-
penting. nin berupa koloid yang larut dalam air dan ber-
Menurut Widi dan Indriati, (2007) alka- busa setelah dikocok, memiliki rasa pahit. Sa-
loid mempunyai manfaat dalam bidang kesehat- ponin dapat menghancurkan sel-sel darah merah
an antara lain adalah memicu sistem saraf, (Tyler dkk., 1989 dalam Carolin dkk., 2015).
menaikkan atau menurunkan tekanan darah dan Kumar et al., (2009) dalam Nurjaya,
melawan infeksi mikroba. (2015) menyatakan bahwa Steroid merupakan
Flavonoid merupakan senyawa fenol, salah satu senyawa penting dalam bidang far-
sehingga warnanya berubah ketika ditambah masi, Firdayani dkk., (2015) meyatakan steroid
basa atau amoniak (Sitait, 2007). Menurut salah satu senyawa yang banyak digunakan da-
Latifah (2015), flavonoid memiliki kemampuan lam pengobatan seperti anti bakteri, anti infla-
menghentikan tahap awal reaksi, oleh karena itu masi dan obat pereda nyeri.
flavonoid dapat menghambat peroksidasi lipid, Triterpenoid merupakan senyawa tanpa
menekan kerusakan jaringan oleh radikal bebas warna berbentuk kristal, sering kali mempunyai
dan menghambat beberapa enzim. titik leleh tinggi dan aktif optik yang umumnya
Menurut Setianingrum (2016), fenolik sukar dicirikan karena tidak ada kereaktifan ki-
merupakan senyawa metabolit sekunder yang mianya (Harbone, 1987 dalam Putranti, 2013).
terdapat dalam suatu organisme berfungsi seba-
gai mencegah terjadinya kerusakan atau menu- Aktivitas Atioksidan DPPH dari Buah
runnya kemampuan bertahan hidup suatu orga- Sonneratia alba
nisme. menurut Sirait (2007), gugus hidroksil Hasil analisa aktivitas antioksidan
dari fenol mampu menangkap radikal bebas, DPPH dari buah S. alba dapat dilihat pada
mampu meredam sifat radikal senyawa oksigen Tabel 2.
reaktif seperti superoksida, radikal peroksida,
Tabel 2. Aktivitas Antioksidan DPPH.
radikal hidroksil dan feroksinitrit. Senyawa fe- Absorbansi
nolat diketahui sebagai senyawa pelindung tum- Kon- Inhibisi%
dan Ulangan IC50
sentrasi
buhan dari herbivora dan fungsi utama sebagian Rata- (μ/ml)
(ppm) U1 U2 U1 U2
besar senyawa fenolat adalah melindungi tum- rata
buhan dari kerusakan akibat cahaya yang berle- 150 0,637 0,643 17,27 16,49 16,88
200 0,635 0,632 17,53 17,92 17,72
296,54

bihan dengan bertindak sebagai antioksidan, 250 0,520 0,536 32,46 30,38 31,42
dan levelnya bervariasi sesuai dengan kondisi. 300 0,406 0,410 47,27 46,75 47,01
Tanin merupakan senyawa aktif metabo- 350 0,211 0,209 72,59 72,85 72,72
lit sekunder yang diketahui mempunyai bebera- Kontrol abs 0,770
pa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare, Hubungan antara konsentrasi sampel
anti bakteri dan antioksidan (Malangngi, 2012). dan prosentasi inhibisi diperoleh persamaan
Tanin pada umumnya diperoleh dari tumbuh- garis linier, seperti pada gambar 1.
tumbuhan pada bagian kayu, kulit dan buah.
Tanin pada buah berfungsi sebagai pelindung
pada tumbuhan pada saat masa pertumbuhan di

193
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 5, No. 3, November 2017

80 1. Mangrove Sonneratia alba yang diambil di


70 y = 0.2819x - 33.335 sekitar pantai Desa Nunuk Kecamatan
60 R² = 0.9101 Pinolosian, memiliki kandungan bioaktif
alkaloid, flavonoid, fenolik, tanin, saponin,
%Inhibisi

50
40 steroid dan terpenoid.
30 2. IC 50 buah Sonneratia alba yang berukuran
20 2–3 cm yang diambil disekitar pantai Desa
10 Nunuk Kecamatan Pinolosian memiliki nilai
0 IC 50= 296,54 ppm dan dikategorikan sangat
0 100 200 300 400 lemah.
Konsentrasi ppm
Gambar 1. Kurva Pengujian Aktivitas Antioksi- Saran
dan Ekstrak Metanol Tepung Buah Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Sonneratia alba Menggunakan untuk mengetahui aktivitas antiokasidan pada
Metode DPPH. buah mangrove Sonneratia alba yang berdia-
Setelah mendapatkan data % pengham- meter lebih kecil dari 3 cm dengan perban-
batan maka dibuat grafik antara konsentrasi (x) dingan menggunakan pelarut yang berbeda,
dan % penghambatan (y) dan didapatkan agar dapat mengetahui aktivitas antioksidan.
persamaan regresi linierny adalah Y=50 maka
IC 50=296,54 ppm. Ini menunjukan bahwa IC 50 DAFTAR PUSTAKA
dari buah S. alba yang berdiameter <3cm Aflaha E, 2014. Manfaat Mangrove Sebagai Pelestarian
adalah 296,54 ppm. Dari beberapa penelitian Lingkngan Hidup Di Desa Olaya Kecamatan Parigi
bahwa tumbuhan mangrove memiliki aktivitas Kabupaten Parigi Moutong. Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Tadulako. Penerbit : E-
antioksidan dengan menggunakan pelarut yang Journal Geo-Tadulako Untad.
sama. Menurut Asha et al., (2012) pada akar R. Asha K.K, Suseela M, Laksmanan P.T. 2012. Flavonoid
Apiculata aktivitas antioksidan sebasar 11,4 and Phenolic Compounds in Two Mangrove Species
ppm dan akar Acanthus allicifolius sebasar 27,6 and Their Antioxydant property. Journal Og Geo-
ppm, sedangkan menurut Herawati dkk., (2011) Marine Science 41 (3): 259–264.
kulit batang S. alba memiliki aktivitas antioksi- Azuma, M., Toyota, M., Asakawa, Y., Takaso, T., dan
dan sebesar 12,2 ppm dan Kusyana (2014) Tobe, H. 2002. Floral scent chemistry of mangrove
plants. Journal of Plant Res 115: 47–53.
menyatakan bahwa aktivitas antioksidan pada S.
Arief, A. 2003. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya.
alba yang terdapat dalam daun muda sebesar Kanisius. Yogyakarta.
37,43 ppm, Daun tua sebesar 49,77 ppm dan
Bandarnayake, W.M. 2002. Bioactivities, bioactive
pada buah sebesar 39,30 ppm. Dari data di atas compounds and chemal constitu-ents of mangrove
menunjukkan nilai IC 50 beberapa jenis ma- plants. Wetlands Ecol. Manage. 10: 421-452.
ngrove dikategorikan sangat kuat, dibandingkan Carolin. W. A, Dumanauw. J. M,dan Firhani. P. A. 2015.
dengan nilai IC50 dari buah S. alba, maka IC50 Penetapan Kadar Saponin Pada Ekstrak Daun Lidah
S. alba dikategorikan sangat lemah. Seperti Mertua (Sansevieria Trifasciata Prain Varietas S.
Laurentii) Secara Gravimetri Jurusan Farmasi
yang dikatakan Molyneux (2004) dalam Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado. Jurnal Ilmu
Purwaningsih dkk., (2013) bahwa nilai IC 50<50 dan Teknologi Kesehatan, Vol. 2, No. 2, hal: 65–69.
ppm merupakan antioksidan yang sangat kuat, Desmiaty. Y, Ratih. H, Dewi. M. A dan Agustin R, 2008.
IC 50=50–100 ppm kuat, 100–150 ppm sedang, Penentuan Jumlah Tanin Total pada Daun Jati
150–200 ppm lemah dan IC50>200 ppm dikate- Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) dan Daun
gorikan sangat lemah. Hal tersebut dikarenakan Sambang Darah (Excoecaria bicolor Hassk.) Secara
Kolorimetri dengan Pereaksi Biru Prusia. Ortocarpus.
mangrove memiliki karakteristik dan komposisi 8, 106–109.
spesies dari setiap hutan mangrove dipengaruhi Dewanti, 2006. Pangan fungsional, makanan untuk
oleh faktor-faktor cuaca, bentuk lahan pesisir, kesehatan. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
jarak antara pasang surut air laut, ketersediaan Fakultas Teknologi Petanian Unversitas Brawijaya.
air, oksigen dan tipe tanah (LPP Mangrove, FAO, 2007. The World’s Mangrove 1980–2005. A
2006). Thematic Study Prepared In The Framewort Of The
Global Forest Recources Assessment 2005. ISBN
978-92-5-105856-5.
KESIMPULAN DAN SARAN
Halidah dan Harwiyaddin K, 2013. Penyebaran Alami
Kesimpulan Avicenia marina (Forsk) Vierh dan Sonneratia alba
Smith Pada Substrat Pasir (Distribution Pattern And

194
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 5, No. 3, November 2017

Density Avicenia Marina (Forsk) Vierh And Purwaningsih S, Et Al, Salamah, Prawira dan Deskawati
Sonneratia Alba Smith On Sand Substrate). Balai 2013. Aktivitas Antioksidan Dari Buah Mangrove
Penelitian Kehutanan. Journal Vol. 1 No. 1, hal: 51 - (Rhizophora Mucronata Lamk.) Pada Suhu.
58. Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fakultas
Herawati, N, Jalaludin, N, La Daha dan Zenta F. 2011. Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Potensi Antioksidan Ekstrak Metanol Kulit Batang Bogor. Vol.16 No. 3. Hal: 199–206.
Tumbuhan Mangrove Sonneratia alba. Majalah Putranti. R.I. 2013. Skrining Fitokimia Dan Aktivitas
Farmasi dan Farmakologi. Vol. 15 No. 1. hal: 23–25. Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Sargasum
Harbone. J.B. 2006. Metode Fitokimia. Panutan Cara duplicatum Dan Turbinara ornata Dari Jepara.
Modern Menganalisis Tumbuhan. Terbitan Kedua. [Tesis]. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Penerjemah:Kokasi Padmawinata Dan Iwang Soediro. Semarang.
Penyunting: Sofia Mansoor. ITB Bandung. Priyanto R.A, 2012. Aktivitas Antioksidan Dan
Hagerman, A. E, 2002. Tannin Handbook. Department of Komponen Bioaktif Pada Buah Bakau (Rhizophora
Chemistry and Biochemistry, Miami University. Mucronata Lamk.). Departemen Teknologi Hasil
Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara Jakarta. Institut Pertanian Bogor. [Skripsi] Bogor.
Kusyana, D.Y. 2014. Eksplorasi Potensi Aktif Berkhasiat Purnobasuki H, 2004. Potensi Mangrove sebagai
Antioksidan Pada Daun dan Buah Mangrove Jenis
Tanaman obat. Biota Vol IX (2). 125–126.
Sonneratia alba (JE Smith, 1816). [Skripsi]. Dept.
Ilmu Teknologi Kelautan IPB. Bogor. Prakash A. 2001. Antioxidant Activity. Medallion
Laboratories Analytical Progress 19 (2): 1–4.
Karauwan, M. 2011. Kondisi Ekosistem Mangrove Di
Kecamatan Bunaken Sulawesi Utara. J. Pariwisata Pari, G. 1990. Beberapa Sifat Fisis dan Kimia Ekstrak
2011. Tanin. Pusat Jurnal Penelitian Hasil Hutan.6(8): 447–
487. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.
Latifah, 2015. Identifikasi Golongan Senyawa Flavonoid Bogor.
dan Uji Aktivitas Antioksidan Pada Ekstrak Rimpang
Kencur (Kaempferia galangal L.) Dengan Metode Percival. M, 1998. Antioxidants. Clinical Nutrition
DPPH (1,1-Difenil-2- Pikrilhidrazil). Skripsi. Insights. 31 (10): 1–4.
Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Magrove, 2006. Rumiatin.R.O. 2011. Kandungan Fenol, Komponen
Fitokimia Dan Aktiviats Antioksidan Lamun Enhalus
Muslimah, W. Devinta D.R. Denadi, Muta’ali, acoroides. Departemen Teknologi Hasil Perikanan.
Yanuarista, Kusumaningati, Fitri .W. Effendi, Ditadwi [Skripsi]. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
A., Syamsul, (2016). Laporan Biologi Mangrove
IPB.
anatomi Dan Morfologi Mangrove. Kelompok 2.
Setianingrum. A, 2016. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa
Malangngi L.P, Sangi M. S, Paedang J.J.E. 2012. Fenolik Dari Fraksi Etil Asetat Kulit Batang
Penentuan Kandungan Tanin dan Uji Aktivitas Tumbuhan Turi (Sesbania grandiflora) Serta Uji
Antioksidan Ekstrak Biji (Persea americana mill) Bioaktivitas Antibakteri. Fakultas Matematika Dan
Jurusan Kimia. FMIPA Unsrat Manado. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
Molyneux, P. 2004. The Use of the Stable Free Radical [Skripsi]. Bandar Lampung.
Diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH) for Estimating Spalding M, Kainuma M, dan Collins l. 2010. World
Antioxidant Activity. Songklanakarin Journal of Atlas of Mangroves in Indonesia. Bogor: PKA/WI_
Science and Technology. 26 (2): 211–219. IPB.
Nurjaya, 2015. Kalpataru (Ficus Religiosa) Sebagai Sirait, M. 2007. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. ITB.
Tanaman Hutan Kota Berkhasiat: Kandungan Bandung.
Fitokimia. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
Dan Ekowisata. [Skripsi]. Fakultas Kehutanan Institut Santoso, 2005. Pemanfaatan Buah Mangrove Sebagai
Pertanian Bogor. Bogor. Sumber Makanan Alternatif di Halmahera Barat,
Maluku Utara.
Noor, YR., M. Khazali, dan I N.N. Suryadiputra. 2006.
Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Cetakan Winarsi, 2007. Antioksidan Alami Dan Radikal Bebas,
Kedua. PHKA/WI-IP, Bogor. potensi dan aplikasinya dalam kesehatan. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Naik, G.H., Priyadarsini, K.I., Satav, J.G., Banavalikar,
M.M., Sohoni, D.P., Biyani, M.K., and Mohan H., Widi, R.K, dan Indriati T, 2007, Penjaringan dan
2003, Comparative antioxidant activity of individual Identifikasi Senyawa Alkaloid dalam Batang Kayu
herbal. 63:97–104. Kuning (Arcangelisia Flava Merr), Jurnal Ilmu Dasar,
Vol. 8, No. 1. hal. 24–29.
Nio O.K, 1989. Zat-zat toksik yang secara alamiah ada
pada bahan makanan nabati. Majalah Kedokteran. 58: Winarti, Sri. 2010. Makanan Fungsional. Surabaya . Graha
24–28. Ilmu.

195

Anda mungkin juga menyukai