Anda di halaman 1dari 13

TUMBUHAN LAUT SEBAGAI SUMBER SENYAWA BIOAKTIF

MAKALAH SEMINAR

Oleh.
Ayon A. Okong
NIM : 632412051

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN S1 TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
2017
PENDAHULUAN

Senyawa bioaktif merupakan senyawa yang terkandung dalam


tubuh hewan maupun tumbuhan. Senyawa ini memiliki berbagai manfaat
bagi kehidupan manusia, diantaranya dapat dijadikan sebagai sumber
antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, dan antikanker. Prabowo dkk
(2014) menyatakan bahwa pada berbagai penelitian tentang senyawa
bioaktif telah dilakukan untuk tujuan kesehatan manusia, mulai dari
dijadikan suplemen sampai obat bagi manusia. Bintang dkk (2007) dalam
Firdiyani dkk (2015) menyatakan bahwa senyawa bioaktif ada yang dapat
berfungsi sebagai antibakteri, antikanker, antiinflamasi dan antioksidan.
Lanjutan.

Antioksidan adalah zat yang dapat menunda, memperlambat


dan mencegah terjadinya proses oksidasi. Antioksidan sangat bermanfaat
bagi kesehatan dan berperan penting untuk mempertahankan mutu
produk pangan. Manfaat antioksidan bagi kesehatan dan kecantikan,
misalnya untuk mencegah penyakit kanker dan tumor, penyempitan
pembuluh darah, penuaan dini, dan lain-lain. Antioksidan dalam produk
pangan, dapat digunakan untuk mencegah terjadinya proses oksidasi
yang dapat menyebabkan kerusakan, misalnya ketengikan perubahan
warna dan aroma, serta kerusakan fisik lainnya.
Tujuan

1. Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah seminar ini, yaitu
untuk mempelajari senyawa bioaktif yang terdapat pada tumbuhan laut.
Manfaaat
Manfaat yang dapat diambil dari makalah seminar ini, yaitu penyusun
berharap bagi pembaca dapat menambah pengetahuan tentang tumbuhan laut
sebagai sumber senyawa bioaktif.
TUMBUHAN LAUT
Mangrove
Mangrove merupakan salah satu ekosistem langka dan has di dunia, karena
luasnya hanya 25% permukaaan bumi. Indonesia merupakan kawasan ekosistem mangrove
terluas di dunia. Ekosistem ini memiliki peran ekologi, sosial-ekonomi dan sosial-budaya
yang sangat penting. Fungsi ekologi hutan mangrove meliputi tempat sekuestrasi karbon,
remediasi bahan pencemar, menjaga stabilitas pantai dari abrasi, intrusi air laut, dan
gelombang badai, menjaga kealamian habitat, menjadi tempat bersarang, pemijahan dan
pembesaran berbagai jenis ikan, udang, kerang, burung dan fauna lain, serta pembentuk
daratan. Fungsi sosial-ekonomi hutan mangrove meliputi kayu bangunan, kayu bakar, kayu
lapis, bubur kertas, bagan penangkap ikan, dermaga, bantalan kereta api, kayu untuk mebel
dan kerajianan tangan, tannin, bahan obat, gula, alcohol, asam asetat, protein hewani, madu,
karbohidrat, dan bahan pewarna, serta memiliki fungsi sosial-budaya sebagai areal
konservasi, pendidikan, ekoturisme dan identitas budaya (setyawan dan winarno, 2006).
Lamun (seagress)
Lamun (seagress) adalah satu satunya kelompok tumbuh-
tumbuhan berbunga yang terdapat di lingkungan laut. Tumbuhan ini
hidup di habitat perairan pantai dangkal. Lamun mempunyai tunas
berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang dapat menyerap nutrien
dengan efektif untuk tumbuh serta berkembang biak (Romimohtarto
dan juwana, 1999 dalam Nurzahraeni, 2014). Lamun adalah tumbuhan
berbunga yang sudah sepnuhnya menyesuaikan diri untuk hidup
terbenam di dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari rhizoma, daun dan
akar. Rhizoma merupakan batang yang terbenam dan merayap secara
mendatar serta berbuku-buku.
Adapun lingkungan sekitar padang lamun termasuk lingkungan
perairan, substrat di dasar perairan seperti pasir dan lumpur, dan udara. Fungsi
padang lamun salah satunya yaitu sebagai media untuk filtrasi atau
menjernihkan perairan laut dangkal (Rahmawati dkk, 2014).
Rumput Laut (Seaweed)
Rumput laut atau seaweed merupakan salah satu tumbuhan laut yang
tergolong dalam makroalga benthik yang banyak hidup melekat di dasar
perairan. Rumput laut merupakan ganggang yang hidup di laut dan tergolong
dalam divisi thallophyta. Klasifikasi rumput laut berdasarkan kandungan pigmen
terdiri dari 4 kelas, yaitu rumput laut hijau (Chlorophyta), rumput laut merah
(Rhodophyta), rumput laut coklat (Phaeophyta) dan rumput laut pirang
(Chrysophyta). Rumput laut ini merupakan salah satu kelompok tumbuhan laut
yang mempunyai sifat tidak bisa dibedakan antara bagian akar, batang, dan daun.
Seluruh bagian tumbuhan disebut thallus, sehingga rumput laut tergolong
tumbuhan tingkat rendah (Susanto dan Mucktianty, 2002 dalam Suparmi dan
Sahri, 2009).
SENYAWA BIOAKTIF DARI TUMBUHAN LAUT
Tumbuhan laut yang berpotensi sebagai tumbuhan obat memiliki
kandungan senyawa bioaktif seperti alkaloid, terpenoid, fenolik, steroid,
dan flavonoid dengan jumlah yang sangat bervariasi.

Metode Ekstraksi
Ekstraksi senyawa aktif merupakan proses penarikan komponen
tertentu yang bersifat bioaktif dari suatu bahan dengan menggunakan
pelarut. Menurut Gritter et al (1991) dalam Putranti (2013) ekstraksi
dengan pelarut didasarkan pada sifat kepolaran zat dalam pelarut saat
ekstraksi. Senyawa polar hanya akan larut pada pelarut polar, seperti
etanol, metanol, butanol dan air. Senyawa non-polar juga hanya akan larut
pada pelarut non-polar, seperti eter, kloroform dan n-heksana.

Beberapa metode yang digunakan dalam ekstraksi bahan alam antara


lain dengan menggunakan cara dingin dan cara panas. Cara dingin terdiri
atas maserasi dan perkolasi, sedangkan cara panas yakni dengan
menggunakan soxhlet, refluks, digesti, infusa, dekok, sonikasi, homogenase
jaringan makanan, dan ekstraksi sari lengkap (Erawati, 2012).
 Senyawa Bioaktif Mangrove
Penelitian Lakoro (2017) menunjukkan kadar flavonoid total kulit batang
mangrove S.alba memiliki kadar flavonoid total sebanyak 3.91 μg/g dengan
kosentrasi ekstrak 0.5 % menggunakan pelarut metanol 75%, kadar flavonoid
total daun mangrove S.alba memiliki kadar flavonoid total sebanyak 6.20 μg/g
dengan kosentrasi ekstrak 0.5 % serta pelarut metanol 75%, kadar flavonoid
total buah mangrove S.alba memiliki kadar flavonoid total sebanyak 6.86 μg/g
dengan kosentrasi ekstrak 0.5 % serta metanol 75%.

 Senyawa Bioaktif Lamun


Penelitian Kuncoro (2017) daun lamun Thalassia hemprichii yang diambil dari
perairan Leato Selatan Kota Gorontalo memiliki kadar flavonoid 10,84 µg/gr
atau 0,0011 %. Aktivitas antioksidan dari daun lamun Thalassia hemprichii sangat
lemah yakni dengan nilai IC50 sebesar 22094,5 ppm atau 22094,5 mg/L.

 senyawa Bioaktif Rumput Laut


Penelitian Cahyaningrum (2016) ekstrak rumput laut S. polycystum yang
diperoleh dari pantai Poktunggal Gunungkidul memiliki senyawa fenolik sebesar
1,18±0,67 mg GAE/g ekstrak kering dan florotanin sebanyak 0,61±0,27 mg
PGE/g ekstrak kering.
Kesimpulan

Tumbuhan laut seperti mangrove, rumput laut,


lamun, memiliki kandungan metabolit sekunder
seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, dan
fenolik dengan jumlah yang sangat bervariasi
tergantung lingkungan perairan tersebut. Manfaat
senyawa bioaktif bagi tumbuhan laut tersebut
sebagian besar untuk mempertahankan diri dan
berkompetisi dengan mahluk hidup lainnya
sedangkan untuk manusia metabolit sekunder
lebih banyak dimanfaatkan untuk penelitian, obat
– obatan dan kecantikan
Sekian
Dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai