Anda di halaman 1dari 11

Senyawa Pada Alga Makro atau Mikro

yang Mempunyai Aktifitas Bioaktif

Makroalga laut atau yang lebih dikenal dengan “rumput laut” merupakan
salah satu potensi biodiversitas hayati laut yang memberikan nilai tambah (value
added) dalam bidang farmasi dan kosmetika. Distribusi makroalga laut yang
tersebar luas di seluruh pesisir Barat Selatan Aceh dengan karakteristik perairan
yang masih sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan makroalga laut dan
kurangnya tingkat pencemaran laut. Makroalga laut belum dimanfaatkan secara
optimal disebabkan minimnya kajian ilmiah terkait potensi makroalga laut yang
berguna bagi masyarakat pesisir Aceh. Sumber antioksidan alami memainkan
peranan penting dalam melawan stres oksidatif yang berkaitan dengan penyakit
degeneratif di antaranya kanker, penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit
alzheimer dan proses penuaan (Wong et al. 2006; Naczk dan Shahidi 2006;
Mudgal et al. 2010).

Senyawa aktif yang berfungsi sebagai antioksidan khususnya senyawa


fenolik yang ditemukan di dalam sayur-sayuran dan buahbuahan menjadi
perhatian karena berpotensi dalam pencegahan penyakit pada manusia. Alga
cokelat memiliki kandungan karbohidrat, protein, abu, air, vitamin dan mineral
dalam bentuk makro dan mikro elemen yaitu kalium (K), natrium (Na),
magnesium (Mg), fosfat (P), iodin (I) dan besi (Fe) (Syad et al. 2013; Cardoso et
al. 2015). Alga cokelat mengandung metabolit sekunder yang bermanfaat bagi
kesehatan antara lain senyawa alkaloid, glikosida, tanin dan steroid yang banyak
digunakan dalam pengobatan dan industri farmasi (Jeeva et al. 2012) serta
senyawa fenolik dan flavonoid yang memiliki aktivitas penghambatan oksidasi
LDL, Angiotensin Coverting Enzyme (ACE), α-amilase, α-glukosidase
(Nagappan et al. 2017) dan berpotensi memberikan efek terapeutik serta
perlindungan terhadap beberapa penyakit degeneratif terutama kanker (Padua et
al. 2015) Rumput laut sebagai sumber antioksidan sudah diteliti di antaranya
rumput laut sebagai bahan baku kosmetik (Dolorosa et al. 2017; Luthfiyana et al.
2017; Maharany et al. 2017; Nurjanah et al. 2015; Yanuarti et al. 2017). Rumput
laut sebagai sediaan garam rumput laut bagi pasien hipertensi (Diachnty et al.
2017; Nufus et al. 2017), sumber nutraseutika dari ekstrak Sargasum aquifolium
(Firdaus 2013). Makroalga laut yang berasal dari pesisir barat Aceh belum
dieksplorasi terkait bioaktivitasnya. Diachanty et al. (2017) melaporkan bahwa 3
jenis rumput laut cokelat yaitu S. polycystum, P. minor dan T. conoides memiliki
aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 1,9-9,6 mg/mL, FRAP 70,643-105,357
µmol troloks/g dan CUPRAC 85,268-291µ moltroloks/g.
Sargassum sp. merupakan rumput laut cokelat tropis dan subtropis yang
hidup pada daerah subtidal dan intertidal yang terdiri dari 150 spesies (Olabarria
et al. 2005). Distribusi dan struktur populasi spesies sargassum dipengaruhi oleh
suhu air, tingkat pasang surut, gerakan air dan tipe substrat (misalnya berbatuan)
(Aterweberhan et al. 2005). Sargassum sp. sudah dikaji secara luas menunjukkan
potensi antioksidan yang tinggi secara in vitro (Zubia et al. 2008; Budhiyanti et al.
2011). Senyawa fenolik merupakan salah satu antioksidan yang paling efektif
dalam alga cokelat (Nagai dan Yukimoto 2003). Kandungan fenolik pada alga
cokelat sebesar 20-30% berat kering (Ragan dan Glombitza 1986). Studi yang
menunjukkan bahwa florotanin merupakan senyawa fenolik utama yang terdeteksi
didalam alga cokelat (Koivikko 2008).

Florotanin adalah kelompok senyawa fenolik yang dibentuk oleh


polimerasi unit monomer floroglusinol (1,3,5 trihydroxybenzena) dan disintensi
dalam jalur asetat malonat dalam makroalga (Ragan dan Glombitza 1986; Arnold
dan Targett 2000; Koivikko et al. (2005) membagi florotanin ke dalam tiga
bagian, florotanin terlarut dari matrik alga atau florotanin sitoplasma, florotanin
yang berikatan dengan dinding sel yang melekat pada membran dinding sel dan
dapat terlepas dan terbawa oleh air laut. Budhiyanti et al. (2011) menyatakan
bahwa aktivitas antioksidan rumput laut bersumber dari senyawa yang berikatan
dengan membrane. pada dinding sel. Makroalga laut banyak tersebar di wilayah
pesisir Barat Aceh, kebanyakan menempel pada batuan karang mati sehingga
mudah terpapar oleh radiasi ultraviolet.

Alga cokelat merupakan salah satu makroalga laut yang cukup


mendominasi kawasan pesisir pantai Barat Aceh tepatnya di pesisir pantai Lhok
Bubon Kabupaten Aceh Barat. Banyak masyarakat lokal yang melakukan rekreasi
dan pemancingan di kawasan tersebut, merupakan salah satu objek wisata pantai
yang disukai masyarakat lokal. Wilayah pesisir barat Aceh memiliki ombak yang
cukup besar pada musim barat karena berhadapan langsung dengan Samudera
Hindia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan eksplorasi senyawa bioaktif


alga cokelat Sargassum sp. sebagai antioksidan dari Pesisir Barat Aceh. (Merck),
NaOH 40% (Merck), HNO3 pekat (Merck), HClO4 (Merck), HF (Altech),
NaBH4 (Sigma-Aldrich), akuades, pereaksi Meyer (larutan A 1,36 g HgCl2
(Sigma-Aldrich) dilarutkan dalam 60 mL akuades, larutan B 0,5 g KI (Merck)
dilarutkan dalam 10 mL akuades) pereaksi Dragendroff (larutan A 0,85 g bismuth
nitrat (Sigma Aldrich), 2 mL HCl pekat (Merck) dan 10 mL akuades, larutan B 8
g KI2 (Merck) dan 10 mL akuades, pereaksi Wagner (2,5 g I2, 3 g KI(Merck) dan
10 mL akuades), eter (Merck), FeCl3 (Merck), etanol PA 99,9% (Merck), Alat
yang digunakan yaitu centrifuge (Hermle Z 383 K), rotary vacum evaporator
(Heidolph WB 2000), microplate (Nunc), alat-alat gelas (Pyrex), mikro pipet
(Gilson) waterbath (SWBR17), pipet mikro (Eppendorf) dan AAS (Atomic
Absorbtion Spectrofotometer) (Shimadzu AA-7000), spectro UV-Vis RS
Spectrophotometer (UV2500).
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan S, Fardiaz, Apriyanto P, Haryadi, Shetty NK. 1999. Mobilization of
primary metabolites and phenolics during natural fermentation in seeds of
Pangiumedule Reinw. Process Biochemistry. 35: 197-204. [AOAC] Association
of Official Analytical Chemist. 2005. Official Method of Analysis of The
Association ofOfficial Analytical of Chemist. Arlington: The Association of
Official Analytical Chemist, Inc. Arnold TM. TargettNM, 2000. Evidence
formetabolic turnover of polyphenolics in tropicalbrown algae. Journal of
Chemical Ecology. 26: 1393-1408. Bahriul P, Rahman N, Diah AWM. 2014. Uji
aktivitas antioksidan ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dengan
menggunakan 1,1-difenil-2- pikrilhidrazil. Jurnal Akademia Kimia. 3(3): 143-149.
Budhiyanti SA, Raharjo S, Djagal W. Marseno, Iwan YB. Lelana, 2011. Free
radical scavenging,metal chelating and singlet oxygen quenchingactivity of
fractionated brown seaweed Sargassumhystrix Extract.

Journal of Biological Science. 11: 288-298. Chan EWC, Lim YY, Omar
M. 2007. Antioxidant and antibacteria activity of leaves of Etlingera species
(Zingiberaceae) in Peninsular Malaysia. FoodChemistry. 104(4): 1586-1593.
Cardoso MS, Pereira OR, Seca AML, PintoDCGA, Silva AMS. 2015. Seaweeds
aspreventive agents for cardiovasculardiseases: from nutrients to functionalfoods.
Marine Drugs. 13: 6838- 6865. Chen CYO, Blumberg JB. 2007.
Phytochemicalcomposition of nuts. Asia Pasifc Journal of Clinical Nutrition.
17(1): 329-332. De Quiros ARB, Frecha FS, Vidal PAM, Lopez HJ. 2010.
Antioxidant compounds in edible brown seaweeds. European Food Research and
Technology. 231: 495-498. Diachanty S, Nurjanah, Abdullah A. 2017. Aktivitas
antioksidan berbagai jenis rumput laut coklat dari Perairan Kepulauan Seribu.
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 20(2): 305-318. Dolorosa TM,
Nurjanah, Purwaningsih S, Effionora A, Taufik H. 2017.

Kandungan senyawa bioaktif bubur rumput laut Sargassum plagyophyllum


dan Eucheuma cottonii sebagai bahan baku krim pencerah kulit. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 20(3): 633-644. Firdaus M. 2013. Indeks
aktivitas antioksidan ekstrak rumput laut coklat Sargasum aquifolium. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 16(1): 42-47. Fleurence J. 1999. Seaweed
proteins: biochemical,nutritional aspects and potential uses. Review of Trends in
Food Science and Technology. 10: 25-28. Handayani T, Sutarno, Dwisetyawan A.
2004.
Makroalga merupakan tumbuhan laut yang hidup di dasar perairan
(fitobentos), berukuran besar (makroalga) dan tergolong dalam divisi Thallophyta.
Secara botanis, rumput laut tidak termasuk golongan rumput-rumputan
(Graminae). Rumput laut atau dikenal juga sebagai alga makro laut adalah biota
laut yang tergolong tanaman berderajat rendah karena tidak memiliki perbedaan
susunan kerangka seperti akar, batang, dan daun. Sesungguhnya penampakan
tersebut merupakan bentuk thalus saja, sehingga tumbuhan ini dinamakan
Thallophyta (Yunizal, 2004).

Makroalga umumnya disebut Talus merupakan tubuh vegetatif alga yang


belum mengenal diferensiasi akar, batang dan daun sebagaimana yang ditemukan
pada tumbuhan tingkat tinggi. Talus makroalga umunya terdiri atas blade yang
memiliki bentuk seperti daun, stipe (bagian yang menyerupai batang) dan holdfast
yang merupakan bagian talus yang serupa dengan akar. Pada beberapa jenis
makroalga, stipe tidak dijumpai dan blade melekat langsung pada holdfast
(Sumich, 1992). Makroalga terjadi melalui dua cara, yaitu secara vegetatif dengan
thallus dan secara Eksplorasi Potensi Senyawa Bioaktif ….. (Mohammad Gazali)
293 generatif dengan tallus diploid yang menghasilkan spora. Perbanyakan secara
vegetatif dikembangkan dengan yaitu potongan tallus yang kemudian tumbuh
menjadi tanaman baru. Sementara perbanyakan secara generatif dikembangkan
melalui spora, baik alamiah maupun budidaya. Pertemuan dua gamet membentuk
zigot yang selanjutnya berkembang menjadi sporofit. Individu baru inilah yang
mengeluarkan spora dan berkembang melalui pembelahan dalam sporogenesis
menjadi gametofit (Anggadiredja et al., 2009). Pada thallophyta spora benar-benar
merupakan alat reproduksi, yaitu sebagai caloncalon individu baru. Sifat gamet
yang beranekaragam, demikian pula gametangiumnya, menyebabkan perbedaan-
perbedaan pula dalam terjadinya peleburan sel-sel kelamin itu. Istilah-istilah yang
bertalian dengan cara perkembangbiakan seksual pada tumbuhan talus seperti
misalnya: isogami, anisogami, gametangiogami, dan oogami, mencerminkan
adanya perbedaan-perbedaan tersebut (Tjitrosoepomo, 2005). Makroalga
bermacam-macam, antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti
kantong dan rambut dan sebagainya. Percabangan talus ada yang dichotomous
(bercabang dua terus menerus), pectinate (berderet searah pada satu sisi talus
utama), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang talus utama secara berselang
seling), ferticillate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama dan
adapula yang sederhana dan tidak bercabang (Aslan, 1998). Malaysia dilaporkan
terdapat 624 jenis alga, yang termasuk dalam 489 marga diantaranya 186 jenis
termasuk alga merah. Jenis-jenis rumput laut secara ekonomi menjadi penting
karena mengandung senyawa polisakarida. Rumput laut penghasil karaginan
(karaginofit), dan penghasil agar (agarofit) termasuk kelas alga merah
(Rhodophyceae), sedangkan penghasil alginat (alginofit) dari kelas alga coklat
(Phaeophyceae) (Angka dan Suhartono 2000). Deskripsi Alga Cokelat Secara
taksonomi, alga atau ganggang digolongkan kedalam divisio Thallophyta yang
terbagi dalam empat kelas yaitu alga Hijau (Chlorophyceae), alga biru
(Cyanophyceae), alga coklat (Pheaophyceae) dan alga merah (Rhodopoceae).
Pembagian ini berdasarkan pigmen yang dikandungnya. Rumput Laut coklat
mengandung beberapa senyawa diantaranya alginat, laminarin, selulosa, fukoidin
dan manitol. Selain itu, rumput laut coklat juga mengandung protein, vitamin,
lemak dan anti bakteri (Kadi, 1988). Phaeophyceae adalah ganggang yang
berwarna coklat.

Dalam kromatoforanya terkandung klorofil a, karotin dan xanthofil tetapi


yang terutama adalah fikosantin yang menutupi warna lainnya dan menyebabkan
ganggang itu kelihatan berwarna pirang. Sebagai hasil asimilasi dan sebagai zat
makanan cadangan tidak pernah ditemukan zat tepung, tetapi sampai 50 % dari
berat keringnya terdiri atas laminarin, sejenis karbohidrat yang menyerupai
dekstrin dan lebih dekat dengan selulosa daripada zat tepung. Selain laminarin,
juga ditemukan manit, minyak dan zat-zat lainnya. Dinding selnya sebelah dalam
terdiri atas selulosa, yang sebelah luar dari pektin dan di bawah pektin terdapat
algin. Selselnya hanya mempunyai satu inti. Perkembangbiakannya dapat berupa
zoospora dan gamet. Kebanyakan phaeophyceae hidup dalam air laut dan hanya
beberapa jenis saja yang dapat hidup di air tawar. Di laut dan samudera di daerah
iklim sedang dan dingin, talusnya dapat mencapai ukuran yang amat besar dan
sangat berbeda-beda bentuknya (Tjitrosoepomo, 1994). Rumput laut coklat yang
berpotensi sebagai sumber alginat antar lain macrocystis, laminaria,
aschophyllum, nerocytis, ecklonia, fucus, lessonia, durvillaea, turbinaria dan
sargassum (McHugh, 1987).

Kandungan alginat pada rumput laut coklat bervariasi tergantung pada


musim, tempat tumbuh, bagian yang diekstrak dan jenis rumput laut coklat (King,
1983). Deskripsi Sargassum sp Sargassum sp. merupakan rumput laut yang
tergolong divisi Phaeophyta (ganggang coklat). Spesies ini dapat tumbuh sampai
panjang 12 meter. Tubuhnya berwarna cokelat kuning kehijauan, dengan struktur
tubuh terbagi atas sebuah holdfast yang berfungsi sebagai struktur basal, sebuah
stipe atau batang semu, dan sebuah frond yang berbentuk seperti daun (Guiry,
2007). Sargassum sp. tersebar luas di Indonesia dan tumbuh di perairan
yangterlindung maupun yang berombak besar pada habitat bebatuan (Aslan,
1998). Sargassum sp. dapat tumbuh subur pada daerah tropis dengan suhu
perairan 27,25-29,30C dan salinitas 32- Eksplorasi Potensi Senyawa Bioaktif …..
(Mohammad Gazali) 295 33,5%. Kebutuhan intensitas cahaya matahari lebih
tinggi karena kandungan klorofil pada Sargassum sp lebih banyak dan klorofil
tersebut berperan dalam fotosintesis (Kadi, 2005). Sargassum sp. memiliki bentuk
yang mirip dengan bentuk tumbuhan darat, dengan akar, batang, dan daun-
daunnya. Disamping itu masih dilengkapi dengan gelembunggelembung udara
yaitu alat untuk mengapung. Pada umumnya ganggang ini melekat pada sebuah
benda keras, misalnya karang mati (Anonim, 1997). Kandungan terbesar dari
Sargassum sp. adalah alginat yang merupakan asam alginik. Asam alginik dalam
bentuk derivat garam dinamakan garam alginat yang terdiri dari natrium alginat,
sodium alginat dan ammonium alginat. Garam alginat tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam larutan alkali. Sargassum sp memiliki komponen kimia seperti
hidrokarbon atau karbonil yang terdiri dari absiric acid, 1,4-naphtoquinone,
pigmen klorofil a dan c, polisakarida, dan laminarin (Kadi, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Angka S.L. dan Suhartono M.T. (2000). Pusat Kajian Sumber Daya
Pesisir dan Lautan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Anggadiredja, T.J., A.
Zatnika, P. Heri, dan S. Istini, S. .(2009). Rumput Laut. Jakarta: Penerbit Penebar
Swadaya. Aslan,L.M., (1998). Budidaya Rumput Laut. Yogyakarta: Kanissius.
Arifuddin, Patong, R., dan Ahmad, A. (2001).

Penelusuran Protein Bioaktif dalam Makro Alga sebagai Bahan


Antibakteri dan Antijamur, Marina Chimica Acta. Dawson, E.Y. (1946). Marine
Botany and Introduction. Hollt, Rinehart and Winston, Inc. New York Chicago,
San Fransisco, Toronto, London. (a) (b) SEMDI UNAYA-2017, 289-300
November 2017 http://ocs.abulyatama.ac.id/ 300 del Val AG, Platas G, Basilio A,
Cabello A, Gorrochategui J, Suay I, Vicente F, Portillo E, del Río MJ, Reina GG,
Peláez F. (2001). Screening of antimicrobial activities in red, green and brown
macroalgae from Gran Canaria (Canary Islands, Spain). Int Microbial 4:35–40
Indriani, H. dan Sumarsih, E. (1999).

Budidaya Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut. Jakarta: PT Penebar


Swadaya. Putra, S.E., (2006). Alga Laut Sebagai Bio-target Industri, Situs Web
Kimia Indonesia. Kadi. (2008). Beberapa Catatan Kehadiran Marga Sargassum Di
Perairan Indonesia. www.rumputlaut.org. 19/09/2017. Luning. (1990). Seaweeds,
Their Environment, Biogeography And Ecophysiology. New York: John Wiley
and Sons. Sastry and Rao. (1994). Antibacterial Substance From Marine Algae.
Successive Extraction Using Benzene, Chloroform and Methanol. India:
Department of Biochemistry, Institute of Medical Science, Banaras Hindu
University. Sumich. L. (1992). An Introduction To The Biology Of Marine Life.
Wmc Brown. Dubuque. Lowa. Sulistyowati, H. (2003). Struktur Komunitas
Seaweed (rumput laut) di Pantai Pasir Putih Kabupaten Situbondo. Jurnal Ilmu
Dasar. 4 (1): 58-61. Tjitrosoepomo. (2005). Pengenalan Jenis Algae Hijau dalam
Pengenalan Jenis-Jenis Rumput LautIndonesia. Jakarta: Puslitbang Oseanologi
LIPI. Zainuddin, E. N dan Malina, A, C. 2009. Skrining Rumput Laut Asal
Sulawesi Selatan sebagai Antibiotik Melawan Bakteri Patogen pada Ikan.
[Laporan Penelitian] Research Grant, Biaya IMHERE-DIKTI.

Anda mungkin juga menyukai