OLEH :
Kelompok 7
2017
A. PENGERTIAN ALGA MERAH
Rumput laut merupakan sumber metabolit sekunder yang sangat potensial untuk
dikembangkan menjadi berbagai bahan baku farmasi. Senyawa-senyawa kimia yang
terkandung dalam rumput laut diantaranya adalah polisakarida, lipid, protein, alkaloid,
dan senyawa fenolik. Rumput laut (alga) merupakan makroalga yang umumnya memiliki
thallus dan pigmen fotosintetik untuk memproduksi makanan dan oksigen dari
karbondioksida dan air. Rumput laut diklasifikasikan berdasarkan warna pigmennya.
Rumput laut hijau (Chlorophyta) mengandung klorofil sebagai pigmen utamanya.
Alga merah (Rhodophyta) mengandung pigmen-pigmen seperti phycoerythrine,
phycocyanin,phycobilins, klorofil a,β-karoten, dan xanthophyll. Rumput laut merupakan
sumber yang menjanjikan untuk berbagai macam pengembangan. Umumnya, rumput
laut digunakan sebagaimakanan,pupuk,dan juga obat-obatan.(Farmasetika et al. 2017)
Alga merah merupakan jenis alga yang lebih banyak memiliki aktivitas biologi
dibandingkan dengan jenis alga lainnya. Alga merah (Rhodophyceae) merupakan salah
satu organisme laut yang dapat menyediakan sumber bahan alam dalam jumlah yang
melimpah dan mudah untuk dibudidayakan. Berbagai bahan aktif dari alga telah
ditemukan penggunaannya seperti antibakteri, antivirus, antijamur, sitotoksik, antialga
dan lainnya.(Fattah et al. n.d.). Senyawa-senyawa kimia yang ada pada alga merah
didominasi dari famili Rhodomelaceace. Alga merah merupakan sumber pembentuk
utama halogenated compunds seperti laurenterol (1), halomon (2), callicladol (3) dan
senyawa lainnya. Halogenated compunds memiliki beragam aktivitas seperti antibakteri,
antifungi, antiinflamasi, iktiotoksik, sitotoksik, dan insektisidal. Selain itu, alga merah juga
mengandung terpenoid, polieter, asetogenin, beberapa asam amino, sikimat, serta
derivat asam nukleat dan asetat. (Farmasetika et al. 2017)
a. Fenol (Flavonoid)
Senyawa fenol dan turunannya (flavonoid) merupakan salah satu antibakteri
yang bekerja dengan mengganggu fungsi membran sitoplasma. Adanya senyawa
fenol ini dapat menyebabkan pengrusakan pada sitoplasma. Ion H- dari senyawa
fenol dan turunannya akan menyerang gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul
fosfolipida pada dinding sel bakteri akan terurai menjadi gliserol, asam karboksilat,
dan asam fosfat. Fosfolida tidak mampu mempertahankan bentuk membran
sitoplasma. Akibatnya, membran sitoplasma akan bocor dan bakteri akan mengalami
hambatan pertumbuhan bahkan kematian. Flavonoid mencegah pembentukan energi
pada membran sitoplasma dan menghambat motilitas bakteri, yang juga berperan
dalam aksi antimikroba (Yunus et al., 2009).
b. Antioksidan
Antioksidan, salah satunya karotenoid merupakan senyawa yang dapat
mencegah proses oksidasi radikal bebas. Pada manusia, reaksi oksidasi didorong
oleh spesies oksigen reaktif yang jika tidak dinonaktifkan oleh senyawa antioksidan,
akan menyebabkan kerusakan protein dan mutasi DNA sehingga menimbulkan
penyakit kardiovaskuler, beberapa jenis kanker, penyakit degeneratif dan penuaan.
Senyawasenyawa antioksidan dapat melindungi jaringan dari kerusakan kimiawi
dengan menyerap energi oksidasi singlet oksigen radikal ke dalam rantai karbon
penyusunnya (Rao dan Rao, 2007). Dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi
bioaktif ekstrak alga merah untuk terapi hewan coba tikus yang diinduksi formalin.
Paparan formalin sebagai zat karsinogenik dapat meningkatkan spesies oksigen
reaktif sehingga meningkatkan kadar MDA (Yustika, dkk, 2013) dan merusak jaringan
paru. Setelah dilakukan terapi dengan ekstrak alga merah, diduga kadar MDA turun
dan keadaan jaringan paru menjadi lebih baik.
c. β-karoten
Dari analisis LCMS, diketahui bahwa ekstrak alga merah mengandung β-
karoten (waktu retensi 4,53) namun jumlahnya kecil. (Rat and Formalin n.d.)
B. Acanthophora spp.
D. Callophycus serratus
E. Rhodomela spp.
1. Agar
Agar merupakan produk utama yang dihasilkan dari rumput laut terutama dari kelas
Rhodopycea, seperti Gracilaria, Sargassum dan Gellidium. Agar memiliki kemampuan
membentuk lapisan gel atau film, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan
pengemulsi(emulsifier), penstabil (stabilizer), pembentuk gel,pensuspensi, pelapis, dan
inhibitor. Pemanfaatan agar dalam bidang industri antra lain:industri makanan dan minuman,
farmasi, kosmetik, pakan ternak,keramik, cat, tekstil, kertas, fotografi.
Dalam industri makanan, agar banyak dimanfaatkan pada industri es krim, keju,
permen, jelly, dan susu coklat, serta pengalengan ikan dan daging, Agar juga banyak
digunakan dalam bidang bioteknologi sebagai media pertumbuhan mikroba, jamur,
yeast,dan mikroalga, serta rekombinasi DNA dan elektroforesis.
2. Pikokoloid
Pikokoloidmerupakan golongan polisakarida yang dihasilkan melalui ekstraksi rumput laut.
Pikokoloid mampu membentuk gel sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengental
(emulsifyer) dan stabilisator atau penstabil makanan (Ravenet al., 1986).Selain itu,
pikokoloid juga dapat digunakan dalam industri farmasi dan kosmetika.Pikoloid banyak
dihasilkan rumput laut dari spesies alga merah.
DAFTAR PUSTAKA
Farmasetika, M., Farmasi, F., Padjadjaran, U., & Barat, J. (2017). Manfaat Alga Merah (,
2(1), 16–19.
Fattah, A., Muslimin, L., Bin, S., & Omar, A. (n.d.-a). EFEKTIFITAS ALGA MERAH
Eucheuma spinosum SEBAGAI ANTI BAKTERI PATOGEN PADA ORGANISME BUDIDAYA
PESISIR DAN MANUSIA EFFECTIVITY OF RED ALGAE Eucheuma spinosum AS
ANTIBACTERIAL PATHOGEN FOR COASTAL ORGANISM AND HUMAN Alamat
Korespondensi : Afhariman Fattah J.
Suparmi, and Achmad Sahri. 2009. “Mengenal Potensi Rumput Laut : Kajian Pemanfaatan
Sumber Daya Rumput Laut Dari Aspek Industri Dan Kesehatan.” Sultan Agung XLIV(118):
95–116.
Yunus., Arisandi, A., Abida, I, W. (2009) Daya Hambat Ekstrak Metanol Rumput Laut
(Euchema spinosum) terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Kelautan: 2 (2): 16-22