Anda di halaman 1dari 6

TEKNOLOGI BAHAN ALAM

ALGA MERAH (RHODOPHYTA)

OLEH :

Kelompok 7

Kadek Ayu Tia Surya Handriyani P07134016011


Deknik Budhiartini Taroyanti P07134016020
Meranti Purnami P07134016035
I Nyoman Ocef Priambada P07132016045
Nyoman Rihadian Prabawati P07134016056

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

2017
A. PENGERTIAN ALGA MERAH
Rumput laut merupakan sumber metabolit sekunder yang sangat potensial untuk
dikembangkan menjadi berbagai bahan baku farmasi. Senyawa-senyawa kimia yang
terkandung dalam rumput laut diantaranya adalah polisakarida, lipid, protein, alkaloid,
dan senyawa fenolik. Rumput laut (alga) merupakan makroalga yang umumnya memiliki
thallus dan pigmen fotosintetik untuk memproduksi makanan dan oksigen dari
karbondioksida dan air. Rumput laut diklasifikasikan berdasarkan warna pigmennya.
Rumput laut hijau (Chlorophyta) mengandung klorofil sebagai pigmen utamanya.
Alga merah (Rhodophyta) mengandung pigmen-pigmen seperti phycoerythrine,
phycocyanin,phycobilins, klorofil a,β-karoten, dan xanthophyll. Rumput laut merupakan
sumber yang menjanjikan untuk berbagai macam pengembangan. Umumnya, rumput
laut digunakan sebagaimakanan,pupuk,dan juga obat-obatan.(Farmasetika et al. 2017)
Alga merah merupakan jenis alga yang lebih banyak memiliki aktivitas biologi
dibandingkan dengan jenis alga lainnya. Alga merah (Rhodophyceae) merupakan salah
satu organisme laut yang dapat menyediakan sumber bahan alam dalam jumlah yang
melimpah dan mudah untuk dibudidayakan. Berbagai bahan aktif dari alga telah
ditemukan penggunaannya seperti antibakteri, antivirus, antijamur, sitotoksik, antialga
dan lainnya.(Fattah et al. n.d.). Senyawa-senyawa kimia yang ada pada alga merah
didominasi dari famili Rhodomelaceace. Alga merah merupakan sumber pembentuk
utama halogenated compunds seperti laurenterol (1), halomon (2), callicladol (3) dan
senyawa lainnya. Halogenated compunds memiliki beragam aktivitas seperti antibakteri,
antifungi, antiinflamasi, iktiotoksik, sitotoksik, dan insektisidal. Selain itu, alga merah juga
mengandung terpenoid, polieter, asetogenin, beberapa asam amino, sikimat, serta
derivat asam nukleat dan asetat. (Farmasetika et al. 2017)

B. SENYAWA BIOAKTIF ALGA MERAH

a. Fenol (Flavonoid)
Senyawa fenol dan turunannya (flavonoid) merupakan salah satu antibakteri
yang bekerja dengan mengganggu fungsi membran sitoplasma. Adanya senyawa
fenol ini dapat menyebabkan pengrusakan pada sitoplasma. Ion H- dari senyawa
fenol dan turunannya akan menyerang gugus polar (gugus fosfat) sehingga molekul
fosfolipida pada dinding sel bakteri akan terurai menjadi gliserol, asam karboksilat,
dan asam fosfat. Fosfolida tidak mampu mempertahankan bentuk membran
sitoplasma. Akibatnya, membran sitoplasma akan bocor dan bakteri akan mengalami
hambatan pertumbuhan bahkan kematian. Flavonoid mencegah pembentukan energi
pada membran sitoplasma dan menghambat motilitas bakteri, yang juga berperan
dalam aksi antimikroba (Yunus et al., 2009).

b. Antioksidan
Antioksidan, salah satunya karotenoid merupakan senyawa yang dapat
mencegah proses oksidasi radikal bebas. Pada manusia, reaksi oksidasi didorong
oleh spesies oksigen reaktif yang jika tidak dinonaktifkan oleh senyawa antioksidan,
akan menyebabkan kerusakan protein dan mutasi DNA sehingga menimbulkan
penyakit kardiovaskuler, beberapa jenis kanker, penyakit degeneratif dan penuaan.
Senyawasenyawa antioksidan dapat melindungi jaringan dari kerusakan kimiawi
dengan menyerap energi oksidasi singlet oksigen radikal ke dalam rantai karbon
penyusunnya (Rao dan Rao, 2007). Dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi
bioaktif ekstrak alga merah untuk terapi hewan coba tikus yang diinduksi formalin.
Paparan formalin sebagai zat karsinogenik dapat meningkatkan spesies oksigen
reaktif sehingga meningkatkan kadar MDA (Yustika, dkk, 2013) dan merusak jaringan
paru. Setelah dilakukan terapi dengan ekstrak alga merah, diduga kadar MDA turun
dan keadaan jaringan paru menjadi lebih baik.

c. β-karoten
Dari analisis LCMS, diketahui bahwa ekstrak alga merah mengandung β-
karoten (waktu retensi 4,53) namun jumlahnya kecil. (Rat and Formalin n.d.)

C. JENIS-JENIS ALGA MERAH


Terdapat beberapa jenis alga merah yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri.
Senyawa antibakteri ini diisolasi dari alga merah seperti Laurencia spp., Gracillaria spp.,
Acanthophora spp., dan spesies alga merah lainnya. (Farmasetika et al. 2017)
A. Laurencia spp

Alga merah genus Laurencia


(Rhodomelaceace, Ceramiales) umumnya
ditemukan pada perairan tropismaupun
subtropis. Berbagai varian senyawa
metabolit sekunder seperti C15- acetogenin,
C15-, C20-, dan C30-terpenoid. Lima
senyawa antibakteri yang diisolasi dari
spesies Laurencia sp.

Diketahui memiliki aktivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus,


Staphylococcus sp., Streptococcus pyogenes, Salmonella sp., dan Vibrio
cholerae. Senyawa-senyawa tersebut ialah 10-acetoxyangasiol, aplysidiol,
cupalaurenol, 1-methyl-2,3,5-tribromoindole, dan chamigrane epoxide. μg/mL
(Farmasetika et al. 2017)

B. Acanthophora spp.

Genus Acanthophora merupakan alga


merah yang paling banyak ditemukan di
perairan tropis maupun subtropis. Akan
tetapi penelitian tentang spesies ini masih
sedikit. Beberapa sterol yang diisolasi dari
Acanthophora spicifera diantaranya adalah
6-hydroxycholest-4-ene-3-one, cholest- 4-
ene-3,6-dione, cholest-5-ene-3β-ol, 5α-
cholestane-3,6-dione, dan senyawa lainnya.
Penelitian menujukkan bahwa beberapa senyawa sterol menunjukkan adanya
aktivitas antibakteri (Farmasetika et al. 2017)
C. Gracilaria spp.

Genus Gracilariamemiliki lebih dari 300


spesies. Genus ini berperan penting pada
industri bioteknologi karena sebagai sumber
agar dan agarose yang banyak digunakan
pada industri makanan, farmasetika, dan
kosmetik. Gracilaria spp memiliki metabolit
bioaktif yang berfungsi sebagai antibakteri
seperti steroid, terpenoid, dan derivat asam
eicosanoid. Gracilaria Verrucosa
mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan fenol. Selain sebagai
antibakteri, G. Verrucosa juga memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Senyawa
fenol yang ada pada jenis alga ini terbukti memiliki khasiat sebagai antibakteri,
antiinflamasi, antivirus, dan antikarsinogenik (Farmasetika et al. 2017)

D. Callophycus serratus

Callophycus serratus merupakan alga


merah yang banyak ditemukan di perairan
tropis dan subtropics terutama di wilayah
Asia Tenggara, Pasifik, dan Afrika.
Beberapa senyawa yang berhasil diisolasi
dari jenis ini memiliki aktivitas sebagai
antibakteri, antifungi, antikanker, antimalaria,
dan antitubekular. (Farmasetika et al. 2017)

E. Rhodomela spp.

Rhodomela confervoides mengandung senyawa


bromofenol yang memiliki aktivitas sebagai
sitotoksik dan antibakteri. Dari beberapa
senyawa yang berhasil diisolasi, senyawa bis
(2,3-dibromo-4,5- dihydroxybenzyl) eter adalah
senyawa yang paling kuat aktivitas
antibakterinya dengan nilai MIC kurang dari 70
μg/mL .

PEMANFAATAN ALGA MERAH

1. Agar
Agar merupakan produk utama yang dihasilkan dari rumput laut terutama dari kelas
Rhodopycea, seperti Gracilaria, Sargassum dan Gellidium. Agar memiliki kemampuan
membentuk lapisan gel atau film, sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan
pengemulsi(emulsifier), penstabil (stabilizer), pembentuk gel,pensuspensi, pelapis, dan
inhibitor. Pemanfaatan agar dalam bidang industri antra lain:industri makanan dan minuman,
farmasi, kosmetik, pakan ternak,keramik, cat, tekstil, kertas, fotografi.
Dalam industri makanan, agar banyak dimanfaatkan pada industri es krim, keju,
permen, jelly, dan susu coklat, serta pengalengan ikan dan daging, Agar juga banyak
digunakan dalam bidang bioteknologi sebagai media pertumbuhan mikroba, jamur,
yeast,dan mikroalga, serta rekombinasi DNA dan elektroforesis.

2. Pikokoloid
Pikokoloidmerupakan golongan polisakarida yang dihasilkan melalui ekstraksi rumput laut.
Pikokoloid mampu membentuk gel sehingga banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengental
(emulsifyer) dan stabilisator atau penstabil makanan (Ravenet al., 1986).Selain itu,
pikokoloid juga dapat digunakan dalam industri farmasi dan kosmetika.Pikoloid banyak
dihasilkan rumput laut dari spesies alga merah.
DAFTAR PUSTAKA

Farmasetika, M., Farmasi, F., Padjadjaran, U., & Barat, J. (2017). Manfaat Alga Merah (,
2(1), 16–19.

Fattah, A., Muslimin, L., Bin, S., & Omar, A. (n.d.-a). EFEKTIFITAS ALGA MERAH
Eucheuma spinosum SEBAGAI ANTI BAKTERI PATOGEN PADA ORGANISME BUDIDAYA
PESISIR DAN MANUSIA EFFECTIVITY OF RED ALGAE Eucheuma spinosum AS
ANTIBACTERIAL PATHOGEN FOR COASTAL ORGANISM AND HUMAN Alamat
Korespondensi : Afhariman Fattah J.

Suparmi, and Achmad Sahri. 2009. “Mengenal Potensi Rumput Laut : Kajian Pemanfaatan
Sumber Daya Rumput Laut Dari Aspek Industri Dan Kesehatan.” Sultan Agung XLIV(118):
95–116.

Yunus., Arisandi, A., Abida, I, W. (2009) Daya Hambat Ekstrak Metanol Rumput Laut
(Euchema spinosum) terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila. Jurnal Kelautan: 2 (2): 16-22

Anda mungkin juga menyukai