Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No.

3 [Desember 2017] 173-180


Komponen Bioaktif, Aktivitas Antioksidan dan Profil Asam Lemak [Sofyan dkk.]

KOMPONEN BIOAKTIF, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PROFIL


ASAM LEMAK EKSTRAK RIMPANG JERINGAU MERAH (ACORUS SP)
DAN JERINGAU PUTIH (ACORUS CALAMUS)

Bioactive Component, Antioxidant Activity, and Fatty Acid Profile of Red


Beewort (Acorus sp) and White Beewort (Acorus calamus)

Ariya Sofyan*, Eko Widodo, Halim Natsir


Jurusan Teknologi Hasil Ternak – Fakultas Peternakan – Universitas Brawijaya
Jalan Veteran, Malang 65145
*Penulis Korespondensi: email: yuliariftribudi@gmail.com

ABSTRAK

Jeringau merah (Acorus sp) dan jeringau putih (Acorus calamus) merupakan tanaman
dari famili Araceae yang rimpangnya dijadikan bahan obat-obatan. Antioksidan merupakan
senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul
yang sangat reaktif sehingga kerusakan sel akan dihambat. Penelitian ini bertujuan untuk men-
ganalisis senyawa bioaktif, aktivitas antioksidan dan profil asam lemak pada jeringau merah
dan jeringau putih sehingga dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan, pakan
serta sebagai sumber antioksidan alami. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rimpang jeringau merah dan jeringau putih. Hasil analisis menunjukan kandungan flavonoid
dan aktivitas antioksidan (IC50) pada jeringau merah masing-masing sebesar 33.76 % b/b dan
0.22 mg/ml sedangkan tepung rimpang jeringau putih sebesar 3.84 % b/b dan 0.49 mg/ml.
Jenis asam lemak yang dominan menyusun fraksi lipida rimpang jeringau merah dan jeringau
putih adalah laurat dan palmitat (unsaturated fatty acid). Asam lemak jenuhnya terdiri dari 7
macam asam lemak dengan asam palmitat sebagai komponen utamanya. Sementara itu, pada
rimpang jeringau merah mengandung asam linoleat, sedangkan pada jeringau putih tidak ada.
Penelitian ini menunjukkan bahwa rimpang jeringau merah dan jeringau putih dapat diguna-
kan sebagai bahan tambahan dalam makanan, pakan, serta sebagai sumber antioksidan alami

Kata kunci : Antioksidan, asam lemak, Flavonoid, Jeringau

ABSTRACT

Red cypress (Acorus sp) and white jeringau (Acorus calamus) are plants of the Araceae family
whose rhizome is made into medicinal materials. Antioxidants are compounds that can inhibit oxidation
reactions, by binding to free radicals and highly reactive molecules so that cell damage will be inhibited.
This study aims to analyze bioactive compounds, antioxidant activity and fatty acid profiles in red and
white jinks and white jeringau so it can be used as an additive in food, feed as well as a source of natural
antioxidants. The materials used in this study are red jisan rhizome and white jeringau. The results showed
that flavonoid content and antioxidant activity (IC50) in red jeringau were 33.76% w / w and 0.22 mg /
ml respectively, while white jengese rhizome flour was 3.84% w / w and 0.49 mg / ml. The dominant types
of fatty acids that make up the fraction of red jelly rhizome and white jeringau are lauric and palmitate
(unsaturated fatty acid). The saturated fatty acid consists of seven kinds of fatty acids with palmitic acid as
its main component. Meanwhile, the red jisanau rhizome contains linoleic acid while in white jinkau not
exist. This study shows that red jisan rhizome and white jinkau can be used as additive in food, feed as well
as natural source of antioxidant

Keywords: Antioxidants, Fatty Acids, Flavonoids, Jeringau

173
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 3 [Desember 2017] 173-180
Komponen Bioaktif, Aktivitas Antioksidan dan Profil Asam Lemak [Sofyan dkk.]

PENDAHULUAN alami yang terdapat dalam tanaman serta


produk-produknya mempunyai manfaat be-
Jeringau merah (Acorus sp) dari fa- sar terhadap kesehatan (Ghiselli et al., 1998).
mili Araceae merupakan jeringau yang tum- Hal ini disebabkan karena adanya kandun-
buh liar di hutan-hutan tropis Kalimantan gan beberapa vitamin (A,C,E dan folat), serat,
Barat, secara empiris telah digunakan oleh dan kandungan kimia lain seperti flavonoid
masyarakat pedalaman suku Dayak dalam dan polifenol yang mampu menangkap radi-
mengobati berbagai macam penyakit dianta- kal bebas (Gill et al., 2002).
ranya tifus dan demam berdarah. Tanaman Asam–asam lemak yang ditemukan di
jeringau putih (Acorus calamus) merupakan alam biasanya merupakan asam-asam mo-
tumbuhan yang rimpangnya dijadikan ba- nokarboksilat dengan jumlah atom karbon
han obat-obatan. Tumbuhan ini berbentuk genap. Distribusi asam lemak pada tumbu-
mirip rumput, tetapi tinggi, menyukai tanah han dibagi menjadi tiga macam, yaitu major
basah dengan daun dan rimpang yang be- fatty acids, minor fatty acids, dan unusual fatty
raroma kuat (Hasan, 2015; Utari et al., 2016; acids (Liu dan Liu, 2017). Kelompok asam
BPPT, 2017). Pengujian awal pada rimpang lemak mayor merupakan kelompok asam
jeringau merah menunjukkan potensi peng- lemak yang umum terdapat pada tumbuhan.
hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella Termasuk ke dalam kelompok ini adalah
typhosa yang dapat menyebabkan penyakit asam laurat, asam miristat, asam palmitat,
tipus, sementara itu pada jeringau putih di- asam stearat, asam oleat, asam linoleat, dan
gunakan sebagai insektisida alami (Siman- asam linolenat. Kelompok asam lemak minor
jorang, 2008; Hasan et al., 2006; Imam et al., merupakan kelompok asam lemak yang se-
2014; Rajput et al., 2014; Zhang et al., 2016). cara distribusi jarang terdapat pada tumbu-
Antioksidan merupakan senyawa han. Termasuk ke dalam kelompok ini ada-
pemberi elektron atau reduktan. Senyawa ini lah asam palmitoleat, asam arachidonat, dan
memiliki berat molekul kecil, tetapi mampu asam erucic (Supriyantini et al., 2007). Anali-
menginaktivasi berkembangnya reaksi ok- sa senyawa bioaktif, aktifias antioksidan dan
sidasi, dengan cara mencegah terbentuknya profil asam lemak merupakan tahapan awal
radikal bebas. Antioksidan juga merupakan yang dilakukan untuk mengetahui kandun-
senyawa yang dapat menghambat reaksi gan kimia suatu bahan sehingga suatu bahan
oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dapat digunakan sebagai bahan tambahan
dan molekul yang sangat reaktif sehingga dalam makanan, pakan serta sebagai sumber
kerusakan sel akan dihambat. Antioksidan antioksidan alami.
sangat bermanfaat bagi kesehatan dan ber-
peran penting untuk mempertahankan mutu
produk pangan (Maududi, 2009). Tubuh
manusia secara alami memiliki sistem an-
tioksidan untuk menangkal reaksi radikal BAHAN DAN METODE
bebas yang secara berkelanjutan. Apabila
jumlah radikal bebas dalam tubuh berlebih
maka dibutuhkan antioksidan tambahan
yang diperoleh dari asupan bahan makanan Bahan
seperti vitamin C, vitamin E, flavonoid, dan Bahan yang digunakan dalam peneli-
karotin (Erguder et al., 2007). Antioksidan tian adalah tepung jeringau merah, jeringau
merupakan senyawa yang dapat mengham- putih, ammonium tiosianat, air deionisasi,
bat spesies oksigen reaktif atau spesies ni- BaCl2, ferrosulfat, asam klorida (HCl) 37% 10
trogen reaktif (ROS/RNS) dan juga radikal N, FeCl3.6H2O, H2O2, benzena:methanol sebe-
bebas sehingga antioksidan dapat mencegah sar 70:30, reagen Folin Ciocalteau, Na2CO3,
penyakit-penyakit yang dihubungkan den- asam galat, NaNO2, AlCl3, NaOH, quercetin,
gan radikal bebas seperti karsinogenesis, asam askorbat, larutan DPPH (1,1-diphenyl-
kardiovaskuler dan penuaan (Buttriss, 1989; 2-picrylhydrazyl) 200 µM, TCA 100%, Na-
Duthie, 1990; Halliwell dan Gutteridge, 2000; thio 1%, HCl 1 N, xantine, xantine oxidase,
Wu et al., 2013; Cao et al., 2015; Sardarodiyan PBS, NBT, aluminium foil, akuades, kit super-
dan Sani, 2016; Wojtunik-Kulesza et al., 2016). oksida dismutase (SOD), malondialdehida
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa (MDA), kloroform, dan formalin.
peningkatan konsumsi antioksidan fenolik

174
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 3 [Desember 2017] 173-180
Komponen Bioaktif, Aktivitas Antioksidan dan Profil Asam Lemak [Sofyan dkk.]

Pembuatan Sampel Hitachi U-2800 pada panjang gelombang 517


Persiapan sampel menggunakan nm. Ningsih et al. (2016) menyatakan bahwa
prosedur AOAC (2005) dimana sampel absorbansi maksimum DPPH pada panjang
berupa rimpang jeringau merah dan jerin- gelombang 517 nm. Aktivitas antioksidan
gau putih dalam bentuk segar masing-mas- dari setiap sampel dan antioksidan pem-
ing sebanyak 2.4 kg, kemudian diiris tipis banding BHT dinyatakan dengan persen
dan di oven pada suhu 30 °C selama 36 jam. inhibisi, yang dihitung dengan rumus pada
Rimpang yang telah dikeringkan kemudian Persamaan 1.
digiling, menghasilkan tepung jeringau se-
banyak 670 g. absorbansi blanko - absorbansi sampel
% Inhibisi = ´100% ....(1)
absorbansi blanko
Metode
Analisis Kandungan Flavonoid
Metode yang digunakan untuk analisis Nilai konsentrasi sampel (ekstrak
total flavonoid pada tepung jeringau dilaku- ataupun antioksidan pembanding BHT) dan
kan sesuai prosedur menurut Atanassova et persen inhibisinya di plot masing-masing
al. (2011). Sebanyak 1 ml supernatant diambil pada sumbu x dan y pada persamaan regresi
dan dimasukkan kedalam tabung reaksi dan linear. Persamaan regresi linear yang diper-
ditambahkan dengan 4 ml akuades. Selan- oleh dalam bentuk persamaan y = a + bx, di-
jutnya ditambahkan dengan 0.3 ml larutan gunakan untuk mencari nilai IC50 (inhibitor
NaNO2 5%, divortex dan dibiarkan 5 menit, concentration 50%) dari setiap sampel den-
kemudian ditambahkan dengan 0.3 ml AlCl3 gan menyatakan nilai y sebesar 50 dan nilai x
10%. Setelah itu, tambahkan 2 ml NaOH 1 yang akan diperoleh sebagai IC50. Nilai IC50
M dan 2.4 ml akuades. Campuran tersebut menyatakan besarnya konsentrasi larutan
divortex dan kemudian diamkan selama 5 sampel (ekstrak ataupun antioksidan pem-
menit. Absorbansi larutan tersebut diukur banding BHT) yang dibutuhkan untuk mer-
pada panjang gelombang 401 nm. Kadar fla- eduksi radikal bebas DPPH sebesar 50%.
vonoid secara kuantitatif dapat diukur pada
panjang gelombang 510 nm dengan menggu- Analisis Asam lemak
nakan kurva standar catechin. Analisis kandungan asam lemak pada
jeringau menggunakan metode Gas Chro-
Analisa Aktivitas Antioksidan matography dan dilakukan sesuai prosedur
Analisis aktivitas antioksidan pada menurut Paradis dan Nawar (1981). Seban-
tepung jeringau menggunakan metode yak 50 mg sampel dimasukkan ke dalam
DPPH (1,1- diphenyl-2-picrylhydrazyl) dan tabung reaksi bertutup kemudian ditam-
dilakukan sesuai prosedur menurut Sharma bahkan ke dalam tabung 0.5 ml larutan BF3
dan Bhat (2009). Ekstrak jeringau merah dan dalam metanol 20%. Tabung dipanaskan
jeringau putih yang diperoleh dari ektrak dalam tangas air pada suhu 50 °C selama 10
bertingkat dengan kloroform, etil asetat, menit untuk reaksi transesterifikasi, dari gli-
metanol akan dilarutkan dengan pelarut serida menjadi metil ester asam lemak, din-
metanol dengan konsentrasi 200, 400, 600, ginkan selama 15 menit dalam suhu kamar.
dan 800 ppm. Antioksidan sintetik BHT Sampel yang telah menjadi senyawa ester
(Butil Hidroksi Toluena) digunakan sebagai ditambah dengan 1 ml n-heksana dengan
pembanding dengan konsentrasi 2, 4, 6, dan mikropipet, untuk mencari ester asam lemak.
8 ppm. Larutan DPPH yang akan digunakan, Sebanyak 1 µl fase n-heksana digunakan un-
dibuat dengan melarutkan kristal DPPH tuk diinjeksikan ke dalam kromatografi gas.
dalam pelarut metanol dengan konsentrasi Kromatografi ini dilengkapi dengan fase
1 mM. Proses pembuatan larutan DPPH 1 diam dietilen glikol suksinat (DEGS), seban-
mM caranya dilakukan dalam kondisi suhu yak 15% dengan pendukung Anakrom AW
rendah dan terlindung dari cahaya matahari. 70/80 dalam kolom spiral, panjang 2.5 m dan
Sebanyak 4.5 ml larutan uji atau pemband- diameter bagian dalam 4.8 mm. Suhu tempat
ing direaksikan dengan 500 μl larutan DPPH injeksi 215 °C, suhu kolom 185 °C, dan detek-
1 mM dalam tabung reaksi. Campuran terse- tor (Flame ionization) pada 210 °C dan kece-
but diinkubasi pada suhu 37 °C selama 30 patan alir fase gerak (gas nitrogen) 40 ml per
menit, kemudian diukur absorbansinya den- menit.
gan menggunakan spektrofotometri UV-VIS

175
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 3 [Desember 2017] 173-180
Komponen Bioaktif, Aktivitas Antioksidan dan Profil Asam Lemak [Sofyan dkk.]

HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu bagian dari tanaman jerin-


gau yang sangat bermanfaat adalah bagian
Kandungan Flavonoid rimpang karena mengandung beberapa sen-
Flavonoid merupakan golongan sen- yawa kimia aktif yang berguna bagi kes-
yawa fenolik alami terbesar selain fenol se- ehatan. Senyawa aktif yang terdapat pada
derhana. Hasil uji bioaktif flavonoid dan jeringau diduga adalah flavonoid, alkaloid,
aktifitas antioksiadan jeringau merah dan jer- terpenoid, dan saponin. Oleh karena itu,
ingau putih dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil tanaman jeringau mempunyai prospek un-
pengujian menunjukkan kandungan flavo- tuk digunakan sebagai feed additive. Senyawa
noid pada rimpang jeringau merah (Acorus aktif flavonoid berperan sebagai antibiotik
sp) lebih tinggi dibandingkan jeringau putih dengan mengganggu fungsi dari mikroor-
(Acorus calamus). ganisme seperti bakteri dan virus. Aktivitas
Flavonoid terdapat pada seluruh ba- farmakologi dari flavonoid adalah sebagai
gian tanaman (sepert pada buah, tepung sari, anti inflamasi, analgesik, dan antioksidan
dan akar), terikat pada gula sebagai glikosida (Rajput et al., 2016). Senyawa aktif flavonoid
dan aglikon flavonoid. Flavonoid berperan berperan sebagai antibiotik dengan meng-
memberi warna pada tumbuhan seperti bun- ganggu fungsi dari mikroorganisme seperti
ga, buah, daun, atau warna pada pigmen. Uji bakteri dan virus. Flavanoid memiliki ke-
flavonid kedua jenis jeringau menggunakan mampuan untuk membentuk struktur kom-
metode Spektrofotometri UV memberikan pleks berikatan dengan protein ekstraseluler
hasil positif dimana kandungannya pada dan akan merusak membran sel mikroba
tepung rimpang jeringau merah sebesar karena sifatnya yang lipofilik. Aktivitas far-
33.76 % b/b dan pada tepung rimpang jerin- makologi dari flavonoid adalah sebagai anti
gau putih sebesar 3.84 % b/b. Mahmoudi et inflamansi, analgesik, dan antioksidan. Sen-
al. (2016) menyatakan bahwa golongan sen- yawa alkaloid memiliki kemampuan untuk
yawa fenolat, flavonoid, dan alkaloid berpo- melekatkan diri diantara DNA sehingga
tensi sebagai antioksidan yang merupakan mengganggu replikasi DNA (Harahap, 2014;
senyawa-senyawa polar. Senyawa-senyawa He et al., 2017; Murphy, 2017). Mekanisme
polar tersebut akan terekstrak pada fraksi ek- kerjanya adalah mengganggu terbentuknya
strak metanol karena metanol adalah pelarut jembatan seberang silang komponen penyu-
polar. Fraksi ekstrak etilasetat terdapat sen- sun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga
yawa-senyawa dengan kepolaran yang se- lapisan dinding sel tidak terbentuk secara
dang dan memungkinkan juga mengekstrak utuh dan menyebabkan kematian sel (Ma-
sebagian kecil senyawa polar yang memiliki rinova et al., 2005). Hasil ini menunjukkan
aktivitas antioksidan. bahwa rimpang jeringau merah dan jeringau
Pada ternak khususnya unggas fla- putih dapat digunakan sebagai bahan tam-
vonoid berfungsi sebagai penambah nafsu bahan dalam pakan serta sebagai sumber an-
makan, menurunkan konsumsi pakan, dan tioksidan alami.
meningkatkan pigmentasi (Fru-Nji et al.,
2007). Flavonoid memiliki peranan dalam Aktivitas Antioksidan
taksonomi tumbuhan terutama sebagai pa- Uji aktivitas antioksidan dari senyawa
rameter pembeda yang dapat membedakan uji dilakukan menggunakan metode DPPH.
spesies tanaman satu dengan tanaman yang Metode ini didasarkan pada kemampuan
lainnya (Nagota et al., 2006). Selain itu, fla- dari zat antioksidan dalam menetralkan radi-
vonoid juga berguna dalam unsur terapeutik kal DPPH, dengan menyumbangkan proton-
sebagai anti-inflamasi, anti-fungi, antiok- nya sehingga membentuk radikal yang lebih
sidan, dan sebagai bahan penyembuh luka. stabil. Tabel 1 menunjukkan bahwa aktivitas
Pemberian suplemen flavonoid yang berasal antioksidan rimpang jeringau merah (Acorus
tepung Indigfera zollingeriana dapat meng- sp) lebih baik daripada jeringau putih (Acorus
hasilkan produksi telur harian ayam petelur calamus). Hasil ini menunjukkan bahwa ek-
lebih tinggi jika dibandingkan perlakuan strak jeringau merah dengan nilai IC50 sebe-
kontrol karena tepung Indigofera zollingeriana sar 0.22 mg/ml mampu menangkal radikal
mengandung β-karoten, α-tokoferol dan fla- bebas sebanyak 50% dalam sampel dengan
vonoid sebagai antioksidan alami berperan konsentrasi 0.22 mg. Nilai IC50 yang semak-
menanggulangi efek stres panas pada ayam in kecil menunjukkan kemampuan antioksi-
petelur (Palupi et al., 2014). dasi yang semakin tinggi dalam menangkal

176
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 3 [Desember 2017] 173-180
Komponen Bioaktif, Aktivitas Antioksidan dan Profil Asam Lemak [Sofyan dkk.]

radikal bebas (Andersson, 1996; Molyneux, dengan pernyataan dari Zheng dan Wang
2003; Viswanad et al., 2011). Aktivitas antiok- (2001) bahwa aktivitas antioksidan memiliki
sidan bahan alam dapat dipengaruhi oleh korelasi positif dengan komponen total sen-
kadar flavonoid yang semakin tinggi maka yawa fenolik.
aktivitasnya antioksidannya semakin rendah Besarnya aktivitas antioksidan suatu
begitu pula sebaliknya (Zabri et al., 2008). senyawa juga dipengaruhi oleh sruktur dari
Berdasarkan perolehan data secara keseluru- senyawa uji, dan metode yang tepat digu-
han dapat dilihat aktivitas antioksidan yang nakan untuk senyawa uji. Struktur senyawa
paling besar terdapat pada sampel ekstrak uji berkaitan dengan adanya gugus-gugus
jeringau merah (IC50 terendah), dimana has- yang bersifat antioksida. Aktivitas antiok-
il ini konsisten dengan data fitokimia yang sidan yang tinggi diperoleh pada senyawa
menunjukkan bahwa total flavonoid tert- yang mengandung difenol orto seperti pada
inggi terdapat pada sampel ekstrak rimpang epikatekin, asam kafeat, epigalokatekingalat
jeringau merah. dan lain-lain (Silva et al., 2000). Adanya gu-
Kadar flavonoid memiliki hubungan gus OH fenolik yang dapat secara cepat ter-
yang positif dengan aktivitas antioksidan abstraksi oleh radikal bebas menyebabkan
untuk mencapai IC50 (Tabel 1) dimana se- senyawa-senyawa fenolik berpotensi sebagai
makin tinggi kandungan flavonoid maka antioksidan. Selain itu aktivitas antioksidan
IC50 semakin rendah. Hal tersebut dapat juga dipengaruhi oleh ikatan rangkap dan
diartikan bahwa peningkatan kandungan gugus karbonil dari cincin heterosiklik dari
senyawa polifenol akan meningkatkan nilai struktur inti yang yang dapat meningkat-
konsentrasi antioksidan untuk mencapai kan aktivitas antioksidan dengan menstabil-
IC50, yang berarti kemampuan antioksidan kan radikal fenolik melalui konyugasi dan
yang dimiliki semakin kuat. Hal ini sesuai delokalisasi electron (Heim et al., 2002).

Tabel 1. Kandungan senyawa bioaktif dan aktivitas antioksidan


Parameter Jeringau merah Jeringau putih
Flavonoid (% b/b) 33.76 3.84
IC50 (mg/ml) 0.22 0.49

Tabel 2. Kandungan senyawa kelompok asam lemak pada jeringau merah (Acorus sp) dan jeringau
putih (Acorus calamus)
Lipid Jeringau Merah Jeringau Putih
Asam Lemak Formula
Number (% Relatif) (% Relatif)
Lauric acid / Dodecanoic acid C13H26O2 C12:0 3.23 5.67
Tetradecanoic acid C14H28O2 C14:0 - 5.09
Palmitic acid C16H32O2 C16:0 27.97 40.23
Heptadecanoic acid C17H34O2 C17:0 2.83 -
Elaidic acid / Asam Oleat C18H34O2 C18:1 3.1 12.52
Lenolealidic acid C18H32O2 C18:2 20.03 -
Eicosanoic acid C20H40O2 C20:0 1.88 -
Behenic acid C22H44O2 C22:0 6.74 21.68
Dihomo-gamma-linolenic
C20H34O2 C20:3 8.09 -
acid (DGLA)
Arachidonic acid C20H32O2 C20:4 2.77 -
Docosadienoic acid C22H40O2 C22:2 9.14 7.83
Lignoceric acid C24H48O2 C24:0 4.67 7.83
Eicosapentaenoic acid C20H30O2 C20:5 3.08 -

177
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 3 [Desember 2017] 173-180
Komponen Bioaktif, Aktivitas Antioksidan dan Profil Asam Lemak [Sofyan dkk.]

Kandungan Asam Lemak Pada lemak atau minyak lemak ditemukan


Asam lemak merupakan bentuk se- asam lemak jenuh seperti asam palmitat
derhana lipid dan bekerja sebagai pemban- dan asam stearat, sedangkan asam lemak
gun blok untuk tryglicerid dan phospolipid tidak jenuh adalah oleat, linoleat, linolenat
(Leventin dan McMahon, 2006). Kandungan dan arakhidat. Minyak lemak merupakan
asam lemak pada rimpang jeringau merah bahan cair yang disebabkan oleh rendahnya
(Acorus sp) dan jeringau putih (Acorus cala- kandungan asam lemak jenuh dan tingginya
mus) dapat dilihat pada Tabel 2. kandungan asam lemak tak jenuh dengan
Hasil pengujian laboratorium menge- satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom
nai asam lemak pada rimpang jeringau me- C-nya sehingga mempunyai titik lebur yang
rah dan jeringau putih menunjukkan bahwa rendah (Holley dan Phillips, 1995; Oversen
tidak semua rimpang jeringau merah dan jer- dan Leth, 1995; Ossia et al., 2010).
ingau putih memiliki kedelapan belas jenis
asam lemak pada standar yang digunakan.
Umumnya jenis asam lemak yang dimiliki SIMPULAN
oleh rimpang jeringau merah dan jeringau
putih merupakan asam lemak dengan atom
C genap dan asam lemak yang dominan me- Hasil penelitian menunjukan bahwa
nyusun fraksi lipida rimpang jeringau merah kandungan bioaktif, aktivitas antioksidan
dan jeringau putih adalah laurat dan palmi- dan asam lemak pada rimpang jeringau me-
tat (unsaturated fatty acid) sementara itu, pada rah lebih tinggi daripada rimpang jeringau
rimpang jeringau merah juga mengandung merah. Semakin tinggi kandungan flavonoid
asam linoleat, sedangkan pada jeringau menunjukkan semakin tinggi pula aktivitas
putih tidak ada. antioksidannya. Berdasarkan uji kandun-
Adanya kandungan asam lemak pada gan bioaktif, aktivitas antioksidan dan asam
jeringau merah menunjukkan bahwa asam lemak maka tanaman jeringau merah dan jer-
lemak tidak hanya ada di ikan dan produk ingau putih memiliki potensi sebagai tumbu-
hewani lainnya tetapi juga dapa dihasilkan han sumber antioksidan alami.
pada tumbuhan dimana penelitian Supri-
yantini et al. (2007) menyatakan bahwa asam
lemak tak jenuh banyak ditemukan pada
tanaman Qi et al. (2010) menambahkan ome- DAFTAR PUSTAKA
ga-3 dapat diperoleh dari bahan makanan
nabati. Mengonsumsi asam lemak omega-3
dalam jumlah yang cukup mampu mengu-
rangi kandungan kolesterol dalam darah dan AOAC. 2005. Official Method of Analysis of the
mengurangi resiko terkena penyakit jantung, Association of Official Analytical. Chem-
resiko artherosklerosis serta secara selektif ist. Benyamin Franklin Station. Wash-
dapat membunuh sel-sel kanker dan meny- ington, D.C
embuhkan symptom rheumathoid arthritis. Andersson, C, M, Hallberg, A, Högberg, T.
Aspek klinis lain yang menguntungkan dari 1996. Advances in the development of
mengosumsi asam lemak omega-3 adalah pharmaceutical antioxidants. Advances
mencegah penyakit arterosklerosis, trombo- in Drug Research. 28:65-180
sis dan arthritis. Hal ini diduga karena adan- Atanassova, M, Georgieva, S, Ivancheva, K.
ya sifat antagonis asam lemak omega-3 yang 2011. Total phenolic and total flavonoid
dapat menurunkan aktivitas konversi asam contents, antioxidant capacity and bio-
linoleat menjadi asam arakhidonat, serta logical contaminants in medical herbs.
konversi oksidatif asam arakhidonat menjadi Journal of the University of Chemical Tech-
eikosanoid. Lemak dan minyaknya, dapat nology and Metallurgy. 46(1):81-88
disari dari sel dan jaringan dengan pelarut da Rosa, G, A, Sorbello, L, A, Dittrich, R, L, de
non polar seperti kloroform, eter, benzena Moraes, M, T, T, de Oliveira, E, G. 2011.
dan heksan. Pada pengertian sehari-hari, Blood profile of Japanese quail (Cotur-
lemak merupakan bahan padat pada suhu nix japonica) under thermal stress. Ciên-
kamar, sedangkan minyak lemak dalam ben- cia Rural. 41(9):1605-1610
tuk cair pada suhu kamar, tetapi keduanya Buttriss, J. 1989. Free radicals. Nutrition & Food
terdiri dari molekul-molekul trigliserida. Science. 89(1):12-13

178
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 3 [Desember 2017] 173-180
Komponen Bioaktif, Aktivitas Antioksidan dan Profil Asam Lemak [Sofyan dkk.]

BPPT. 2017. Jeringau (Acorus Calamus L) se- He, X, Xia, Q, Woodling, K, Lin, G, Fu, P, F.
bagai fungisida. Dilihat 27 Juli 2017. 2017. Pyrrolizidine alkaloid-derived
<http://www.kelair.bppt.go.id/sib- DNA adducts are common toxicologi-
3pop/Iptek/Jeringau/Jeringau.htm> cal biomarkers of pyrrolizidine alkaloid
Cao, H, Xie, Y, Chen, X. 2015. Type 2 diabetes N-oxides. Journal of Food and Drug Anal-
diminishes the benefits of dietary anti- ysis. 25(4):984-991
oxidants: Evidence from the different Heim, K, E, Tagliaferro, A, R, Bobilya, D, J.
free radical scavenging potential. Food 2002. Flavonoid antioxidant: chemis-
Chemistry. 186:106-112 try, metabolism and structure-activity
Duthie, G, G. 1990. Antioxidant Vitamins, free relationships. The Journal of Nutritional
radicals and coronary heart disease. Biochemistry. 13(10):572-584
British Food Journal. 92(8):32-36 Holley, K, M, Phillips, P, S. 1995. Trans-fatty
Erguder, B, I. Avci, A, Devrim, E, Durak, I. acids: an introduction. Nutrition & Food
2007. Effects of cooking techniques on Science. 95(2):31-33
antioxidant enzyme activities of some Imam, H, Zamigar, Sofi, G. 2014. Mosquito
fruits and vegetables. Turk. J. Med. Sci. larvicidal efficay of Acorus calamus ex-
37(3):151-156 tracts against Aedes aegypti L. larvae.
Fru-Nji, F, Niess, E, Pfeffer, E. 2007. Effect of Asian Pacific Journal of Tropical Disease.
graded replacement of soybean meal 4:S181-S185
by faba beans (Vicia faba L.) or field Levetin, E, McMahon, K. 2006. Plant and Soci-
peas (Pisum sativum L.) in rations for ety. McGraw-Hill, New York
laying hens on egg production and Liu, H, Liu, W. 2017. Concentration and dis-
quality. The Journal of Poultry Science. tributions of fatty acids in algae, sub-
44(1):34-41 merged plants and terrestrial plants
Ghiselli, A, Nardini, M, Baldi, A, Scaccini, C. from the northeastern Tibetan Plateau.
1998. Antioxidant activity of different Organic Geochemistry. 113:17-26
phenolics fractions separated from an Marinova, D, Ribarova, F, Atanassova, M.
italian red wine. J. Agric. Food. Chem. 2005. Total phenolics and total flavo-
46(2):361-367 noids in bulgarian fruits and vegeta-
Gill, M, I, Tomás-Barberán, F, A, Hess-Pierce, bles. Journal of the University of Chemical
B, Kader, A, A. 2002. Antioxidant ca- Technology and Metallurgy. 40(3):255-260
pacities, phenolic compounds, carot- Mahmoudi, S, Khali, M, Benkhaled, A,
enoids, and vitamin C contents of nec- Benamirouche, K, Baiti, I. 2016. Phe-
tarine, peach, and plum cultivars from nolic and flavonoid contents, antioxi-
california. J. Agric. Food Chem. 50:4976- dant and antimicrobial activities of leaf
4982 extracts from ten Algerian Ficus carica L.
Halliwell, B, Gutteridge, JMC. 2000. Free Radi- varieties. Asian Pacific Journal of Tropical
cal in Biology and Medicine. Oxford Uni- Biomedicine. 6(3):239-245
versity Press, New York Maududi, A, A. 2009. Produksi Antioksidan
Harahap, G, F, R. 2014. Uji Efektivitas Ekstrak dari Daun Simpur (Dillenia indica)
Etanol Daun Ciplukan (Physalis angu- menggunakan Metode Ekstraksi Te-
lata L.) sebagai Antimikroba Terhadap kanan Tinggi dengan Sirkulasi Pelarut.
Acinetobacter baumannii secara in Vitro. Skripsi. Universitas Indonesia. Jakarta
Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang Molyneux, P. 2003. The Use of the stable
Hasan, M, U, Sagheer, M, Ullah, E, Ahmad, free radical diphenylpicrylhydrazyl
F, Wakil, W. 2006. Insecticidal activity (DPPH) for estimating antioxidant ac-
of different doses of Acorus calamus oil tivity. Songklanakarin Journal of Science
against Trogoderma granarium (everts). and Technology. 26(2): 211-219
Pak. J. Agri. Sci. 43(1-2):55-58 Murphy, D, J. 2017. Alkaloids, Encyclopedia of
Hasan, M, N. 2015. Pengaruh Ekstrak Rim- Applied Plant Sciences (Second Edition).
pang Jeringau (Acorus calamus L.) dalam Elsevier, USA
Beberapa Pelarut Organik Terhadap Nagota, Y, Sakamoto, K, Shiratsuchi, H, Ishii,
Aktivitas Antioksidan dan Antifungi T, Yano, M, Ohta, H. 2006. Flavonoid
secara in Vitro. Tesis. King Mongkut’s composition of fruit tissue of citrus spe-
University of Technology Thonburi. cies. Biosci. Biotechnol. Biochem. 70:178-
Thailand 192

179
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 18 No. 3 [Desember 2017] 173-180
Komponen Bioaktif, Aktivitas Antioksidan dan Profil Asam Lemak [Sofyan dkk.]

Ningsih, I, Y, Zulaikhah, S, Hidayat, M, A, scavenging activity, and physicochemi-


Kuswandi, B. 2016. Antioxidant activ- cal parameters. J. Agric. Food Chem.
ity of various kenitu (Chrysophyllum 48(6):2122-2126
Cainito L.) leaves extracts from jember, Simanjorang, J. 2008. Efektivitas Rimpang Jer-
indonesia. Agriculture and Agricultural ingau (Acorus calamus L.) dalam Mem-
Science Procedia. 9:378-385 bunuh Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi.
Ossia, C, V, Han, H, G, Kong, H. 2010. Tri- Universitas Sumatera Utara. Medan
bological evaluation of selected biode- Supriyantini, E, Widowati, I, Ambariyanto.
gradable oils with long chain fatty ac- 2007. Kandungan asam lemak omega-3
ids. Industrial Lubrication and Tribology. (asam linolenat) pada kerang totok
62(1):26-31 Polymesoda erosa yang diberi pakan Tet-
Oversen, L, Leth, T. 1995. Trans fatty acids: raselmis chuii dan Skeletonema costatum.
time for legislative action?. Nutrition & Ilmu Kelautan. 12 (2):97-104
Food Science. 95(3):16-19 Utari, CR, S, Widyarini, T, Sutarmiadji, D,
Palupi, R, Abdullah, L, Astuti, D, A, Sum- Dharmawan, R, Darukutni. 2006. Po-
iati. 2014. Potential and utilization of tensi minyak rimpang jeringau (Acorus
Indigofera sp. shoot leaf meal as soy- calamus L.) sebagai repelen terhadap
bean meal substitution in laying hen nyamuk Culex quinquefasciatus L. Biofar-
diets. Jurnal Ilmu Teknik dan Veteriner. masi. 4(1):1-3
19(3):210-219 Viswanad, V, Aleykutty, N, A, Zacharia, S, M,
Paradis, A, J, Nawar, W, W. 1981. A gas chro- Thomas, L. 2011. Evaluation of antioxi-
matographic method for assement of dant and free radical scavenging activi-
used frying oils comparation of other ty of Samadera indica using in vitro mod-
methods. Journal of the American Oil els. Pharmacognosy Journal. 3(23):85-90
Chemists’ Society. 58(5):635-638 Wojtunik-Kulesza, K, A, Oniszczuk, A, On-
Qi, K, K, Chen, J, L, Zhao, G, P, Zheng, M, iszczuk, T, Waksmundzka-Hajnos, M.
Q, Wen, J. 2010. Effect of dietary x6/ 2016. The influence of common free
x3 on growth performance, carcass radicals and antioxidants on develop-
traits, meat quality and fatty acid pro- ment of Alzheimer’s disease. Biomedi-
files of Beijing-you chicken. Journal of cine & Pharmacotherapy. 78:39-49
Animal Physiology and Animal Nutrition. Wu, J, Q, Kosten, T, R, Zhang, X, Y. 2013. Free
94(4):474-485 radicals, antioxidant defense systems,
Rajput, S, B, Tonge, M, B, Karuppayil, S, M. 2014. and schizophrenia. Progress in Neuro-
An overview on traditional uses and Psychopharmacology and Biological Psy-
pharmacological profile of Acorus cala- chiatry. 46:200-206
mus Linn. (Sweet flag) and other Acorus Zabri, H, Kodjo, C, Benie, A, Bekro, J, M, Bek-
species. Phytomedicine. 21(3):268-276 ro, Y, A. 2008. Phytochemical screening
Sardarodiyan, M, Sani, A, M. 2016. Natural dandetermination of flavonoids in Se-
antioxidants: sources, extraction and camone afzelii (Asclepiadaceae) extracts.
application in food systems. Nutrition African Journal of Pure and Applied Chem-
& Food Science. 46(3):363-373 istry. 2(8):080-082
Sharma, O, P, Bhat, T, J. 2009. DPPH antioxi- Zhang, S, H, Zhang, S, Y, Li, G. 2016. Acorus
dant assay revisited. Food Chemistry. calamus root extracts to control harm-
113(4):1202-1205 ful cyanobacteria blooms. Ecological En-
Silva, F, A, Borges, F, Guimaraes, C., Lima, gineering. 94:95-101
J, L, Matos, C, Reis, S. 2000. Phenolic Zheng, W, Wang, S, Y, 2001. Antioxidant activ-
acids and derivatives: studies on the ity and phenolic compounds in selected
relationship among structure, radical herbs. J. Agric. Food Chem. 49(11):5165-
5170

180

Anda mungkin juga menyukai