Anda di halaman 1dari 8

Pemanfaatan Alga Hijau Dalam Bidang Kesehatan

Nur Indri Novianti H. 1

Latar Belakang

Algae merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki tingkat


keanekaragaman yang tinggi. Istilah algae berasal dari bahasa Latin "alga" yang
berarti ganggang laut atau yang lebih populer dengan istilah rumput laut Ilmu yang
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan algae disebut algologi. Padanan kata
untuk algae dalam bahasa Yunani adalah "phycos", sehingga ilmu yang mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan algae juga disebut fikologi. Beberapa istilah lain yang
biasa digunakan untuk algae, misalnya "pond scums", "frog spittle", "water mosses",
dan "seaweeds" (SHARMA, 1992).
Secara tradisional alga makro telah lama digunakan sebagai bahan makanan dan
obat-obatan, karena kaya akan mineral, elemen makro dan elemen mikro lainnya.
Beberapa jenis alga yang mengandung mineral penting yang berguna untuk
metabolisme tubuh seperti lodin, calsium dan selenium (Burtin, 2006). Antioksidan
merupakan senyawa yang dapat menetralkan atau meredam radikal bebas, serta
menghambat terjadinya oksidasi pada sel tubuh, sehingga dapat mencegah atau
mengurangi terjadinya kerusakan sel (Abdul, 2003). Radikal bebas merupakan atom
atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan yang
dapat menarik elektron dari senyawa lain sehingga terbentuk radikal bebas antara lain
dapat merusak molekul makro pembentuk sel yaitu : protein, karbohidrat lemak dan
deoxyribo nuleic acid (DNA) (Anon., 2004). Akibatnya sel menjadi rusak dan
menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti kanker, anemia, asma, inflamasi,
degerenasi syaraf, parkinson, dan proses penuaan dini (Polterait, 1997) oleh kerana
itu antioksidan sangat bermanfaat bagi kesehatan dan berperan penting untuk
mempertahankan mutu produk pangan.
1
Mahasiswa Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

1
Rumput laut atau alga juga digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit.
Penelitian telah banyak dilakukan untuk mengkaji senyawa bioaktif berbagai jenis
rumput laut di antaranya rumput laut hijau atau alga hijau sebagai antibakteri (Mishra
et al. 2016), rumput laut merah sebagai anti kanker (Duraikannu et al. 2014) dan
rumput laut coklat sebagai anti inflamasi dan anti diabetes (Ji-Hyun et al. 2016).
Komponen bioaktif yang dihasilkan rumput laut di antaranya termasuk dalam
kelompok polisakarida, lemak dan asam lemak, pigmen, serta metabolit sekunder
seperti fenol, alkaloid, terpen, dan lektin (Perez et al. 2016). Pereira dan Gama (2008)
melaporkan lebih dari 300 metabolit sekunder telah diidentifikasi dari alga hijau
diantaranya termasuk bangsa Bryopsidales. Penelitian yang mengkaji potensi
senyawa bioaktif rumput laut atau alga hijau dari suku Halimedaceae di antaranya
adalah antimikroba dari Halimeda macroloba (Dzeha et al. 2003) dan Halimeda
opuntia (Mishra et al. 2016).
Berdasarkan kandungan yang dimilki oleh alga hijau baik berupa vitamin, protein,
karbohidrat, mineral seperti kalium, kalsium, fosfat, natrium, besi, dan kandungan
lain yang terdapat dalam alga hijau yang mampu diolah menjadi antioksidan dan atau
antibakteri maka alga hjau ini dapat menjadi sumber pangan yang baik dan juga
pastinya berguna untuk kesehatan tubuh. Pemanfaan alga hijau di bidang industri
sudah cukup banyak, tetapi untuk bidang kesehatan masih sedikit yang melakukan
penelitian. Oleh karena itu saya akan membahas bagaimana pemanfaatan alga hijau
dalam bidang kesehatan dan bagaimana prosesnya.

Pembahasan
Alga adalah organisme berkloroplas yang dapat mneghasilkan oksigen melalui
proses fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa micrometer sarnpai beberapa
meter panjangnya. Alga tersebar luas di alam dan dijumpai hampir disegala macam
lingkungan yang terkena sinar matahari (Pelczar dan Chan, 1986).
Algae dapat hidup di permukaan atau dalam perairan (aquatik) maupun daratan
(terestrial) yang terkena sinar matahari, namun kebanyakan hidup di perairan. Algae

2
laut mempunyai peranan yang sangat penting di dalam siklus unsur-unsur di bumi,
mengingat jumlah massanya yang sangat banyak yang kemungkinan lebih besar dari
jumlah tumbuhan di daratan. Beberapa algae laut bersel satu bersimbiosis dengan
hewan invertebrata tertentu yang hidup di laut, misalnya spon, koral, cacing laut.
Algae terestrial dapat hidup di permukaan tanah, batang kayu, dan lain-lain. Algae
darat dapat bersimbiosis dengan jamur dan membentuk lumut kerak (Lichenes). Pada
lichenes algae bertindak sebagai fikobion, sedangkan jamur sebagai mikobion. Algae
yang dapat membentuk Lichenes adalah anggota dari Chlorophyta, Xanthophyta, dan
algae hijau biru (Cyanobacteria) yang termasuk bakteri. Fikobion memanfaatkan
sinar matahari untuk fotosintesa, sehingga dihasilkan bahan organik yang dapat
dimanfaatkan oleh mikobion. Mikobion memberikan perlindungan dan berfungsi
untuk menyerap mineral bagi fikobion. Pada beberapa kasus mikobion dapat
menghasilkan faktor tumbuh yang dapat dimanfaatkan oleh fikobion. Lichenes sangat
lambat pertumbuhannya, tetapi dapat hidup pada tempat ekstrem yang tidak bisa
digunakan untuk tempat tumbuh jasad hidup lain. Sebagai contoh Lichenes dapat
tumbuh pada batuan dengan keadaan yang sangat kering, panas dan miskin unsur hara
atau bahan organik. Lichenes menghasilkan asam-asam organik yang dapat
melarutkan mineral batuan. Kandungan beberapa pigmen fotosintetik pada algae
memberikan warna yang spesifik. Beberapa divisi algae dinamakan berdasarkan
warna tersebut, misalnya algae hijau, algae merah dan algae coklat.(syahputra,2015)
Telah dilakukan penelitian terhadap alga hiaju dengan maksud untuk megetahui
aktivitas antioksidan dan antibakteri pada alga hijau yang mana pada penelitian ini
digunakan spesies alga hijau yaitu Halimeda gracilis. Pengujian aktivitas antibakteri
menggunakan bakteri uji S. aureus dan E. coli dengan nilai OD masing-masing
sebesar 0,7 dan 0,8. Ekstrak diujikan sebanyak 20 μL yang mengandung 0,5 mg, 1
mg dan 2 mg ekstrak dalam pelarut. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak kasar alga
hijau H. gracilis menunjukkan adanya zona hambat pada kedua bakteri uji. Ekstrak
kasar alga hijau H. gracilis dalam penelitian ini mampu menghambat pertumbuhan S.
aureus yang merupakan bakteri Gram positif lebih baik dibandingkan terhadap E. coli

3
yang merupakan bakteri Gram negatif. Zona hambat paling tinggi ditunjukkan pada
konsentrasi ekstrak 2 mg, dengan diameter zona hambat sebesar 10 mm pada S.
aureus dan 6 mm pada E. coli. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan terhadap
ekstrak kasar alga hijau H. gracilis menggunakan radikal DPPH. Nilai absorbansi
digunakan untuk menghitung persentase penghambatan yang menunjukkan
kemampuan senyawa aktif di dalam ekstrak menangkap radikal bebas DPPH. (Basir,
Tarman, dan Desniar, 2017). Selain penelitian terhadap H.gracilis aktivitas antibakteri
juga dilakukan terhadap ekstrak alga H. macroloba yang menghasilkan Isolat bakteri
H. macroloba menghasilkan zona hambat sebesar 18,1mm terhadap P. aeruginosa dan
14,6 mm terhadap E. coli.(Nugroho, Budiharjo, dan kusdiyantini, 2013). Meskipun
alga tersebut hidup didaerah yang relatif tercemar, alga tersebut dapat berkembang
dan mempunyai kandungan aktivitas antioksidan yang sangat tinggi. Dari hasil
pengujian kedua ekstrak sampel H. Macroloba dan H. Opuntia memiliki kandungan
antioksidan. Karena presentase nilai inhibisi dari kedua ekstrak umumnya sangat
tinggi karena semakin kecil nilai absorban maka semakin tinggi nilai inhibisi dimana
aktivitas antioksidan pada ekstrak semakin tinggi.(Leibo,Mantiri dan Gerung,2016).
Spesies alga hijau yang lain yang dapat kita lihat kandungannya ialah Ulva sp.
yang mengandung (dalam per 100 gram berat bersih): air 18,7%, protein, 15-26%,
lemak 0,1-0,7%, karbohidrat 46-51%, serat 2-5% dan abu 16-23%, dan juga
mengandung vitamin B1, B2, B12, C, dan E.(Brotowidjaya dkk,1984).
Pemanfaatan alga hijau dalam bidang kesehatan masih minim, padahal
dibandingkan dengan jumlah populasi alga tersebut yang cukup banyak. Sebagian
peneliti telah melakukan penelitian mengenai hal tersebut seperti yang telah
dijelaskan di atas. Dan penelitian lain mengenai pemanfaatan alga hijau juga
dilakukan terhadap spesies dari alga hijau yang telah banyak dimanfaatkan dalam
kehidupan manusia ialah chlorella yang mana telah digunakan dalam penyelidikan
laboratorium dan dimanfaatkan sebagai obat-obatan dengan cara dimasukkan ke
dalam kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan yang dikenal dengan sun
chlorella.

4
Kandungan klorofil yang tinggi dari chlorella dapat membantu menghilangkan bau
mulut dan bau badan kronis hanya dalam beberapa hari. Chlorella dapat membantu
mengatasi konstipasi/sembelit, memperbaiki sistem imunitas pencernaan,
menawarkan racun dari tubuh, mempercepat penyembuhan, melindungi tubuh dari
radiasi, membantu mencegah penyakit degeneratif, membantu penanganan infeksi
jamur Candida albicans, menangani penyakit radang sendi, dan membantu program
penurunan berat badan. Klorofil dalam chlorella efektif melawan penyakit Anemia
dan menstimulasi produksi sel darah merah dalam tubuh. Chlorella juga membantu
membawa oksigen ke seluruh tubuh dan otak. Karena hal inilah maka mengapa
chlorella sering disebut sebagai makanan otak. Membantu melawan kanker yang
meliputi kemampuan memperbaiki kerusakan DNA dan mempengaruhi ekspresi gen.
Chlorella bersifat basa, sehingga membantu menyeimbangkan pH tubuh. Penting bagi
kita untuk menyeimbangkan pH tubuh sekitar 7,2 – 7,4 pH netral. Diet atau pola
makan yang terdiri dari makanan yang bersifat asam seperti junk food, makanan
olahan, daging merah olahan, dan soft drink yang memiliki pH 2,7 adalah awal dari
kebanyakan penyakit. Pada umumnya bakteri dan virus tidak dapat hidup dengan baik
dalam kondisi basa. Chlorella melindungi tubuh dari radiasi sinar ultraviolet,
menormalkan gula darah dan tensi.Chlorella yang mengandung Chlorella Growth
Factor (CGF) dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan berpotensi
sebagai nutrisi anti kanker. Chlorella juga membantu memperbaiki jaringan saraf
dalam tubuh dan sangat bernilai dalam mengatasi penyakit otak dan kelainan saraf.
Chlorella membantu proses pencernaan makan menjadi lebih baik, dan memberikan
energi bagi tubuh. Chlorella membantu meningkatkan regenerasi sel, sehingga hal ini
dapat memperlambat proses penuaan. Chlorella dapat membuat tulang dan pembuluh
darah menjadi kuat.(Jauhari,2014)
Hasil penelitian menunjukkan, kemampuan Chlorella vulgaris menurunkan kadar
proliferasi serta memengaruhi apoptosis sel kelenjar kanker hati (hepar) yang
dibuktikan dengan pemaparan protein proapoptosis. Mekanisme kemopreventif
Chlorella vulgaris antara lain dengan memengaruhi apoptosis melalui protein

5
penindas tumor. Hasil studi itu menyebutkan, apoptosis atau kematian sel secara
terancang merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan homeostasis,
yakni kemampuan tubuh mengatur lingkungan internal tetap stabil dan berfungsi di
bawah perubahan yang terjadi. Tidak hanya untuk fungsi normal tubuh, tetapi juga
respons tubuh terhadap patologi seperti kanker. Apoptosis amat diperlukan untuk
menyingkirkan sel termutasi yang mengalami kerusakan DNA guna mengurangi
pembentukan lesi praneoplasia seperti yang berlaku pada kanker hepar. Apoptosis
sangat diperlukan untuk memusnahkan sel kanker dan mengembalikan proses
pertumbuhan sel tubuh ke tahap yang lebih normal.( Fakulti Perubatan Pusat
Universiti Kebangsaan Malaysia, 2009).
Selain itu, kandungan klorofil yang tinggi yang dimiliki oleh alga hijau dapat
berfungsi sebagai alat detoksifikasi yang dapat membuang logam berat (seperti:
merkuri, kadmium, timah, dsb) dan pestisida dari dalam tubuh. Aksi pembersihan
alga hijau pada sistem pencernaan dan sistem pembuangan membantu darah tetap
bersih, sehingga dapat menjamin sampah hasil metabolisme akan terbuang dari
jaringan dengan efisien.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan yanag mana ekstak alga hijau
memeliki aktivitas antioksidan dan antibakteri yang bisa meningkatkan imun tubuh,
menurut saya kita bisa memanfaatkan alga hijau untuk vaksinasi-vaksinasi pada balita
pada imunisasi karena kita tahu fungsi vaksin sendiri sebagai antibakteri dan
antioksidan atau antibodi dan untuk meningkatkan imun tubuh, hal tersebut sesuai
dengan sifat kandungan dari alga hijau tersebut.

Kesimpulan
Pemanfaatan alga hijau dalam bidang industri sudah cukup banyak, tetapi untuk
bidang kesehatan masih minim. Bebepara penelitian telah dilakukan untuk
mengetahui pemanfaatan alga hijau dalam bidang kesehatan ini, seperti uji aktivitas
antioksidan dan antibakteri dari beberapa spesies alga hijau sebagai sampel penelitian
seperti H. gracilis yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus sebesar

6
10mm dan E-coli sebesar 6mm dan H. macroloba yang menghasilkan zona hambat
pertumbuhan terhadap P. aeruginosa sebesar 18,1mm dan terhadap E-coli sebesar
14,6mm. Penelitian untuk spesies alga hijau juga dilakukan terhadap chorella, hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan chorella menurunkan kadar poliferasi
serta mempengaruhi apoptosis sel kelenjar kanker hati (hepar).
Berdasarkan penelitian pada ekstrak H. gracilis dan H. macroloba yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa alga hijau dapat dimanfaatkan sebagai
obat untuk meningkatkan imunitas tubuh misalnya seperti vaksinasi pada balita yang
bertujuan untuk peningkatan imun tubuhnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Basir, Kustiariyah Tarman, dan Desniar . 2017 . Aktivitas Antibakteri dan
Antioksidan Alga Hijau Halimeda Gracilis dari Kabupaten Kepulauan Seribu . Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia . 20(2) : 211-218.
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi/article/download/17507/12563

Abdullah Rasyid . 2004 . Berbagai Manfaat Algae . Oseana . 29(3) : 9-15.


http://oseanografi.lipi.go.id/dokumen/oseana_xxix(3)9-15.pdf

Irma Palukadang., Rene Ch. Keppel, dan Grevo S. Gerung . 2013 . A Study on
Bioecology of Macroalgae, Genus Caulerpa in Northern Minahasa Waters, North
Sulawesi Province . Aquatic Science & Management . 1(1) : 26-31.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jasm/article/download/1965/1562

Regina Leibo, Desy M.H. Mantiri, dan Grevo S. Gerung . 2016 . Uji Antioksidan dari
Ekstrak Total Alga Hijau Halimeda Opuntia Linnaeus dan Halimeda Macroloba
Decaisne dari Perairan Teluk Totok . Jurnal Pesisir dan Laut Tropis . 2(1) : 30-36.
https://media.neliti.com/media/publications/125416-ID-uji-aktivitas-antioksidan-dari-
ekstrak-t.pdf

7
Rizky Panji Nugroho, Anto Budiharjo, dan Endang Kusdiyantini . 2013 .
Bioprospeksi Bakteri yang Berasosiasi dengan Alga Hijau Halimeda Macroloba,
Caulerpa Racemosa, dan Ulva Sp Sebagai Pengahsil Senyawa Antibakteri . Jurnal
Biologi . 2(4) : 8-15.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/biologi/article/download/18997/18068

Anna, Lusia Kus . 2010 . Alga Berpotensi Hambat Kanker.


https://lifestyle.kompas.com/read/2010/06/15/06555429/Alga.Berpotensi.Hambat.Ka
nker. (08 Mei 2019)

Jauhari Achmad . 2014 . Mengenal Lebih Jauh Alga Hijau (Chrorella Pyrenoidosa) .
https://komunitas-lelesangkuriang.blogspot.com/2014/01/mengenal-lebih-jauh-alga-
hijau-chlorella-pyrenoidosa.html. (08 Mei 2019)

Muliyadi, Tedi . 2014 . 4 Jenis Alga dan Manfaatnya .


https://budisma.net/2014/12/jenis-jenis-alga-ganggang.html. (08 Mei 2019)

Syahputra,Rafiqin . 2015 . Ganggang(Algae) .


https://www.kompasiana.com/www.yolandunggio.kompasiana.com/551c0943813311
11039de15d/ganggang-algae. (08 Mei 2019)

Wulandari, Viki . 2015 . Alga Hijau Ulva Sp. Dan Alga Coklat Sargassum Sp. :
Tinjauan Ekologi, Distribusi, dan Potensi Pemanfaatannya .
https://www.academia.edu/11297919/ALGA_HIJAU_Ulva_sp._DAN_ALGA_COK
LAT_Sargassum_sp._TINJAUAN_EKOLOGI_DISTRIBUSI_DAN_POTENSI_PE
MANFAATANNYA. (08 Mei 2019)

Anda mungkin juga menyukai