Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Salah satu komoditi perikanan yang dapat dijadikan salah satu andalan
perekonomian di Indonesia adalah rumput laut. Letak Indonesia yang strategis serta
produksi rumput laut yang melimpah, menjadikan Indonesia produsen rumput laut
terbesar kedua setelah negara China. Menurut data FAO (2015) menunjukkan bahwa
pada tahun 2013 produksi rumput laut di dunia mencapai 26,98 juta ton basah dan
Indonesia menyumbang sekitar 34,47% dari total tersebut yaitu sekitar 9,30 juta ton
basah. Sedangkan China menyumbang sekitar 50,27% yaitu mencapai 13,56 juta ton
digunakan untuk menyebutkan nama kelompok alga laut yang hidup di laut. Selain itu
alga laut sangat penting bagi masyarakat pesisir sebagai salah satu sumber
pendapatan. Alga laut dapat digunakan sebagai bahan makanan, minuman, dan obat-
obatan. Beberapa hasil olahan alga laut yang banyak dikenal masyarakat seperti agar-
Alga merupakan tumbuhan yang tidak dapat dibedakan antara akar, batang,
dan daun sejati sehingga tanaman ini termasuk Devisi Thallopyta. Adapun Devisi
lain terrmasuk salah satu contoh alga merah yaitu Gelidium sp.3
memliki toksisitas selektif, yang antinya hanya menghancurkan sel kanker tanpa
merusak sel jaringan normal. Pengobatan kanker banyak dilakukan dengan cara
operasi dan kemoterapi akan tetapi efek samping yang ditimbulkan kemoterapi dapat
merusak jaringan lain serta pada operasi tidak mengangkat kanker seutuhnya
sehingga diperlikan alternatif lain yaitu antikanker. 1 Pada alga laut terdapat banyak
Selain itu antioksidan juga dapat sebagai alternatif untuk antikanker sehingga
dilakukan penelitian mengenai aktivitas sitotoksik pada alga merah. Selain itu
kandungan pada alga dapat pula sebagai senyawa antibakteri sehingga banyak
dilakukan penelitian mengenai aktivitas antibakteri alga salah satunya yaitu jenis alga
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi ilmu pengetahuan dibidang
obat alam serta bagi peneliti dapat mengembangkan penelitian yang lebih bervariasi
dan lebih luas. Serta untuk pembaca dapat memberikan pengetahuan mengenai
potensi yang dimiliki oleh salah satu jenis alga merah Gelidium sp.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Filum/Divisio : Rhodophyta
Kelas/Class : Flordeophyceae
Bangsa/Ordo : Gelidiales
Suku/Famili : Gelidiaceae
Marga/Genus : Gelidium
Metabolit sekunder yang ada didalam rumput laut seperti karotenoid, lemak tak
2.2. Sitotoksik
kanker, evaluasi preklinik merupakan salah satu hal yang penting untuk mengetahui
potensi aktivitas neoplastiknya. Evaluasi ini tidak hanya digunakan untuk obat-obat
antikanker, tetapi juga untuk obat-obat lainnya, kosmetik, zat tambahan makanan,
pestisida dan lainnya. Evaluasi yang telah terstandarisasi untuk menentukan apakah
suatu material mengandung bahan yang berbahaya (toksik) secara biologis disebut uji
sitotoksisitas. Syarat yang harus dipenuhi untuk sistem uji sitotoksisitas diantaranya
hubungan linier dengan jumlah sel serta informasi yang didapat dari kurva dosis-
respon harus sejalan dengan efek yang muncul pada in vivo. Salah satu metode yang
2.3. Antibakteri
yang dapat merugikan manusia. Antibakteri adalah zat yang dihasilkan suatu mikroba
yang dapat menghambat atau mambasmi jenis mikroba lain. Obat yang dapat
setinggi mungkin atau obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba
tapi tidak toksik untuk hospes. Dalam menghambat pertumbuhan bakteri ataupun
dikenal dengan kadar hambat minimal (KHM) dan kadar bunuh minimal (KBM).5
terhadap suatu obat adalah dengan menentukan kadar obat terkecil yang dapat
digunakan untuk menyebutkan nama kelompok alga laut yang hidup di laut. Selain itu
alga laut sangat penting bagi masyarakat pesisir sebagai salah satu sumber
pendapatan. Alga laut dapat digunakan sebagai bahan makanan, minuman, dan obat-
obatan.2
memliki toksisitas selektif, yang antinya hanya menghancurkan sel kanker tanpa
merusak sel jaringan normal. Pengobatan kanker banyak dilakukan dengan cara
operasi dan kemoterapi akan tetapi efek samping yang ditimbulkan kemoterapi dapat
merusak jaringan lain serta pada operasi tidak mengangkat kanker seutuhnya
kanker, evaluasi preklinik merupakan salah satu hal yang penting untuk mengetahui
potensi aktivitas neoplastiknya. Evaluasi ini tidak hanya digunakan untuk obat-obat
antikanker, tetapi juga untuk obat-obat lainnya, kosmetik, zat tambahan makanan,
pestisida dan lainnya. Evaluasi yang telah terstandarisasi untuk menentukan apakah
suatu material mengandung bahan yang berbahaya (toksik) secara biologis disebut uji
sitotoksisitas.7
Antibakteri merupakan obat pembasmi bakteri, khususnya bakteri pathogen
yang dapat merugikan manusia. Antibakteri adalah zat yang dihasilkan suatu mikroba
yang dapat menghambat atau mambasmi jenis mikroba lain. Obat yang dapat
setinggi mungkin atau obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba
2.5. Hipotesis
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah alga merah Gelidium sp yang diekstrak
Variabel utama dalam penelitian adalah ekstrak alga merah Gelidium sp.
Kemudian untuk variabel bebas dalam penelitian ini yaitu jumlah konsentrasi ekstrak
yang diujikan. Untuk variabel tergantung dalam penelitian yaitu aktivitas sitotoksik
dan antibakteri yang ditunjukkan oleh ekstrak alga merah Gelidium sp.
di bersihkan, dicuci, dan dikeringkan dibawah sinar matahari. Sampel yang telah
3.4.1. Alat
oven, lemari asam, lampu UV 254 nm dan 366 nm, LAF, autoklaf, mikropipet,
3.4.2. Bahan
Media DMEM, etanol p.a., methanol p.a., DMSO, MTT, tripsin-EDTA, PBS,
SDS, alumunium foil, heksan p.a., etil asetat p.a., HCl pekat, NA, NB, bakteri
S.aureus, E.coli.
3.5.1. Ekstraksi
96%. Ditambahkan etanol dengan perbandingan 1:10 (b/v) ke dalam toples berisi
rumput laut kering sampai semua bagian terendam sempurna. Dimaserasi selama 24
jam kemudian disaring filtrat menggunakan kertas saring whattman no. 42. Dilakukan
proses maserasi secara berulang hingga tiga kali atau sampai filtrat terlihat bening.
menurut Freshney (2005) dengan beberapa modifikasi. Sel dikultur dalam medium
Roswell Park Memorial Institut 1640 (RPMI) (Sigma) yang ditambah dengan Fetal
Bovine Serum (FBS) 10% (Gibco), fungison 0,5% (Gibco), dan penisilin-
streptomisin 2% (Gibco). Sel dipelihara dalam inkubator dengan aliran CO2 sebesar 5
ml/menit pada suhu 37oC. Jumlah sel yang digunakan dalam uji sebesar 1,5x104
sel/sumuran. Dosis ekstrak yang digunakan sebesar 30 μg/ml. Dalam uji ini
merupakan salah satu obat kemoterapi yang tersedia secara komersial di pasaran.
Penentuan KHM dan KBM dilakukan dengan metode dilusi cair Kirby and Bauer
yang dimodifikasi menggunakan media cair Nutrien Broth (NB) dan diukur
dalam media ini ditambahkan 0,5 ml suspensi bakteri pada 106 CFU/ml yang sudah
disesuaikan dengan standard 0,5 Mc. Farland. Tabung reaksi tersebut kemudian
diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37°C dalam inkubator. Setelah diinkubasi,
kekeruhan (OD bakteri adalah ≤ 0), maka didapatkan Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration (MIC). Untuk menentukan nilai KBM
dilakukan uji lanjutan, yaitu terhadap semua tabung yang digunakan dalam KHM
yang tidak menunjukkan kekeruhan apapun terhadap bakteri, dengan cara mengambil
0,2 ml dari suspensi yang menunjukkan KHM tersebut, lalu ditambahkan kedalam
Tabung reaksi diinkubasi selama 12-18 jam pada suhu 37°C dalam inkubator,
Vali, F., Chanizi, V., & Safa, M. 2015. . Synergistic Apoptotic Effect of Crocin
and Paclitaxel or Crocin and Radiation on MCF-7 Cells, a Type of Breast
Cancer Cell Line. International Journal of Breast Cancer.
https://doi.org/10.1155/2015/139349.
KKP. Peta Lalulintas Rumput Laut Nasional 2018. Kementrian Kelautan dan
Perikanan 2015 [diunduh 26 Maret 2019]. Tersedia pada:
https://kkp.go.id/bkipm/artikel/8104-peta-lalulintas-rumput-laut-nasional-
2018.
Fattah, A., Muslimin, L., Omar, S.B.A. 2013. Efektifitas Alga Merah Eucheuma
spinosum Sebagai Anti Bakteri Patogen pada Organisme Budidaya Pesisir dan
Manusia. Universitas Hasanuddin.
Fatisa, Y. 2013. Daya Antibakteri Ekstrak Kulit dan Biji Buah Pulasan (Nephelium
mutabile) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli secara In
Vitro. Jurnal Peternakan Vol. 10 No.1.