Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional Riset Inovatif 2020

ISBN 978-623-7482-54-3

Komponen Fitokimia Makro Alga yang Diseleksi dari Pantai Sanur


Bali

Ketut Srie Marhaeni Julyasih1, Ni Luh Putu Manik Widiyanti2


1,2)
Iurusan Biologi dan Perikanan Kelautan FMIPA UNDIKSHA
Email: smjulyasih@gmail.com

ABSTRACT
Macro algae or more commonly known as seaweed contain many chemical compounds as primary
metabolites called hydrocolloids. Hydrocolloid has been used for various industrial materials such as gelatin, keratin,
alginate, and so on. Besides of metabolite products, many secondary metabolite products are starting to be
researched. One of the secondary metabolites to be studied are bioactive substances which have the potential to
be developed as antioxidant.The research objective was to determine the phytochemical components of several
types of seaweed selected from Sanur Beach Bali, which later can be developed as raw material for natural
antioxidants sourced from seaweed.The research methodology was carried out by selecting several types of
seaweed on the Sanur beach Bali, then analyzing the phytochemical components of several selected seaweed
types, namely from the types of Ulva lactuca, Padina sp, and Gracilaria sp.The results of the research on the
phytochemical component analysis of seaweed Padina sp., and Ulva lactuca have phenolic and alkaloid
compounds. Seaweed Gracilaria sp. has phenolic and flavonoid phytochemical components.

Keywords: seaweed, phytochemical, bioactive compound]

ABSTRAK
Makro alga atau yang lebih sering dikenal dengan rumput laut banyak mengandung senyawa kimia sebagai
metabolit primer yang disebut hidrokoloid. Hidrokoloid telah dimanfaatkan untuk berbagai bahan industri seperti
agar-agar, keraginan, alginat, dan sebagainya. Selain produk metabolit primer, produk metabolit sekundernya mulai
banyak dilakukan penelitian. Salah satu metabolit sekunder yang akan diteliti adalah senyawa bioaktif (bioactive
substances) yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antioksidan.Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui komponen fitokimia beberapa jenis rumput laut yang diseleksi dari Pantai sanur Bali, yang nantinya
bisa dikembangkan sebagai bahan baku antioksidan alami yang bersumber dari rumput laut. Metode Penelitian
yang dilakukan adalah dengan melakukan seleksi beberapa jenis rumput laut di pantai Sanur Bali, kemudian
melakukan analisis komponen fitokimia beberapa jenis rumput laut yang diseleksi yaitu dari jenis Ulva lactuca,
Padina sp, dan Gracilaria sp. Hasil penelitian analisis komponen fitokimia rumput laut Padina sp., dan Ulva lactuca
memiliki senyawa fenolik, dan alkaloid. Rumput laut Gracilaria sp. Mempunyai komponen fitokimia fenolik dan
flavonoid.

Kata kunci: rumput laut, fitokimia, senyawa bioaktif

1. Pendahuluan
Rumput laut banyak mengandung senyawa kimia sebagai metabolit primer yang disebut
hidrokoloid. Hidrokoloid telah dimanfaatkan untuk berbagai bahan industri seperti agar-agar, keraginan,
alginat, dan sebagainya. Selain produk metabolit primer, produk metabolit sekundernya mulai banyak
diteliti. Salah satu metabolit sekunder yang banyak dilakukan penelitian adalah senyawa bioaktif
(bioactive substances) yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antimikroba seperti
antibakteri, antijamur, antivirus, antioksidan dan sebagainya (Eahamban & Marimutu, 2012).
Penggunaan senyawa antioksidan akhir-akhir ini berkembang dengan pesat baik untuk makanan
maupun pengobatan. Penggunaan sebagai obat makin berkembang seiring dengan makin
bertambahnya pengetahuan tentang aktivitas radikal bebas terhadap beberapa penyakit degeneratif
seperti penyakit jantung dan kanker Walaupun memiliki beragam jenis rumput laut, Indonesia belum
banyak memanfaatkan potensinya yang begitu besar. Selama ini yang dimanfaatkan hanyalah
Eucheuma (E. spinosum dan E. cottoni), Gracilaria, dan Sargassum. Beberapa jenis yang digunakan
misalnya sebagai kosmetik tradisional seperti masker, lotion penyegar, dan pengobatan stroke adalah
Ulva lactuca, Enteromorpha profera, dan Sargassum spp. Pembuatan produk-produk yang
mengandung ekstrak rumput laut ditujukan untuk memperlambat proses penuaan kulit
(antiwrinkle/antiaging) (Abdullah et al., 2017).
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian kandungan
senyawa fitokimia bebeberapa jenis rumput laut yang diseleksi dari pantai Sanur Bali, untuk nantinya

SENARI 7 - 2020 28
Seminar Nasional Riset Inovatif 2020
ISBN 978-623-7482-54-3

sebagai sumber informasi sediaan bahan baku sebagai antioksidan alami, atau sebagai bahan baku
antimikroba.

2. Metode
Lokasi pengambilan sampel rumput laut yaitu di pantai Sanur. Pengujian kandungan senyawa
fitokimia rumput laut dilakukan di laboratorium Sumber Daya Genetika Universitas Udayana.

a. Pengambilan sampel dan Preparasi Ekstrak Rumput Laut


Sampel rumput laut yang telah dieksplorasi dicuci bersih, dikering anginkan selama 14 hari dalam
udara terbuka tanpa terkena sinar matahari secara langsung. Rumput laut yang telah kering
dihancurkan dengan alat blender, selanjutnya dilakukan proses maserasi selama 24 jam dalam pelarut
ethanol 96 %, kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman. Ekstrak yang diperoleh
dilakukan proses pemisahan antara ethanol dengan rumput laut menggunakan alat vakum evaporator
pada suhu 49 - 50 0C sampai semua pelarut menguap, sehingga menghasilkan ekstrak kasar (crude
extract)..

b. Analisis Kandungan Fitokimia Beberapa Jenis Rumput Laut


Analisis kandungan fitokimia rumput laut dilakukan dengan menguji kandungan alkaloid,
terpenoid, steroid, fenolik, dan flavonoid. Uji kualitatif kandungan fitokimia rumput laut dalam ekstrak
etanol 96% dilakukan dengan pereaksi kimia untuk menidentifikasi golongan terpenoid, steroid,
flavonoid, fenolik ,dan alkaloid. Penapisan fitokimia atau Uji fitokimia dilakukan untuk melihat komponen
bioaktif pada ekstrak kasar rumput laut. Sebanyak 0,05 g sampel direaksikan dengan masing-masing
reagen untuk mengetahui kandungan bioaktif secara kualitatif. Timbulnya warna pink, magenta dan
jingga menandakan senyawa flavonoid. Adanya endapan atau kekeruhan menandakan senyawa
alkaloid, warna merah kecoklatan atau cincin pink kecoklatan menandakan senyawa senyawa terpen.
Lebih jelasnya alur pelaksanaan penelitian disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian

3. Hasil dan Pembahasan


Jenis-jenis rumput laut yang diseleksi dari pantai Sanur ada 3 jenis, yaitu dari jenis Padina sp.,
Ulva lactuca., dan Gracilaria sp. seperti disajikan pada Tabel 1.

SENARI 7 - 2020 29
Seminar Nasional Riset Inovatif 2020
ISBN 978-623-7482-54-3

Tabel 1. Jenis rumput laut termasuk ke dalam kelompok alga hijau, merah dan coklat yang diseleksi dari pantai
Sanur Bali
No Divisio Class Ordo Family Genus Species
1 Chlorophyta Chlorophyceae Ulvales Ulvaceae Ulva Ulva lactuca
2 Rhodophyta Rhodophyceae Gracilariales Gracilariaceae Gracilaria Gracilaria sp
3 Phaeophyta Phaeophyceae Dictyotales Dictyotaceae Padina Padina sp.

Menurut Bhernama (2019), rumput laut merupakan salah satu jenis makro alga atau ganggang
yang tempat hidupnya di laut dan termasuk pada golongan thallophyta. Rumput laut golongan
thallophyta ini terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sifat tanamannya, yaitu rumput laut merah
(Rhodophyta), rumput laut hijau (Chlorophyta) dan rumput laut coklat (Phaeophyta). Rumput laut
memiliki ciri spesifik berupa Thalus yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras mengandung zat
kapur (calcareous), lunak bagaikan tulang rawan (cartilagenous) dan berserabut (spongeous).
Hasil analisis secara kualitatif terhadap komponen fitokimia beberapa jenis rumput laut yang
diseleksi dari pantai Sanur Bali disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis kandungan senyawa flavonoid, fenolik, dan alkaloid beberapa jenis rumput laut

No Rumput laut Fenolik Flavonoid alkaloid


1 Ulva lactuca ++ - +
2 Gracilaria spp. ++ + -
3 Padina sp +++ - +

Keterangan: + : memberikan endapan/warna yang cukup


++ : memberikan endapan/warna yang sedang
+++ : memberikan endapan/warna yang banyak/menjolok

Pada rumput laut Ulva lactuca, dan Padina sp. memiliki komponen fenolik, dan alkaloid. Rumput
laut Gracilaria sp. memiliki senyawa fenolik, dan flavonoid. Perbedaan kandungan senyawa fitokimia
beberapa jenis rumput laut kemungkinan dipengaruhi beberapa hal seperti jenis/spesies yang berbeda,
tempat hidup, musim dan beberapa faktor lain. Hal ini sesuai dengan Elingsetyo et al. (2017), bahwa
kandungan senyawa fitokimia dipengaruhi berbagai faktor yaitu spesies, varietas, kondisi pertumbuhan,
variasi musim, metode pengolahan dan penyimpanan. Faktor lingkungan, seperti lokasi budidaya,
ketinggian, suhu, waktu paparan sinar matahari, curah hujan, iklim, dan tanah dapat mempengaruhi
metabolit primer dan sekunder suatu tanaman. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi metabolit
sekunder secara kualitatif dan kuantitatif, sehingga bioaktivitas dapat bervariasi (Riwanti et.al, 2019).
Flavonoid adalah senyawa yang terdapat secara luas di alam dan dikategorikan menurut struktur
kimia ke dalam flavonol, flavon, flavonon, isoflavon, katekin, antosianin, dan kalkon..Identifikasi
kandungan kimia dalam ekstrak kering fraksi etanol rumput laut dilakukan terhadap senyawa alkaloid,
flavonoid, dan fenolik. Skrining fitokimia merupakan suatu tahap awal untuk mengidentifikasi kandungan
suatu senyawa dalam simplisia atau tanaman yang akan diuji. Fitokimia atau kimia tumbuhan
mempelajari aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan, yaitu mengenai
struktur kimianya, biosintesisnya, penyebarannya secara ilmiah serta fungsi biologinya. Senyawa-
senyawa kimia yang merupakan hasil metabolisme sekunder pada tumbuhan sangat beragam dan
dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan senyawa bahan alam, yaitu saponin, steroid, tanin,
flavonoid dan alkaloid (Fithriani et.al., 2015).
Uji fitokimia merupakan suatu pengujian untuk mengetahui jenis senyawa metabolit sekunder
atau golongan senyawa yang terkandung pada ekstrak. Identifikasi kandungan metabolit sekunder
merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian pencarian senyawa bioaktif baru dari bahan
alam yang dapat menjadi prekursor bagi sintesis obat baru atau prototipe obat beraktivitas tertentu.
Golongan senyawa dalam ekstrak dapat ditentukan dengan mengamati perubahan warna dan terdapat
endapan setelah ditambahkan pereaksi yang spesifik untuk uji kualitatif (Saleh et al., 2019).
Senyawa metabolit dari alga yang bersifat polar adalah flavonoid dan alkaloid, sedangkan
senyawa yang bersifat non polar adalah steroid dan terpenoid. Adanya flavonoid dalam lingkungan sel
menyebabkan gugus OH- berikatan dengan protein integral membran sel. Hal ini menyebabkan
transport aktif Na+- K+. Transport aktif yang berhenti menyebabkan pemasukan ion Na+ yang tidak
terkendali ke dalam sel, hal ini menyebabkan pecahnya membrane sel. Pecahnya membran sel inilah
yang menyebabkan kematian sel. Keberadaan senyawa fenol dengan gugus hidroksil yang terikat
pada cincin aromatik merupakan senyawa yang efektif sebagai antioksidan dan antibakteri karena

SENARI 7 - 2020 30
Seminar Nasional Riset Inovatif 2020
ISBN 978-623-7482-54-3

senyawa tersebut mampu meredam radikal bebas dengan cara memberikan atom hidrogen (donor
proton) dari gugus hidroksil kepada radikal bebas (Sunaryo et al., 2019).
Rumput laut Ulva lactuca, Padina sp., dan Gracilaria sp. mempunyai kandungan senyawa fenolik,
alkaloid, maupun flavonoid, sehingga dapat berperanan sebaga antioksidan alami. Hal ini sesuai
dengan Fithriani et al.( 2015), menyatakan bahwa senyawa bioaktif yang berperan sebagai antioksidan
dari rumput laut merupakan senyawa dari golongan fenol dan flavonoid seperti yang banyak
ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi..Beberapa jenis alga merupakan sumber potensial bagi pangan
fungsional yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan karena mengandung senyawa kimia yang
mempunyai aktivitas biologis atau zat bioaktif.. Senyawa aktif biologis itu merupakan metabolit sekunder
yang meliputi alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin dan saponin. Kandungan senyawa metabolit sekunder
dalam rumput laut dapat diketahui dengan suatu metode pendekatan yang dapat memberikan informasi
adanya senyawa metabolit sekunder. Salah satu yang dapat digunakan adalah metode uji fitokimia
(Soamole et.al., 2018).

4. Simpulan
Hasil penelitian komponen fitokimia rumput laut yang diseleksi dari pantai sanur Bali dapat
disimpulkan bahwa pada rumput laut Ulva lactuca, dan Padina sp. memiliki komponen fenolik, dan
alkaloid. Rumput laut Gracilaria sp. memiliki kandungan senyawa fenolik, dan flavonoid.

Daftar Rujukan
Abdullah, A., S. Diachanty., Nurjanah, 2017. Aktivitas Antioksidan Berbagai Jenis Rumput Laut Coklat
dari Perairan Kepulauan Seribu. JPHPI Vol 20,No 2
Bhernama, B G. 2019. Analisis Karakteristik Karaginan Eucheuma cottonii Asal Aceh Jaya
Menggunakan Pelarur Alkali (KOH dan NaOH). Amina 1 Vol 2.
Eahamban, K & J. Marimuthu. 2012. Preliminary Phytochemicals, UV-VIS HPLC and Antibacterial
Studies on Gracilaria corticata. Asian Pasific Journal of Tropical Biomedicine. 5540-557
Elingsetyo, P., J Fransisca, .de Costa., J.N.B Ate, 2017. Analisis Kandungan Nutrisi Gracilaria edule
dan Gracilaria coronopifolia. Jurnal Ilmu Kesehatan,Vol 5 No 2
Fithriani, D., S Amini., S Melanie, dan R Susilowati. 2015. Uji Fitokimia Kandungan Total Fenol dan
Aktivitas Antioksidan Mikroalga Spirulina sp., Chlorella sp., dan Nannochloropsis sp. JPB
Kelautan dan Perikanan vol 10 No 2; 101-109
Mulyad.i, I Nur, Wa Iba. 2019. Uji Fitokimia Ekstrak Bahan Aktif Rumput Laut Sargassum sp. Jurnal
Sains dan Inovasi Perikanan. Vol 3 No 1
Riwanti, P., F.Izazih. 2019. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 96% sargassum polycystum dan Profile
dengan Spektrofotometri Infrared. Acta.Holist.Pharm. Vol 1 No 1:34-41
Reo, R.A., P.L Lantah., L.ADY Montatalo, 2017.Kandungan Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Metanol Rumput Laut Kappaphycus alvarezii. Jurnal Media Teknologi Hasil Pertanian, Vol 5 No3
Saleh, A.A.G.A., Asnani, dan Suwarjoyowirayatno . 2019. Uji Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Cendol
yang Diformulasi Dari Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) dan Tepung Sagu (Metroxylon sagus
Rottb.). Jurnal Fish Protech. Vol 2 No 1
Sunaryo, S.,S. Suryono.,G.W Santosa., 2019. Potensi Antioksidan Rumput Laut Gracilaria verrucose
dari Pantai Gunung Kidul Yogyakarta. Jurnal Kelautan Tropis. Vol 22(1):81-86
Soamole, H.H., G.Sanger, dan S.D Harikedua. 2018. Kandungan Fitokimia Ekstrak Etanol Rumput Laut
Segar (Turbinaria sp., Gracilaria sp., dan Halimeda macroloba). Jurnal Media Teknologi Hasil
Perikanan Vol 6 No 3.

SENARI 7 - 2020 31

Anda mungkin juga menyukai