Anda di halaman 1dari 27

PHYLUM PROTOZOA

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Zoologi Invertebrata
Dosen pengampu:
Dra. Ammi Syuslami, M.S.
Rini Solihat, M.Pd.

disusun oleh:
Kelas Biologi A 2015
Kelompok 7
Devi Karsiti Nur Solihat (1500562)
Fathimah Dini Hanifah (1507549)
Fira Luthfita Nirmala (1500085)
Jembar Galih (1500255)
Naufal Ahmad Muzakki (1505601)
Vasca Agave Putri Sihombing (1504426)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016

1
A. Judul Praktikum
Laporan praktikum berjudul Phylum Protozoa
B. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 9,16, dan 23 Febuari 2016
Pukul : 07.00 s.d. 09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Hewan, FPMIPA UPI
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakan praktikum mengenai phylum Protozoa, antara
lain:
1. menemukan spesies hewan dari protozoa yang terdapat pada sampel;
2. menemukan persamaan dari spesies hewan yang ditemukan pada sampel;
3. menemukan perbedaan dari spesies hewan yang ditemukan pada sampel;
4. mengidentifikasi ciri khas dari setiap classis protozoa;
5. mengetahui kegunaan dan manfaat dari spesies hewan yang ditemukan pada
sampel;
6. mengetahui fisiologi tubuh dari protozoa.
D. Landasan Teori
Phylum protozoa merupakan hewan yang tubuhnya terdiri atas satu sel.
Nama protozoa berasal dari bahasa Latin yang berarti “hewan yang pertama”
(proto = awal, zoon = hewan). Hewan phylum ini hidup di daerah yang lembab
atau berair, misalnya di air tawar, air laut, air payau, dan tanah, bahkan di tubuh
organisme lain. Protozoa ada yang hidup bebas, komensal maupun parasit pada
hewan lain. Hewan ini ada yang hidup secara individu dan ada pula yang
berkoloni.
Ciri-ciri umum hewan yang tergolong Phylum Protozoa dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. tubuh tersusun atas satu sel, ukurannya beberapa mikron sampai beberapa
millimeter. umumnya bersifat mikroskopis;
b. umumnya hidup secara individual, tetapi ada juga yang berkoloni. ada yang
hidup bebas di dalam air, komensal, dan ada pula yang bersifat parasit pada
hewan lain;

2
c. umumnya berkembang biak dengan membelah diri, tetapi ada juga yang
mengadakan konjugasi, dan ada pula yang membentuk spora;
d. makanannya berupa: bakteri, hewan bersel satu lainnya atau sisa-sisa
organisme. cara mengambil makanannya ada yang saprozoik, holofitik, dan
holozoik;
e. cara bergeraknya ada yang menggunakan flagela, silia, pseudopodia,
bahkan ada yang tidak memiliki alat gerak.
Stukrur Tubuh
Tubuh protozoa bentuknya bermacam-macam, ada yang tetap dan ada yang
tidak tetap. Bentuk yang tetap ini disebabkan karena memiliki pelliculus (kulit)
dan beberapa mempunyai cangkang kapur. Sitoplasma protozoa sebagian besar
tidak bewarna, tetapi beberapa spesies yang kecil, misalnya Stentor coeruleus
bewarna biru dan Blepharisma laterilia berwarna merah atau merah muda. Dua
bagian sitoplasma biasanya dibedakan atas bagian pinggiran yang disebut
ektoplasma dan bagian sentral yang lebih padat dan bergranula disebut
endoplasma. Nukleus protozoa umumnya hanya satu, tetapi ada juga yang lebih,
misalnya pada Arcella vulgaris atau Opalina ranarum. Ciliata secara umum
mempunyai dua tipe nukleus dan ciri umumnya bulat, tetapi ada juga yang oval.
Vakuola yang terdapat pada Protozoa terdiri atas vakuola makanan, vakuola
kontraktil, dan vakuola stasionari. Vakuola makanan dan vakuola kontraktil
terdapat pada protozoa air tawar, tetapi tidak terdapat pada sebagian besar
protozoa yang hidup parasit dan hidup dalam air laut.
Pada umumnya protozoa paling sedikit terbungkus oleh membran yang
mempunyai sedikit granula seluas permukaan tubuhnya. Membran berperan
dalam sistem pengangkutan enzim sehingga menimbulkan metabolisme yang
efisien. Pada sebagian spesies, membran dilapisi oleh lapisan lain membentuk
kulit.
Habitat dan Ekologi
Protozoa hidup pada semua habitat yang memungkinkan hewan itu hidup.
Protozoa memerlukan lingkungan yang basah, misalnya dalam air bak, air tawar,
maupun air lainnya bahkan dalam tanah yang basah sampai kedalaman kurang
lebih 20 cm, dalam tubuh manusia atau hewan tingkat tinggi lainnya yang

3
bercairan. Tiap-tiap spesies mempunyai peranan dalam struktur trofik atau siklus
energi. Beberapa protozoa mengandung klorofil.
Klasifikasi
Klasifiksi hewan satu sel ini pun beragam-ragam. Beberapa ahli ada yang
menggolongkan protozoa ke dalam Kingdom Protista bersama-sama dengan
alga dan jamur. Selain itu, sifat atau ciri beberapa spesies Protozoa menunjukkan
hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan tumbuhan multiseluler,
misalnya Euglena. Berikut adalah klasifikasi dari phylum Protozoa, antara lain:
a. Rhizopoda (Sarcodina)
1. Bergerak dengan pseudopodia (kaki semu) yang merupakan penjuluran
protoplasma sel. Tipe pseudopodia: lobopodia (berkantung tumpul),
filopodia (bentuk jarum/tabung), aksopodia (jarum/tabung tidak
bercabang), dan retikulopodia (bercabang lebih dari satu).
2. Dinding tubuh plasmalemma dan bentuk berubah-ubah.
3. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang
hidup dalam tubuh hewan atau manusia.
4. Reproduksi vegetatif dengan pembelahan biner secara ortodox.
5. Genus yang paling mudah diamati adalah Amoeba. Ektoamoeba adalah
jenis Amoeba yang hidup di luar tubuh organisme lain (hidup bebas),
contohnya Ameoba proteus. Entamoeba adalah jenis Amoeba yang hidup
di dalam tubuh organisme, contohnya Entamoeba coli.
b. Flagellata (Mastigophora)
1. Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat
indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.
2. Dinding tubuh pellicle (pelikel) dan bentuk relatif tetap.
3. Reproduksi secara vegetatif dengan pembelahan biner secara longitudinal
dan generatif pada flagellata berkoloni misalnya Volvox sp.
4. Memiliki inti dan kloroplas dengan klorofilnya untuk fotosintesis.
Fitoflagellata Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis.
Contohnya: Euglena viridis. Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas).
Contohnya: Trypanosoma gambiens, Leishmania.
c. Ciliata (Ciliophora)

4
1. Alat gerak berupa silia (rambut getar).
2. Dinding tubuh berupa pelikel, bentuk relatif tetap.
3. Memiliki inti dan beberapa spesies intinya lebih dari satu. Contohnya:
Paramecium aurelia.
4. Reproduksi secara vegetatif dengan pembelahan biner secara transversal.
Reproduksi generatif dengan konjugasi pada Paramecium caudatum dan
autogami pada Paramecium aurelia.
5. Ciliata ada yang hidup bebas dan ada juga yang parasit. Contoh ciliata
yang hidup bebas: Paramecium caudatum. Ciliata yang hidup parasit:
Balantidium coli.
d. Sporozoa
1. Tidak memiliki alat gerak, cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah
kedudukan tubuhnya.
2. Dinding tubuh berupa pellicle (pelikel), bentuk relatif tetap.
3. Tidak memiliki vakuola kontraktil karena hidupnya parasit, bersifat
saprofitik.
4. Reproduksi vegetatif dengan pembelahan berganda dengan banyak
individu baru. Reproduksi generatif pada Plasmodium dengan pergiliran
keturunan.
5. Sporozoa di antaranya: Plasmodium vivax, Plasmodium malariae,
Plasmodium falcifarum, Plasmodium cynomologi, Plasmodium knowlest,
Plasmodium gonderi, Plasmodium berghei, Plasmodium gallinaceum,
Monocystis lumbrici.
D. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum, antara
lain:
Tabel 1. Alat yang Digunakan
No Nama Alat Keterangan
1 Mikroskop Binokuler Dua buah
2 Object Glass Dua buah
3 Cover Glass Dua buah
4 Serat Kapas Secukupnya

5
5 Pipet Tetes Dua buah
6 Bak Bedah Satu buah
7 Pisau Bedah Satu buah
8 Jarum Pentul Satu set
9 Cawan Petri Satu buah

Tabel 2. Bahan yang Digunakan

No Nama Bahan Keterangan


1 Air Sawah Secukupnya
2 Air Kolam Secukupnya
3 Air Kultur Jerami Secukupnya
4 Cacing Tanah Satu ekor
5 Preparat Awetan Tiga ekor
Foraminifera
6 Preparat Awetan Amoeba sp Satu ekor
7 Etanol 70% Secukupnya
8 NaCl atau Aquades Secukupnya
F. Langkah Kerja
a. Untuk mengamati Rhizopoda, Cilliata, dan Flagellata:
1. menyiapkan bahan yaitu air sawah, air kolam, dan air kultur jerami;
2. menyiapkan mikroskop binokuler;
3. mengambil sedikit sampel air dari ketiga jenis air menggunakan pipet
tetes;
4. menetesi tiap object glass yang berbeda sebanyak 1-2 tetes dengan sampel
air;
5. menambahkan sedikit kapas. tujuannya agar hewan protozoa yang ada
geraknya dapat terhambat;
6. menutup object glass menggunakan cover glass;
7. mengamati menggunakan mikroskop. pertama dengan perbesaran lensa
objektif 4x, lalu 10x, dan kemudian perbesaran 40x. tidak dianjurkan
menggunakan perbesaran 100x karena perbesaran tersebut digunakan
untuk mengamati bakteri bukan protozoa;
8. melakukan pengamatan hingga ditemukan spesies hewan dari setiap
sampel air.
b. Untuk mengamati Sporozoa:
1. cacing tanah disiapkan lalu dicuci;

6
2. cacing tanah tersebut dibius dengan etanol 70% dalam cawan petri;
3. cacing tanah yang sudah dibius diletakkan pada bak bedah;
4. pembedahan dilakukan secara membujur mulai dari ujung anterior hingga
batas akhir klitellum (penebalan);
5. vesikula seminalis cacing tanah yang berupa dua pasang gumpalan
berwarna putih susu diambil dengan bantuan jarum pentul dan usahakan
tidak pecah saat diambil;
6. vesikula seminalis tersebut ditempatkan pada object glass yang telah
ditetesi nacl, setelah itu ditutup menggunakan cover glass lalu ditekan-
tekan dengan ujung pensil secara perlahan;
7. melakukan pengamatan secara cermat dan mengidentifikasi tahap siklus
hidup yang ditemukan.
G. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Pengamatan Hewan-hewan Protozoa
Karakteristik
Nama Ditemu Vak. Vak.
No Alat Cara Kloro Bintik
Species kan Maka Berden Inti Cytostoma Cangkang
Gerak Gerak plas Mata
nan yut
Holophy
ra Air Melunc
1. Silia √ √ √ - - √ -
nigrican kolam ur
s
Tetrahy
Air
mena Melunc
2. kultur Silia √ √ √ - - √ -
pyriform ur
jerami
is
Berputar
Tracheli Air ke
3. Silia √ √ √ - - √ -
us ovum sawah segala
arah
Parame
Air
cium Melunc
4. kultur Silia √ √ √ - - √ -
caudatu ur
jerami
m
Volvox Air
5. Flagel Berputar √ √ √ √ √ - -
aureus kolam
Air
Nassula Melunc
6. kultur Silia √ v √ - - √ -
gracilis ur
jerami
Euglena Air Melunc
7. Flagel √ √ √ √ √ - -
viridis kolam ur
Amoeba Air Pseudop Melunc
8. √ √ √ - - √ -
proteus kolam odia ur

7
Chilodo Air
Melunc
9. nella kultur Siia √ √ √ - - √ -
ur
ucinata jerami
Arcella Air Pseudop Melunc
10. √ √ √ - - - √
sp kolam odia ur
Euglena
Air Melunc
11. piscifor Flagel √ √ √ √ √ - -
kolam ur
mis
Aspidisc
Air Melunc
12. a Silia √ √ √ - - √ -
kolam ur
lynceus
Colpidiu Berputar
Air
13. m Silia segala √ √ √ - √ √ -
kolam
colpoda arah
Vorticell
a Air Melunc
14. Silia √ √ √ - - √ -
microsto kolam ur
ma
Parame
Air
cium Melunc
15. kultur Silia √ √ √ - - √ -
putrinu ur
jerami
m
Chrysoc
occus Air Melunc
16. Flagel √ √ √ √ √ - -
rufescen kolam ur
s
Euglena Air Melunc
17. Flagel √ √ √ √ √ - -
gracilis kolam ur
Vorticell
a Air Maju
18. Silia √ √ √ - - √ -
campan kolam mundur
ulata
Glauco
Air
ma Melunc
19. kultur Silia √ √ √ - - - -
scintilla ur
jerami
ns
Diplosig
Air Melunc
20. opsis Flagel √ √ √ - - - -
kolam ur
entzii
Vesiku
Monocy la Tidak Pada
stis semina
21. ada alat tahap √ - √ - - - -
lumbric lis
gerak tertentu
i cacing
tanah

8
Tabel 4. Klasifikasi Hewan-hewan Protozoa
No Klasifikasi Gambar Praktikum Gambar Literatur
1. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichida
Family : Holophyridae Gambar 1. Holophyra nigricans
Gambar 2.Holophyra nigricans
Genus : Holophyra (Dokumentasi A 7, 2016)
Species : Holophyra nigricans

2. Kingdom: Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichida
Family : Tetrahymenidae
Genus :Tetrahymena Gambar 4. Tetrahymena
Gambar 3. Tetrahymena pyriformis
Species :Tetrahymena pyriformis pyriformis
(Dokumentasi A 7, 2016)
(livejournal.com, 2015)
3. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichida
Family : Tracheliidae Gambar 5. Trachelius ovum Gambar 6. Trachelius ovum
Genus : Trachelius (Dokumentasi A 7, 2016)
Species : Trachelius ovum

4. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichia
Family : parameciidae Gambar 7. Paramecium caudatum
Gambar 8. Paramecium caudatum
Genus : Paramecium (Dokumentasi A 7, 2016)
(James Evarts, 1999)
Species : Paramecium caudatum

9
5. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Phytomastigophora
Order : Phytomonadina
Family : volvocidae
Gambar 10. Volvox aureus
Genus : Volvox Gambar 9. Volvox aureus
Species : Volvox aureus (Dokumentasi A 7, 2016)

6. Kingdom: Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichia
Family :Nassulidae
Genus : Nassula Gambar 11. Nassula gracilis Gambar 12. Nassula gracilis
Species : Nassula gracilis (Dokumentasi A 7, 2016) (Kudo, 1966)

7. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Flagelata
Order : Phytomastigophorea
Family : Euglenidae
Genus : Euglena Gambar 13. Euglena viridis Gambar 14. Euglena viridis
Species : Euglena viridis (Dokumentasi A 7, 2016)

8. Kingdom: Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Rhizopoda
Order : Lobosia
Family : Amoebidae
Genus : Amoeba
Gambar 15. Amoeba proteus Gambar 16. Amoeba proteus
Species : Amoeba proteus
(Dokumentasi A 7, 2016)

10
9. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichida
Family : Chilodonellidae
Genus : Chilodonella
Gambar 17. Chilodonella ucinata Gambar 18. Chilodonella ucinata
Species : Chilodonella ucinata
(Dokumentasi A 7, 2016)
10. Kingdom: Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Rhizopoda
Order : Lobosia
Family : Arcellidae
Genus : Arcella
Gambar 19. Arcella sp Gambar 20. Arcella sp
Species : Arcella sp
(Dokumentasi A 7, 2016) (google gambar, T.T.)

11. Kingdom: Animalia


Phylum : Protozoa
Class : Flagelata
Order : Phytomastigophorea
Family : Euglenidae
Genus : Euglena
Species : Euglena pisciformis Gambar 21. Euglena pisciformis Gambar 22. Euglena pisciformis

(Dokumentasi A 7, 2016)
12. Kingdom: Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Hypotrichida
Family : Aspidicidae
Genus : Aspidisca Gambar 23. Aspidisca lynceus Gambar 24. Aspidisca lynceus
Species : Aspidisca lynceus (Dokumentasi A 7, 2016)

11
13. Kingdom: Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichia
Family : Tetrahymenidae
Gambar 25. Colpidium colpoda
Genus : Colpidium Gambar 26. Colpidium colpoda
(Dokumentasi A 7, 2016)
Species : Colpidium colpoda

14. Kingdom : Animalia


Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Peritrichida
Family : Vorticellidae
Genus : Vorticella
Gambar 27. Vorticella microstoma Gambar 28. Vorticella
Species : Vorticella microstoma
(Dokumentasi A 7, 2016) microstoma

15. Kingdom : Animalia


Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Holotrichia
Family : Hymenostomatida Gambar 29. Paramecium putrinum Gambar 30. Paramecium
Genus : Paramecium (Dokumentasi A 7, 2016) putrinum
Species : Paramecium putrinum (Kudo, 1966)

16. Kingdom : Animalia


Phylum : Protozoa
Class : Flagelata
Order : Phytoflagellata
Family : Chryssococcusidae
Gambar 31. Chrysococcus Gambar 32. Chrysococcus
Genus : Chrysococcus
rufescens rufescens
Species : Chrysococcus rufescens
(Dokumentasi A 7,2016)

12
17. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Flagelata
Order : Phytomastigophorea
Family : Euglenida
Gambar 33. Euglena gracilis Gambar 34. Euglena gracilis
Genus : Euglena
(Dokumentasi A 7, 2016)
Species : Euglena gracilis

18. Kingdom : Animalia


Phylum : Protozoa
Class : Ciliata
Order : Peritrichia
Family : Peritrichida
Genus : Vorticella Gambar 36. Vorticella
Gambar 35. Vorticella
Species : Vorticella campanulata campanulata
campanulata
(Dokumentasi A 7, 2016) (Bob Blay Lock, 2004)
19. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Ciliata Order
: Holotrichia
Family : Glaucomidae
Genus : Glaucoma Gambar 37. Glaucoma scintillans Gambar 38. Glaucoma scintillans
Species : Glaucoma scintillans (Dokumentasi A 7, 2016) (Minamar, 2010)

20. Kingdom : Animalia


Phylum : Protozoa
Class : Flagelata
Order : Monadida
Family : Codonosigaceae
Gambar 39. Diplosigopsis entzii Gambar 40. Diplosigopsis entzii
Genus : Diplosigopsis
(Dokumentasi A 7, 2016)
Species : Diplosigopsis entzii

13
21. Kingdom : Animalia
Phylum : Protozoa
Class : Sporozoa
Order : Telosporea
Family : Gegarina
Genus : Monocystis
Gambar 41. Monocystis lumbrici Gambar 42. Monocystis lumbrici
Species : Monocystis lumbrici fase sporozoit fase sporozoit
(Dokumentasi A 7, 2016) (workforce.calu.edu, 2014)
H. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka terdapat banyak
hewan protozoa yang hidup di air kolam, air sawah, air kultur jerami, maupun
vesikula seminalis pada cacing tanah. Hewan-hewan yang ditemukan pada
keempat sampel tersebut digolongkan ke dalam empat classis berdasarkan alat
geraknya, antara lain:
a. Classis Ciliata
1. Holophyra nigricans
Holophyra nigricans di temukan di air kolam, bergerak dengan
menggetarkan silianya (rambut getar), cara bergeraknya meluncur.
Memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan
mengedarkan makanan, dan juga memiliki vakuola berdenyut untuk
mengeluarkan sisa makanan. Mempunyai nukleus dan cytostoma, tidak
mempunyai cangkang, bintik mata, dan kloroplas.
2. Tetrahymena pyriformis
Tetrahymena pyriformis ditemukan pada air kultur jerami, bergerak
dengan menggunakan silia, cara bergeraknya dengan meluncur,
mempunyai vakuola makanan dan vakuola berdenyut untuk mencerna
dan mengeluarkan sisa makanannya. Mempunyai inti sel dan
cytostoma, serta tidak mempunyai cangkang, kloroplas, dan bintik
mata.
3. Paramecium caudatum
Paramecium caudatum ditemukan di air sawah. Paramecium
bergerak dengan menggetarkansilianya, yang bergerak melayang-layangdi dalam
air. Cara menangkap makanannya adalah dengan cara menggetarkan rambut

14
(silianya), maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel.
Bersamaan dengan hal tersebut air masuk bersama bakteri, bahan
organik atau hewan uniseluler lainnya. Paramecium caudatum
memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan
mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna
untuk mengeluarkan sisa makanan. Paramecium berukuran sekitar 50-
350 µm yang telah memiliki selubung inti (eukariot). Protista ini
memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (mikronukleus) yang
berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar
(makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan
metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium caudatum
berkembang biak dengan membelah diri dan konjugasi.
4. Nassula gracilis
Nassula gracilis ditemukan pada air kultur jerami, bergerak dengan
menggunakan silia, cara bergeraknya dengan meluncur. Mempunyai
inti sel dan cytostoma, serta tidak mempunyai cangkang, kloroplas, dan
bintik mata. Mempunyai vakuola makanan dan vakuola berdenyut
untuk mencerna dan mengeluarkan sisa makananya. Dan mempunyai
bentuk yang lonjong dengan vestibulum menjorok.
5. Chilodonella ucinata
Chilodonella ucinata dapat ditemukan di air kultur jerami, bergerak
dengan menggunakan silianya, cara bergeraknya dengan berotasi dan
berputar, mempunyai inti sel dan cytostoma dan juga mempunyai
vakuola makanan dan vakuola berdenyut. Tidak memiliki bintik mata
dan tidak memiliki kloroplas serta cangkang. Berbentuk seperti
paramecium tetapi ukuran tubuhnya lebih kecil. Berbentuk seperti
kacang merah.
6. Aspidisca lynceus
Aspidisca lynceus merupakan salah satu jenis hewan pilum protozoa
classis Ciliata. Hewan ini bergerak dan mencari makanannya
menggunakan silia. Aspidisca memiliki vakuola makanan dan inti sel.
Untuk berosmoregulasi, hewan ini menggunakan vakuola kontraktil.

15
Hewan ini mencari makanannya dengan holozoik, dimana ia
mendapatkan makanannya dari lingkungan bukan membuat sendiri.
Umumnya hewan ini hidup di air kolam dan sejenisnya.
7. Colpidium colpoda
Colpidium colpoda dapat ditemukan pada air kolam, bergerak
dengan menggunakan silianya, cara bergeraknya dengan berputar ke
segala arah. Mempunyai inti sel dan cytostoma, juga mempunyai
vakuola makanan dan vakuola berdenyut untuk mencerna dan
mengeluarkan sisa makananya. Memiliki bintik mata dan tidak
memiliki kloroplas serta cangkang. Berbentuk seperti paramecium
tetapi ukuran tubuhnya lebih kecil. Berkembang biak dengan cara
membelah diri.
8. Vorticella microstoma
Vorticella microstoma merupakan salah satu spesies classis Ciliata.
Ujung atasnya berbentuk bulat dan memiliki silia. Hewan ini memiliki
vakuola makanan, inti sel, dan juga vakuola kontraktil. Hewan ini
memiliki organel yang mirip dengan flagel. Organel ini disebut
mynome. Pada dasarnya mynome bukan sebagai alat gerak. Mynome
sebagai alat tambahan bagi Voticella microstoma. Bebentuk seperti
lonceng dan berkembangbiak dengan cara membelah diri.
9. Paramecium putrinum
Paramecium putrinum merupakan protozoa dengan alat gerak silia.
Species ini dapat ditemukan di lingkungan perairan beroksigen
misalnya di air kolam, air kultur jerami, terutama di perairan dangkal
sungai. Jika dilihat melalui mikroskop, Paramecium putrinum ini
memiliki mikronukleus yang bersebelahan dengan makronukleus di
tengah-tengah sel nya dan memiliki rongga bukal yang terletak di
anterior sel. Vakuola kontraktil biasanya terletak di bagian ujung
posterior.
10. Vorticella campanulata
Vorticela campanulata merupakan salah satu hewan classis Ciliata.
Sama seperti Vorticella microstoma, hewan ini memiliki silia di bagian

16
atasnya. Terdapat dua inti sel Vorticella microstoma, yaitu
makronukleus dan mikronukleus. Hewan ini juga memiliki vakuola
makanan dan vakuola kontraktil. Makanan masuk ke tubuh hewan ini
melalui organel yang disebut vestibule. Vorticella ini disusun atas dua
lapisan yaitu ektoderm dan endoderm. Dan pada hewan ini
memilikijuga bagian tubuh yang mirip seperti flagel tapi bukan flagel.
Bagian ini disebut dengan mynome.
11. Glaucoma scintillans
Glaucoma scintillans ditemukan di air jerami kelompok lain,
berbentuk lonjong berwarna kehitaman, bergerak cepat, berkelompok
dengan Glaucoma scintillans yang lain. Biasanya hidup di air tawar
dengan kontaminasi organik tingkat tinggi dan didalamnya memakan
bakteri dan detritus. Silia, pendek, diatur sepanjang permukaan tubuh
dalam baris paralel sementara seberkas kecil lainnya berada sedikit
lebih panjang di belakang.
b. Classis Flagellata
1. Volvox aureus
Pada dasarnya, Volvox ditemukan hidup di air tawar, selokan,
kolam, dan genangan air dangkal adalah tempat dimana organisme ini
berkembang biak dengan baik. Bentuk tubuhnya ada yang seperti bola,
bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak
menentu. Helai sitoplasma Volvox yang menghubungkan tiap sel
membuat warna koloni menjadi kehijauan.
Perkembangbiakannya dengan dua cara yaitu dengan aseksual dan
seksual. Peleburan mikro dan makro gamet membentuk zigot yang
terbungkus oleh suatu dinding yang keras. Pada saat dimana keadaan
dinding akan pecah dan membelah lalu membentuk koloni baru.
Respirasi terjadi secara aerob atau anaerob. Pada respirasi aerob terjadi
oksidasi dengan O2 yang masuk dalam tubuh dengan cara osmosis dan
difusi melalui seluruh permukaan tubuh aerob pembongkaran zat
komles jadi zat enzim. Proses pernapasan dengan masuknya oksigen

17
dan keluarnya karbondioksida berlangsung dengan cara difusi di
permukaan tubuh.
Antara satu sel dengan sel lainya yang saling berdekatan
dihubungkan oleh benang-benang sitoplasma, makanan dari sekitar
ditangkap dan sintesis oleh sel-sel vegetatif. Volvox terdiri atas ratusan
sel yang digabungkan oleh suatu jalinan plotoplasma.. Sel-sel tersebut
disebut sel somatis. Species ini berbentuk bola yang berongga dan
rongga itu berisi bubur cair, pada dinding bagian luar tertanam 3-17 ribu
sel secara individu dan memiliki dua flagel pada setiap sisi tubuhnya
yang berfungsi sebagai pergerakan ( Jasin, 1992 ).
2. Euglena viridis
Euglena viridis banyak dijumpai di kolam-kolam dan sering
memberikan warna hijau pada air kolam. Hal ini disebabkan hewan
tersebut memiliki kloroplas didalam tubuhnya. Bentuk tubuh sel oval
memanjang, pada mulut sel terdapat flagel dan digunakan
untuk bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang
berguna untuk membedakan gelap dan terang.
Euglena viridis yang mempunyai bagian yaitu flagel, kloroplas, dan
vakuola kontraktil. Euglena viridis ini digolongkan dalam Ordo
Phytomastigophorea karena pada tubuhnya mempunyai satu flagel.
Euglena adalah hewan bersel satu, mempunyai bentuk yang panjang,
runcing pada anterior dan tumpul pada posterior. Bentuk tubuhnya
relatif tetap karena hewan ini ditutupi oleh selaput tipis yang disebut
pelikel. Sebelah dalam felikel terdapat ektoplasma yang mengelilingi
bagian utamanya yaitu endoplasma. Pada bagian ujung anterior terdapat
mulut sel (cytostome) yang berhubungan secara langsung ke bagian
kerongkongan sel (cytopharynx). Lapisan luar yang memadat disebut
ektoplasma dan bagian di sebelah disebut endoplasma yang wujudnya
padat. Euglena viridis terkadang bergerak sangat cepat dengan cara
membelit dengan jalan mengubah bentuk tubuh dari pendek menjadi
panjang dan langsing.

18
Euglena viridis memiliki klorofil sehingga dapat membentuk
makanannya sendiri (autotrof) melalui proses fotosintesis dan
organisme tersebut dikenal sebagai organisme yang nutrisinya secara
holofilik. Pada suatu kultur yang cukup mengandung makanan, Euglena
viridis akan melakukan reproduksi secara cepat dengan membelah diri
secara membujur melalui pembelahan biner.
3. Euglena pisciformis
Euglena pisciformis dapat ditemukan di air kolam, bergerak dengan
menggunakan flagel (bulu cambuk), hanya mempuyai satu bulu
cambuk yang aktif bergerak, cara bergeraknya dengan meluncur.
Mempunyai inti sel dan cytostoma dan juga mempunyai vakuola
makanan dan vakuola berdenyut. Selain itu memiliki bintik mata dan
memiliki kloroplas tetapi tidak mempunyai cangkang.
4. Chrysococcus rufescens
Chrysococcus rufescens memiliki nukleus, protoplasma, flagel
sebagai alat gerak, butir hijau daun di dalam protoplasmanya dan hanya
memiliki satu flagel saja. Bentuk tubuh tetap karena terbungkus oleh
selaput sel yang kuat. Flagel merupakan alat gerak yang berupa satu
atau lebih tonjolan protoplasma yang panjang seperti cambuk.
Chrysococcus rufescens ditemukan di air kolam.
5. Euglena gracilis
Euglena gracilis dapat ditemukan di air kolam, bergerak dengan
menggunakan flagel (bulu cambuk), hanya mempuyai satu bulu
cambuk yang aktif bergerak, cara bergeraknya dengan meluncur.
Mempunyai inti sel dan cytostoma, juga mempunyai vakuola makanan
dan vakuola berdenyut. Selain itu memiliki bintik mata dan memiliki
kloroplas. Tidak mempunyai cangkang.
6. Diplosigopsis entzii
Hewan ini hidup di wilayah perairan seperti air kolam. Bergerak
secara meluncur menggunakan flagel yang dimilikinya. Hewan ini
memiliki vakuola kontraktil sebagai organ untuk melaksanakan
osmoregulasi. Dan memiliki bagian yang lainnya seperti vakuola

19
makanan dan inti sel sama seperti hewan class Flagelata lainnya. Hewan
ini mendapat makanan dengan cara holozoik.
c. Classis Rhizopoda
1. Amoeba proteus
Amoeba proteus ini ditemukan pada air sawah. Namun pada
hakikatnya protozoa ini habitatnya adalah air tawar. Hewan ini
bernapas dengan cara difusi. Bentuk tubuh dari Amoeba proteus tidak
tetap. Tubuhnya memiliki nukleus, vakoula kontraktil dan vakuola
makanan serta membran sel. Amoeba bergerak dari satu tempat ke
tempat lain dengan menonjolkan bagian tubuhnya seperti jari yang
disebut pseudopodia, gerakannya ini disebut amoeboid.
Perkembangbiakan pada amoeba adalah membelah diri. Amoeba
banyak terdapat di lumpur-lumpur, dibagian dasar kolam, sawah,
sungai, danau, atau tempat-tempat lain yang berair dan banyak
mengandung sisa-sisa organisme.
2. Arcella sp
Arcella sp ditemukan di air kolam, bergerak dengan menggunakan
pseudopodia bertipe lobopodia, warnanya cokelat dan memiliki
cangkang yang mengandung zat kitin. Tubuhnya terdiri dari
protoplasma yang terdiri dua komponen utama yaitu inti sel. Arcella
memiliki pseudopodium, membran sel sangat tipis dan bersifat elastis
yang disebut plasmolema.
d. Classis Sporozoa
1. Monocystis lumbrici
Monocystis lumbrici adalah jenis sporozoa yang hidup di dalam
vesikula seminalis cacing tanah baik secara intraselular maupun
ekstraselular. Monocystis lumbrici awalnya dengan peleburan antara
makrogamet dan mikrogamet membentuk zigot. Setelah itu zigot
berkembang untuk membentuk spora dan membentuk dinding yang
keras. Bentuk sporanya seperti gelendong yang didalamnya
mengandung delapan sporozoit. Bila spora itu pecah maka masing-
masing sporozoit akan tersebar ke luar dan masuk ke dalam sel induk

20
sperma dari hospesnya. Ditempat ini sporozoit akan menjadi matang
dan dewasa. Sporozoit yang sudah dewasa ini disebut dengan
trophozoit. Trophozoit lalu akan mencari pasangannya. Trophozoit
yang sudah berpasangan akan dibungkus dengan dua lapisan dinding.
Dinding luar ini disebut epicyst sedangkan dinding dalamnya disebut
endocyst. Setelah itu masing-masing trophozoit akan membelah-belah
membentuk sel-sel kecil yang sama besarnya yang disebut makrogamet
dan mikrogamet. Makrogamet dan mikrogamet ini akan melebur lagi
menjadi zigot dan proses pembentukan spora hingga menjadi zigot
lagi pun akan terus berulang membentuk siklus. Berikut gambar siklus
hidup Monocystis lumbrici.

(Sugeng P.1982)

21
I. Hasil Diskusi
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap spesies yang
anda temukan? Tuliskan persamaan-persamaan tesebut!
Jawab: Persamaan yang dimiliki oleh setiap species yang ditemukan adalah
setiap species bersel satu, bentuk sel umumnya tetap kecuali pada Amoeba.
Inti selnya jelas. Satu species atau lebih tidak memiliki organ atau jaringan.
Beberapa species memiliki pelindung/cangkang dan banyak diantara
spesiesnya membentuk kista. Memiliki vakuola makanan dan vakuola
kontraktil, kecuali pada Sporozoa tidak memiliki vakuola kontraktil.
2. Dapatkah anda menemukan perbedaan yang dimiliki olehsetiap spesies
tersebut sehingga dimasukkan pada classis yang berbeda? Tuliskan
perbedaan-perbedaannya!
Jawab: 1) Alat gerak
Alat gerak pada Cilliata berupa bulu getar, pada Flagellata berupa bulu
cambuk, pada Rhizopoda berupa pseudopodium atau kaki semu, dan
pada Sporozoa tidak memliki alat gerak dan bergerak dengan sel itu
sendiri. Dan pada Flagelata bergerak dengan flagellum, memiliki inti,
bintik mata, dan kloroplas.
2) Inti sel
Inti sel pada Cilliata jumlahnya bisa lebih dari satu, berbeda dengan
species Flagellata, Rhizopoda dan Sporozoa yang memiliki inti hanya
satu.
3) Bentuk tubuh
Bentuk tubuh dari spesies Protozoa hampir semuanya tetap kecuali
pada Rhizopoda yang bentuknya berubah-ubah.
4) Dinding tubuh
Dinding tubuh yang berbeda berada pada species Ciliata dan
Rhizopoda, yaitu pada Ciliata dinding tubuhnya berupa pellicle dan
pada Rhizopoda berupa plasmolema

22
3. Tuliskan ciri khas dari tiap-tiap classis pada kolom berikut :
Jawab:
Classis Ciri Khas
Cilliata Alat geraknya berupa bulu getar, memiliki inti sel lebih dari
satu (makronukleus dan mikronukelus).
Flagellata Alat geraknya berupa bulu cambuk, memiliki bintik mata
dan memiliki kloroplas.
Rhizopoda Alat geraknya berupa pseudopodium atau kaki semua dan
dinding tubuhnya berupa plasmolema.
Sporozoa Tidak memiliki alat gerak, tidak memiliki vakuola
kontraktil, umumnya parasit.

4. Tuliskan kegunaan dan manfaat dari species-species protozoa yang anda


temukan!
Jawab: 1) Ciliata bermanfaat sebagai predator di ekosistem air tawar.
2) Flagelata sebagai fitoplankton bermanfaat sebagai produsen
karena memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk
berfotosintesis.
3) Rhizopoda sebagai zooplankton bermanfaat sebagai bioindikator
terjadinya polusi (pencemaran air).
4) Sporozoa (Monocystis) sebagai parasit pada cacing tanah.
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai phylum
protozoa, lengkapilah tabel berikut ini:
Jawab:

Sistem
Phylum Pencernaan Makanan Ekskresi Pernapasan Reproduksi
Saraf
 Menggunakan vakuola Melalui Melalui Belum Reproduksi
makanan secara intraseluler permukaan tubuh permukaan memiliki vegetatif dan
 Holozoik: memakan dengan cara difusi tubuh dengan sistem generatif.
Protozoa
organisme hidup lain dan dibantu cara difusi dan syaraf.  Vegetatif:
dengan vakuola osmosis. Karena binary fission
kontraktil yang Respirasinya tubuh (longitudinal

23
 Saprozoik: memakan mengeluarkan sisa dapat dengan masih pada Flagellata,
organisme yang telah mati metabolisme yang cara aerob disusun orthodox pada
 Halofitik/autotrof: dapat sebelumnya telah atau anaerob. oleh Rhizopoda,
membuat makanan sendiri ditampung terlebih Pada aerob, organel- transversal
melalui fotosintesis dulu. Kecuali pada dengan organel pada Cilliata),
Saprofitik: menyerap zat Sporozoa, karena oksidasi O2 sederhana multi fission
yang terlarut di sekitarnya tidak memiliki yang masuk .. pada Sporozoa.
vakuola kontraktil. ke dalam Generatif:
tubuh. Pada Koloni,
anaerob, konjugasi,
terjadi autogami,
pembongkara metagenesis.
n zat
kompleks
menjadi zat
sederhana
dengan
menggunakan
enzim tanpa
oksigen.
J. Kesimpulan
1) Protozoa merupakan orgnisme paling sederhana. Protozoa terbagi atas empat
class. Dari keempat class tersebut terdapat beberapa speies hewan yang dapat
ditemukan pada sampel. Class Ciliata antara lain, Holophyra nigricans,
Tetrahymena pyriformis, Paramecium caudatum, Nassula gracilis, dll. Class
Flagelata seperti Volvox aureus, kelompok Euglena, class Rhizopoda yaitu
Amoeba proteus dan Arcella sp, dan class Sporozoa ditemukan Monocystis
lumbrici pada vesikula seminalis cacing tanah.
2) Dari setiap species yang ditemukan pada sampel terdapat kesamaan
antarspecies, antara lain setiap species memiliki inti sel, terdapat vakuola
makanan dan alat gerak yang berupa silia, flagel ataupun pseudopodia
(kecuali class Sporozoa), memiliki vakuola kontraktil.

24
3) Selain memiliki kesamaan, setiap species pun memiliki perbedaan. Adapun
perbedaan yang dimiliki setiap species antara lain, ada yang memiliki
kloroplas yaitu pada Volovox dan kelompok Euglena, beberapa species
memiliki stigma (bintik mata) yang ditemukan pada Volvox, kelompok
Euglena, dan Chrysococccus, dan ada yang memiliki cangkang seperti
Arcella sp.
4) Setiap species dikelompokkan kedalam empat class. Adapun keempat
memiliki ciri khas masing-masing. Class Ciliata memiliki silia sebagai alat
gerak dan inti sel terdiri atas dua. Class Flagelata memiliki flagel sebagaia
alat gerak, kloroplas pada sebagian jenis, dan stigma atau bintik mata. Class
Rhizopoda memiliki pseudopodia atau kaki semu dan bentuk tubuh berubah-
ubah, sedangkan untuk Class Sporozoa sifatnya parasit, tidak memiliki alat
gerak dan vakuola kontraktil.
5) Setiap species memiliki kegunaan ataupun manfaat, antara lain sebagai
predator untuk hewan kecil, bioindikator tingkat pencemaran air, produsen
penghasil makanan bagi hewan lain, ataupun parasit bagi mahluk hidup
lainnya.
6) Setiap bagian tubuh yang dimiliki hewan Protozoa memiliki kegunaan
tersendiri. Vakuola makanan berfungsi mencerna makanan, vakuola
kontraktil sebagai organ untuk osmoregulasi, permukaan tubuh protozoa
digunakan sebagai alat eksresi zat-zat buangan ataupun air. Silia, flagel,
ataupun pseudopodia sebagai alat gerak, kloroplas untuk sebagai penghasil
makanan bagi beberapa species, cytostoma sebagai bagian untuk jalan
masuknya makanan, dan cangkang sebagai lapisan tubuh untuk beberapa
species seperti Arcella sp.

25
Daftar Gambar

Gambar 2. Holophyra nigricans [online]. Tersedia:


https://www.nies.go.jp/chiiki1/protoz/morpho/holophry.htm [24 Februari
2016].
Gambar 6. Trachelius ovum [online]. Tersedia:
http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/Images/Ciliophora/Trachelius/sp_2.html [24
Februari 2016].
Gambar 10. Volvox aureus [online]. Tersedia:
http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/chlorophyta/pandorina/colemaniae/sp
_ 1c.html [23 Februari 2016].
Gambar 14. Euglena viridis [online]. Tersedia:
http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/mastigophora/euglena/viridis/viridis_
1.Html [21 Februari 2016].
Gambar 16. Amoeba proteus [online]. Tersedia:
http://faculty.clintoncc.suny.edu/faculty/michael.gregory/files/bio%20102/bi
o %20102%20lectures/protists/protists.htm [24 Februari 2016].
Gambar 18, Chilodonella ucinata [online]. Tersedia:
http://photomacrography.net/forum/viewtopic.php?t=15469&start=0&post
days=0&postorder=asc&highlight=&sid=59a46872d4355c38f588eeaf81b
37bbd [24 Februari 2016].
Gambar 24. Aspidisca lynceus [online]. Tersedia:
http://protist.i.hosei.ac.jp/taxonomy/ciliophora/spirotrichea/Genus/Aspidisca
/index.html [24 Februari 2016].
Gambar 26. Colpidium colpoda [online]. Tersedia:
http://www.plingfactory.de/Science/Atlas/KennkartenProtista/source/Colpid
ium%20colpoda.html [24 Februari 2016].
Gambar 28. Vorticella microstoma [online]. Tersedia:
http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Ciliophora/Vorticella/microstoma/ind
ex.html. [23 Februari 2016].
Gambar 32. Chrysococcus rufescens [online]. Tersedia:
http://nordicmicroalgae.org/taxon/Chrysococcus%20rufescens. [23 Februari
2016].
Gambar 34. Euglena gracilis [online]. Tersedia:
http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/mastigophora/euglena/gracilis/Skw/g
ra cilis_7.html [21 Februari 2016].
Gambar 40. Diplosigopsis entzii [online]. Tersedia:
https://www.google.co.id/search?q=Diplosigopsis+entzii&source=lnms&tb
m=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjR_PepZjLAhWDA44KHfVYCucQ_AUICC
gC&biw=1366&bih=607#imgrc=mglBiav834Gu_M%3A [21 Februari
2016].

26
Daftar Pustaka
1. Kaswati, H. Y., dkk. (2003). Zoologi Invertebrata. Malang: FMIPA
Universitas Negeri Malang.
2. Tanpa Nama. Tanpa Tahun. Laporan Praktikum Protozoa. (diakses dari
http://www.scribd.com/doc/95517233/Laporan-Praktikum-Protozoa#scribd,
(Rabu, 24 Februari 2016).
3. Djuhanda, Tatang. (1980). Kehidupan dalam Setetes Air. Bandung : Institut
Teknologi Bandung

27

Anda mungkin juga menyukai