CHLOROPYTA
Dosen Pengampuh :
Ernest H. Sakul,S.Pd.M.Si
Disusun Oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN/COVER……………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1
mampu berfotosistensis untuk menghasilkan makanan bagi dirinya sendiri
dan bagi makhluk hidup lain. Dalam sebuah piramida ekosistem, alga
hijau menempati posisi dasar. Alga hijau menjadi salah satu dasar
terjadinya sebuah ekosistem di dalam laut dan penopang kehidupan di
dalamnya. Alga hijau dapat ditemukan hampir diseleruh perairan laut
dangkal daerah tropis dan subtropics. Alga hijau memiliki penyebaran
yang luas. Alga hijau juga menyediakan rumah atau tempat tinggal untuk
berlindung bagi biota laut kecil. Alga hijau merupakan makhluk hidup yang
telah lama tinggal di bumi sebelum manusia ada. Alga hijau telah
menopang kehidupan sebelum adanya manusia. Alga juga mempunyai
banyak macam spesies. Alga hijau juga bermanfaat bagi ekosistem,
bioma, dan manusia. Alga hijau mengandung banyak nutrisi dan mineral
yang bermanfaat bagi kehidupan (Gembong, 1994).
7
2. Anisogami
Anisogami adalah peleburan sel gamet yang dapat dibedakan
kelaminnya, mana yang jantan dan mana yang betina. Kedua sel gamet
memiliki bentuk yang sama, tetapi memiliki ukuran yang berbeda. Sel
gamet jantan pada umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding
sel gamet betina.
3. Oogami
Oogami adalah peleburan sel gamet yang sangat berbeda. Kedua sel
gamet memiliki memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Pada umumnya
sel gamet jantan adalah yang berukuran lebih kecil dari sel gamet betina
dan memiliki flagel. Sedangkan, sel gamet betina berukuran lebih besar
daripada sel gamet jantan dan tidak memiliki flagel. Alga hijau mengalami
pergiliran keturunan yang biasa disebut dengan metagenesis. Pergiliran
keturunan ini adalah perubahan dari fase sporofit ke fase gametofit, atau
sebaliknya. Pertama alga hijau menjadi fase sporofit. Fase sporofit adalah
dimana alga hijau mengahasilkan spora haploid. Pada saat alga hijau
menjadi fase sporofit yang memiliki kromosom sel diploid, alga hijau akan
menghasilkan empat spora yang memiliki kromosom haploid hasil dari
proses pembelahan sel secara meiosis dari sel induk. Kedua spora itu
akan membelah lagi menjadi delapan secara mitosis. Spora haploid ini
akan menjadi individu dengan fase gametofit. Fase gametofit adalah fase
dimana sel alga menghasilkan sel gamet haploid. Pada fase gametofit,
setiap sel alga hijau akan menghasilkan dua sel gamet haploid hasil dari
pembelahan sel secara mitosis dari sel induk. Sel gamet jantan dan betina
yang terjadi fertilisasi akan membentuk diploid zygot. Diploid zygot ini
akan membelah secara mitosis menjadi dua diploid zygot. Setiap diploid
zygot akan tubuh menjadi fase sporofit alga hijau kembali (Priadi, 2009).
8
2.4. Contoh Alga hijau
1. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak
- Chlorella.
Banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuhnya
mikroskopis, bentuk bulat, serta berkembangbiak dengan pembelahan sel.
Chlorella sebagai Makanan Suplemen.
- Chlorococcum.
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel
memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi dengan membentuk
zoospora (secara aseksual).
2. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak
- Chlamidomonas.
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1
vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada kloroplas yang bentuknya
seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai
tempat pembentukan zat tepung.
3. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
- Hydrodictyon.
Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar dan koloninya
berbentuk seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan
mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi.
Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan
membentuk koloni baru. Sedangkan reproduksi generatif dengan
konjugasi.
4. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
- Volvox.
Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara 500
sampai 5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata.
Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi
sel-sel gamet.
9
5. Chlorophyta berbentuk benang
- Spyrogyra.
Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk tubuh
seperti benang, dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan
sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan
reproduksi seksual dengan konjugasi.
- Oedogonium.
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di
dasar perairan. Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel
menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi
generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan
(antiridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang
yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut Oogonium.
Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid
membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk
individu.
6. Chlorophyta berbentuk lembaran
- Ulva.
Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar,
bentuk seperti lembaran daun. Berkembangbiak secara vegetatif dengan
menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n),
Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif
menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Pertemuan gamet jantan
dan gamet betina akan menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang
menjadi Ulva yang diploid disebut sporofit. Selanjutnya sporofit
membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya
mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid (Ivan,2009).
10
- Chara.
Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk talus
seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan
bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan
globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di
dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid.
Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang
berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara
fragmentasi (Priadi, 2009).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Alga hijau diklasifikasikan ke dalam filum Chlorophyta dan kingdom
protista.
Alga hijau memiliki ciri-ciri sel eukariotik, klorofil a dan b, pigmen karoten,
multiseluler, tubuh berupa talus, gamet biflagel, alga hijau dewasa tidak
dapat bergerak aktif, dan habitat di perairan laut dangkal. Alga hijau dapat
melakukan reproduksi dengan cara seksual dengan cara peleburan sel
gamet dan aseksual dengan cara fragmentasi, zoospora, dan
aplanospora. Alga hijau memiliki banyak manfaat bagi ekosistem dan
manusia. Alga hijau dapat dimanfaatkan sebagai makanan.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa biologi ditekankan untuk
lebih mengenal lebih dekat tentang alga hijau, mampu mengenalinya, dan
memanfaatkannya agar bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.
13
DAFTAR PUSTAKA