Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ILMIAH

CHLOROPYTA

Dosen Pengampuh :

Ernest H. Sakul,S.Pd.M.Si

Dr. Fientje D.Pendong,M.Pd

Dr. Zusje M. Warouw,M.Pd

Disusun Oleh :

Annisa Diah Azhari Assagaf

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas


rahmat karunia-Nya kami telah menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu dengan judul “Alga Hijau (Chlorophyta)”. Dalam penyusunan
tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang kami hadapi teratasi.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan
pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Penulis

Annisa Diah Azhari Assagaf

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN/COVER……………………………………………………………..

KATA PENGENTAR ……………………………………………………………………..

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Maslah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian alga hijau

2.2 Ciri ciri alga hijau

2.3 Reproduksi alga hijau

2.4 Macam macam alga hijau

2.5 manfaat alga hijau

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan kaya akan sumber
daya alam. Sebagai Negara dengan luas wilayah lebih dari 70 %. Salah
satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber daya alam
hayati. Selain ikan, alternative hasil laut yang bisa diolah adalah alga
meskipun tidak semua alga bisa digunakan. Alga dalam istilah Indonesia
sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan talus karena
belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Algae (ganggang) dapat
dibedakan menjadi tujuh kelompok yaitu : Cyanophyta, Chlorophyta,
Euglenophyta, Pyrrophyta, Crysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang
berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di
dilam alga terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon,
vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini pemanfaatan alga
sebagai komoditiperdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil
jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di
Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat
bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan
lain-lain. Ganggang hijau / Chlorohyta adalah salah satu klas dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Ganggang hijau
ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak berupa benang,
lembaran atau membentuk koloni spesies ganggang hijau yang bersel
tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap.
Alga hijau merupakan alga yang hidup di laut. Alga hijau
memegang perenan penting dalam ekosistem perairan laut. Alga hijau
menjadi salah satu produsen utama dalam ekosistem laut. Karena, dia

1
mampu berfotosistensis untuk menghasilkan makanan bagi dirinya sendiri
dan bagi makhluk hidup lain. Dalam sebuah piramida ekosistem, alga
hijau menempati posisi dasar. Alga hijau menjadi salah satu dasar
terjadinya sebuah ekosistem di dalam laut dan penopang kehidupan di
dalamnya. Alga hijau dapat ditemukan hampir diseleruh perairan laut
dangkal daerah tropis dan subtropics. Alga hijau memiliki penyebaran
yang luas. Alga hijau juga menyediakan rumah atau tempat tinggal untuk
berlindung bagi biota laut kecil. Alga hijau merupakan makhluk hidup yang
telah lama tinggal di bumi sebelum manusia ada. Alga hijau telah
menopang kehidupan sebelum adanya manusia. Alga juga mempunyai
banyak macam spesies. Alga hijau juga bermanfaat bagi ekosistem,
bioma, dan manusia. Alga hijau mengandung banyak nutrisi dan mineral
yang bermanfaat bagi kehidupan (Gembong, 1994).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian dari Alga hijau?
2. Bagaimana ciri ciri Alga hijau?
3. Bagaimana system reproduksi dari Alga hijau?
4. Apa saja contoh dari Alga hijau?
5. Apa manfaat dari Alga hijau?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengenalkan dan menjadi sumber informasi bagi sang
pembaca tentang alga hijau yang hidup di perairan laut
2. Untuk mengetahui lebih dekat tentang alga hijau dan manfaatnya
bagi kehidupan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini yaitu untuk dapat menjadi sebuah
pengenal dan sumber informasi tentang alga hijau bagi sang pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Alga hijau
Alga hijau juga disebut sebagai Chlorophyta. Hal itu berkaitan dengan
warnanya yang hijau. Warna hijau di alga hijau dikarenakan oleh pigmen
klorofil yang terkandung di dalamnya. Selain itu, alga hijau juga memiliki
pigmen karoten yang memberi warna kuning. Sehingga, ada jenis alga
yang memiliki warna kekuningan. Pigmen-pigmen ini yang menjadi salah
satu dasar pengklasifikasian alga hijau ke dalam filum Chlorophyta. Alga
hijau diklasifikasikan ke dalam kingdom Protista. Alga hijau termasuk
dalam kingdom Protista, karena dia terdiri dari sel eukariotik yang masih
sederhana. Alasan itu sama saat pengklasifikasian jamur dari filum
Mycomycota. Jamur Oomycota memiliki tubuh terdiri dari filamen dan sel
memiliki dinding sel yang terdiri dari zat selulosa mirip dengan jamur dari
kingdom Fungi. Tetapi, jamur ini diklasifikasikan ke dalam kingdom
Protista. Hal itu dikarenakan, jamur dari filum Oomycota memiliki sel
eukariotik yang masih sederhana, seperti halnya Alga hijau. Alga hijau
dikelompokkan ke dalam makhluk hidup fotoautotrof. “Foto” memiliki arti
“cahaya” dan “autotrof” memiliki arti “mampu menciptakan makanan
sendiri”. Jadi, alga mampu menciptakan makanannya sendiri dengan
bantuan cahaya matahari melalui proses fotosintesis, seperti halnya
tumbuhan. Hal itu, memungkinkan alga menjadi produsen primer bagi
ekosistem laut dan menjadi makanan bagi individu lainnya (Zaif, 2009).

2.2 Ciri ciri alga hijau


Alga hijau memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakan dengan
individu lain, yaitu ( Alvin, 2008) :
1. Memiliki sel eukariotik.
Sel eukariotik berbeda dengan sel prokariotik. Perbedaan ini yang
memisahkan kingdom protista dengan kingdom arkebakteri dan eubakteri.
3
Sel eukariotik memiliki nukleus dan membran nukleus. Sehingga sel lebih
tersusun rapi daripada sel prokariotik. Sedangkan, sel prokariotik tidak
memiliki keduanya. Sel prokariotik hanya memiliki nukleoid.
2. Memiliki Kloroplas
Kloroplas pada alga memiliki banyak variasi bentuk yang berbeda-
beda. Di dalam kloroplas terdapat klorofil.
3. Memiliki pigmen klorofil a dan b.
Pigmen klorofil ini akan yang akan menjadi salah satu pembeda
dalam pengklasifikasian alga hijau dengan alga lain. Klorofil akan memberi
warna hijau pada alga ini. Klorofil juga akan berperan dalam proses
fotosintesis. Alga hijau mampu membuat makanannya sendiri dan mampu
menjadi sumber makanan bagi individu lain. Sehingga alga hijau
dikelompokkan sebagai makhluk hidup foto autotrof yang berarti mampu
membuat makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari dan
menjadi produsen primer yang berarti menjadi produsen utama dalam
ekosistem yang mampu menjadi sumber makanan bagi individu lain.
Alga hijau akan menyerap karbon dioksida yang terlarut dalam air dan air
menggunakan selnya dengan proses osmosis melalui membran semi-
permeable. Setelah itu, proses fotosintesis akan dimulai di dalam
kloroplas dengan menggunakan klorofil dan bantuan cahaya matahari.
Enam molekul karbon dioksida dan enam molekul air akan dirubah
difotosintesis oleh klorofil dengan bantuan cahaya matahari. Hasil dari
proses fotosintesis ini akan menghasilkan satu molekul glukosa dan enam
molekul oksigen. Cadangan makanan akan disimpan di dalam kloroplas
dalam bentuk pirenoid. Pirenoid adalah butir-butir protein pembentuk pati.
4. Memiliki pigmen karotenoid
Pigmen karotenoid ini juga akan menjadi salah satu pembeda dalam
pengklasifikasian alga hijau dengan alga lain. Pigmen karotenoid akan
memberi warna kuning seperti wortel, karena wortel juga memiliki pigmen
4
karotenoid seperti pada alga. Sehingga, nantinya ada alga hijau yang
memiliki warna hijau kekuningan.
5. Tubuh berupa talus
Alga hijau tidak memiliki bagian tubuh daun, batang, dan akar
seperti tumbuhan tingkat atas pada umumnya. Oleh karena itu, alga hijau
juga disebut sebagai talofita. Bagian tubuh dari alga hijau terdiri dari blade,
stipe, dan holdfast. Blade merupakan bagian tubuh dari alga hijau yang
menyerupai daun. Blade memiliki fungsi sebagai tempat penyerapan zat
hara, karbon dioksida, dan air yang berguna bagi proses fotosintesis untuk
menghasilkan glukosa, fotosintesis tersebut juga terjadi pada blade ini.
Blade ini berbeda dengan daun pada tumbuhan. Daun memiliki sisi atas
dan sisi bawah, sisi atas adalah untuk berfotosintesis dan sisi bawah
adalah tempat stomata yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.
Sedangkan, blade pada alga hijau memiliki kedua sisi yang sama, dan
keduanya mampu berfotosintesis dan menukar gas. Stipe merupakan
bagian tubuh dari alga hijau yang menyerupai batang. Stipe berfungsi
sebagai tempat percabangan bagi blade dan penghubung antara blade
dan holdfast. Dan yang terakhir adalah holdfast, holdfast adalah bagian
tubuh dari alga hijau yang menyerupai akar. Ini berbeda dengan akar
pada tumbuhan tingkat atas. Holdfast hanya berfungsi sebagai alat
perekat pada substrat saja, tidak untuk menyerap air seperti akar pada
tumbuhan tingkat atas.
6. Tersusun atas banyak sel
Alga hijau tersusun dari banyak sel atau juga disebut dengan
multiseluler. Alga hijau bersifat makroskopik, berarti alga hijau mampu
dilihat menggunakan mata telanjang. Oleh karena itu, alga hijau juga
dijuluki sebagai makroalga. Sebenarnya, alga hijau memiliki banyak
spesies yang terdiri dari satu sel atau yang disebut dengan mikroalga.
Tapi, itu tidak termasuk dalam pokok bahasan ini.
5
7. Memiliki dinding sel
Alga hijau memiliki dinding sel yang terdiri dari zat selulosa dan juga zat
kapur, silika, protein, atau campuran dari tiga zat tersebut. Tiga zat
tersebut akan membuat struktur yang kaku pada alga hijau.
8. Habitat di perairan air laut
Alga hijau dapat ditemukan di perairan air laut dangkal terutama di
wilayah pesisir melekat pada substrat koral, pasir, dan pecahan karang
dengan sebaran yang luas. Alga hijau hidup pada daerah intertidal
(pasang surut) terendah hingga daerah subtidal. Alga hijau beradaptasi
dengan baik terhadap lingkungan yang memiliki salinitas air yang tinggi.
Alga hijau toleran terhadap salinitas air yang tinggi itu.
9. Alga hijau dewasa tidak dapat bergerak aktif
Alga hijau dewasa tidak memiliki alat gerak yang memungkin untuk
berpindah tempat atau bergerak. Alga hijau hanya melekat pada substrat
dengan bantuan holdfast. Holdfast adalah bagian talus dari alga hijau
yang menyerupai akar, tapi ini bukan akar. Holdfast hanya bisa membantu
alga hijau untuk melekat pada substrat. Sehingga, alga hijau tidak akan
terbawa arus pantai kemana-mana. Alga hijau memiliki alat gerak pada
fase hidupnya yang dimana dia menjadi gamet atau zoospora pada
spesies tertentu.
10.Memiliki gamet biflagel
Gamet dari alga hijau pada umumnya biflagel. Biflagel berarti
memiliki dua flagel.
2.3. Sistem reproduksi Alga hijau
Alga hijau mampu melakukan reproduksi aseksual dan seksual. Alga hijau
lebih dominan melakukan reproduksi aseksual fragmentasi. Karena, hal ini
lebih efektif dan efisien. Jadi, alga hijau memungkin bereproduksi dengan
cepat. Reproduksi seksual atau aseksual untuk menghasilkan spora
dilakukan alga hijau apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dan tidak
mendukung.
6
Alga akan menghasilkan spor. Spora ini akan terbawa arus laut kemana
saja sampai menemukan tempat yang sesuai untuk melangsungkan hidup
kembali. Setelah spora alga hijau menemukan tempat yang sesuai, spora
alga hijau akan melekat dan tumbuh disitu. Reproduksi aseksual alga
hijau dilakukan dengan cara, yaitu:
1. Fragmentasi
Fragmentasi pada alga hijau dilakukan dengan cara pemutusan
bagian tubuh atau bagian talus pada alga hijau. Bagian talus yang
terpisah tadi akan melekat pada substrat baru dan membentuk suatu
individu baru. Bagian talus yang telah menjadi individu baru disebut
hormogonium.
3. Aplanospora
Aplanospora tidak berbeda jauh dengan zoospora. Perbedaan
diantara zoospora dan aplanospora hanya pada alat geraknya.
Aplanospora tidak mempunyai flagel seperti zoospora atau alat gerak lain
yang memungkinkan aplanospora untuk berpindah tempat dari tempat
asalnya ke tempat lain. Aplanospora tidak bisa bergerak aktif dan juga
tidak dapat berpindah tempat secara aktif seperti zoospora. Aplanospora
hanya berpindah tempat secara pasif, apabila ada arus yang
membawanya ke suatu tempat.
Sedangkan reproduksi seksual alga hijau dilakukan dengan cara
peleburan sel gamet. Reproduksi ini memiliki proses yang lebih panjang
daripada reproduksi aseksual. Reproduksi ini dilakukan oleh alga hijau
hanya pada saat lingkungan tidak mendukung dan menguntungkan alga.
Ada beberapa tipe reproduksi seksual dari alga hijau ini, yaitu:
1. Isogami
Isogami adalah peleburan sel gamet yang yang indentik, memiliki
ukuran, dan bentuk yang sama. Sehingga tidak dapat dibedakan mana
yang sel gamet betina dan mana yang sel gamet jantan.

7
2. Anisogami
Anisogami adalah peleburan sel gamet yang dapat dibedakan
kelaminnya, mana yang jantan dan mana yang betina. Kedua sel gamet
memiliki bentuk yang sama, tetapi memiliki ukuran yang berbeda. Sel
gamet jantan pada umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding
sel gamet betina.
3. Oogami
Oogami adalah peleburan sel gamet yang sangat berbeda. Kedua sel
gamet memiliki memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Pada umumnya
sel gamet jantan adalah yang berukuran lebih kecil dari sel gamet betina
dan memiliki flagel. Sedangkan, sel gamet betina berukuran lebih besar
daripada sel gamet jantan dan tidak memiliki flagel. Alga hijau mengalami
pergiliran keturunan yang biasa disebut dengan metagenesis. Pergiliran
keturunan ini adalah perubahan dari fase sporofit ke fase gametofit, atau
sebaliknya. Pertama alga hijau menjadi fase sporofit. Fase sporofit adalah
dimana alga hijau mengahasilkan spora haploid. Pada saat alga hijau
menjadi fase sporofit yang memiliki kromosom sel diploid, alga hijau akan
menghasilkan empat spora yang memiliki kromosom haploid hasil dari
proses pembelahan sel secara meiosis dari sel induk. Kedua spora itu
akan membelah lagi menjadi delapan secara mitosis. Spora haploid ini
akan menjadi individu dengan fase gametofit. Fase gametofit adalah fase
dimana sel alga menghasilkan sel gamet haploid. Pada fase gametofit,
setiap sel alga hijau akan menghasilkan dua sel gamet haploid hasil dari
pembelahan sel secara mitosis dari sel induk. Sel gamet jantan dan betina
yang terjadi fertilisasi akan membentuk diploid zygot. Diploid zygot ini
akan membelah secara mitosis menjadi dua diploid zygot. Setiap diploid
zygot akan tubuh menjadi fase sporofit alga hijau kembali (Priadi, 2009).

8
2.4. Contoh Alga hijau
1. Chlorophyta bersel tunggal tidak bergerak
- Chlorella.
Banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Ukuran tubuhnya
mikroskopis, bentuk bulat, serta berkembangbiak dengan pembelahan sel.
Chlorella sebagai Makanan Suplemen.
- Chlorococcum.
Tubuh bersel satu, tempat hidup air tawar, bentuk bulat telur, setiap sel
memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk. Reproduksi dengan membentuk
zoospora (secara aseksual).
2. Chlorophyta bersel tunggal dapat bergerak
- Chlamidomonas.
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1
vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada kloroplas yang bentuknya
seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai
tempat pembentukan zat tepung.
3. Chlorophyta berbentuk koloni tidak bergerak
- Hydrodictyon.
Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar dan koloninya
berbentuk seperti jala. Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan
mata telanjang. Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi.
Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan
membentuk koloni baru. Sedangkan reproduksi generatif dengan
konjugasi.
4. Chlorophyta berbentuk koloni dapat bergerak
- Volvox.
Volvox ditemukan di air tawar, koloni berbentuk bola jumlah antara 500
sampai 5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata.
Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi
sel-sel gamet.
9
5. Chlorophyta berbentuk benang
- Spyrogyra.
Ganggang ini didapatkan di sekitar kita yaitu di perairan. Bentuk tubuh
seperti benang, dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan
sebuah inti. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan
reproduksi seksual dengan konjugasi.
- Oedogonium.
Ganggang ini berbentuk benang, ditemukan di air tawar dan melekat di
dasar perairan. Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel
menghasilkan sebuah zoospora yang berflagela banyak. Reproduksi
generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin jantan
(antiridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid). Pada benang
yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut Oogonium.
Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma tozoid
membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh membentuk
individu.
6. Chlorophyta berbentuk lembaran
- Ulva.
Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar,
bentuk seperti lembaran daun. Berkembangbiak secara vegetatif dengan
menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n),
Ulva haploid disebut gametofit haploid. Kemudian secara generatif
menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Pertemuan gamet jantan
dan gamet betina akan menghasilkan zigot (Z2n). Zigot berkembang
menjadi Ulva yang diploid disebut sporofit. Selanjutnya sporofit
membentuk spora yang haploid setelah mengalami meiosis. Selanjutnya
mengalami mitosis dan menghasilkan gametofit haploid (Ivan,2009).

10
- Chara.
Chara hidup di air tawar terutama melekat pada batu-batuan. Bentuk talus
seperti tumbuhan tinggi, menyerupai batang, yang beruas-ruas dan
bercabang-cabang, berukuran kecil. Pada ruasnya terdapat nukula dan
globula. Di dalam nukula terdapat arkegonium dan menghasilkan ovum. Di
dalam globula terdapat anteridium yang memproduksi spermatozoid.
Spermatozoid akan membuahi ovum dan menghasilkan zigospora yang
berdinding sel. Pada reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan cara
fragmentasi (Priadi, 2009).

2.5 Manfaat Alga hijau


Alga hijau memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Alga hijau adalah
produsen primer yang menopang kebutuhan nutrien konsumen dalam
ekosistem perairan laut. Itu berarti alga mempunyai peranan utama dalam
suatu ekosistem perairan laut. Alga hijau menempati posisi dasar dalam
suatu piramida ekosistem perairan laut yang menopang terjadinya suatu
kehidupan dalam suatu ekosistem.
Alga hijau juga memiliki manfaat bagi manusia. Alga hijau memiliki
kandungan karbohidrat, protein, lemak, dan serat kasar. Alga hijau juga
mengandung mineral, seperti kalium, kalsium, fosfat, natrium, besi, dan
iodium. Alga hijau juga mengandung vitamin A, B1, B2, B6, B12, dan
vitamin C. sehingga, alga hijau mampu menjadi sumber makanan yang
baik bagi manusia. Alga hijau sering dimanfaatkan sebagai bahan pokok
dari pembuatan agar-agar dan pelengkap makanan khas jepang sushi.
Alga hijau juga membantu dalam ketersediaan oksigen. Karena, alga hijau
mampu merubah karbon dioksida menjadi oksigen untuk keberlangsungan
mahkluk hidup termasuk manusia. Alga hijau merubah karbon dioksida
menjadi oksigen melalui proses fotosintesis (Latifah, 2001).

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Alga hijau diklasifikasikan ke dalam filum Chlorophyta dan kingdom
protista.
Alga hijau memiliki ciri-ciri sel eukariotik, klorofil a dan b, pigmen karoten,
multiseluler, tubuh berupa talus, gamet biflagel, alga hijau dewasa tidak
dapat bergerak aktif, dan habitat di perairan laut dangkal. Alga hijau dapat
melakukan reproduksi dengan cara seksual dengan cara peleburan sel
gamet dan aseksual dengan cara fragmentasi, zoospora, dan
aplanospora. Alga hijau memiliki banyak manfaat bagi ekosistem dan
manusia. Alga hijau dapat dimanfaatkan sebagai makanan.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa biologi ditekankan untuk
lebih mengenal lebih dekat tentang alga hijau, mampu mengenalinya, dan
memanfaatkannya agar bermanfaat bagi diri kita dan orang lain.

13
DAFTAR PUSTAKA

Gembong, T. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Bhatara. Jakarta.


Latifah, Roimil. 2001. Botani tumbuhan rendah. Malang. Umm.
Priadi, Arif. 2009. Biology 1. Yudhistira. Bandung.
Alvin.2008.Chlorophyta.
<http://alvin53.blogspot.com/2008/11/Chlorophyta.html>.
[Diakses pada tanggal 30 September 2014].
Zaif. 2009. Ganggang-alga.<http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/
Ganggang
alga.html>. [Diakses pada tanggal 30 September 2014].
Ivan,2009. Ulva sp. <http://biologi.ugm.ac.id/ulva.html>. [Diakses pada
tanggal 30
September 2014].

Anda mungkin juga menyukai