Anda di halaman 1dari 5

Dengan perkembangan zaman ini kelangkaan Bahan bakar minyak semakin terjadi, untuk

itu perlu dilakukan bahan bakar pengganti yaitu seperti bioetanol. Bioetanol merupakan
energi alternatif terbarukan yang terbuat dari bahan nabati. Memang bioetanol terbuat dari
bahan nabati, tetapi alangkah baiknya jika membuat bioetanol bukan dari bahan pangan
melainkan dari non pangan karena bisa mengakibatkan turunnya kesediaan pangan. Oleh
sebab itu, diperlukan bahan bakar non pangan contohnya rumput lautSargassum sp yang
selama ini belum digunakan sepenuhnya oleh perusahaan maupun masyarakat bahkan
dianggap sampah. Sebenarnya rumput laut yang dianggap sampah ini dapat digunakan
sebagai pembuatan bioetanol. Rumput laut Sargassum sp banyak terdapat di Jawa terutama
di Jepara seperti pantai bondo dan pantai bandengan. Dalam pembuatan bioetanol dari
rumput laut Sargassum sp tidak berbeda dengan pembuatan bioetanol yang lain, yaitu
dengan melakukan hidrolisis, fermentasi, dan yang terakhir adalah destilasi yang
memurnikan cairan etanol. Judul Karya Ilmiah ini adalah Pemanfaatan Sumber Daya
Kelautan Alga Coklat Sargassum sp Menjadi Bioetanol Sebagai Alternatif Sumber Bahan
Bakar Nabati. Tujuannya agar kita sadar bahwa rumput laut Sargassum sp dapat
digukanan sebagai bioetanol. Tujuan penelitian ini sendiri selain hal diatas juga untuk
pengganti bahan bakar fosil yang semakin menipis.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah
lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 Km. Didalam
lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa tumbuhan air maupun hewan
air. Salah satu mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di laut adalah alga.
Alga dalam istilah Indonesia sering disebut sebagai ganggang merupakan tumbuhan
talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Algae (ganggang) dapat dibedakan
menjadi tujuh kelompok yaitu : cyanophyta, cholrophyta, euglenophyta, pyrrophyta,
crysophyta, phaeophyta, rhodophyta. Berdasarkan pigmen dominannya ketujuh kelompok
tersebut meliputi: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Rhodophyta.
Dalam makalah kita kali ini akan membahas tentang alga (ganggang) coklat atau
sering disebut phaeophyta. Ganggang coklat adalah salah satu ganggang yang tersusun atas
zat warna atau pigmentasinya berwarna coklat karena mengandung pigmen xantofis. Bentuk
tubuhnya seperti tumbuhan tinggi. Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian
akar, batang dan daun), terbesar diantara semua ganggang ukuran talusnya mulai dari
mikroskopik sampai makroskopik. Ganggang ini juga mempunyai jaringan transportasi air
dan makanan yang anolog dengan transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan bersifat
autotrof.
Umumnya ganggang coklat bersel banyak (multiselluler), dengan pigmen coklat
(fukosantin) yang dominan disamping memiliki klorofil a dan b. Bentuk tubuhnya yang
menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena memiliki bagian menyerupai akar, batang, dan
daun membuat ganggang ini mudah dikenali. Banyak ditemukan di pantai atau perairan laut
dangkal. Cara reproduksi ganggang coklat secara vegetatif dengan fragmentasi dan generatif

melalui isogami atau oogami. Contoh dari alga coklat ini adalah sargassum,
macrocistys, laminariales, turbinaria, ectocarpus dan fucus.
Seperti kita ketahui alga coklat merupakan kelompok alga yang terbesar ukurannya
diantara kelompok-kelompok alga laut. Kelas alga ini mempunyai ukuran dan bentuk yang
sangat beraneka-ragam. Alga coklat disebut juga gulma air laut karena tubuhnya besar dan
sering mendominasi lautan. Keberadaan alga cokelat yang tumbuh di antara ekosistem
terumbu karang, alga coklat ini sejatinya melimpah di pesisir Indonesia, tapi masih belum
termanfaatkan secara optimal. Alga jenis ini secara alami tumbuh melimpah di beberapa
tempat, khususnya di daerah yang berhadapan langsung dengan ombak besar. Kini saatnya ,
biomassa yang dikategorikan sebagai gulma di pesisir pantai ini diolah menjadi sesuatu yang
dapat dimanfaatkan bagi masyarakat indonesia dan mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang
terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Didalam alga terkandung bahan-bahan
organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini,
pemanfaatan alga sebagai komoditi perdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil
jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal
komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri
makanan, kosmetik, farmasi, pupuk dan lain-lain.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Kandungan apa sajakah yang terdapat dalam alga coklat (phaeophyta) ?
1.2.2. Manfaat apa sajakah yang terdapat dalam alga coklat (phaeophyta) ?
1.3. Tujuan dan Manfaat
1.3.1. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui kandungan dan manfaat yang
terdapat dalam alga coklat.
1.3.2. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas perkuliahan Mikrobiologi.

BAB II
PEMBAHASAN
Alga coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu klas phaeophyceae.
Thallus dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak (multiseluler), umumnya

mikroskopik dan mempunyai bentuk tertentu. Sel mengandung promakropora yang berwarna
coklat kekuning-kuningan karena adanya kandungan fukoxontin yang melimpah. Cadangan
makanan berupa laminarin yang beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian
besar tersusun oleh tiga macam polimer yaitu selulosa asam alginat, fukan dan fuoidin.
Alga coklat berwarna coklat atau hijau kecoklatan sampai coklat tua. Pigmen yang
terkan-dung di dalamnya antara lain klorofil jenis a dan c, beta karoten, violasantin, dan
fukosantin. Sedangkan yang memberikan warna khusus coklat ini adalah fukosan-tin dan
violasantin. Di samping kandung-an alginat yang ada pada dinding sel, alga coklat ini juga
mengandung senya-wa hasil fotosintesis berupa laminaran.
Berikut ini adalah cara pemanfaatkan alga coklat yang melimpah. Di bidang pangan,
ganggang memegang peranan yang cukup besar. Kandungan bahan-bahan organik yang
terdapat dalam alga merupakan sumber mineral dan vitamin untuk agar-agar, salad rumput
laut maupun agarose. Agarose merupakan jenis agar yang digunakan dalam percobaan dan
penelitian dibidang bioteknologi dan mikrobiologi. Kandungan gizinya yang tinggi dan
rasanya yang khas membuat ia menjadi makanan favorit di berbagai negara, seperti Korea,
Jepang, China, dan juga Irlandia. Contohnya adalah kombu, yaitu ganggang cokelat
spesies Laminaria japonica yang banyak dikonsumsi orang di negara-negara Asia Timur
seperti Tiongkok, Korea, dan Jepang. Di Jepang, kombu dipakai dalam masakan Jepang
sebagai bahan dasar kaldu yang disebut dashi, dimasak bersama sayur-sayuran dan daging,
atau diproses menjadi makanan olahan sebagai lauk makan. Tetapi di Indonesia pemanfaatan
alga sebagai makanan sangat minim sekali padahal banyak kandungan yang bermanfaat
didalamnya. Seharusnya orang di indonesia mulai saat ini dapat memnfaatkan alga sebagai
bahan makanan yang bernutrisi tinggi.
Alga coklat (phaeophyta) ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber alginat. Alginat
adalah konstituen dinding sel pada alga yang banyak dijumpai pada alga coklat. Senyawa ini
merupakan heteropolisakarida dari hasil pembentukan rantai monomer mannuronic acid dan
gulunoric acid. Kandungan alginat dalam alga tergantung pada jenis alganya. Kandungan
terbesar alginat (30-40 % berat kering) dapat diperoleh dari jenis Laminariales sedangkan
Sargassum Muticum, hanya mengandung 16-18 % berat kering.
Pemanfaatan senyawa alginat didunia industri telah banyak dilakukan seperti natrium
alginat dimanfaatkan oleh industri tektil untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
bahan industri, kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan. Senyawa alginat
juga banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang dibekukan untuk mencegah
pembentukan kristal es. Dalam industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuatan
pelapis kapsul dan tablet. Alginat juga digunakan dalam pembuatan bahan biomaterial untuk
tehnik pengobatan seperti micro-encapsulation dan cell transplantation. Produsen ekstrak
alginat dari ganggang untuk digunakan sebagai emulsifier, agen mengikat atau menstabilkan
senyawa. Alginat umumnya juga digunakan dalam pasta gigi, sabun, daging kaleng dan es
krim.
Alga
coklat sebagai
sumber
senyawa
bioaktif khususnya sargasum danturbinaria. Pengolahan rumput laut jenis tersebut
menghasilkan ekstrak berupa senyawa natrium alginat. Senyawa alginat inilah yang
dimanfaatkan dalam pembuatan obat antibakteri, anti tumor, penurunan darah tinggi dan
mengatasi gangguan kelenjar. Rumput laut cokelat mengandung besi, yodium, dan mineralmineral lainnya. Rumput laut coklat jenis Sargassum yang potensial untuk bahan makanan
dan obat-obatan adalah sargassum polycystum. Rumput laut ini mengandung iodium, protein,

vitamin C dan mineral seperti Ca, K, Mg, Na, Fe, Cu, Zn, S, P, dan Mn, merupakan obat
gondok dan kelenjar lainnya, anti-bakteri, anti-tumor, sumber alginat, tannin, fenol dan auxin,
serta zat yang merangsang pertumbuhan dan zat yang dapat mengontrol polusi logam berat.
Sargassum sp juga mengandung fucoida yaitu suatu zat yang dapat menghambat
perkembangan sel kanker rahim.
Alga coklat sebagai pupuk organik, dikarenakan kandungan kimiawi yang terdapat
dalam alga laut merupakan nutrien yang sangat penting bagi semua mahluk hidup termasuk
tumbuh-tumbuhan, maka alga laut dapat dimanfaatkan sebagai sumber alternatif penganti
pupuk-pupuk pertanian yang mengandung bahan kimia sintesis. Alga dapat digunakan
sebagai pupuk organik karena mengandung bahan-bahan mineral seperti potasium dan
hormon seperti auxin dan sytokinin yang dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman untuk
tumbuh, berbunga dan berbuah. Pemanfaatan alga sebagai pupuk organik ditunjang pula oleh
adanya sifat hydrocolloids pada alga laut yang dapat dimanfaatkan untuk penyerapan air
(daya serap tinggi) dan menjadi substrat yang baik untuk mikroorganisme tanah. Pembuatan
pupuk rumput laut dalam bentuk padat diawali dengan menghancurkan rumput laut sampai
halus. Tujuannya, agar bakteri penghancur dalam proses fermentasi dapat bekerja maksimal.
Selain itu, senyawa laktosan (senyawa gula) dapat mudah menyatu. Semua bahan baku
pembuatan pupuk rumput laut itu dicampur dan dimasukkan ke dalam wadah semisal drum,
plastik, atau tempat yang memungkinkan berlangsungnya proses fermentasi kedap udara.
Apabila selama fermentasi terdapat udara, maka proses pembuatan pupuk pun akan gagal.
Waktu fermentasi optimal untuk membuat pupuk rumput laut padat itu sekitar dua pekan.
Setelah itu, pupuk dapat diberikan pada tanaman sayur, buah, dan bunga.
Alga coklat juga merupakan salah satu sumber makanan pokok beberapa jenis ternak,
khususnya di negara-negara maritim. Laminaria, digunakan sebagai makanan ternak di
beberapa
wilayah
di
negara
Inggris,
Finlandia
dan
Jepang.
Sargassum digunakan sebagai makanan ternak di beberapa wilayah di negara Inggris, Jepang
dan Hongkong. Macrocystis digunakan sebagai makanan ternak sebab kandungan vitamin A
dan E yang cukup tinggi.
Bahan baku ganggang coklat sebagai penghasil Bioetanol Dan Biodiesel, di Indonesia
sungguh luar biasa jika mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia
( 95.181 km). Dengan pantai yang banyak berhadapan dengan ombak besar, sangat cocok bagi
berkembangnya ganggang coklat, sesungguhnya akan mampu menjadi modal bagi ikhtiar mandiri
energi dan pangan masyarakat pesisir. Meskipun masih dalam tahap riset yang mendalam, potensi
alga laut sebagai penghasil bioetanol dan biodiesel sangat menjanjikan dimasa mendatang. Negaranegara maju seperti Amerika Serikat, Jepang dan Kanada mentargetkan mulai tahun 2025 bahan
bakar hayati (biofuel) bisa diproduksi dari budidaya cepat alga makro yang tumbuh diperairan
tawar/asin. Keuntungan lebih yang dapat diperoleh adalah tak butuh traktor seperti didarat, tanpa
penyemaian benih, gas CO2 yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan panen
yang terus-terusan (continuous) yang dikarenakan waktu tanam alga hanya 1 minggu.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan
Alga coklat (phaeophyta) yang selama ini dianggap gulma ternyata banyak
mengandung banyak manfaat, diantaranya mengandung senyawa alginat yang dimanfaatkan
dalam bidang industri, kalsium alginat digunakan dalam pembuatan obat-obatan. Alga coklat
juga sebagai sumber senyawa bioaktif khususnyasargasum dan turbinaria. Di dalamnya
mengandung iodium, protein, vitamin C dan mineral seperti Ca, K, Mg, Na, Fe, Cu, Zn, S, P
dan Mn, merupakan obat gondok, dan kelenjar lainya, anti-bakteri, anti-tumor, sumber
alginat, tannin, fenol dan auxin, serta mengandung fucoida yaitu suatu zat yang menghambat
perkembangan sel kanker. Alga coklat juga dimanfaatkan sebagai sumber makanan,
pembuatan pupuk organik, sumber pakan bagi ternak, serta sebagai penghasil Bioetanol
Dan Biodiesel.
3.2. Saran
Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan kaya akan sumber daya
alam. Sebagai Negara dengan luas wilayah lebih dari 70 %, salah satu kekayaan alam yang
bisa kita manfaatkan adalah sumber daya alam hayati. Selain ikan, alternative hasil laut yang
bisa diolah adalah alga meskipun tidak semua alga bisa digunakan. Alga coklat merupakan
alga yang banyak terdapat di wilayah indonesia. Dengan sumber daya yang sangat melimpah
itu mulai sekarang seharusnya dapat kita manfatkan menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat
dan bernilai ekonomis tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Campbel, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
CHAPMAN, V.J. and D.J. CHAPMAN. 1980. Seaweed and Their Uses. Third edition.
Chapman and Hall, New York: 30 - 97.
HARMA, OP. 1992. Text Book of Algae. TataMcGraw-Hill Publishing Company Lim-ited,
New Delhi: 73 - 79.
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/06/18/nutrijjel-food-alga-coklat-sargassum-spsebagai-alternatif-dalam-pengobatan-kanker-leher-rahim-kanker-servik-berbasis-herbal/
https://www.google.co.id/#q=manfaat+alga+coklat+sebagai+makanan
http://biologi-khairil.blogspot.com/2012/03/makalah-ganggang.html makalah ganggang
Diposkan oleh Rita Sugiarto di 08.49

Anda mungkin juga menyukai