)
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah kita kali ini akan membahas tentang alga (ganggang)
coklat atau sering disebut phaeophyta. Ganggang coklat adalah salah satu
ganggang yang tersusun atas zat warna atau pigmentasinya berwarna coklat
karena mengandung pigmen xantofis. Bentuk tubuhnya seperti tumbuhan tinggi.
Ganggang coklat ini mempunyai talus (tidak ada bagian akar, batang dan daun),
terbesar diantara semua ganggang ukuran talusnya mulai dari mikroskopik sampai
makroskopik. Ganggang ini juga mempunyai jaringan transportasi air dan
makanan yang anolog dengan transportasi pada tumbuhan darat, kebanyakan
bersifat autotrof.
BAB II
PEMBAHASAN
Alga coklat (Phaeophyta) hanya mempunyai satu kelas saja yaitu klas
phaeophyceae. Thallus dari jenis golongan phaeophyceae bersel banyak
(multiseluler), umumnya mikroskopik dan mempunyai bentuk tertentu. Sel
mengandung promakropora yang berwarna coklat kekuning-kuningan karena
adanya kandungan fukoxontin yang melimpah. Cadangan makanan berupa
laminarin yang beta glukan yang mengandung manitol. Dinding sel sebagian
besar tersusun oleh tiga macam polimer yaitu selulosa asam alginat, fukan dan
fuoidin.
Alga coklat berwarna coklat atau hijau kecoklatan sampai coklat tua.
Pigmen yang terkan-dung di dalamnya antara lain klorofil jenis a dan c, beta
karoten, violasantin, dan fukosantin. Sedangkan yang memberikan warna khusus
coklat ini adalah fukosan-tin dan violasantin. Di samping kandung-an alginat yang
ada pada dinding sel, alga coklat ini juga mengandung senya-wa hasil fotosintesis
berupa laminaran.
Berikut ini adalah cara pemanfaatkan alga coklat yang melimpah. Di
bidang pangan, ganggang memegang peranan yang cukup besar. Kandungan
bahan-bahan organik yang terdapat dalam alga merupakan sumber mineral dan
vitamin untuk agar-agar, salad rumput laut maupun agarose. Agarose merupakan
jenis agar yang digunakan dalam percobaan dan penelitian dibidang bioteknologi
dan mikrobiologi. Kandungan gizinya yang tinggi dan rasanya yang khas
membuat ia menjadi makanan favorit di berbagai negara, seperti Korea, Jepang,
China, dan juga Irlandia. Contohnya adalah kombu, yaitu ganggang cokelat
spesies Laminaria japonica yang banyak dikonsumsi orang di negara-negara Asia
Timur seperti Tiongkok, Korea, dan Jepang. Di Jepang, kombu dipakai dalam
masakan Jepang sebagai bahan dasar kaldu yang disebut dashi, dimasak bersama
sayur-sayuran dan daging, atau diproses menjadi makanan olahan sebagai lauk
makan. Tetapi di Indonesia pemanfaatan alga sebagai makanan sangat minim
sekali padahal banyak kandungan yang bermanfaat didalamnya. Seharusnya orang
di indonesia mulai saat ini dapat memnfaatkan alga sebagai bahan makanan yang
bernutrisi tinggi.
Alga coklat juga merupakan salah satu sumber makanan pokok beberapa
jenis ternak, khususnya di negara-negara maritim. Laminaria, digunakan sebagai
makanan ternak di beberapa wilayah di negara Inggris, Finlandia dan Jepang.
Sargassum digunakan sebagai makanan ternak di beberapa wilayah di negara
Inggris, Jepang dan Hongkong. Macrocystis digunakan sebagai makanan ternak
sebab kandungan vitamin A dan E yang cukup tinggi.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan
Alga coklat (phaeophyta) yang selama ini dianggap gulma ternyata banyak
mengandung banyak manfaat, diantaranya mengandung senyawa alginat yang
dimanfaatkan dalam bidang industri, kalsium alginat digunakan dalam pembuatan
obat-obatan. Alga coklat juga sebagai sumber senyawa bioaktif khususnya
sargasum dan turbinaria. Di dalamnya mengandung iodium, protein, vitamin C
dan mineral seperti Ca, K, Mg, Na, Fe, Cu, Zn, S, P dan Mn, merupakan obat
gondok, dan kelenjar lainya, anti-bakteri, anti-tumor, sumber alginat, tannin, fenol
dan auxin, serta mengandung fucoida yaitu suatu zat yang menghambat
perkembangan sel kanker. Alga coklat juga dimanfaatkan sebagai sumber
makanan, pembuatan pupuk organik, sumber pakan bagi ternak, serta sebagai
penghasil Bioetanol Dan Biodiesel.
3.2. Saran