(CPOB)
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK
2 ANALISIS PERMASALAHAN
4 SANKSI
5 UPAYA PENCEGAHAN
KASUS
ANALISIS PERMASALAHAN
Pasal 3
Obat yang dapat memiliki izin edar harus memenuhi kriteria berikut:
• Mutu yang memenuhi syarat yang dinilai dari proses produksi sesuai Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB), spesifikasi dan metode analisis terhadap semua bahan yang
digunakan
serta produk jadi dengan bukti yang sahih
• Penandaan dan informasi produk berisi informasi lengkap, obyektif, dan tidak
menyesatkan yang dapat menjamin penggunaan obat secara tepat, rasional dan aman.
Pasal 54
• Pemilik Izin Edar obat wajib melakukan pemantauan khasiat, keamanan dan mutu obat
selama obat diedarkan dan melaporkan hasilnya kepada Kepala Badan.\
• Pemantauan khasiat, keamanan dan mutu obat selama obat diedarkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan tersendiri.
SANKSI 1. Sanksi untuk PT Kalbe Farma
BPOM (Badan Pengawan Obat dan Makanan) telah menetapkan sanksi
administratif pada tanggal 17 Februari 2015 sebagai berikut :
a. Menerbitkan Surat Perintah Penghentian Sementara Kegiatan
Fasilitas Produksi Larutan Injeksi Volume Kecil Nonbetalaktam
Industri Farmasi PT Kalbe Farma, Tbk. Hal ini berarti dilakukan
penyegelan terhadap ruangan, peralatan di line 6 serta seluruh
produk injeksi yang masih ada di pabrik. Selain itu, PT Kalbe
Farma,
Tbk.,diwajibkan untuk:
• Melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap dugaan
terjadinya mixup produk Buvanest Spinal 0,5% Heavy Injeksi
dan Asam Traneksamat Injeksi yang kemungkinan terjadi pada
kegiatan pembuatan obat untuk mendapatkan akar masalah dan
menetapkan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan
• Membuat kajian dan manajemen risiko
2. Sanksi untuk RS
Pihak RS Siloam hanya diberi sanksi teguran karena saat
kejadian tidak langsung melapor ke Kementerian Kesehatan
ataupun dinas kesehatan setempat.
UPAYA PENCEGAHAN
KESIMPULAN
PT Kalbe Farma telah melakukan kelalaian dalam memproduksi obat bius Buvanest Spinal 0,5% Heavy
sehingga terjadinya mix-up Buvanest Spinal dengan Asam Tranexamat yang memiliki catch cover yang
sama. Selain itu, tidak sesuai dengan Peraturan Kepala BPOM Nomor HK.03.1.23.10.11.08481 Tahun
2011 tentang Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat dan Peraturan kepala BPOM No Hk
03.1.22.12.12.8195 tahun 2012 tentang penerapan CPOB. Atas pelanggaran tersebut, PT Kalbe Farma
dianggap menghasilkan suatu produk yang cacat dan dikenai sanksi administratif oleh BPOM yaitu
penyegelan, penghentian sementara kegiatan produksi, pembatalan ijin edar dan penarikan nomor ijin
edar. Sanksi untuk RS Siloam yang telah memberikan obat tersebut terhadap 2 pasien yang meninggal
yaitu berupa sanksi teguran. BPOM juga meminta PT Kalbe Farma untuk mengurangi potensi resiko
terjadinya mix-up yang tentunya akan diawasi agar memenuhi cara pembuatan obat yang baik (CPOB).
Insert Your Image
Thank you