“Diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Rancangan Produk Industri
Kelas C”
Dosen Pengampu :
Apt. Dwi Nurrahmanto S.Farm., M.Sc.
Disusun oleh :
Kelas C - Kelompok 1
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Isi Berita
Di Indonesia, terdapat kasus terkait pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) dan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) pada Februari tahun
2015. Kasus ini terjadi pada obat dengan kemasan Buvanest Spinal berisi
Bupivacaine HCl sebagai obat anestesi tetapi berisi obat antipendarahan yaitu Asam
Traneksamat. Kasus dua obat yang tertukar tersebut juga disebut dengan mixing-
up. Kasus yang diinvestigasi oleh BPOM dilakukan di pabrik Industri Farmasi PT
Kalbe Farma, Tbk ini merupakan sisa dari hasil injeksi kepada 2 pasien RS Siloam
Lippo Village, Tangerang yang mengakibatkan pasien tersebut meninggal dunia.
Hasil investigasi yang dilakukan oleh BPOM adalah kesalahan penempatan label
antara obat Buvanest Spinal dan Asam Traneksamat. Tindakan yang diambil oleh
BPOM terkait kasus mixing-up yang terjadi antara Buvanest Spinal dan Asam
Traneksamat ini adalah dengan membekukan nomor izin edar produk obat Kalbe
Farma tersebut pada produksi di line 6. Produksi line 6 yang dilakukan Kalbe Farma
telah memproduksi kurang lebih 26 ribu botol Buvanest Spinal. Seluruh batch
produksi produk Buvanest Spinal juga disegel untuk memudahkan investigasi
BPOM sehingga di tempat pendistribusian tidak ada yang beredar. Kalbe Farma
juga telah melakukan penarikan secara sukarela (penarikan mandiri) produk
Buvanest Spinal 0,5% Heavy 4 mililiter dan Asam Traneksamat Generik
500mg/Amp 5 ml dengan nomor batch 629688 dan 630025 pada tanggal 12
Februari 2015 (Badan POM RI, 2015).
Kalbe Farma, pada 12 Februari 2015 lalu telah melakukan penarikan secara
sukarela terhadap Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 mililiter dan Asam
Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml bernomor batch 629668 dan 630025. Tak
lama pada tanggal 4 maret 2015, Biro Hukum dan Humas Badan POM RI
mengeluarkan edaran siaran pers mengenai penjelasan badan pom tentang kejadian
tidak diinginkan yang serius terkait injeksi buvanest spinal. Point-point penting
yang disampaikan yaitu :
Badan POM RI. Badan POM RI Siaran PERS DAN POM TENTANG KEJADIAN
TIDAK DIINGINKAN YANG SERIUS TERKAIT INJEKSI BUVANEST
SPINAL (2015).
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2018. Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat
yang Baik. Jakarta: BPOM RI
https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/253/Siaran-Pers-Penjelasan-Badan-
POM-Tentang-Kejadian-Tidak-Diinginkan-Yang-Serius-Terkait-Injeksi-
Buvanest-Spinal.html . Diakses pada tanggal 02 Desember 2020 pukul 21:51
WIB.
Kennardy, G. (2016). Komunikasi krisis PT kalbe farma dalam menangani kasus
kesalahan pelabelan obat buvanest spinal (Doctoral dissertation, Universitas
Multimedia Nusantara).