Anda di halaman 1dari 30

PEDOMAN KERJA

TIM PPRA
RSI GARAM KALIANGET
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhoNya
“Pedoman Kerja Tim PPRA” dapat dibuat. Pedoman ini akan dijadikan acuan
dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Tim PPRA.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam penyusunan “Pedoman kerja Tim PPRA”, sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Islam Garam Kalianget.
Pedoman ini akan terus mengalami perbaikan kedepan seiring dengan
peningkatan pengetahuan Rumah Sakit, sehingga kedepan masih perlu adanya
perbaikan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
pedoman ini, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi.
Semoga amal kebaikan diterima oleh Allah SWT.

Kalianget, 20 Mei 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PERATURAN DIREKTUR
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................3
C. Ruang Lingkup....................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM RS.......................................................................4
A. Sejarah Berdiri....................................................................................4
B. Kondisi Saat Ini..................................................................................5
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS.................................9
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT.........................................15
BAB V STRUKTUR ORGANISASI TIM PPRA.................................................16
BAB VI URAIAN JABATAN...........................................................................17
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA..............................................................20
A. Tata Hubungan Kerja Internal Unit Kerja..........................................20
BAB VIII PERTEMUAN/ RAPAT...................................................................22
BAB IX PELAPORAN...................................................................................23
BAB X PENUTUP.........................................................................................24
PERATURAN DIREKTUR
RSI GARAM KALIANGET
Nomor :
TENTANG
PEDOMAN KERJA TIM PPRA
RSI GARAM KALIANGET
Bismillahirrahmanirrahim

Direktur RSI Garam Kalianget :


Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan pengendalian resistensi
antimikroba, penggunaan antibiotik yang tepat, efektif,
efisien, dan aman dalam pelayanan kesehatan bagi
masyarakat, dan penggunaan obat secara rasional di
Indonesia, diperlukan pedoman kerja tim PPRA.
b. Bahwa akreditasi rumah sakit merupakan salah satu
instrument peningkatan mutu berkelanjutan dan
kewajiban bagi rumah sakit sesuai ketentuan
pemerintah, dalam pelaksanaan dan persiapan
akreditasi diperlukan pedoman kerja Tim PPRA.
c. Bahwa sehubungan dengan butir a dan b diatas, perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2021 tentang Pedoman Penggunaan
Antibiotik.
6. Keputusan Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Garam
Nomor 015 Tahun 2017 tentang Struktur Organisasi
Rumah Sakit Islam Garam Kalianget
7. Keputusan Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Garam
Nomor 10 Tahun 2017 tentang Penunjukan Direktur
Rumah Sakit Islam Garam Kalianget

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM GARAM


KALIANGET TENTANG PEDOMAN KERJA TIM PPRA RSI
GARAM KALIANGET

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:
1. Dengan Peraturan Direktur ini ditetapkan Pedoman
Kerja Tim PPRA.
2. Pedoman kerja Tim PPRA ini sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 merupakan salah satu acuan penyusunan
program kerja PPRA

Pasal 2
Pedoman Kerja bertujuan untuk sebagai acuan Tim PPRA
dalam fungsinya membantu Direktur memfasilitasi
perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, upaya
perbaikan dan pelaporan program PPRA di RSI Garam
Kalianget

Pasal 3
Penggunaan antibiotik harus berdasarkan resep dokter atau
dokter gigi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 4
Pengaturan Pedoman Kerja Tim PPRA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 meliputi:
1. Program kerja tim
2. Panduan penggunaan antibiotik secara bijak;
3. dan antibiotik profilaksis dan terapeutik.

Pasal 5
Pedoman Kerja Tim PPRA ini sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini.

Pasal 6
Peraturan Direktur ini mulai berlaku sejak tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : Kalianget
Pada Tanggal : 20 Mei 2022
Direktur,

dr. Budi Herlambang


Lampiran Peraturan Direktur RSI Garam Kalianget
Nomor 105/RSIGK/KEP /B/IV/2017
Tentang Pedoman Kerja Tim PPRA RSI Garam Kalianget

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Resistensi mikroba terhadap antimikroba (disingkat: resistensi
antimikroba, antimicrobial resistance, AMR) telah menjadi masalah
kesehatan yang mendunia, dengan berbagai dampak merugikan dapat
menurunkan mutu pelayanan kesehatan. Muncul dan berkembangnya
resistensi antimikroba terjadi karena tekanan seleksi (selection pressure)
yang sangat berhubungan dengan penggunaan antimikroba, dan
penyebaran mikroba resisten (spread). Tekanan seleksi resistensi dapat
dihambat dengan cara menggunakan secara bijak, sedangkan proses
penyebaran dapat dihambat dengan cara mengendalikan infeksi secara
optimal.
Resistensi antimikroba yang dimaksud adalah resistensi terhadap
antimikroba yang efektif untuk terapi infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
jamur, virus, dan parasit. Bakteri adalah penyebab infeksi terbanyak maka
penggunaan antibakteri yang dimaksud adalah penggunaan antibiotik.
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study)
tahun 2000-2005 pada 2494 individu di masyarakat, memperlihatkan
bahwa 43% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik
antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan kloramfenikol (25%).
Sedangkan pada 781 pasien yang dirawat di rumah sakit didapatkan 81%
Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu ampisilin
(73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%), siprofloksasin (22%), dan
gentamisin (18%). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa masalah
resistensi antimikroba juga terjadi di Indonesia. Penelitian tersebut
memperlihatkan bahwa di Surabaya dan Semarang terdapat masalah
resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik yang tidak bijak, dan
pengendalian infeksi yang belum optimal. Penelitian AMRIN ini

1
menghasilkan rekomendasi berupa metode yang telah divalidasi (validated
method) untuk mengendalikan resistensi antimikroba secara efisien. Hasil
penelitian tersebut telah disebarluaskan ke rumah sakit lain di Indonesia
melalui lokakarya nasional pertama di Bandung tanggal 29-31 Mei 2005,
dengan harapan agar rumah sakit lain dapat melaksanakan “self-
assessment program” menggunakan “validated method” seperti yang
dimaksud di atas. Pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi di masing-masing rumah sakit, sehingga akan diperoleh data
resistensi antimikroba, data penggunaan antibiotik, dan pengendalian
infeksi di Indonesia. Namun, sampai sekarang gerakan pengendalian
resistensi antimikroba di rumah sakit secara nasional belum berlangsung
baik, terpadu, dan menyeluruh sebagaimana yang terjadi di beberapa
negara.
Berbagai cara perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah
resistensi antimikroba ini baik di tingkat perorangan maupun di tingkat
institusi atau lembaga pemerintahan, dalam kerja sama antar-institusi
maupun antar-negara. WHO telah berhasil merumuskan 67 rekomendasi
bagi negara anggota untuk melaksanakan pengendalian resistensi
antimikroba. Di Indonesia rekomendasi ini tampaknya belum terlaksana
secara institusional. Padahal, sudah diketahui bahwa penanggulangan
masalah resistensi antimikroba di tingkat internasional hanya dapat
dituntaskan melalui gerakan global yang dilaksanakaan secara serentak,
terpadu, dan bersinambung dari semua negara. Diperlukan pemahaman
dan keyakinan tentang adanya masalah resistensi antimikroba, yang
kemudian dilanjutkan dengan gerakan nasional melalui program terpadu
antara rumah sakit, profesi kesehatan, masyarakat, perusahaan farmasi,
dan pemerintah daerah di bawah koordinasi pemerintah pusat melalui
kementerian kesehatan. Gerakan penanggulangan dan pengendalian
resistensi antimikroba secara paripurna ini disebut dengan Program
Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA).
Dalam rangka pelaksanaan PPRA di rumah sakit, maka perlu disusun
pedoman pelaksanaan agar pengendalian resistensi antimikroba di rumah
sakit di seluruh Indonesia berlangsung secara baku dan data yang
diperoleh dapat mewakili data nasional di Indonesia.

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan Tim PPRA dalam fungsinya membantu
Direktur memfasilitasi perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi, upaya perbaikan dan pelaporan program PPRA di RSI Garam
Kalianget
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman kerja fungsional Tim PPRA di RSI Garam
Kalianget
b. Meningkatkan mutu pelayanan pasien terutama penggunaan
antimikroba di RSI Garam Kalianget

C. Ruang Lingkup
Membantu Direktur Rumah Sakit dalam pelaksanaan dan evaluasi
penggunaan antimikroba

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RS

A. Sejarah Berdiri
Pada Tahun 1942 di Perusahaan Garam yang pada saat itu nama
aslinya adalah Zoutler Water (ZW) , kemudian ZW berubah menjadi
Perusahaan Garam dan Soda Negara (PGSN), kemudian PPG, PPGA, saat
itu telah berdiri unit kesehatan yang berbentuk klinik , dengan ruang
perawatan kapasitas 21 TT (18 TT untuk pasien Laki-2 & 3 TT untuk
wanita). Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1955 diresmikan
penggunaannya sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan dengan nama RS
MARDI WALUYO dibawah Perum Garam dengan kapasitas 50 Tempat Tidur
(TT) dewasa dan 11 TT untuk Bayi.
Perjalanan rumah sakit mardi waluyo mengalami pasang surut, dan
pada dekade sembilan puluhan mengalami kemunduran yang pada
akhirnya tepat pada tahun 2000 RSIGK dikerjasamakan dengan Majelis
Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakast Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (MKKM-PWM) Jawa Timur serta berganti nama menjadi
Rumah Sakit Islam Garam Kalianget (RSIGK). Pada tahun itu pula RSIGK
dikerjasamakan dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur
(PWM JATIM) dalam bentuk kerja sama manajerial, hal ini dilakukan
dengan harapan RSIGK dapat dikelola dengan baik dan professional karena
MKKM PWM lebih expert dan berpengalaman dalam mengelola RS.
Akhirnya pada bulan Maret 2013 kerjasama antara RSI Garam
Kalianget dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur
BERAKHIR dan sesuai Keputusan Rapat Manajemen , Kerjasama dengan
PWM JATIM tidak diperbaharui dan sejak saat itu RSI Garam Kalianget
dikelola sendiri oleh Yayasan RSI Garam Kalianget.
Dan sejak tanggal 10 Desember 2020 Yayasan RSI Garam Kalianget
melakukan kerjasama operasional dengan PT. Pertamina Bina Medika
Indonesia Healtcare Coorporation (PBM IHC) dalam pengelolaan Rumah
Sakit yang mana PBM IHC adalah merupakan Holding RS BUMN di
Indonesai yang dibentuk oleh Pemerintah melalui kementerian Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) . Dan sejak saat itu RSI Garam Kalianget

4
menjadi salah satu member RS BUMN dan satu-satunya yang berada di
Madura.

B. Kondisi Saat Ini


1. Identitas Rumah Sakit
a. Kode RS : 3529025
b. Alamat : Jl. Raya Kalianget No.1 Sumenep
Madura
Jatim
c. Telepon/Fax : 0328 – 667433 , 664350 / Fax 0328 -
667433
d. Website : www.rsigaramkalianget.com
e. Email : rsi_garam@yahoo.co.id
f. Luas Bangunan
1) Rumah Sakit : 4.075,25 m2 (Utama 1.595 m2 ,
lainnya 2.480,25 m2)
2) Luas Tanah : 15.235 m2
g. Pendiri : Yayasan Rumah Sakit Islam Garam
h. Direktur : dr. Budi Herlambang
i. Jumlah TT : 102 TT
j. Type/Kelas : (sesuai dengan Rekomendasi Dinas
Kesehatan Kab. Sumenep
Nomor:445/1312/435.102.2/2020 &
sesuai Ijin Operasional Rumah
Sakit No. 503.20/01/IRS/435.120/2020
Akreditasi : Terakreditasi PARIPURNA
No. Sertifikat :
KARS-SERT/1109/I/2018, Jakarta
tanggal 15 Januari 2018 sampai dengan
11 Desember 2020
Terakreditasi PARIPURNA
No. Sertifikat
:KARS-SERT/802/VII/2020 Jakarta
tanggal 27 Juli 2021 sampai dengan 11
Desember 2021

5
Perpanjangan :
No. KARS-SERT/1922/IX/2021
Berlaku sampai dengan tgl 11 Maret
2022
NO NAMA TAHUN NAMA TAHUN
KETUA YAYASAN MENJABAT DIREKTUR MENJABAT
1 Drs.Wibowo 2000 - 2003 dr. Akhmad 2000 –
Budiono Muzairi,MARS 2012
2 Drs.Dedy 2003 - 2008 dr. Dyah 2012 –
Syamsoedin Kusuma . R 2013
3 Ir. Didik Heriyanto, 2008 – 2017 dr. Budi 2013 - saat
MM Herlambang ini
4 Jujuk Novi Rahayu 2018 – smp dr. Budi 2018 - sampai
saat ini Herlambang saat ini
5 Indra Kurniawan, 2020-sampai dr. Budi 2018 - sampai
SE saat ini Herlambang saat ini
6 Widhy Hartono 2022 – Dr. Budi 2018 – sampai
SE.MM Sampai Herlambang saat ini
Sekarang

2. Fasilitas Pelayanan
Saat ini Rumah Sakit Islam Garam Kalianget sudah mulai
berkembang. Berikut ini fasilitas yang tersedia di Rumah Sakit Islam
Garam Kaliangetsaat ini:
a. Pelayanan 24 Jam
1) IGD
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Laboratorium
4) Instalasi Radiologi
5) Instalasi Kamar Bedah
6) Ambulans
b. Rawat Jalan
1) Poli Spesialis Obsgyn (dr.Rahmi Utami Sp.OG)
2) Poli Spesialis Anak ( dr. Dian. M,Sp.A, dr. Anita Febriana,
Sp.A, M.Biomed) 

6
3) Poli Spesialis Radiologi (dr. Abd. Azis , Sp Rad, dr. Lailatul
Sa’adah, Sp Rad)
4) Poli Spesialis Bedah (dr.Arya.R.P,SpB)
5) Poli Spesialis Penyakit Dalam (dr.Endah.P, SpPD,
dr.Muhammad Kriestian,SpPD)
6) Poli Spesialis Mata (dr.Fazarrahmah, SpM, dr.Fardian
Yedasukma, SpM)
7) Poli Kesehatan Jiwa (dr.Utomo, MKes. SpKJ)
8) Poli Spesialis Paru (dr. Andri Dwi Wahyudi, Sp P,
dr.Renny Irviana. E.T, Sp P )
9) Poli Spesialis Konservasi Gigi (drg.Ekhtiyanto.C.K.Y,SpKG)
10) Poli Spesialis Syaraf (dr. Fairus, Sp S)
11) Poli Spesialis Rehabilitasi Medik (dr. Didik Permadi,
MKed.Klin.Sp KFR)
12) Poli Gigi & Mulut (drg. Novia SW &drg. Roni Handika)
13) Poli Konsultasi Gizi (Novi Lusiyana S.Gz)
14) Poli Fisioterapi (Tria Ayu Ratna Sari )
15) Pelayanan MOM & BABY SPA
16) Poli Pengobatan Tradisional (BATRA)
17) Poli KIA
18) Poli Umum
19) Poli Nyeri
20) Pelayanan HOMECARE
c. Rawat Inap
1) Pav. Arofah
a) Kelas I
b) Kelas II
c) Kelas III
d) Ruang Perawatan Anak
2) Pav. Marwah
a) Kelas I
b) Kelas II
c) Kelas III
d) Ruang Isolasi
3) Pav. Shofa

7
a) VIP
b) Kelas I
c) Kelas II
d) Kelas III
4) Perinatologi
5) Intensive Care Unit (ICU)
a) ICU non isolasi
b) ICU isolasi
d. Fasilitas Lain-Lain :
1) Pemulasaran Jenazah
2) Masjid As Salam
3) ATM
4) Kantin
5) Parkir
6) Free Wifi
7) Mobil Homecare (antar jemput pasien)
8) Catering Sehat (dibawah pengawasan Ahli Gizi)
e. Penunjang Medis
1) Instalasi Laboratorium
2) Instalasi Radiologi
3) Instalasi Gizi
4) Logistik Farmasi
f. Pelayanan Masyarakat
1) Pelayanan Homecare (Akupunktur, Bekkam, rawat luka,
Mom & Baby Spa dll)
2) PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)

8
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS

A. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit yang Islami, terpercaya dan menjadi rujukan
bagi masyarakat Sumenep dan sekitarnya.

B. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang Islami, paripurna, bermutu
dan terjangkau sebagai sarana dakwah.
2. Mewujudkan Sumber Daya Insani yang loyal dan professional

C. Motto Rumah Sakit Islam Garam Kalianget


Ramah Senyum Ikhlas Ghiroh Dan Kekeluargaan

D. Falsafah
1. Kegiatan pelayanan RSI Garam Kalianget dilakukan dalam rangka
mengamalkan perbuatan baik dan memberikan manfaat bagi
kesehatan masyarakat sesuai Nilai-nilai Islami
2. Kegiatan pelayanan RSI Garam Kalianget diselenggarakan dengan
berlandaskan etika dan profesionalisme
3. Kegiatan pelayanan RSI Garam Kalianget dilakukan untuk sesama
manusia tanpa membedakan status dan golongan dengan
mengutamakan pelayanan yang bermutu dan berlandaskan Nilai-nilai
Islami

E. Nilai Budaya Rumah Sakit Islam Garam Kalianget


1. Input Values
Nilai-nilai yang kita butuhkan dalam diri setiap individu/
karyawan Rumah Sakit Islam ‘Garam’ Kalianget, dalam rangka
mencapai keunggulan.

9
NO. INPUT VALUES DEFINISI INDIKATOR PERILAKU
1 Ta’awun Tolong Bekerja sama dalam
menolong kebaikan, baik dalam
pekerjaan/ maupun di luar
pekerjaan di dalam dan di
luar RS.
2 Tabligh Penyuluhan Mampu memberikan
informasi kesehatan-kepada
kestakeholders.
3 Ikhlas Murni, berbuat Memberikan pelayanan
dengan benar kesehatan sesuai dengan
pedoman dan aturan yang
berlaku.
4 Amanah Tanggung Mampu melaksanakan
jawab tugas-tugas layanan
kesehatan dengan benar.
5 Sidiq Dapat Setiap karyawan harus
dipercaya mampu menyimpan rahasia
klien dan organisasi.
Memiliki pendirian,
komitmen dan berdedikasi
6 Istiqomah Komitmen tinggi dalam memberikan
layanan kesehatan kepada
masyarakat.
Memiliki
kewenangan,
keahlian dan Mampu mengerjakan tugas
7 Kompeten
pengetahuan sesuai dengan bidangnya.
yang sesuai di
bidangnya.

2. Process Value
Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja di Rumah
Sakit Islam Garam Kalianget, dalam rangka mencapai dan
mempertahankan kondisi keunggulan.

10
NO. PROCESS VALUES INDIKATOR PERILAKU
Rumah Sakit memberikan pelayanan
1 Islami
kesehatan yang Islami
Penyelesaian permasalahan
Musyawarah untuk
2 diselesaikan dengan pendekatan
mufakat
musyawarah
Mampu memperhitungkan resiko
3 Kehati-hatian yang mungkin terjadi di dalam
memberikan pelayanan kesehatan
Mampu mengambil inisiatif dalam
4 Dinamis
melaksanakan tugasnya, responsif.
Menciptakan dan mengikuti
perkembangan baru bidang kesehatan
5 Inovatif
dan menerapkannya di dalam tugas
kesehariannya.
Mampu menjelaskan dengan benar
6 Transparan proses pelayanan kesehatan sesuai
dengan aturan yang berlaku.

3. Output Values
Nilai-nilai yang diperhatikan oleh para stakeholder (pemerintah,
pengurus yayasan, dan masyarakat)
NO. OUTPUT VALUES DEFINISI INDIKATOR
PERILAKU
Pelayanan
kesehatan untuk
Sesuai dengan
memenuhi dan
1. Pelayanan Prima dimensi kwalitas
memuaskan
pelayanan di RS.
kebutuhan
masyarakat.
Program-program
2. Berkesinambungan terus berjalan dan
berkembang sekalipun
ada pergantian
manajemen dan

11
kepengurusan.
Memiliki hubungan
dengan organisasi,
unit pelayanan
3. Kemitraan Lintas sektoral
kesehatan baik di
dalam dan di luar
Muhammadiyah
Melaksanakan aturan-
4. Konsisten aturan yang telah
ditetapkan.
RS ini bisa
memberikan
Organisasi yang
5. kontribusi untuk
besar
perkembangan
perusahaan.
- Mendukung dan
membina satelit-
satelit yang ada di
Madura dan
6. Peduli kesehatan
sekitarnya.
- Tanggap terhadap
kondisi lingkungan
masyarakat.
Berkembang lebih
7. Berkembang
besar dan baik
Mampu
mengidentifikasi dan
menerapkan hal-hal/
8. Pembaruan pemikiran yang baru
untuk kebutuhan
organisasi maupun
masyarakat.
Setiap kegiatan di RS
9. Accountable dapat dipertanggung
jawabkan.

12
F. Tujuan
1. Menjadikan RSI Garam Kalianget sebagai rujukan pertama untuk
pelayanan kesehatan bagi para stakeholder
2. Meningkatkan kualitas pelayanan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai dengan
pelayanan yang berkembang
4. Meningkatkan kerjasama pelayanan kesehatan dengan institusi lain
5. Meningkatkan pengelolaan manajemen rumah sakit

13
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

RSI Garam Kalianget dipimpin seorang Direktur Rumah Sakit, mempunyai


tugas menyusun kebijakan, memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan Rumah Sakit
sesuai arah dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Yayasan. Dalam
menjalankan tugas dibantu oleh 4 (lima) Manajer dan 1 Kepala SPI, yaitu
Manajer Humas & SDI, Manajer keuangan & Akuntansi, Manajer Pelayanan,
Manajer Penunjang. Direktur Rumah Sakit dibantu oleh perangkat lain antara
lain Komite Medik, Satuan Pemeriksaan Internal, Komite Promosi Kesehatan
Rumah sakit, Komite K3 RS, Komite Mutu, Komite Keperawatan, Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPI), Komite/Panitia/Tim
lainnya dibentuk sesuai kebutuhan.

Gambar 1. Struktur Organisasi RSI Garam Kalianget

15
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM PPRA

DIREKTUR

KETUA
TIM PPRA

WAKIL KETUA

SEKRETARIS

KFT PPI MIKROBIOLOGI FARMASI KEPERAWATAN

1. Ketua Tim PPRA dan Sekretaris merangkap sebagai anggota


2. Ketua Tim PPRA, Sekretaris dan Anggota diangkat oleh Direktur RS
3. Keanggotaan Tim PPRA paling sedikit terdiri dari:
a. tenaga medis;
b. tenaga keperawatan;
c. tenaga kesehatan lain

16
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. Persyaratan Jabatan
Persyaratan untuk menjadi Ketua Tim PPRA sebagai berikut:
1. Ketua Tim PPRA tidak boleh merangkap sebagai pejabat struktural di
RS
2. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
3. sehat jasmani dan jiwa;
4. memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman bekerja dalam
penyelenggaraan mutu Rumah Sakit;
5. bersedia bekerja sebagai anggota Komite Mutu; dan
6. memiliki komitmen terhadap pengendalian resistensi antimikroba di
Rumah Sakit

B. Uraian Tugas
1. Ketua Tim PPRA
a. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam pelaksanaan
pengendalian resitensi antimikroba di Rumah Sakit.
b. Mengkoordinasi kegiatan tim PPRA RSI Garam Kalianget
Memimpin rapat/pertemuan tim PPRA
c. Menyusun rencana kerja/program kerja tim PPRA
d. Mengevaluasi hasil kegiatan tim PPRA
e. Melaporkan hasil kegiatan tim PPRA ke Direktur
f. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam menetapkan kebijakan
tentang pengendalian resistensi antimikroba.
g. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam mengawasi dan
mengevaluasi pelaksanaan program pengendalian resistensi
antimikroba.
h. Menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit
infeksi terintegrasi.

17
2. Wakil Ketua
a. Membantu Ketua dalam kinerja Komite PPRA RSI Garam
Kalianget.
b. Mewakili ketua jika berhalangan dalam kepemimpinan dan hal
lain yang telah dilimpahkan secara tertulis maupun lisan.
c. Melaksanakan tugas lain yang dibebankan oleh ketua
3. Sekretaris Tim PPRA
a. Melaksanakan kegiatan administrasi Tim PPRA
b. Mengumpulkan Melakukan surveilans pola penggunaan
antibiotik.
c. Melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan
kepekaannya terhadap antibiotik.
d. Menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan
kesadaran tentang prinsip pengendalian resistensi antimikroba,
penggunaan antibiotik secara bijak dan ketaatan terhadap
pencegahan pengendalian infeksi melalui kegaiatan pendidikan
dan pelatihan.
e. Mengembangkan penelitihan dibidang pengendalian resistensi
mikroba;
f. Membuat laporan kegiatan program pengendalian resistensi
antimikroba kepada Direktur Rumah Sakit
g. Melaksanakan tugas lain dari ketua Komite PPRA
h. Mengkoordinator pelaksanaan kegiatan Tim PPRA bila ketua
sedang berhalangan
4. SMF/ PFT
a. Mengikuti rapat Tim PPRA
b. Menerapkan prinsip penggunaan antibiotik secara bijak dan
menerapkan kewaspadaan standar.
c. Melakukan koordinasi program pengendalian resistensi
antimikroba di SMF / bagian.
d. Melakukan koordinasi dalam penyusunan panduan penggunaan
antibiotik di SMF / bagian.
e. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama tim
f. Memantau kepatuhan penggunaan antibiotik terhadap kebijakan
dan panduan di rumah sakit.

18
g. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik bersama tim.
5. Keperawatan
a. Mengikuti rapat Komite PPRA
b. Menerapkan kewaspadaan standar dalam upaya mencegah
penyebaran mikroba resisten.
c. Terlibat dalam cara pemberian antibiotik yang benar.
d. Terlibat dalam pengambilan spesimen mikrobiologi secara tehnik
aseptik.
6. Farmasi
a. Mengikuti rapat Tim PPRA
b. Berperanan dalam menyusun kebijakan dan panduan
penggunaan antibiotik di rumah sakit,
c. Memantau kepatuhan penggunaan antibiotik terhadap kebijakan
dan panduan di rumah sakit,
d. Mengelola serta menjamin mutu dan ketersediaan antibiotik
yang tercantum dalam formularium.
e. Memberikan rekomendasi dan konsultasi serta terlibat dalam
tata laksana pasien infeksi, melalui: pengkajian peresepan,
pengendalian dan monitoring penggunaan antibiotik, visite ke
bangsal pasien bersama tim.
f. Menjamin mutu dan ketersediaan antibiotik.
g. Terlibat dalam tata laksana pasien infeksi.
h. Pengkajian peresepan antibiotik.
i. Pengendalian dan monitoring penggunaan antibiotik.
j. Visite ke bangsal pasien.
k. Memberikan informasi dan edukasi penggunaan antibiotik yang
tepat dan benar.
l. Melakukan evaluasi penggunaan antibiotik
7. Mikrobiologi Klinik
a. Mengikuti rapat Tim PPRA
b. Melakukan pelayanan pemeriksaan mikrobiologi.
c. Memberi konsultasi / rekomendasi dan terlibat dalam tata
laksana pasien infeksi.
d. Memberi informasi pola kuman dan pola kepekaan / resistensi
secara berkala setiap tahun.

19
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

A. Tata Hubungan Kerja Internal Unit Kerja


Dalam melaksanakan tugasnya Tim PPRA berhubungan,
berkoordinasi, dan terkait dengan unit-unit lain di RSI Garam Kalianget
antara lain kepala rumah sakit, komite medik, kepala klinik, rawat inap,
rekam medis, instalasi farmasi, unit laboratorium dan tim PPI. Hubungan
kerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Hubungan Tim PPRA dengan Kepala Rumah Sakit.
Ketua Tim PPRA bertanggung jawab kepada kepala rumah sakit.
Di satu pihak, kepala rumah sakit berkewajiban untuk menyediakan
segala sumber daya agar Tim PPRA dapat berfungsi dengan baik
untuk menyelenggarakan pengendalian resistensi antimikroba sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Di lain pihak, Tim PPRA memberikan
laporan berkala (triwulan, semester, tahunan) tentang kegiatan
pelaksanaan penegendalian resistensi antimikroba yang dilakukannya
kepada kepala rumah sakit. Dengan demikian lingkup hubungan
antara kepala rumah sakit dengan Tim PPRA adalah dalam hal-hal
yang menyangkut pengendalian pemakaian antimikroba. Hal-hal yang
terkait dengan pengelolaan rumah sakit dan sumber dayanya
dilakukan sepenuhnya oleh kepala rumahsakit.
2. Hubungan Tim PPRA dengan Komite Medik.
Ketua Tim PPRA berkoordinasi dengan komite medis dalam hal-
hal yang menyangkut profesionalisme staf medis saja dalam hal
penggunaan antimikroba dan akan memberikan rekomendasi audit
penggunaan antimikroba pada seluruh staf medis apabiladiperlukan.
3. Hubungan Tim PPRA dengan Kepala Klinik.
Ketua Tim PPRA berkoordinasi dengan kepala klinik dalam hal
pedoman penggunaan antimikroba sesuai dengan PPK di masing-
masing klinik dan memberikan rekomendasi apabila ada yang tidak
sesuai dalam hal penggunaanantimikroba.

20
4. Hubungan Tim PPRA dengan Rawat Inap.
Tim melaksanakan pemantauan pencatatan dan pelaporan
penggunaan antimikroba di ruang perawatan dengan mencatat di
formulir khusus yang sudah ada.
5. Hubungan Tim PPRA dengan Rekam Medis.
Tim berkoordinasi dengan staf rekam medis dalam hal
melaksanakan pengumpulan data mulai pendaftaran, pelayanan serta
pelaporan pasien rawat jalan dan rawat inap, termasuk formulir
rekam medik yangdiperlukan.
6. Hubungan Tim PPRA dengan Instalasi Farmasi.
Tim berkoordinasi dengan instalasi farmasi dalam hal
pemantauan resep yang ditulis oleh DPJP dan penyediaannya
terutama penggunaan obatantimikroba
7. Hubungan Tim PPRA dengan Unit Laboratorium.
Tim berkoordinasi dengan unit laboratorium dalam hal
pelaksanaan pemeriksaan pola kuman dan resistensi kuman.
8. Hubungan Tim PPRA dengan Tim PPI.
Melakukan kerjasama dalam identifikasi, pendataan, pelaporan
untuk pasien yang beresiko infeksi serta tindakan preventif dalam
pencegahan infeksi nosokomial, meliputi : pengawasan dan supervisi
seperti pemakaian alat pelindung diri, budaya cuci - tangan,
penyediaan tempat sampah dan edukasi.

21
BAB VIII
PERTEMUAN/ RAPAT

A. Rapat Rutin
1. Tim PPRA menyelenggarakan rapat rutin tiga bulan sekali pada waktu
dan tempat yang ditentukan oleh tim
2. Sekretaris tim menyampaikan undangan rapat rutin beserta agenda
rapat
3. Rapat rutin dihadiri seluruh anggota Tim PPRA
4. Ketua tim PPRA dapat mengundang pihak lain bila di anggap perlu

B. Rapat Khusus
1. Rapat khusus Tim PPRA di selenggarakan dalam hal :
2. Permintaan ketua untuk hal-hal yang memerlukan penetapan
kebijakan tim dengan segera

22
BAB IX
PELAPORAN

A. Bukti Pelaksanaan Kegiatan


1. Semua kegiatan yang dilaksanakan harus disertai dengan bukti
pelaksanaan berupa Dokumen.
2. Dokumen harus disimpan berupa undangan, daftar hadir, materi
yang dibahas, notulen dan foto kegiatan.

B. Penyusunan Laporan

1. Pelaporan dilaksanakan secara berjenjang dari setiap sub kepada


Ketua Tim PPRA sebagai bahan pertimbangan kepada Direktur RSI
Garam Kalianget.

2. Pelaporan kegiatan dibuat setiap akhir bulan atau tanggal terakhir


pada setiap bulannya.

3. Pelaporan khusus menyangkut hal yang mendesak dapat


dilaksanakan setiap saat secara lisan dan diikuti secara tertulis.

4. Pelaporan yang memuat rencana program kerja dibuat awal bulan


Juli setiap tahun untuk dibahas pada rapat penajaman program kerja
Tim PPRA

23
BAB X
PENUTUP

Pedoman kerja Tim PPRA ini merupakan alat yang


memberikan arahan bagi Tim PPRA dalam melaksanakan
tugas sehari-hari. Dalam pelaksanaannya pasti
diperlukan koordinasi dan kolaborasi dengan semua unit
layanan/ kerja yang ada serta dengan semua Komite yang
terdapat di RSI Garam Kalianget. Oleh karena itu
keberhasilan Tim PPRA ini juga sangat tergantung adanya
dukungan Direktur, unit kerja dan pelayanan serta
seluruh komite yang ada di RSI Garam Kalianget.
Semoga kerja sama yang baik antara semua pihak
dapat terwujud dan keberadaan Tim PPRA bisa menjadi
fasilitator yang bermanfaat bagi terwujudnya mutu
layanan yang lebih baik dan keselamatan pasien yang
lebih terjamin.

Ditetapkan di : Kalianget
Pada Tanggal : 20 Mei 2022
Direktur,

dr. Budi Herlambang

24
25

Anda mungkin juga menyukai