DISUSUN OLEH :
APOTEKER ANGKATAN VIII
DIAN PRATIWI O1B122012
FAENI O1B122015
LYA MARLYANTI BIAN O1B122030
MURNIATI O1B122033
NUR KHARISMA AMIN O1B122044
NOVIA NUR AZIZAH PUTRI O1B122037
RIANA OKTO O1B122051
Rita O1B122056
SITTI FAZRIANTI SAPUTRI O1B122062
SITTI MASYITHAH AMALUDDIN O1B122063
THERESIA ANGELIA LAPU O1B122070
WA ODE NORMA O1B1 22075
WA ODE NURMAYANTI O1B122076
WA ODE SINTA HASRAWATI O1B122051
YUYUN ASNA SARI O1B122081
1.3 Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Lembaga Biomedis
Puskesad adalah:
1. Mengetahui dan memahami peran, fungsi,tugas dan tanggungjawab apoteker
di industri farmasi.
2. Memperoleh wawasan dan pengetahuan yang lebih luas, pengalaman praktis
serta memahami penerapan CPOB yang berkaitan dengan seluruh kegiatan
produksi di industri farmasi.
3. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai tenaga
farmasi yang profesional di industri farmasi.
1.4 Manfaat
Manfaat dari Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Lembaga Biomedis
Puskesad adalah:
1. Calon apoteker lebih siap dalam melaksanakan pengabdian profesi apoteker
sesuai dengan standar profesi dan menerapkan CPOB di industri
2. farmasi dengan berorientasi pada kepentingan kesehatan masyarakat dalam
menghasilkan produk obat yang aman, efektif, dan bermutu.
3. Calon apoteker memahami konsep sistem mutu (quality system) dan
penjaminan mutu (Quality Assurance) dalam manajemen mutu (Quality
Management) dibidang manufaktur (GMP).
4. Calon apoteker memahami dan mampu menjalankan tugas dalam menjalankan
pekerjaan kefarmasian di industri farmasi baik dalam manajerial skill dan
technical skill.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri Farmasi
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Industri
Farmasi dapat melakukan kegiatan proses pembuatan obat dan/atau bahan obat
untuk semua tahapan; dan/atau sebagian tahapan (Permenkes 1799, 2010). Proses
pembuatan obat dan/atau bahan obat hanya dapat dilakukan oleh Industri
Farmasi. Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh adalah sangat esensial
untuk menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi.
Pembuatan secara sembarangan tidak dibenarkan bagi produk yang digunakan
untuk menyelamatkan jiwa, atau memulihkan atau memelihara kesehatan
(BPOM RI, 2018).
Cara Pembuatan Obat yang Baik, yang selanjutnya disingkat CPOB adalah
cara pembuatan obat yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaannya. CPOB ini
merupakan pedoman yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang
dihasilkan sesuai persyaratan dan tujuan penggunannya, bila perlu dapat
dilakukan penyesuaian pedoman dengan syarat bahwa standar mutu obat yang
telah ditentukan tetap dicapai (BPOM RI, 2018).