Anda di halaman 1dari 11

PERAN DAN FUNGSI APOTEKER

DIBIDANG INDUSTRI FARMASI

Kelomopok IV
Ade Nurlatifah Fauziah (010718001)
Kurnia Sulastri (010718009)
Maslihah Hasanah (010718011)
Mochamad Farhan Bastian (010718014)
Nabila Putri (010718017)
Wulan Umliah (010718026)
Industri Farmasi

Berdasarkan Permenkes RI No 1799/Menkes/PER/XII/2010 pasal 1 ayat 3 industri


farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari menteri kesehatan untuk malekukan
kegiatan pembuatan obat atau bahan obat.

Industri farmasi adalah industri yang meliputi industri obat jadi dan industri bahan
baku obat. Industri obat jadi adalah industri yang menghasilkan suatu produk yang telah
melalui seluruh tahap proses pembuatan, sedangkan industri bahan baku obat adalah
industri yang menghasilkan bahan baku yang diperlukan pada proses pembuatan suatu
obat jadi.
Industri Farmasi

Primary Secondary
Industry Industry
Persyaratan Industri Farmasi

Persyaratan yang harus dipenuhi industri farmasi untuk medapatkan izin


usaha, yaitu:
1. Dilakukan oleh perusahaan umum, badan hukum berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) atau koperasi.
2. Memiliki Rencana Investasi.
3. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
4. Industri Farmasi Obat Jadi dan Bahan Baku Obat wajib memenuhi
persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
5. Industri Farmasi Obat Jadi dan Bahan Baku Obat wajib mempekerjakan
secara tetap sekurang-kurangnya 2 (dua) orang Apoteker Warga Negara
Indonesia masing-masing sebagai penanggung jawab produksi dan
penanggung jawab pengawasan mutu sesuai dengan persyaratan CPOB.
Peran apoteker di bidang industri farmasi

Peran apoteker di industri farmasi seperti yang disarankan oleh World Health
Organization (WHO), yaitu Eight Star of Pharmacist yang meliputi :
1. Care Giver, apoteker sebagai pemberi pelayanan dalam bentuk informasi
obat, efek samping obat dan lain-lain kepada profesi kesehatan. Perlu ada
interaksi dengan individu/kelompok di dalam industri (regulatory, QA/QC,
produksi dll) dan individu/kelompok di luar industri.
2. Decision maker, apoteker sebagai pengambil keputusan yang tepat untuk
mengefisienkan dan mengefektifkan sumber daya yang ada di industri.
3. Communicator, apoteker harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi
dengan baik secara lisan maupun tulisan.
Lanjutan ...
4. Leader, apoteker sebagai pemimpin yang berani mengambil keputusan
dalam mengatasi berbagai permasalahan di industri dan memberikan
bimbingan ke bawahannya dalam mencapai sasaran industri.
5. Manager, apoteker sebagai pengelola seluruh sumber daya yang ada di
industri farmasi dan mampu mengakumulasikannya untuk meningkatkan
kinerja industri dari waktu ke waktu.
6. Long-life learner, apoteker belajar terus menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan.
Peran tersebut diterapkan di dalam fungsi-fungsi industrial yang
diperlukan, yaitu manajemen produksi, pemastian/manajemen mutu
(Quality Assurance), registrasi produk, pemasaran produk (Product
Manager), dan pengembangan produk (Research and Development).
Tugas apoteker dalam bidang industry farmasi.
 

 Apoteker Sebagai Penanggung Jawab Produksi


Penanggungjawab produksi (kepala bagian produksi/ manajer
produksi) hendaklah seorang apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi,
memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis paling
sedikit 5 tahun bekerja di bagian produksi pabrik farmasi, memiliki
pengalaman dan pengetahuan di bagian pembuatan obat dan
perencanaan produksi, pengetahuan mengenai peralatan yang
digunakan dalam pembuatan obat, CPOB, penguasaan bahasa asing
yang baik, serta keterampilan dalam kepemimpinan yanag dibuktikan
dengan sertifikasi lembaga yang ditunjuk.
 Apoteker Sebagai Penanggung Jawab Pengawasan Mutu (Quality Control)
Pengawasan mutu merupakan bagian yang penting
dari CPOB untuk memberikan kepastian bahwa produk
secara konsisten mempunyai mutu yang sesuai
dengan tujuan pemakaiannya.

 Apoteker Sebagai Penanggung Jawab Pemastian Mutu (Quality


Assurance)
Seorang penanggung jawab Pemastian Mutu/Manajemen Mutu
(Quality Assurance) adalah seorang apoteker yang terdaftar dan
terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki
pengalaman praktis yang memadai dalam bidang pembuatan obat dan
keterampilan manajerial sehingga memungkinkan untuk melaksanakan
tugas secara professional.
 Apoteker sebagai Tenaga Pemasaran
Dalam pelaksanaan peran apoteker sebagai tenaga pemasaran / ritel perlu
diakukan studi kelayakan terlebih dahulu. Studi kelayakan merupakan suatu
kajian sebagai bagian dari perencanaan yang dilakukan menyeluruh
mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan keputusan investasi yang
mengawali resiko yang belum jelas.

 Apoteker dalam Riset dan Pengembangan Produk


Seorang penanggung jawab riset dan pengembangan produk harus
seorang apoteker yang memiliki pengetahuan memadai mengenai zat aktif
dan berbagai zat pembantu yang akan digunakan dalam pengembangan
formula.

 
Kesimpulan

Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin


dari menteri kesehatan untuk malekukan kegiatan pembuatan
obat atau bahan obat. Dalam bidang industri farmasi,
apoteker memiliki tugas penting dimana semua kegiatan
tersebut harus dilakukan dengan sangat professional. Dalam
bidang industry farmasi, seorang apoteker tidak hanya
memformulasikan sebuah obat tetapi harus menjadi
penanggung jawab dari setiap kegiatan dalam pengolahan
obat.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai