Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SAKURA (Handsanitizer Kulit Rambutan) Pemanfaatan Limbah Kulit


Rambutan Sebagai Spray Handsanitizer.

BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh :
Tyas Sari Intani 1608010028 2016
Annisa Azhar Jannah 1608010064 2016
Anggita Nur Fauzana 1708010013 2017

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


PURWOKERTO
2018

i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................2
1.5 Urgensi Penelitian..................................................................................2
1.6 Luaran....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3
2.1 Rambutan (Nephelium lappaceum L).....................................................3
2.2 Bakteri Penyebab Penyakit....................................................................3
2.3 Antibakteri..............................................................................................4
2.4 Ekstraksi.................................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................6
3.1 Rancangan Penelitian.............................................................................6
3.2 Variabel Penelitian.................................................................................6
3.3 Alat dan Bahan.......................................................................................6
3.4 Tahapan Penelitian.................................................................................7
3.5 Analisis Data..........................................................................................8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL ...........................................................................9
4.1 Anggaran Biaya .....................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan ....................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10
LAMPIRAN ..........................................................................................................11
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ............................11
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan............................................................17
Lampiran 3 Susunan Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas...................................19
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana........................................20

iii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rambutan adalah salah satu jenis buah musiman yang banyak
digemari oleh masyarakat. Selain rasanya yang manis, harga buah
rambutan pun sangat terjangkau dan mudah didapatkan di lingkungan
sekitar. Namun selama ini kebanyakan masyarakat hanya memanfaatkan
daging buahnya saja untuk dikonsumsi, sedangkan kulitnya tidak
dimanfaatkan dan terbuang.
Berdasarkan penelitian Daryanti (2007) kulit rambutan
diketahui mengandung saponin dan tanin. Kandungan saponinnya
mencapai 2.702 % sedamgkan kandungan taninnya mencapai 23,25%.
Salah satu sifat saponin yaitu senyawa ini memiliki sifat antibakteri
tertentu seperti Staphylococcus aureus, Salmonella typhimurium, dan
Eschericia coli .Saponin diduga sebagai senyawa antibakteri pada kulit
rambutan ini karena memiliki kemampuan untuk menghambat fungsi
membran sel sehingga merusak permeabilitas membran yang
mengakibatkan dinding sel rusak atau hancur (Kusumaningrum, 2012).
Penelitian mengenai potensi yang dimiliki kulit rambutan di
Indonesia belum banyak dilakukan karena sebagian besar masyarakat
menganggap kulit rambutan sebagai limbah yang tidak mempunyai
manfaat sama sekali. Dalam penelitian ini, kandungan antibakteri dalam
senyawa saponin akan digunakan sebagai spray handsanitizer untuk
memudahkan dan membiasakan masyarakat mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas supaya terhindar dari kuman dan penyakit.
Dengan dibuatnya spray handsanitizer diharapkan dapat mempermudah
masyarakat dalam membersihkan kuman ditangan tanpa harus beranjak
ke kamar mandi untuk mencuci tangan menggunakan air dan sabun.
Penggunaan ekstrak kulit rambutan sebagai spray handsanitizer atau
antibakteri dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia,
terutama masyarakat yang mengabaikan arti pentingnya cuci tangan.
Selain itu pemanfaatan kulit rambutan dapat menambah nilai guna dari
buah rambutan dan mengurangi produksi limbah yang berlebih sehingga
pencemaran lingkungan sedikit teratasi dan tidak menimbulkan masalah
kesehatan.
Di dalam pembuatan formula ini ditambahkan aqua rosae yang
digunakan sebagai pewangi dalam produk formula tersebut. Selain itu
juga ditambahkan gliserin 1% untuk menjaga kelembapan kulit, dan
aquabidest sebagai pelarut.
2

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah ekstrak


kulit buah rambutan dapat dimanfaatkan sebagai spray handsanitizer
alami yang dapat membunuh bakteri yang ada dipermukaan kulit tangan.
Dan diharapkan juga dalam penelitian ini formula yang dihasilkan benar-
benar efektif dalam membunuh bakteri yang ada dipermukaan tangan
serta tidak menimbulkan masalah pada kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah kulit buah rambutan mengandung senyawa tanin dan saponin
?
2. Apakah ekstrak kulit buah rambutan dapat dimanfaatkan sediaan
spray antiseptik ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bahwa dalam kulit buah rambutan terdapat senyawa
tanin dan saponin.
2. Mengetahui bahwa kulit buah rambutan dapat dimanfaatkan sebagai
sediaan spray antiseptik.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui dalam kulit buah rambutan terdapat senyawa tanin
dan saponin.
2. Untuk mengetahui bahwa kulit rambutan dapat dimanfaatkan sebagai
sediaan spray antiseptik.
1.5 Urgensi Penelitian
Akhir akhir ini infeksi akibat bakteri melalui tangan semakin
meningkat di belahan dunia. Di Asia, prevalensi infeksi MRSA kini
mencapai 70%, sementara di Indonesia pada tahun 2006 prevalensinya
berada pada angka 23,5% (Wahid, 2007). Antiseptik yang banyak
berkembang merupakan antiseptik handsanitizer berbahan aktif alkohol.
Penggunaan alkohol memiliki banyak kekurangan antara lain membuat
kulit kering. Oleh karena itu, diperlukan inovasi
seperti pada penelitian ini, yaitu membuat sediaan antiseptik spray hand
sanitizer menggunakan bahan aktif dari ekstrak tumbuhan, sehingga
didapatkan sediaan handsanitizer yang aman, nyaman, harga terjangkau,
praktis, dan halal.
1.6 Luaran

1. Menghasilkan sediaan spray handsanitizer yang memiliki aktivitas


membunuh bakteri dengan menggunakan bahan alam (herbal) yang
aman, halal dan praktis dalam penggunaanya.
2. Artikel
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rambutan (Nephelium lappaceum L)


Rambutan merupakan tanaman buah holtikultular berupa pohon,
termasuk kedalam famili sapindaceae. Tanaman buah tropis ini dalam
bahasa ingris disebut hairy fruit. Tanaman ini berasal dari Indonesia.
Kata rambutan berasal dari bentuk buahnya yang mempunyai kulit yang
mempunyai rambut. Rambutan banyak ditanam sebagai pohon buah,
terkadang ditemukan sebagai tumbuhan liar terutama di Jawa.
(Mahisworo et al. 1991)
Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembab dengan curah
hujan tahunan paling sedikit 2000mm dengan rata-rata 25oC. Menurut
(Hanum 2008), rambutan merupakan tanaman dataran rendah pada
ketinggian 300-600mdpl. Biasanya tumbuhan ini tingginya antara 15-
25m, bercabang-cabang, dan daunnya berwarna hiaju. Buahnya
berbentuk bulat lonjong, panjang 3-5 cm dengan duri (rambut) lemas
sampai kaku. Kulit buah berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah
kalau sudah masak. Dinding buah tebal, biji berbentuk elips, dan
terbungkus daging buah berwarna putih transparan yang dapat dimakan
serta banyak mengandung air. Umumnya rambutan berbunga pada akhir
musim kemarau dan membentuk buah pada musim hujan, sekitar
November sampai Februari. Buah rambutan mengandung karbohidrat,
protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. (Rachman 2009)

2.2 Bakteri Penyebab Penyakit


Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena
kemampuannya menginfeksi, menimbulkan penyakit, dan merusak bahan
pangan. Mikroorganisme dapat disingkirkan, dihambat, atau dibunuh
dengan cara fisik maupun kimia. Antibakteri merupakan salah satu
penghambat mikroorganisme secara kimia yang mengganggu
pertumbuhan dan metabolisme mikroba serta dapat digunakan untuk
kepetingan pengobatan infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Antimikroba meliputi antibakteri, antifungi, antiprotozoa, dan antivirus
(Schunack et al. 1990). Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu
pertumbuhan bahkan dapat mematikan bakteri dengan cara mengganggu
metabolismenya (Pelczar & Chan 1988).
Bakteri merupakan mikroba bersel tunggal (uniseluler) yang
sangat beragam dan terdapat dimana-mana. Bakteri berukuran sangat
kecil (mikroskopis) dalam satuan mikrometer. Sel-sel individu bakteri
berbentuk elips atau bola (kokus), batang atau silinder (basilus), dan
4

spiral (spirilium). Pola penataan sel berbentuk tunggal, berpasangan,


gerombol, rantai, atau filamen (Pelczar & Chan 1988). Bakteri dapat
memperbanyak diri dengan beberapa cara, yakni pembelahan biner,
melintang spora reproduktif, dan fragmentasi. Waktu yang dibutuhkan
sel untuk membelah diri menjadi dua kali lipat disebut waktu generasi.
Waktu generasi masing-masing spesies bakteri tidak sama bergantung
kondisi dan nutrisi (Pelczar & Chan 1988). Schunack et al (1990)
membedakan bakteri berdasarkan morfologi dan pemanfaatan
kemoterapi menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram
negatif. Dinding sel merupakan komponen utama sel yang memberikan
bentuk serta kekuatan pada sel prokariot. Bakteri Gram positif memiliki
lapisan peptidoglikan yang tebal, sedangkan peptidoglikan pada bakteri
Gram negatif lebih tipis, tetapi memiliki membran luar yang tebal
sehingga bersama-sama dengan peptidoglikan membentuk mantel
pelindung yang kuat untuk sel (Mckanne & Kandel 1996). Kedua bakteri
dapat dibedakan berdasarkan pewarnaan Gram. Warna ungu menandakan
bakteri Gram positif dan warna merah menandakan Gram negatif
(Pelczar & Chan 1988).
Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus merupakan
golongan bakteri gram positif, famili Miroccoceae, berbentuk bulat
dengan diameter 0.5-1.5 μm. S.aureus dapat hidup aerobik maupun
anaerobik fakultatif, bersifat non motil dan tidak membentuk spora.
Menurut Todar (2004), bakteri ini sering ditemukan pada bahan pangan
berprotein tinggi seperti, telur, daging, tahu, dan sosis. Koloni bakteri ini
memiliki pigmen yang relatif bervariasi mulai dari abu-abu, putih sampai
kuning keemasan. Tumbuh optimum pada suhu 30-37°C dengan pH
optimum pertumbuhan 7.0-7.5 dan tumbuh baik pada larutan NaCl 15%.
Escherichia Coli merupakan bakteri anggota flora normal usus besar,
yang merupakan bakteri gram negatif dan sering disebut patogen
oportunistik, karena dapat menyebabkan penyakit pada saluran
pencernaan karena makanan yang terkontaminasi, saluran kemih,
dan penyebab infeksi luka, pneumonia, meningitis, septikemia, diare ring
an maupun berat. (Jawetsz et al. 2001)

2.3 Antibakteri
Antibakteri adalah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri.
Berdasarkan cara kerjanya, antibakteri dibedakan menjadi bakteriostatik
dan bakterisidal. Bakteriostatik adalah zat yang bekerja menghambat
pertumbuhan bakteri sedangkan bakterisidal adalah zat yang bekerja
mematikan bakteri. Beberapa zat antibakteri bersifat bakteriostatik pada
konsentrasi rendah dan bersifat bakterisidal pada konsentrasi tinggi.
5

Mekanisme kerja antibakteri dapat terjadi melalui beberapa cara,


yaitu kerusakan pada dinding sel, perubahan permeabilitas sel, dan
menghambat sintesis protein dan asam nukleat (Fardiaz 1987). Banyak
faktor dan keadaan yang dapat mempengaruhi kerja antibakteri, antara
lain konsentrasi antibakteri, jumlah bakteri, spesies bakteri, bahan
organik, suhu, dan pH lingkungan (Pelczar & Chan 1988).

2.4 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses pemisahan dua zat atau lebih dengan
menggunakan pelarut yang tidak saling campur. Berdasarkan fase yang
terlibat, terdapat dua jenis ekstraksi, yaitu ekstraksi cair-cair dan
ekstraksi padat cair. Pemindahan komponen dari padatan ke pelarut pada
ekstraksi padat-cair melalui tiga tahapan, yaitu difusi pelarut ke pori-pori
padatan atau ke dinding sel, di dalam dinding sel terjadi pelarutan
padatan oleh pelarut, dan tahapan terakhir adalah pemindahan larutan
dari pori-pori menjadi larutan ekstrak. Ekstraksi padat-cair dipengaruhi
oleh waktu ekstraksi, suhu yang digunakan, pengadukan, dan banyaknya
pelarut yang digunakan (Harborne 1987).
Pelarut harus mempunyai kelarutan yang tinggi, tidak berbahaya
dan tidak bersifat racun. Tingkat ekstraksi bahan ditentukan oleh ukuran
partikel bahan tersebut. Bahan yang diekstrak sebaiknya berukuran
seragam untuk mempermudah kontak antara bahan dan pelarut sehingga
ekstraksi berlangsung dengan baik (Sudarmadji & Suhardi 1996).
Menurut Harborne (1987), metode maserasi digunakan untuk
mengekstrak jaringan tanaman yang belum diketahui kandungan
senyawanya yang kemungkinan bersifat tidak tahan panas sehingga
kerusakan komponen tersebut dapat dihindari. Prinsip kelarutan adalah
like dissolve like, yaitu (1) pelarut polar akan melarutkan senyawa polar,
demikian juga sebaliknya pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa
nonpolar, (2) pelarut organik akan melarutkan senyawa organik. Hasil
ekstrak yang diperoleh tergantung pada beberapa faktor, yaitu kondisi
alamiah senyawa tersebut, metode ekstraksi yang digunakan, ukuran
partikel contoh uji, kondisi dan waktu penyimpanan, lama waktu
ekstraksi, dan perbandingan jumlah pelarut terhadap jumlah contoh uji
(Shahidi & Naczk 1991).
6

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboraorium Mikrobiologi Fakultas
Biologi dan Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan menggunakan dasar rancangan acak
lengkap dengan membuat formulasi spray handsanitizer ekstrak kulit buah
rambutan dengan konsentrasi 1%. Ekstrak kulit buah rambutan diuji
aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus.

3.2 Variabel Penelitian


a. Variabel Bebas
Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah
formulasi spray handsanitizer yaitu ekstrak kulit rambutan, gliserin,
aqua citri dan aquabidest.
b. Variabel Terikat
Pada penelitian ini variabel terikat yang digunakan adalah
diameter zona hambat bakteri, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus.
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol yang digunakan pada penelitian ini adalah media
inkubasi bakteri, kultur bakteri, sterilisasi tempat dan alat-alat yang
digunakan.

3.3 Bahan dan Alat Penelitian


Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas
bahan untuk ekstraksi adalah kulit rambutan Binjai, aquades, dan
aquabidest. Bahan untuk uji fitokimia adalah FeCl3, metanol, dan
aquadest dan bahan uji aktivitas antibakteri terdiri atas media nutrient
agar dan nutrient broth, dan bakteri uji (Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus). Bahan-bahan untuk formulasi diantaranya
ekstrak kulit rambutan, gliserin, aqua citri, dan aquabidest.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
peralatan untuk ekstraksi dan uji aktivitas antibakteri. Alat yang
digunakan untuk ekstraksi di antaranya blender, rotary evaporator, oven,
shaker orbital, shacker waterbath, rotavapor, penangas air, corong pisah,
eksikator, neraca, freeze-dry dan vortex. Alat-alat yang digunakan untuk
uji antibakteri di antaranya cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer,
autoklaf, pemanas bunsen, oven, neraca analitik, magnetic stirrer,
7

inkubator, kertas saring, cawan Petri, pipet mikro, dan spektrofotemeter.


Alat-alat untuk pembuatan formulasi diantaranya tube spray dan alat
gelas lainnya.

3.4 Tahapan Penelitian


a. Pembuatan Simplisia Kulit Rambutan
Kulit Rambutan Kulit rambutan Binjai sebanyak 20kg dicuci
bersih. Kulit rambutan ditiriskan dan dipotong-potong tipis. Potongan
kulit rambutan selanjutnya dijemur dibawah sinar matahari. Penjemuran
dilakukan beberapa hari, sampai potongan kulit benar-benar kering. Kulit
yang kering selanjutnya dibuat serbuk (simplisia) dengan cara
dihancurkan dengan alat blender.
b. Pembuatan Ekstrak
Maserasi dilakukan dengan dua pelarut yaitu merendam
simplisia dalam pelarut aquabidest. Maserasi dengan aquabidest
dilakukan dengan cara merendam simplisia dengan perbandingan pelarut
1:10 sampai terendam seluruhnya selama ± 48 jam, kemudian disaring
dengan kertas saring. Residu kembali di maserasi lagi dengan cara yang
sama, sampai 3x. Ekstrak hasil maserasi ditampung menjadi satu dan
diuapkan, untuk memisahkan pelarutnya. Penguapan dilakukan dengan
menggunakan alat Rotary evaporator vakum sehingga didapatkan ekstrak
kering kulit rambutan (Nephelium lappaceum) (Sembiring et al 2005).
c. Uji Fitokimia (Harborne 1996)
Analisis fitokimia merupakan uji kualitatif untuk mengetahui
keberadaan golongan senyawa-senyawa yang terkandung dalam eksktrak
sampel. Analisis fitokimia dilakukan berdasarkan metode Harbone
(1987). Identifikasi yang dilakukan adalah uji tanin dan uji saponin. Uji
tanin dilakukan dengan cara sepuluh 0,1 gram sampel dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 ml metanol serta beberapa tetes
FeCl3 1% (b/v). Terjadinya warna biru, hijau, atau ungu menunjukan
adanya tanin. Uji tanin menggunakan teh sebagai standar. Uji saponin
dilakukan dengan cara sebanyak 1 gram sampel dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan ditambahkan 5 ml aquadest, selanjutnya didihkan
selama 5 menit kemudian dikocok hingga berbusa. Adanya saponin
ditunjukkan dengan adanya busa selama ± 10 menit. Uji saponin
menggunakan teh sebagai standar.
d. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) dan Nutrient Broth (NB)
Sebanyak 2,2 gram media NA dilarutkan dalam 100 ml aquadest.
Kemudian diaduk dengan magnetic stirrer dengan pemanasan pada suhu
70°C. Kemudian 20 ml media ini ditempatkan ke dalam tabung reaksi
masing-masing 5 mL untuk agar miring kemudian di ambil 50 ml ke
dalam labu Erlenmeyer 100 ml masing-masing 10 ml untuk agar cawan
8

lapisan bawah dan 30 ml di tempatkan ke dalam tabung reaksi masing-


masing 5 ml untuk agar cawan lapisan atas. Media selanjutnya di
sterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit.
Media untuk agar miring diletakkan pada papan miring hingga beku dan
diinkubasi selama 24 jam. Media agar cawan dituang secara aseptis ke
dalam cawan petri steril dan diinkubasi selama 24 jam.
Media NB dibuat dengan cara, sebanyak 0,16 gram media NB
dilarutkan dalam 20 ml aquadest. Kemudian diaduk dengan magnetic
stirrer disertai dengan pemanasan pada suhu 70°C. Media ini disterilisasi
menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit.
e. Uji Aktivitas Antibakteri
Uji aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan metode difusi
dan metode pengenceran. Pada penelitian ini kami menggunakan metode
difusi. Disc diffusion test atau uji difusi dilakukan dengan mengukur
diameter zona bening (clear zone) yang merupakan petunjuk adanya
respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa
antibakteri dalam ekstrak (Hermawan dkk 2007). Metode difusi
merupakan salah satu metode yang sering digunakan. Metode difusi
dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu metode silinder, metode
lubang/sumuran dan metode cakram kertas. Metode lubang/sumuran
yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan
bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian,
kemudian ke dalam lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang akan diuji.
Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat
ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling lubang berwarna bening
(Kusmiyati dan Agustini 2007).
f. Pembuatan Spray Handsanitizer
Tabel 1.1 Formulasi spray handsanitizer

Nama Bahan Konsentrasi yang Fungsi


digunakan
Ekstrak Kulit Rambutan 1% Zat aktif
Gliserin 15% Emolient
Aqua Citri 1 ml Pewangi
Aquabidest Ad 50 ml Pelarut
Menyiapkam bahan-bahan berupa ekstrak kulit rambutan,
aquabidest, gliserin, dan aqua citri. Masing-masing bahan yang telah
dicampur digojog hingga homogen.

3.5 Analisis Data


Hasil pengujian aktivitas anti bakteri dari uji angka lempeng total
dansumuran dianalisis menggunakan uj one way ANOVA.
9

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Peralatan Penunjang Rp. 680.000
2. Bahan habis pakai Rp. 6.405.000

3. Perjalanan Rp. 2.910.000


4. Lain-lain Rp. 2.480.000

Jumlah Biaya Rp. 12.475.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1. Konsultasi dengan Dosen Pembimbing
2. Penentuan Judul Poposal
3. Penyusunan Proposal
4. Ekstraksi
5. Uji Fitokimia (Uji Tanin dan Saponin)
6. Pembuatan Media
7. Uji Aktivitas Antibakteri
8. Pembuatan Formulasi
10

DAFTAR PUSTAKA
Daryanti. 2007. Optimasi Kandungan Saponin Ekstrak Kulit Buah Rambutan
(Nephelium Lappaceum) Melalui Proses Ekstraksi Menggunakan
Etanol [skripsi]. Jogjakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia.

Effect of Garcinnia mangostana on inflammation caused by


Propionibacterium acnes. Fitoterapia 78, 401-408.
Fardiaz F. 1987. Mikrobiologi Pangan Jilid 1. Bogor: PAU.

Hanum C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Jakarta : Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.

Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis


Tumbuhan. Padmawinata K, Sudiro I,penerjemah. Bandung:
ITB.Terjemahan dari: Phytochemical Method.

Jawetz, E. Melinck J.L, Aderberg, E.A. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi


16 diterjemahkan oleh Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Airlangga.
Surabaya: Salemba Medica

Kusmiyati dan Agustini NWS. 2007. Uji aktivitas senyawa antibakteri dari
mikroalga Porphyridium cruentum. Biodiversitas 8:48-53.

Mahisworo, Kusno S dan Agustinus A. 1991. Bertanam Rambutan. Jakarta:


Penebar Swadaya.
Mckanne L, Kandel J. 1996. Microbiology Essential and Application. Ed ke-2.
New York: McGraw Hill
Pelczar MJ dan Chan ECS. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Schunack W, Mayer K, Haake M. 1990. Senyawa Obat. Ed ke-2. Wattimena JR,


Subino, penerjemah; Yogyakarta: UGM Press.

Sembiring B, Ferry Manoi, M Januwati. 2005. Pengaruh nisbah bahan dengan


pelarut dan lama ekstraksi terhadap mutu ekstrak sambiloto. Prosiding
Seminar Nasional dan Pameran Tumbuhan Obat Indonesia. Vol
XXVII.
Shahidi F, Naczk M. 1991. Food phenolics : Sources, Chemistry, Applications.
Lanchester: Technomic Publingshing Co. Inc.
11
12
13
14

Biodata Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri
1. 1 Nama Lengkap Erza Genatrika, M.Sc., Apt
2. 2 Jenis Kelamin P
3. 3 Program Studi Farmasi
4. 4 NIP/NIDN 0630078703
Tempat dan Tanggal Purwokerto, 30 Juli 1987
5. 5
Lahir
6. 6 Email erzagenatrika@gmail.com
7. 7 Nomor Telepon/HP 085647772200

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik S1/Sarjana S2/Magister Profesi Apoteker
Universitas Universitas Universitas
Nama Institusi Jenderal Gadjah Mada Gadjah Mada
Soedirman
Farmasi Manajemen Apoteker
Jurusan/Prodi Farmasi Rumah
Sakit
Tahun Masuk- 2005 – 2009 2009 – 2010 2010– 2011
Lulus

C. Rekam Jejak Tri Darma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1. Ilmu Resep Dasar Wajib 2

2. Ilmu Resep Lanjut Wajib 2

3. Formulasi Teknologi Sediaan Steril Wajib 2

4. Kimia Fisika Wajib 2

5. Manajemen Farmasi Wajib 2

6. Compounding dan Dispensing Wajib 1

C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. Analisis Kualitas Pelayanan Pasien Pemula - UMP 2015
Rawat Jalan Peserta BPJS Kesehatan di
Instalasi Farmasi RS Islam Fatimah
Cilacap (Ketua)

2. Uji Efektivitas Antidiabetes Daun Hibah Prodi - 2016


Mahoni (Switenia macrophylla King) UMP
15

Terhadap Tikus Jantan Yang Di Induksi


Sukrosa (Anggota)

3. Identifikasi Lemak Daging Tikus Pada Pemula – UMP 2016


Bakso Yang Beredar di Wilayah
Purwokerto Menggunakan Metode
FTIR (Anggota)

4. Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Sayat Pemula – UMP 2016


Getah Pelepah Pisang Ambon ( Musa
Paradisiaca Var.Sapientum (L.)) Dan
Getah Tangkai Daun Pepaya (Carica
Papaya L) Secara In Vitro (Anggota)

5. Rekayasa Formulasi Tablet Floating Hibah Bersaing - 2016


Metformin HCl menggunakan Bahan Kemenristek Dikti
Matrik HPMC K4M, Asam Sitrat :
Natrium Bikarbonat dan Etil Selulosa
Untuk Terapi Diabetes (Anggota)

6. Inovasi Formula Tablet Floating Penelitian 2018


Glibenklamid Dengan Bahan Matrik Terapan PT -
HPMC, Karbopol, dan Etil Selulosa Kemenristek Dikti
Menggunakan Pendekatan Simplex
Lattice Design Untuk Terapi Diabetes
(Anggota)

C.3. Pengabdian Kepada Masyarakat


No Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1. Pelatihan Pemilihan Obat Rasional UMP 2016
Untuk Kasus Penyakit Yang Sering
Terjadi Pada Anak Bagi Wali Murid
dan Guru TK Kartini Kelurahan
Gumilir Kecamatan Cilacap Utara

2. IbM Penggunaan Obat yang Aman pada UMP 2016


Ibu Hamil dan Menyusui

3. IbM Penggunaan Obat Mandiri pada UMP 2017


Siswa SMA Muhammadiyah Sokaraja
Kecamatan Sokaraja Kabupaten
Banyumas
16
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Jenis Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


Perlengkapan
- Masker 3 box 50.000 150.000
- Sarung tangan 3 box 60.000 180.000
- Kacamata 3 50.000 150.000
Laboratorium
- Alumunium foil 5 roll 20.000 100.000
- Wrapping 10 roll 10.000 100.000
SUB TOTAL (Rp) 680.000
2. Bahan Habis Volume Harga satuan (Rp) Nilai (Rp)
Pakai
- Buah rambutan 20kg 30.000 600.000
- Aqua Citri 4 botol 150.000 600.000
- Bakteri uji 2 900.000 1.800.000
(Escherichia
coli dan
Staphylococcus
aureus)
- Gliserin 1 liter 50.000 50.000
- Aquabidest 20 liter 20.000 400.000
- Media Nutrient 500gr 270.000 1.350.000
Agar (NA)
- Media Nutrient 500gr 260.000 1.300.000
Broth (NB)
- Etanol 70% 1 liter 50.000 50.000
- FeCl3 200gr 15.000 30.000
- Botol spray 10 buah 10.000 100.000
(50ml)
- Label kemasan 10 buah 5.000 50.000
- Tisu 5 buah 15.000 75.000
SUB TOTAL (Rp) 6.405.000
3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Transportasi 3 orang 400.000 1.200.000
- Uang makan tim 2 75.000 150.000
- Transportasi 3 orang 100.000 300.000
pembelian
peralatan
penunjang
- Transportasi 3 orang 300.000 900.000
18

pembelian
barang habis
pakai
- Transportasi 3 orang 120.000 360.000
lain-lain
SUB TOTAL (Rp) 2.910.000
4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Biaya sewa lab 1.500.000 1.500.000
termasuk
penggunaan alat
lab
- Kertas A4 2 rim 65.0000 130.000
- Determinasi 1 kali 300.000 300.000
- Publikasi 1 100.000 100.000
- Penggandaan 5 10.000 50.000
proposal
- Biaya internet 4 bulan 100.000 400.000
SUB TOTAL (Rp) 2.480.000
TOTAL (Rp) 12.475.000
Terbilang Dua Belas Juta Empat Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah
19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama Jurusan Prodi Waktu Tugas


Mengevaluasi
proposal

Membeli alat
dan bahan
1. Tyas Sari Farmasi Farmasi 10
Intani S1 jam/mingg Koordinator
u penelitian

Melakukan
penelitian

Menyusun
proposal

Membeli alat
dan bahan
2. Annisa Farmasi Farmasi 8
Azhar S1 jam/mingg Menyusun
Jannah u proposal

Melakukan
penelitian

Membeli alat
dan bahan
3. Anggita Nur Farmasi Farmasi 8
Fauzana S1 jam/mingg Menyusun
u proposal

Melakukan
penelitian
20

Anda mungkin juga menyukai