Anda di halaman 1dari 20

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KELOR SEBAGAI SABUN

PENYUSUN :

-Luh Gede Erica Fridayana

- I Wayan Mahardika Saputra


- Ni Nyoman Zelina Aswindari

SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar

2017
KATA PENGANTAR
i
Om swastiyastu

assalamu’alaikum Warohmatulahi Wabarokatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
berkatNya,sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan tepat pada
waktunya.karya tulis ini membahas tentang ”PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KELOR
SEBAGAI SABUN”.

Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini kami telah banyak menerima bantuan dari berbagai
pihak dan berbagai sumber sehingga dalam waktu yang relatif singkat karya tulis ilmiah ini
dapat terwujud.oleh karena itu,kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat masih jauh dari sempurna.oleh karena
itu,kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sangat diharapkan utuk di
perbaiki di masa mendatang. Dengan iringan doa semoga karya tulis ilmiah ini bisa
bermanfaat dalam pengembangan pendidikan dan wacana berfikir kita bersama sehingga bisa
menghasilkan pemikiran-pemikiran yang kreatif serta bisa berguna bagi masyarakat sekitar.

Om shanti,shanti,shanti,Om

Wassalamu’alaikum Warohmatulahi Wabarokatuh.

Denpasar,10 September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................

1.1 JUDUL.............................................................................................................................

1.2 LATAR BELAKANG......................................................................................................

1.3 RUMUSAN MASALAH .............................................................................................

1.4 TUJUAN PENULISAN....................................................................................................

1.5 MANFAAT PENULISAN................................................................................................

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

2.1 DAUN KELOR...............................................................................................................


2.2 SABUN ..........................................................................................................................

BAB III METODE PENULISAN

3.1 SUMBER DAN JENIS DATA..........................................................................................


3.2 PENGUMPULAN DATA.................................................................................................
3.3 ANALISIS DATA.............................................................................................................
3.4 FORMULASI ...................................................................................................................
3.5 ALAT & BAHAN ............................................................................................................
3.6 PROSEDUR PEMBUATAN.............................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN

A. ANALISIS SWOT.............................................................................................................
B. PERHITUNGAN MODAL DAN KEUNTUNGAN ........................................................

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 JUDUL
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KELOR SEBAGAI SABUN

1.2 LATAR BELAKANG


Setiap orang menginginkan keaadaan yang sehat dalam melakukan aktivitas hidup
mereka, maka diperlukan upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya
sendiri. Kesadaran masyarakat akan kesehatan pribadi ini semakin menurun, itu akan
menyusul ketersediaan produk-produk antiseptik untuk menjaga atau meningkatkan
kesehatan pribadi mereka. Suatu cara yang penting, mudah, sederhana dan umum
dilakukan
dalam menjaga kesehatan pribadi adalah dengan mencuci tangan, Tangan merupakan
pembawa utama kuman penyakit oleh karena itu sangat penting untuk diketahui dan
diingat
bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang sangat efektif
untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit menular.seperti halnya di indonesia
kesadaran masyarakat akan mencuci tangan sangatlah rendah,menurut Ketua Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta dokter Dhani
Redhono, Sp. PD mengatakan kesadaran masyarakat untuk cuci tangan tidak lebih dari 30
persen.maka dari itu diperlukan kesadaran masyarakat untuk mau mencuci tangan.
Menurut Val Curtis dan Sandy Cairncross dari London School of Hygiene and tropical
Medicine, Inggris tahun 2003, dalam penelitiannya tentang kesehatan sanitasi dan air ini,
perilaku mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi insiden diare sebanyak 42-47%.
Artinya, sekitar satu juta anak di dunia dapat diselamatkan tiap tahun dengan cuci tangan.
Hanya saja ada yang perlu diperhatikan dalam prosesnya, yaitu harus menggunakan sabun
dan membilas tangan menggunakan air mengalir. Pada dewasa ini makin banyak
desinfektan ataupun antiseptik yang beredar di pasaran dan dipergunakan di rumah sakit
serta pelayanan kesehatan lainnya. Dampak dari banyaknya merk antiseptic maka berbagai
pelayanan kesehatan menggunakan bermacam-macam antiseptik pada saat yang bersamaan
atau selalu berganti-ganti dari satu ke lain merk. Belum lagi cara membuat larutannya dan
komposisi bahan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh pabriknya. Hal
ini menyebabkan penyalahgunaan desinfektan yang berakibat timbul infeksi nosokomial di
rumah sakit.sehingga perlu adanya suatu inovasi terkait dengan sabun antiseptik yang
alami dan aman untuk digunakan.salah satunya dengan memanfaatkan ekstrak daun kelor
sebagai sabun cuci tangan yang kaya antioksidan.

Di Indonesia tanaman kelor sangat mudah dijumpai dan hampir di seluruh pelosok
Indonesia terdapat daun kelor. Salah satu yang paling menonjol dari daun kelor yaitu
memiliki kandungan zat antioksodan yang tinggi. aktifitas antioksidan daun kelor dapat
dimanfaatkan untuk sediaan sabun cuci tangan dengan penambahan ekstrak daun kelor
dimulai dari konsentrasi 0,1% sampai 10%. Tanaman kelor juga dapat di formulasikan ke
dalam bentuk sabun cair ataupun batang dengan konsentrasi ekstrak 10%..Daun kelor
mengandung senyawa antioksidan berupa Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, Vitamin K,
Vitamin B (Choline), Vitamin B1 (Thiamin), Vitamin B2 (Riboflavin), Vitamin B3
(Niacin), Vitamin B6, Alanine, Alpha-Carotene, Arginine, Beta-Carotene, Beta-sitosterol,
Caffeoylquinic Acid, Campesterol, Carotenoids, Chlorophyll, Chromium, Delta-5-
Avenasterol, Delta-7- Yang dapat menangkal radikal bebas.Diharapkan pengolahan daun
kelor menjadi sabun cuci tangan ini dapat membasmi kuman yang terdapat pada tangan
dan meningkan kesehetan pribadi mereka dengan bahan yang aman digunakan.

1.3 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang menyebabkan daun kelor digunakan sebagai bahan sabun
antiseptik ?
2. Apa kandungan dari daun kelor yang berguna untuk di jadikan manfaat dari
pembuatan sabun daun kelor ?
3. Apa manfaat daun kelor digunakan sebagai bahan dari pembuatan sabun?
4. Apa keunggulan menggunakan sabun dari daun kelor daripada sabun
lainya?

1.4 TUJUAN PEMBUANTAN SABUN


1. Memberikan inovasi baru terhadap sediaan farmasi khususnya sabun cair
2. Sebagai alternatif untuk sabun yang mengiritasi atau memberikan efek tidak
aman bagi kulit.
3. Untuk membersihkan badan dari kotoran & Mencegah pertumbuhan dan
masuknya bakteri melalui kulit.
4. Untuk mengencangkan kulit & memudarkan bekas luka pada kulit

1.5 MANFAAT
1. Mendapatkan ekstrak yang dapat melindungi sekaligus membersihkan kulit.
2. Sabun daun kelor dapat digunakan untuk pencegahan terhadap kuman dan
bakteri
3. Sabun daun kelor sebagai alternatif untuk sabun yang aman, nyaman dan
dapat digunakan untuk antiseptik.
3.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DAUN KELOR

KLASI FIKASI TANAMAN KELOR :

Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )

Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembuluh )

Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )

Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )

Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )

Sub kelas : Dileniidae

Ordo : Capparales
Ordo : Moringaceae

Genus : Moringa

Spesies : Moringa oleifera. Lam

4.

KANDUNGAN YANG TERDAPAT DALAM TANAMAN KELOR :

Tanaman Kelor mengandung 46 antioksidan kuat yang melindungi tubuh dari radikal
bebas, Daun Kelor mengandung vitamin A, vitamin C, Vit B, kalsium, kalium, besi, dan
protein, dalam jumlah sangat tinggi yang mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh
manusia. Jumlahnya berlipat-lipat dari sumber makanan yang selama ini digunakan
sebagai sumber nutrisi untuk perbaikan gizi di banyak belahan negara. Kelor diketahui
mengandung lebih dari 40 antioksidan. (Krisnadi, 2015).

POTENSI DARI TANAMAN KELOR :

Tanaman Kelor telah dikenal selama berabad-abad sebagai tanaman multi guna,
padat nutrisi dan berkhasiat obat. Mengandung senyawa alami yang lebih banyak dan
beragam dibanding jenis tanaman lainnya yang ada (Krisnadi, 2015). kelor sangat
berpotensi digunakan dalam pangan, kosmetik dan industri (Anwar et al., 2007) karena
Kelor mengandung lebih banyak vitamin, mineral, antioksidan, asam amino esensial dan
senyawa lain yang bermanfaat (Krisnadi, 2012). Hasil penelitian Anwar dkk., (2007)
menunjukkan bahwa bagian-bagian dari kelor mempunyai kandungan senyawa yang
berfungsi sebagai antiseptik , antitumor, antipiretik, antiepileptik, antiinflamatori,
antipasmodik, diuretik, antihipertensi, menurunkan kolesterol, antioksidan dan
antidiabetik.sehingga daun kelor dapat di formulasikan untuk dimanfaatkan sebagai
sediaan farmasi yang bermanfaat karena mengandung antioksidan dan antiseptik yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan juga dapat menangkal radikal bebas sehingga
cocok untuk diformulasikan ke dalam sediaan sabun . Ekstrak daun kelor dengan pelarut
etanol konsentrasi 50% dan 60% adalah sedang, sama dengan respon hambatan dekok
daun kelor konsentrasi 50%, 60%, dan 70% dikategorikan sedang. Hal ini berarti, ekstrak
daun kelor dengan pelarut etanol memiliki kemampuan yang lebih kuat dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactiae dibandingkan dekok daun
kelor.Keduanya dapat dikatakan mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus
agalactiae meskipun masih lebih rendah dibandingkan iodips.Hal tersebut menunjukkan
sesuai dengan hipotesis, ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol dan dekok daun kelor
mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus agalactiae.

4.

METODE UNTUK MEMBUAT EKSTRAK DAUN KELOR :

Krisnadi (2015Metode Ekstraksi Daun Kelor Ekstraksi daun kelor menggunakan


metode maserasi. Maserasi merupakan jenis ekstraksi secara dingin sehingga mencegah
kerusakan komponen kimia yang tidak tahan terhadap pemanasan (Syukur et al, 2011).
Jenis pelarut yang sesuai untuk mengekstrak senyawa bioactiv dari daun kelor adalah
menggunakan etanol 96% dan aktivitas antioksidan mendekati hasil yang didapatkan dari
proses maserasi selama 72 jam (Saputra et al, 2013).

2.2 SABUN :
Sabun adalah kosmetik dengan daya pembersih dan dibuat dengan
mempersenyawakan lemak-lemak dan basa dalam jumlah yang berlebihan. Ini
dilakukan dengan mencampurkan bahan dasar dan memanaskannya. Karena pada
proses basa tersedia jumlah yang berlebihan maka dalam kebanyakan sabun masih
terdapat sisa-sisa basa sehingga sabun banyak yang bersifat basa. Sabun termasuk
golongan deterjen karena mempunyai sifat menurunkan tegangan permukaan suatu
zat. Untuk itu, bila sabun dipakai membersihkan sesuatu harus dengan air
melarutkannya, sambil membuat busa dan mengadakan emulsifikasi lemak/palit
dan kotoran yang menempel pada kulit.

 ZAT AKTIF PADA SABUN :


 Asam lemak bebas Sabun tradisional biasanya memiliki pH sekitar 10. Proses
manufaktur dengan asam lemak yang berlebih di luar apa yang dibutuhkan oleh
reaksi menghasilkan produk akhir dengan asam lemak bebas, juga dikenal
dengan sabun superfatted. Sebaliknya, proses dengan kaustik lebih dari apa
yang dibutuhkan oleh reaksi menghasilkan sabun dasar dengan sedikit
kelebihan kaustik bebas. Kelebihan asam lemak bebas meningkatkan profil
busa dari sabun,
menghilangkan alkali bebas (menurunkan pH) dan dapat memberikan beberapa
perbaikan yaitu pada kelembutan kulit.
 Parfum tujuan utama dari parfum adalah untuk menargetkan kelompok

6.
 pengguna tertentu, parfum juga digunakan untuk menutupi bau dasar
karakteristik yang terkait dengan asam lemak. Wewangian ini mengandung
beberapa komponen termasuk asam karboksilat, ester, aldehid, keton, dan glikol
dimana pemilihan komponen dapat mempengaruhi stabilitas dan kemampuan
proses produk akhir.

 Pewarna dan pigmen Tampilan visual dari sebuah sabun diketahui


mempengaruhi penerimaan konsumen produk, karena perbedaan warna dari
beberapa komposisi dasar dapat mempengaruhi produk akhir.Maka sebagian
besar dicapai dengan penambahan pewarna dan agen opasitas. Beberapa aditif
yang umum digunakan meliputi, pewarna makanan atau kosmetik dan pigmen,
pewarna jenis lakes, dan bahan opasitas seperti titanium dioksida dan seng
oksida.
 Pengawet Sabun dasar dengan proporsi tinggi asam lemak tak jenuh, adanya
zat aditif sabun tertentu, seperti wangi, cenderung rentan terhadap perubahan

 oksidatif yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, pengawet (chelating agent dan
antioksidan) yang diperlukan untuk mencegah oksidasi yang terjadi.
 Pelembab Seperti disebutkan sebelumnya, permintaan konsumen untuk produk
yang tidak hanya membersihkan kulit tetapi juga memberikan kelembutan kulit
dan manfaat mosturizer.. Dua zat aditif yang paling umum digunakan yaitu
asam lemak bebas dan gliserin. Aditif lain yang umum digunakan pada sabun
adalah vitamin E, lidah buaya, minyak, lanolin, gliseril stearat, isopropil ester,
petrolatum, silikon, lilin lebah, ceresin, cocoa butter, minyak mineral.
 Antimikroba Penambahan bahan aktif antimikroba ke dalam sabun
memperluas manfaat di atas untuk waktu periode yang lebih lama, terutama
antara mandi dan pencucian. Pilihan zat aktif untuk digunakan dalam produk
yang berbeda didasarkan pada klaim produk, efikasi, dan biaya produk akhir.

2.3Metodologi
Persiapan sampel daun kelor
Sampel dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskan. Selanjutnya terdapat dua varian
pengeringan sampel, yang pertama yaitu dibekukan dalam freezer dan yang keduan

7.
dengan diangin-anginkan pada suhu ruang. Waktu pengeringan dengan freezer
dryer
dapat berlangsung selama satu sampai dua hari tergantung dari banyaknya sampel.
Sedangkan untuk pengeringan pada suhu ruang selama kurang lebih 3 hari. Setelah
sampel kering, dilakukan penghancuran menggunakan blender kering untuk
mendapatkan bubuk sampel (Rahmat, 2009).

 Proses Ekstraksi Daun Kelor (Lyrawati et al, 2013)

Proses ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi dengan pelarut metanol. Pelarut
etanol yang digunakan yaitu pelarut etanol teknisdan etanol PA (pro Analyst).

Prosedur ekstraksi yang dilakukan yaitu sebagai berikut : sebanyak 42 g tepunt


daUN kelor (Moringa oleifera) direndam dengan etanol samapai volume 900 ml,
kemudian diaduk dengan pengadukan magnet selama 30 menit lalu dibiarkan
selama 24 jam paa suhu ruang. Ekstrak yang diperoleh dipisahkan dari pelarut
dengan penguap putar (rotary evaporator) hingga diperoleh ekstrak kental.
8.

BAB III

“ PEMBUATAN SABUN DARI DAUN KELOR”

3.1 FORMULASI :

EKSTRAK DAUN KELOR 10%

SODIUM LAURIL SULFAT 18,5%

NaCl 5%

PROPILENGLIKOL 1%

ASAM SITRAT 0,5%

AIR 65%

3.2 ALAT DAN BAHAN :


Alat dan bahan yang kami gunakan dalam proses pembuatan sabun dari daun kelor
ini yaitu:
 Peralatan :
Mortir dan stamper Cawan porselen

Bahan :

-
Ekstrak
Beaker gelas Batang pengaduk
daun kelor

- N
a
cl
- P
Timbangan digital ro
Corong kaca
pi
le
n
gl
ik

Gelas ukur Tempat sediaan ol

Kaca arloji Sudip


- Asam nitrat
- SLS

9.

3.3 PROSEDUR PEMBUATAN :

 Langkah pertama Siapkan Alat dan Bahan yang di perlukan .

 Langkah kedua Timbang dan ukur bahan-bahan yang di perlukan.


 Langkah ketiga , masukan sodium laurit sulfat ke dalam mortir lalu tambahan NaCl
digerus dengan mortir sampai warnannya homogen .

 Langkah ke empat masukan asam sitrat ke dalam mortir yang berisi campuran SLS
dan Nacl gerus sampai warnanya homogen. .

 Langkah ke lima tambahkan propirel glikol ke dalam mortir lalu gerus sampai
homogen.
10.

 Selanjutnya, tambahkan air sebagiannya sedikit demi sedikit gerus sampai


membentuk massa yang agak kental.

 Lalu tambahkan ekstrak daun kelor diaduk sampai warnanya homogen.

 Tambahkan sedikit air gerus sampai homogen lalu tambahkan zat pengaroma
secukupnya gerus ad homogen lalu masukan ke dalam botol dengan bantuan
corong kaca.

 Bilas mortir dengan air , masukan air tersebut ke dalam botol , tambahkan air ke
dalam botol sampai batas botol 100 cc.

 Tutup botol dengan rapat dan beri lebel yang menarik.


11.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. ANALISIS SWOT produk “ sabun dari bahan daun kelor ” :

 S (strengths) :
1. produk ini memiliki keunggulan dari segi bahan baku. Bahan bakunya yakni
daun kelor yang mudah ditemukan. Dengan keunggulan yang tidak hanya
digunakan untuk kebutuhan pangan saja, tetapi dapat digunakan dalam
pembuatan produk. Salah satunya sabun cair dari Ekstrak kelor.
2. Dapat membantu melembabkan kulit karena mengandung Vit B2
3. Mengandung antiseptik alami & dapat memudarkan bekas luka
4. Bahan lebih aman untuk digunakan karena kandungannya dari bahan alami.
5. Sabun cair lebih praktis pemakainannya dari pada sabun batang.
6. Memiliki bau harum yang tahan lama karena berbentuk sediaan cair.

 W (weaknesses):
1. Produknya belum banyak dikenal oleh masyarakat
2. Produk ini tidak boleh terpapar sinar matahari secara langsung karena
dapat memnyebabkan kerusakan pada produk
3. Dapat digunakakan hanya pada kalangan tertentu (anak-anak, remaja ,
orangtua)

 (opportunities) :
1. Sabun ini belum ada yang memproduksinya sehingga produk ini memiliki
peluang yang lebih besar beredar di masyerakat.
2. Produk ini diyakini dapat bersaing di pasaran dibandingkan dengan produk
yang lain dari segi kualitasnya.
3. Harganya yang terjangkau dapat menarik konsumen untuk membelinya.
4. Produk ini dipastikan banyak yang menyukai karena di lihat dari
kandungannya yang di gunakan adalah bahan alami yang aman sehingga
masyerakat tidak ragu untuk menggunakannya.

12.
 T (threats) :
1. Persaingan dengan produk yang lebih praktis atau produk yang modern .
2. Penyebaran atau promosi produknya kurang menyeluruh karena hanya sedikit
yang mengetahui produk ini.

B. MODAL DAN KEUNTUNGAN DARI PEMBUATAN SABUN CAIR


KELOR

NO. NAMA BARANG HARGA JUMLAH BIAYA YG


DIKELUARK
AN
1. Ekstrak daun kelor - - -

2. SODIUM LAURIL 25.000/kg 55.5g 1.387


SULFAT
3. NaCl - 15g -
4. PROPILENGLIKOL 650.000/5liter 3g 390
5. ASAM SITRAT 65.000/kg 1,5g 100
6. Pengharum 10.000/10ml 10 ml 10.000

7. Botol plastik 5000/unit 3 15.000

TOTAL : Rp 26.877,00

7. Modal per unit :


Rp 26.877 : 3 botol sabun = Rp 8.959

8. Keuntungan yang akan diperoleh (20%) PER BOTOL :


Modal + keuntungan 20% = harga jual

Rp8.959 + Rp1.791 = Rp 10.750 / (Rp11.000)

JADI HARGA JUAL SABUN DARI DAUN KELOR ADALAH :Rp 11.000,00

13.

BAB V

PENUTUP

SIMPULAN :

simpulan dari pembuatan sediaan ini adalah penggunaan bahan yang digunakan
untuk pembuatan sabun ini menggunakan bahan alami yang tidak merusak kulit dan
kandungan dari bahan tersebut dapat melindungi kulit . Daun kelor memiliki kandungan
antioksidan yang tinggi dan dapat melindungi kulit dari radikal bebas sehingga tidak
mudah terserang bakteri.maka dari itu daun kelor sangat cocok di gunakan untuk bahan
sabun yang berfungsi selain membersihkan kulit juga melindungi kulit kita dari
bakteri.sehingga Bakteri tersebut dapat dicegah perkembangannya dengan penggunaan
sabun dari daun kelor ini karena Yang memiliki kandungan antiseptik yang dapat
mencegah berkembangnya bakteri pada kulit lebih lanjut dan juga dapat memudarkan
bekas luka. Sehingga sabun dari daun kelor ini dapat digunakan sebagai ntiseptic
ntiseptic dalam mencegah bakteri berkembang pada kulit.

SARAN :

Sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut mengenai khasiat yang terdapat dalam
tanaman kelor karena tanaman kelor memiliki banyak manfaat. Agar nantinya dapat
menciptakan sebuah produk yang berguna dengan menggunakan bahan dasar daun kelor.
Daun kelor memiliki potensi untuk dijadikan sebagai sediaan – sediaan dalam dunia
farmasi khususnya untuk pengobatan . Dan pada penelitiaan selanjutnya dapat dilakukan
pemurnian ekstrak daun kelor , sehingga aktifitas antioksidan yang di hasilkan dapat
maksimal. Serta dapat dilakukan pengujian aktifitas antioksidan dalam sediaan sabun cair
untuk mengetahui kualitas dan ketahanan produk yang di hasilkan.

14.

DAFTAR PUSTAKA :

www.google.co.id

file:///C:/Users/Owner/Documents/produk%20farmasi/New%20folder/14006-17924-1-
PB.pdf

https://banaransoap.com/cara-membuat-sabun-mandi-sendiri/

http://www.daftarresepobat.com/2016/10/manfaat-khasiat-daunkelor-untuk-
kesehatan.html

http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/86479/1/I16aks.pdf

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27250/1/FEBBY
%20HARDIYANTHI-FST.pdf
15.

Anda mungkin juga menyukai