Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMBUATAN HAND SANITIZER (PEMBERSIH


TANGAN TANPA AIR) MENGGUNAKAN
ANTISEPTIK BAHAN ALAMI
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Aplikasi
Komputer

Asisten Dosen : Sultan Guna Wibawa

DISUSUN OLEH :

Siti Muthiatulmillah

(B.2010685)

TEKNOLOGI PANGAN DAN GIZI

FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL

UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat Iman dan
Islam, rahmat dan Rahim-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Aplikasi
Komputer, kemudian sholawat serta salamnya tak lupa kami sampaikan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni AL-Quran
dan As-Sunnah untuk keselamatan umat di dunia dan akhirat.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunanya bahasa, maupun penulisannya, Oleh sebab
itu, Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya untuk menjadi acuan kami
agar lebih baik lagi di masa mendatang.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk


pembaca.

Wassalamualaikum wr.wb

Bogor,Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


BAB I .................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 3
BAB II ................................................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 4
2.1 Sediaan gel Hand Sanitizer ......................................................................... 4
2.2 Keuntungan sediaan gel .............................................................................. 5
BAB III................................................................................................................ 6
METODOLOGI ................................................................................................... 6
3.1 ALAT ......................................................................................................... 6
3.2 BAHAN ..................................................................................................... 6
3.3 Untuk satu formula Bahan dasar hand sanitizer ........................................... 6
3.4 Cara Pembuatan .......................................................................................... 6
BAB IV ............................................................................................................... 7
PEMBAHASAN .................................................................................................. 7
4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN PEMBUATAN HAND SANITIZER ......... 7
BAB V................................................................................................................. 8
PENUTUP ........................................................................................................... 8
4.1 SARAN ...................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai macam jenis mikroorganisme seperti virus, bakteri dan jamur
menempel pada tangan setiap harinya melalui kontak fisik dengan lingkungan,
dan diantaranya dapat menyebabkan/menimbulkan berbagai penyakit. Untuk itu
mikroorganisme ini perlu dimusnahkan atau dicegah penyebarannya, salah satu
cara yang paling mudah dan tepat adalah dengan cara mencuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Jika air bersih tidak tersedia,
dapat juga digunakan sediaan pembersih tangan berbasis alkohol atau
mengandung antibakteri yang dikenal dengan hand sanitizer (Wahyono, 2010).

Pembersihan tangan dengan menggunakan bahan antiseptik mulai dikenal


sejak awal abad 19. Perkembangan masyarakat saat ini terutama yang berdomisili
di daerah perkotaan, menuntut manusia dengan berbagai kesibukan untuk
bergerak cepat dan menggunakan waktu seefisien mungkin. Tuntutan zaman yang
demikian mengharuskan manusia untuk menjaga kesehatannya agar terhindar dari
penyakit dengan cara yang tidak dapat menghambat gerak dan tidak mengurangi
efisiensi waktunya (Wahyono, 2010). Pemakaian antiseptik tangan dalam bentuk
sediaan gel yang lebih popular dengan nama sediaan hand sanitizer di kalangan
masyarakat menengah ke atas.

Beberapa sediaan hand sanitizer dapat dijumpai di pasaran dengan cara


pemakaiannya cukup sederhana dan cepat yaitu dengan diteteskan pada telapak
tangan, kemudian diratakan pada permukaan tangan. Namun biasanya banyak
mengandung alkohol dan antiseptik berupa bahan kimia sintetis yang harganya
relatif mahal dan sering menimbul masalah kesehatan kulit, misalnya kulit
menjadi kering (terjadi pennurunan kelembapan kulit normal) (Retnosari, 2007).
Oleh karena itu perlu dicari antiseptik dari bahan alam yang relatif lebih murah,
aman, efektif, dan mudah didapat, salah satu contohnya adalah bunga
kecombrang.sudah menjadi suatu gaya hidup.

Berbagai tanaman diketahui mengandung berbagai zat aktif yang mempunyai


potensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri yaitu saponin, flavonoid dan
minyak atsiri danmemiliki bau yang khas dan tajam. Oleh karena itu kemungkinan
berbagai tumbuhan mempunyai aktivitas antibakteri dan dapat diformulasikan ke
dalam sediaan hand sanitizer. Desa Nagori Manik Maraja adalah salah satu desa
yang berada di kabupaten Simalungun kecamatan Sidamanik. Desa tersebut cukup
jauh letaknya dari kota siantar, untuk mencapai ke lokasi tersebut membutuhkan

1
waktu sekitar 1 jam dari kota. Mata pencarian sebagian penduduk disana adalah
petani. Di samping sebagai ibu rumah tangga sebagian besar ibu-ibu di desa ini
turut membantu suami bertani, dan ada juga yang mengelola ubi menjadi
makanan, yaitu ubi diolah menjadi kelenting. Proses pembuatan kelenting
biasanya membutuhkan waktu yang lama, mula-mula ubi tersebut di rebus
kemudian diberi pewarna dan dicetak. Setelah proses pencetakan selesai ubi yang
sudah dicetak tersebut di jemur di terik matahari. Namun setelah dilakukan survey
dan wawancara ternyata pengelolan tersebut memiliki beberapa masalah, misalnya
pada saat musim hujan, ubi yang dijemur tidak dapat kering dengan cepat dan
membutuhkan waktu lama, dan tak jarang ubi tersebut berjamur karena tidak
mendapatkan panas matahari beberapa waktu, sehingga kurang mendukung untuk
perbaikan ekonomi keluarga.

Di sisi lain masyarakat di desa ini tergabung di dalam kelompok organisasi


pedesaan dan berbagai kegiatan, namun terbatas pada kegiatan-kegiatan
keagamaan dan sosial lain-nya, selebihnya banyak berdiam diri di rumah masing-
masing. Masyarakat di desa ini hidup rukun, tidak terjadi konflik satu sama lain,
kerukunan ini sangat terlihat nyata mereka bersama-sama di dalam berbagai
kegiatan kemasayarakatan, misalnya dalam acara hajatan di rumah salah satu
warga seperti acara duka cita, acara syukuran perkawinan, acara sunatan, acara
gotong royong kebersihan desa, dan acara perayaan peringatan harihari besar.
Dilihat dari keadaan ekonomi masyarakat di desa ini masih tergolong menengah
ke bawah, hal ini tergambarkan dari sanitasi lingkungan desa yang belum begitu
baik, pengolahan air bersih yang belum memadai, dan penyajian menu makanan
keluarga masih banyak yang belum memenuhi standar gizi yang baik. Dari segi
pendidikan putra-putrinya, masih ada keluarga yang anak-anaknya terputus
pendidikan sampai tammat Sekolah Menengah Pertama. Kesemua ini sangat erat
kaitannya dengan pendapatan keluarga yang masih minim, padahal ibu-ibu rumah
tangga di desa ini sangat berpotensial untuk diberikan kegiatan yang dapat
membantu penambahan pendapatan ekonomi keluarga, yang akhirnya akan
memperbaiki kualitas kehidupan kesehatan dan pendidikan keluarga.

Melihat situasi ini masih besar harapan bahwa taraf kehidupan masyarakat di
desa ini dapat ditingkatkan melalui kegiatan masyarakat yang dapat membantu
peningkatan pendapatan keluarga, salah satu caranya dengan kegiatan pembuatan
hand sanitizer dari bahan alami yaitu menggunakan berbagaibahan dari tumbuhan
yang mudah didapatkan di sekitar lingkungan tempat tinggal, mempunyai aroma
khas dan telah terbukti dapat membunuh kuman, misalnya sere wangi, daun jeruk,
kulit jeruk, daun tembelekan, daun kemuning, daun kemangi, bunga kecombrang,
bunga krisan dan bunga lainnya.

Hand sanitizer merupakan suatu produk sediaan cair yang penggunaannya


tanpa menggunakan air. Produk ini berfungsi sebagai pemberi aroma yang sehat

2
dan segar pada tangan sekaligus dapat membunuh kuman, yang saat ini banyak
digemari oleh masyarakat untuk pemeliharaan kebersihan dan kesehatan tangan,
serta mencegah pencemaran kuman pada saat hendak konsumsi makanan.
sehingga sangat potensial untuk dikembangkan menjadi suatu produk. Hasil
produksi ini nantinya dapat dipasarkan melalui toko-toko keperluan sehari-hari,
swalayan, rumah makan, maupun melalui koperasi unit desa yang berada di
Kabupaten Deli Serdang. Pembuatan hand sanitizer dalam bentuk sediaan cair
yang hiegenis dari bahan tumbuhan (alami) tidak sulit dan tidak membutuhkan
biaya yang mahal dengan bahan dan peralatan yang dibutuhkan sangat sederhana,
sehingga dapat diproduksi dan mempunyai nilai ekonomi, di samping itu
tumbuhan yang dibutuhkan untuk keperluan pembuatan hand sanitizer ini dapat
dibudidayakan di pekarangan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, dipandang perlu untuk menyikapi situasi ini,
dengan memberi pelatihan pembuatan hand sanitizer bagi masyarakat di desa ini
yang tergabung di dalam kelompok organisasi pedesaan di desa Nagori Manik
Maraja kabupaten Simalungun kecamatan Sidamanik Propinsi Sumatera Utara di
desa Nagori Manik Maraja kabupaten Simalungun kecamatan Sidamanik Propinsi
Sumatera Utara.

1.2 Tujuan
 diharapkan nantinya masyarakat yang tergabung di dalam kelompok
organisasi pedesaan di desa Nagori Manik Maraja kabupaten Simalungun
kecamatan Sidamanik Sumatera Utara, akan mempunyai ketrampilan
membuat sediaan kegiatan pembuatan hand sanitizer dari bahan alami
 Untuk meningkatkan penghasilan dari keluarga tersebut

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sediaan gel Hand Sanitizer
Saat ini sediaan topikal baik kosmetika maupun obat banyak disenangi
dalam bentuk gel. Gel umumnya merupakan suatu sediaan semipadat yang jernih,
tembus cahaya dan mengandung zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai
kekuatan yang disebabkan oleh jaringan yang saling berikatan pada fase
terdispersi (Cut Fatimah 1), 2018). Zat-zat pembentuk gel digunakan sebagai
pengikat dalam granulasi, koloid pelindung dalam suspensi, pengental untuk
sediaan oral dan sebagai basis supositoria. Secara luas sediaan gel banyak
digunakan pada produk obatobatan, kosmetik dan makanan juga pada beberapa
proses industri. Pada kosmetik yaitu sebagai sediaan untuk perawatan kulit,
sampo, sediaan pewangi dan pasta gigi (Cut Fatimah 1), 2018).

Makromolekul pada sediaan gel disebarkan keseluruh cairan sampai tidak


terlihat ada batas diantaranya, disebut dengan gel satu fase. Jika masa gel terdiri
dari kelompok-kelompok partikel kecil yang berbeda, maka gel ini
dikelompokkan dalam sistem dua fase (Cut Fatimah 1), 2018). Polimer-polimer
yang biasa digunakan untuk membuat gel-gel farmasetik meliputi gom alam
tragakan, pektin, karagen, agar, asam alginat, serta bahan-bahan sintetis dan
semisintetis seperti metil selulosa, hidroksietilselulosa,karboksimetilselulosa, dan
karbopol yang merupakan polimer vinil sintetis dengan gugus karboksil yang
terionisasi. Gel dibuat dengan proses peleburan, atau diperlukan suatu prosedur
khusus berkenaan dengan sifat mengembang dari gel (Cut Fatimah 1), 2018).

Dasar sediaan gel yang umum digunakan adalah:

1. Dasar gel hidrofobik


Dasar gel hidrofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik, bila
ditambahkan ke dalam fase pendispersi, hanya sedikit sekali interaksi
antara kedua fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik
tidak secara spontan menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur
yang khusus
2. Dasar gel hidrofilik
Dasar gel hidrofilik umumnya terdiri dari molekul-molekul organik yang
besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase
pendispersi. Istilah hidrofilik berarti suka pada pelarut. Umumnya daya
tarik menarik pada pelarut dari bahan-bahan hidrofilik kebalikan dari tidak
adanya daya tarik menarik dari bahan hidrofobik. Sistem koloid hidrofilik
biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih

4
besar. Gel hidrofilik umumnya mengandung komponen bahan
pengembang, air, humektan dan bahan pengawet (Cut Fatimah 1), 2018)

2.2 Keuntungan sediaan gel


Beberapa keuntungan sediaan gel (Cut Fatimah 1), 2018) adalah sebagai berikut:

 Kemampuan penyebarannya baik pada kulit


 Efek dingin, yang dijelaskan melalui penguapan lambat dari kulit
 Tidak ada penghambatan fungsi rambut secara fisiologis
 Kemudahan pencuciannya dengan air yang baik
 Pelepasan obatnya baik

Tingginya kandungan air dalam sediaan gel dapat menyebabkan terjadinya


kontaminasi mikroba, yang secara efektif dapat dihindari dengan penambahan
bahan pengawet. Untuk upaya stabilisasi dari segi mikrobial disamping
penggunaan bahan-bahan pengawet seperti dalam balsam, khususnya untuk basis
ini sangat cocok pemakaian metil dan propil paraben yang umumnya disatukan
dalam bentuk larutan pengawet. Upaya lain yang diperlukan adalah perlindungan
terhadap penguapan yaitu untuk menghindari masalah pengeringan. Oleh karena
itu untuk menyimpannya lebih baik menggunakan tube. Pengisian ke dalam botol,
meskipun telah tertutup baik tetap tidak menjamin perlindungan yang memuaskan
(Cut Fatimah 1), 2018)

5
BAB III

METODOLOGI
3.1 ALAT
 Blander
 Pisau
 Baskom
 pengaduk
 gunting
 saringan
 tampah
 corong
 wadah kemasan

3.2 BAHAN
Untuk tiap peserta membuat sebanyak 100 ml

 Bahan alam dari tumbuhan sebagai pewangi dan anti kuman.


 Satu batang lidah buaya diperas (sari lidah buaya) disaring sebanyak 10 ml
Salah satu dari : Sere wangi, daun jeruk, kulit jeruk, daun tembelekan,
daun kemangi, daun kemuning, bunga kecombrang, bunga krisan, dan
bunga lainnya. Bahan alam ini dihaluskan dan diambil sarinya disaring
sebayak 10 ml 1-2 tetes minyak eseential: misalnya minyak lavender,
cengkeh, kayu manis, pipermint, dan sebagainya.

3.3 Untuk satu formula Bahan dasar hand sanitizer


 Etanol 50 ml
 Gliserol 4 ml
 Sari lidah buaya 10 ml
 Sari bahan tumbuhan 10 ml
 Etanol 50 ml
 Gliserol 4 ml
 Minyak essential 1-2 tetes
 Air yang telah dimasak sampai 100 ml

3.4 Cara Pembuatan


Di dalam suatu wadah dicampurkan etanol, gliserol, dan sari lidah buaya,
dicampurkan sampai benar benar homogen dan kelihatan tekstur yang lembut.
Kemudian ditambahkan sari dari bahan tumbuhan alami, serta minyak essential.
Dimasukkan ke dalam wadah yang telah diseterilkan cara dicuci dengan air panas,
menggunakan corong dengan. Selanjutnya diberi etiket yang menarik.

6
BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN PEMBUATAN HAND SANITIZER
Langkah-langkah kegiatan pelatihan dapat dilakukan oleh tim Program
Kemitraan Masyarakat (PKM) dari staf pengajar dan mahasiswa Program studi
Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah dengan cara memanggil dan
mengumpulkan masyarakat yang tergabung di dalam kelompok organisasi
pedesaan desa Nagori Manik Maraja kecamatan Sidamanik kabupaten
Simalungun Sumatera Utara di ruangan pertemuan atau aula balai desa Nagori
Manik Maraja untuk mengikuti bimbingan dan pelatihan pembuatan sediaan hand
sanitizer dari bahan alami yaitu menggunakan berbagai bahan dari tumbuhan yang
mudah didapatkan di sekitar lingkungan tempat tinggal, mempunyai aroma khas
dan telah terbukti dapat membunuh kuman, misalnya sere wangi, daun jeruk, kulit
jeruk, daun tembelekan, daun kemuning, daun kemangi, bunga kecombrang,
bunga krisan dan bunga lainnya, dengan langkah-langkah:

Memberi penjelasan kegunaan dan keunggulan sediaan hand sanitizer


yang terbuat dari bahan alami tumbuh-tumbuhan. Menjelaskan cara-cara
pembuatan sediaan hand sanitizer menggunakan alat-alat yang murah dan
sederhana sesuai yang dinginkan dan digemari oleh masyarakat terutama kalangan
ekonomi menengah ke atas.

Membimbing langsung masyarakat tersebut untuk membuat sediaan hand


sanitizer dan diperoleh hasil berupa sediaan hand sanitizer tangan yang hyegen,
mempunyai khasiat anti kuman, dengan aroma segar.

Cara Pembuatan hand sanitizer dengan berbagai bahan alami dari


tumbuhan sebagai aroma khas dan anti kuman.

7
BAB V

PENUTUP
4.1 SARAN
Untuk memperoleh ke aneka ragaman ketrampilan dan bentuk wira usaha
bagi masyarakat, sebaiknya diadakan bimbingan dan pelatihan untuk pembekalam
ketrampilan secara rutin setiap tahun dengan bentuk produk yang berbeda,
sehingga diharapkan masyarakat mempunyai ketrampilan yang beraneka ragam
dan dapat berwira usaha dengan berbagai produk.

Demi kelancaran kewirausahaan masyarakat tersebut, perlu dibentuk


koperasi dan bantuan pemasaran produk misalnya adanya penghubung koperasi
dengan swalayan-swalayan terdekat, sampai jangkauan yang semakin hari
semakin meluas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Cut Fatimah 1), R. A. (2018). PEMBUATAN HAND SANITIZER


(PEMBERSIH TANGAN TANPA AIR) MENGGUNAKAN
ANTISEPTIK BAHAN ALAMI. Prosiding Seminar Nasional Hasil
Pengabdian 2018, 336-343.

Anda mungkin juga menyukai