Anda di halaman 1dari 12

INOVASI

“MACAN KEBUN”
(Mari Cuci Tangan Pakai Sabun)

UPTD PUSKESMAS KARANG BAHAGIA


KECAMATAN KARANG BAHAGIA
KABUPATEN BEKASI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sederhana,Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan ,petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam upaya mendukung Program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat)

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca,sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangannya karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bekasi,Agustus 2019

Puskesmas Karang Bahagia


DAFTAR ISI

KATA PENGATAR…………………………………………………………….………..….….…..i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..………..….…..…..ii

BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………………….………………….1

I. LATAR BELAKANG ………………………………………………….……….…….….…1

II. TUJUAN ……………………………………………………….………….…………………..1

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………….……………..…….2

I. PENGERTIAN DARI MENCUCI TANGAN…………………………….….……...2

II. MACAM MACAM MENCUCI TANGAN……………………………….…..……..2

BAB III INOVASI……………………………………………………………………..………..….7

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………….………..….….......9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mencuci tangan sangatlah penting dilakukan terutama bagi setiap orang yang berada di
pelayanan kesehatan. Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun atau handrub oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dikenal juga
sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali
menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke
orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (Kemenkes, 2014).
Mencuci tangan di pelayanan kesehatan merupakan salah satu upaya preventif yang dapat
mencegah terjadinya infeksi nosocomial
Infeksi nosokomial ini pun tidak hanya mengenai pasien saja, tetapi juga dapat mengenai
seluruh personil yang ada di pelayanan kesehatan. Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan
penunggu pasien merupakan kelompok yang paling berisiko terjadinya infeksi nosokomial,
karena infeksi ini dapat menular dari pasien ke 2 petugas kesehatan, dari pasien ke pengunjung
atau keluarga ataupun dari petugas ke pasien (Rikayanti, 2014).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan melalui Perilaku hidup bersih dan sehat melalui CTPS
1.2.2 Tujuan Khusus
- Untuk mendeskrifsikan dari makalah MACAN KEBUN
- Meningkatkan Cakupan PHBS dari indicator CTPS
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dari Mencuci Tangan

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan
jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk
menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Perilaku
mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan.
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat
perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari
penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan
bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan
penyediaan air bersihdalam jumlah yang mencukupi.

2.2 Macam- Macam Mencuci Tangan

a. Mencuci tangan dengan air

Wadah pencuci tangan dan jeruk nipis yang disediakan di Rumah Makan
Ritual mencuci tangan di dunia dipraktikan sebagai bagian dari budaya maupun praktik
keagamaan. Dalam agama Hindu terdapat ritual mencuci tangan Bahá'í, dalam
agama Yahudi dinamakan tevilah dan netilat yadayim. Praktek yang mirip adalah
ritual lavabo untuk agama Kristen, wudhu untuk agama Islam, dan Misogi di kuil Shinto.
Di beberapa rumah makan di Indonesia seperti rumah makan padang, rumah makan sunda, atau
warung-warung makan lainnya dimana mengonsumsi makanan dirasakan lebih umum dengan
menggunakan tangan langsung (tanpa alat makan seperti sendok dan garpu), penjual kadang-
kadang menyediakan wadah berupa mangkuk kecil berisi air (sering juga disebut
dengan kobokan) untuk mencuci tangan disertai dengan irisan jeruk nipis untuk menghilangkan
bau sesudah makan. Praktek mencuci tangan yang dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan
dibawah air yang mengalir, karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci
tangan yang kotor bisa menjadi tempat sup kuman karena berkumpulnya kotoran yang
mungkin mengandung kuman penyakit di satu tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat
dari wadah mencuci tangan tersebut.
b. Mencuci tangan dengan air panas

Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan air
panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini tidak disertai dengan
pembuktian ilmiah. Temperatur dimana manusia dapat menahan panas air tidak efektif untuk
membunuh kuman. Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa air panas dapat membersihkan
kotoran, minyak, ataupun zat-zat kimia, namun pendapat populer ini sebenarnya tidak terbukti,
air panas tidak membunuh mikro organisme. Temperatur yang nyaman untuk mencuci tangan
adalah sekitar 45 derajat celsius, dan temperatur ini tidak cukup panas untuk membunuh mikro
organisme apapun. Namun temperatur yang jauh lebih panas (umumnya sekitar 100 derajat
celsius) memang dapat membunuh kuman. Tidak efektifnya temperatur air untuk membunuh
kuman juga dinyatakan dalam prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana
air keran dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah yang
membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak signifikan.

c. Mencuci tangan dengan sabun

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mencuci tangan dengan sabun
Mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling umum dilakukan
setelah mencuci tangan dengan air saja. Walaupun perilaku mencuci tangan dengan sabun
diperkenalkan pada abad 19 dengan tujuan untuk memutus mata rantai kuman, namun pada
praktiknya perilaku ini dilakukan karena banyak hal di antaranya, meningkatkan status sosial,
tangan dirasakan menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa sayang pada anak.
Pada fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, mencuci tangan bertujuan untuk
melepaskan atau membunuh patogen mikroorganisme (kuman) dalam mencegah perpindahan
mereka pada pasien. Penggunaan air saja dalam mencuci tangan tidak efektif untuk
membersihkan kulit karena air terbukti tidak dapat melepaskan lemak, minyak, dan protein
dimana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran organik. Karena itu para staf medis,
khususnya dokter bedah, sebelum melakukan operasi diharuskan mensterilkan tangannya
dengan menggunakan antiseptik kimia dalam sabunnya (sabun khusus atau sabun anti mikroba)
atau deterjen. Untuk profesi-profesi ini pembersihan mikro organisme tidak hanya diharapkan
"hilang" namun mereka harus bisa memastikan bahwa mikro organisme yang tidak bisa
"bersih" dari tangan, mati, dengan zat kimia antiseptik yang terkandung dalam sabun. Aksi
pembunuhan mikroba ini penting sebelum melakukan operasi dimana mungkin terdapat
organisme-organisme yang kebal terhadap antibiotik.
d. Mencuci tangan dengan cairan antiseptik

Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan alkohol untuk
mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan, antiseptik, atau sanitasi tangan)
dan menjadi populer. Banyak dari cairan ini berasal dari kandungan alkohol atau etanol yang
dicampurkan bersama dengan kandungan pengental seperti karbomer, gliserin, dan
menjadikannya serupa jelly, cairan, atau busa untuk memudahkan penggunaan dan
menghindari perasaan kering karena penggunaan alkohol. Cairan ini mulai populer digunakan
karena penggunaannya yang mudah, praktis karena tidak membutuhkan air dan sabun.
Penggunaan cairan sanitasi tangan berbentuk jel dan berbahan dasar alkohol dalam
sebuah penelitian di Amerika pada 292 keluarga di Boston menunjukkan bahwa cairan ini
mengurangi kasus diare di rumah hingga 59 persen. Dr. Thomas J. Sandora, seorang dokter di
Divisi Penyakit Menular pada RS Anak-anak Boston (Division of Infectious Diseases at
Children's Hospital Boston) dan juga penulis untuk buku "Tangan Sehat, Keluarga Sehat"
("Healthy Hands, Healthy Families.") mengemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian
pertama yang menunjukkan bahwa penggunaan cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa
perilaku ini mengurangi penyebaran kuman di rumah. Keluarga yang direkrut untuk penelitian
ini adalah keluarga yang menitipkan anak-anaknya di tempat penitipan anak dan menunjukkan
aktivitas mencuci tangan dengan sabundengan frekuensi yang sama saat direkrut untuk
penelitian. Lalu separuh dari keluarga itu diberikan cairan sanitasi tangan dan selebaran yang
memberitahu tentang pentingnya kebersihan tangan. Sementara separuhnya lagi, befungsi
sebagai kontrol dan menerima selebaran tentang nutrisi dan diminta untuk tidak menggunakan
cairan pencuci tangan. Hasilnya keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan
mengindikasikan 59 persen angka diareyang lebih rendah dibandingkan kelompok yang
berfungsi sebagai kontrol. Penelitian lain oleh Harvard Medical School dan RS Anak-anak
Boston (Division of Infectious Diseases at Children's Hospital Boston) yang dipublikasikan
pada bulan April 2005 menunjukkan efek perlindungan pada penderita ISPA dalam keluarga
yang menggunakan cairan sanitasi tangan atas inisyatif mereka sendiri. Cairan sanitasi ini
menjadi alternatif yang nyaman bagi para orang tua yang tidak sempat berulangkali
ke wastafel untuk mencuci tangan mereka saat harus merawat anak mereka yang sakit.
Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk mengurangi penyebaran
sebagian besar infeksi namun untuk melakukannya dibutuhkanwastafel, dan sebagai tambahan
rotavirus (virus yang paling sering ditemukan dalam kasus diare di tempat penitipan anak di
Amerika), tidak dapat dibersihkan secara efektif dengan sabun dan air, namun dapat dimatikan
dengan alkohol.
Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan pembersih tangan non alkohol.
Namun apabila tangan benar-benar dalam keadaan kotor, baik oleh tanah, darah, ataupun
lainnya, maka penggunaan air dan sabun untuk mencuci tangan lebih disarankan karena cairan
pencuci tangan baik yang berbahan dasar alkohol maupun non alkohol walaupun efektif
membunuh kuman cairan ini tidak membersihkan tangan, ataupun membersihkan material
organik lainnya.
Dalam perdebatan yang mana perilaku yang lebih efektif di antara menggunakan cairan
pembersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun, Wallace Kelly, Infection Control
R.N. (Paramedik untuk Pengendalian Infeksi) berpendapat bahwa keduanya efektif dalam
membersihkan bakteria-bakteria tertentu. Namun cairan pembersih tangan berbahan dasar
alkohol tidak efektif dalam membunuh bakteria yang lain seperti e-coli dan salmonela. Karena
alkohol tidak menghancurkan spora-spora namun dengan mencuci tangan dengan sabun spora-
spora tersebut terbasuh dari tangan. Menurutnya metode terbaik adalah menentukan saat
keadaan tidak memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, maka cairan pencuci tangan
jauh lebih baik daripada tidak menggunakan apapun.
Di Amerika Serikat cairan pencuci tangan dilarang oleh Departemen Pemadam
Kebakaran dari sekolah-sekolah karena kekhawatiran bahwa cairan tersebut dapat merangsang
api menjadi besar, namun Rumah Sakit Tallahasee Memorial Hospital diperbolehkan untuk
menaruh cairan pencuci tangan dalam jumlah tertentu. Cairan pencuci tangan yang disarankan
adalah yang mengandung paling sedikit 60 persen alkohol dan bahan pelembab.
Cairan pembunuh kuman yang berbahan dasar alkohol tidak efektif untuk mematikan
materi organik, dan virus-virus tertentu seperti norovirus, spora-spora bakteria tertentu, dan
protozoa tertentu. Untuk membersihkan mikro organisme - mikro organisme tersebut tetap
disarankan men

2.3 Cara Mencuci Tangan Yang Benar Dan Steril

Pentingnya mencuci tangan untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari


penyakit.Sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang masih
kecil, karna salah satu penyakit pembunuh anak nomor 1 di Indonesia adalah diare, yang dapat
dicegah dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan.
Berikut beberapa penyakit akibat tidak cuci tangan yang dapat dicegah dengan mencuci
tangan dengan benar dan bersih :
– diare,
– cacingan,
– Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),
– TBC,
– penyakit yang mematikan seperti SARS,
– flu burung (H5N1) dan flu babi (H1N1).

C. Manfaat Mencuci Tangan


1. Manfaat yang diperoleh apabila kita mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun yaitu :
a. Dengan penggunaan sabun yang lebih serta air bersih yang cukup akan menurunkan

2. insiden diare pada anak dan bayi usia enam sampai delapan belas bulan.
b. Mencuci tangan dengan air bersih dan sebelum menyiapkan makanan efektif
menurunkan insiden diare.
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Dari hasil studi oleh Khan (1982) tentang manfaat mencuci tangan dengan sabun
sesudah buang air besar, sebelum makan dan menyiapkan makanan membuktikan
bahwa perilaku tersebut merupakan cara yang efektif untuk menurunkan insidens
penyakit.

D. Akibat Tidak Aktif Mencuci Tangan


Mencuci tangan merupakan kegiatan sehari – hari yang sangat sederhana dan sepele,
namun berperan penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan. Dengan mencuci tangan
menghindari penyakit seperti diare, flu, penyakit kulit, alergi dan gatal – gatal. Karena tangan
kita adalah bagian dari tubuh yang sangat sering menyebarkan infeksi. Tangan terkena kuman
waktu menyentuh daerah tubuh kita, tubuh orang lain, hewan atau permukaan yang tercemar.
Walaupun kulit yang untuk melindungi tubuh kita dari infeksi, kuman dapat masuk ketubuh
waktu kita menyentuh mata, hidung dan mulut. Orang yang terkena HIV lebih rentan
terhadap infeksi apapun karena sistem kekebalan tubuhnya dilemahkan oleh HIV. Oleh
karena itu, kebersihan terutama mencuci tangan secara lebih teratur.
BAB III
INOVASI

Berawal dari hasil Evalusi monitoring pencapaian kinerja Program Kesling bahwa
sanya didapatkan angka CTPS hanya 50.7% yang di lakukan petugas medis , para medis dan
pegawai non medis yang mencuci tangan tidak pakai sabun sebelum makan maka dengan itu
kami Petugas Kesehatan Lingkungan (KESLING) membuat suatu Inovasi yang bernama
“MACAN KEBUN” yang artinya Mari Cuci Tangan Pakai Sabun agar MACAN KEBUN ini
bisa merupakan salah cara supaya tidak terjadinya penularan penyakit di Puskesmas Karang
Bahagia. MACAN KEBUN ini harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir.
Adapun yang harus di persiapkan untuk MACAN KEBUN ini adalah :

A. PERSIAPAN ALAT & BAHAN

1. Air Mengalir
2. Sabun
3. Kertas Tisue

B. TEKNIK SOSIALISAI
1. Sosialisasi cuci tangan pada petugas medis,non medis Puskesmas Karang Bahagia
pada saat Apel Pagi.
2. Sosialisasi cuci tangan pada pesein dan keluarga selama seminggu di ruang tunggu

C. CARA CUCI TANGAN


Cara Cuci Tangan 6 Langkah pakai sabun yang baik dan Benar menurut WHO
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang
mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara
lembut

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian


3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

Penggunaan sabun khusus cuci tangan baik berbentuk batang maupun cair sangat disarankan
untuk kebersihan tangan yang maksimal.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan
jari jemari dengan menggunakan air dan sabun dengan tujuan untuk menjadi bersih sehingga
terhindar dari infeksi nosocomial di Puskesmas Karang Bahagia

4.2 Saran
Petugas medis, non medis dan keluarga Pasien agar membiasakan cuci tangan pakai
sabun sehingga menjadi budaya hidup bersih dan sehat supaya tidak terjadi penularan infeksi
nosocomial.

Anda mungkin juga menyukai