Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MENCUCI TANGAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam
berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, dimana individu


secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit.
Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu
dalam mewujudkan kesejahteraandan kesehatan.
Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi,
mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan
diri ini, pengetahuan akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997).

Pengetahuan kebersihan diri sangat dibutuhkan oleh setiap individu dalam


mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan kesehatan dan akan menciptakan
kesejahteraan serta kesehatan yang optimal, dengan melakukan keperawatan kesehatan diri.
Karena dari pengalaman dan penelitian terhadap praktek yang didasari oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 1997).

1.2 Rumusan masalah


Apa pengertian dari mencuci tangan ?
Apa macam macam dari mencuci tangan ?
Bagaimana cara mencuci tangan yang benar dan steril ?

1.3 Tujuan
Mengetahui pengertian dari mencuci tangan.
Mengetahui macam macam mencuci tangan.
Mengetahui cara mencuci tangan yang benar dan steril.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dari Mencuci Tangan

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari
jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi
bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Perilaku mencuci tangan
berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan.
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan
pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular
yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan ini
isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam
jumlah yang mencukupi.

2.2 Macam Macam Mencuci Tangan


a. Mencuci tangan dengan air
Wadah pencuci tangan dan jeruk nipis yang disediakan di Rumah Makan
Ritual mencuci tangan di dunia dipraktikan sebagai bagian dari budaya maupun praktik keagamaan.
Dalam agama Hindu terdapat ritual mencuci tangan Bahá'í, dalam agamaYahudi dinamakan tevilah
dan netilat yadayim. Praktek yang mirip adalah ritual lavabo untuk agama Kristen,wudhu untuk
agama Islam, dan Misogidi kuil Shinto.
Di beberapa rumah makan di Indonesia seperti rumah makan padang, rumah makan sunda, atau
warung-warung makan lainnya dimana mengonsumsi makanan dirasakan lebih umum dengan
menggunakan tangan langsung (tanpa alat makan seperti sendok dan garpu), penjual kadang-kadang
menyediakan wadah berupa mangkuk kecil berisi air (sering juga disebut dengankobokan) untuk
mencuci tangan disertai dengan irisan jeruk nipis untuk menghilangkan bau sesudah makan. Praktek
mencuci tangan yang dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan dibawah air yang mengalir, karena
air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor bisa menjadi tempat sup
kumankarena berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman penyakit di satu tempat dan
menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci tangan tersebut.

b. Mencuci tangan dengan air panas


Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan air panas lebih
efektif untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini tidak disertai dengan pembuktian ilmiah.
Temperatur dimana manusia dapat menahan panas air tidak efektif untuk membunuh kuman.
Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa air panas dapat membersihkan kotoran, minyak, ataupun
zat-zat kimia, namun pendapat populer ini sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak membunuh mikro
organisme. Temperatur yang nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat celsius, dan
temperatur ini tidak cukup panas untuk membunuh mikro organisme apapun. Namun temperatur yang
jauh lebih panas (umumnya sekitar 100 derajat celsius) memang dapat membunuh kuman. Tidak
efektifnya temperatur air untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam prosedur standar mencuci
tangan untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon per menit dan
kederasan air inilah yang membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak
signifikan.

c. Mencuci tangan dengan sabun


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mencuci tangan dengan sabun
Mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling umum dilakukan setelah
mencuci tangan dengan air saja. Walaupun perilaku mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada
abad 19 dengan tujuan untuk memutus mata rantai kuman, namun pada praktiknya perilaku ini
dilakukan karena banyak hal di antaranya, meningkatkan status sosial, tangan dirasakan menjadi
wangi, dan sebagai ungkapan rasa sayang pada anak.
Pada fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, mencuci tangan bertujuan untuk melepaskan
atau membunuh patogen mikroorganisme (kuman) dalam mencegah perpindahan mereka pada pasien.
Penggunaan air saja dalam mencuci tangan tidak efektif untuk membersihkan kulit karena air terbukti
tidak dapat melepaskan lemak, minyak, dan protein dimana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran
organik. Karena itu para staf medis, khususnya dokter bedah, sebelum melakukan operasi diharuskan
mensterilkan tangannya dengan menggunakan antiseptik kimia dalam sabunnya (sabun khusus atau
sabun anti mikroba) atau deterjen. Untuk profesi-profesi ini pembersihan mikro organisme tidak
hanya diharapkan "hilang" namun mereka harus bisa memastikan bahwa mikro organisme yang tidak
bisa "bersih" dari tangan, mati, dengan zat kimia antiseptik yang terkandung dalam sabun. Aksi
pembunuhan mikroba ini penting sebelum melakukan operasi dimana mungkin terdapat organisme-
organisme yang kebal terhadap antibiotik.

d. Mencuci tangan dengan cairan


Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan alkohol untuk mencuci
tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan, antiseptik, atau sanitasi tangan) dan menjadi
populer. Banyak dari cairan ini berasal dari kandungan alkohol atau etanol yang dicampurkan
bersama dengan kandungan pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly,
cairan, atau busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena
penggunaan alkohol. Cairan ini mulai populer digunakan karena penggunaannya yang mudah, praktis
karena tidak membutuhkan air dan sabun.
Penggunaan cairan sanitasi tangan berbentuk jel dan berbahan dasar alkohol dalam sebuah
penelitian di Amerika pada 292 keluarga di Boston menunjukkan bahwa cairan ini mengurangi
kasus diare di rumah hingga 59 persen. Dr. Thomas J. Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit
Menular pada RS Anak-anak Boston (Division of Infectious Diseases at Children's Hospital Boston)
dan juga penulis untuk buku "Tangan Sehat, Keluarga Sehat" ("Healthy Hands, Healthy Families.")
mengemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa
penggunaan cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa perilaku ini mengurangi penyebaran kuman di
rumah. Keluarga yang direkrut untuk penelitian ini adalah keluarga yang menitipkan anak-anaknya di
tempat penitipan anak dan menunjukkan aktivitas mencuci tangan dengan sabun dengan frekuensi
yang sama saat direkrut untuk penelitian. Lalu separuh dari keluarga itu diberikan cairan sanitasi
tangan dan selebaran yang memberitahu tentang pentingnya kebersihan tangan. Sementara separuhnya
lagi, befungsi sebagai kontrol dan menerima selebaran tentang nutrisi dan diminta untuk tidak
menggunakan cairan pencuci tangan. Hasilnya keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan
mengindikasikan 59 persen angkadiare yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang berfungsi
sebagai kontrol. Penelitian lain oleh Harvard Medical School dan RS Anak-anak Boston (Division of
Infectious Diseases at Children's Hospital Boston) yang dipublikasikan pada bulan April 2005
menunjukkan efek perlindungan pada penderita ISPA dalam keluarga yang menggunakan cairan
sanitasi tangan atas inisyatif mereka sendiri. Cairan sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi
para orang tua yang tidak sempat berulangkali ke wastafeluntuk mencuci tangan mereka saat harus
merawat anak mereka yang sakit. Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk
mengurangi penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukannya dibutuhkan wastafel, dan
sebagai tambahan rotavirus (virus yang paling sering ditemukan dalam kasus diare di tempat penitipan
anak di Amerika), tidak dapat dibersihkan secara efektif dengan sabun dan air, namun dapat
dimatikan dengan alkohol.
Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan pembersih tangan non alkohol.
Namun apabila tangan benar-benar dalam keadaan kotor, baik oleh tanah, darah, ataupun lainnya,
maka penggunaan air dan sabun untuk mencuci tangan lebih disarankan karena cairan pencuci tangan
baik yang berbahan dasar alkohol maupun non alkohol walaupun efektif membunuh kuman cairan ini
tidak membersihkan tangan, ataupun membersihkan material organik lainnya.
Dalam perdebatan yang mana perilaku yang lebih efektif di antara menggunakan cairan
pembersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun, Wallace Kelly, Infection Control
R.N. (Paramedik untuk Pengendalian Infeksi) berpendapat bahwa keduanya efektif dalam
membersihkan bakteria-bakteria tertentu. Namun cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol
tidak efektif dalam membunuh bakteria yang lain seperti e-coli dan salmonela. Karena alkohol tidak
menghancurkan spora-spora namun dengan mencuci tangan dengan sabun spora-spora tersebut
terbasuh dari tangan. Menurutnya metode terbaik adalah menentukan saat keadaan tidak
memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, maka cairan pencuci tangan jauh lebih baik daripada
tidak menggunakan apapun.
Di Amerika Serikat cairan pencuci tangan dilarang oleh Departemen Pemadam Kebakaran
dari sekolah-sekolah karena kekhawatiran bahwa cairan tersebut dapat merangsang api menjadi besar,
namun Rumah Sakit Tallahasee Memorial Hospital diperbolehkan untuk menaruh cairan pencuci
tangan dalam jumlah tertentu. Cairan pencuci tangan yang disarankan adalah yang mengandung
paling sedikit 60 persen alkohol dan bahan pelembab.
Cairan pembunuh kuman yang berbahan dasar alkohol tidak efektif untuk mematikan materi
organik, dan virus-virus tertentu seperti norovirus, spora-spora bakteria tertentu, dan protozoa
tertentu. Untuk membersihkan mikro organisme - mikro organisme tersebut tetap disarankan
menggunakan sabun dan air.

e. Mencuci tangan dengan tisu basah


Rediwipes tisu basah yang dinyatakan dapat membunuh bakteri E-coli dan Salmonella. Tisu
basah diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan tidak hanya tangan, tetapi juga kotoran bayi,
permukaan meja, dan di AS dianjurkan untuk peralatan rumah tangga laiinya. Menurut Center for
Disease Control and Prevention (CDC)(Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular) di
Amerika serikat sebayak 76 juta dari 300 juta orang yang tinggal di AS sakit setiap tahunnya karena
penyakit yang dibawa bersamaan dengan masuknya makanan. Sebanyak 300.000 masuk rumah sakit
dan dan setiap tahun 5.000 orang meninggal dunia karena penyakit dibawa bersamaan dengan
masuknya makanan.
Tisu basah menjadi alternatif membersihkan tangan setelah mencuci tangan dengan sabun karena
lebih praktis dan tidak memerlukan air. Beberapa tisu basah telah mengembangkan kandungan
wewangian beralkohol, atau anti bakteri, ataupun minyak almond untuk menjaga kulit tangan agar
tidak terasa kering. Namun menurut dr. Handrawan tisu basah tidak baik untuk mencuci tangan
karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan.
Dalam beberapa kasus khusus, sebuah perusahaan di AS mengeluarkan tisu basah yang berlabel
Rediwipes yang menyatakan dapat membunuh 99.9 persen bakteri yang terdapat dirumah termasuk
bakteri Salmonella dan E. coli. Tisu ini dianjurkan untuk digunakan dalam membersihkan tangan dan
peralatan dapur lainnya sebelum masak agar mencegah kontaminasi bakteri silang antara tangan,
bahan masakan, dan peralatan dapur sehingga tidak menyebaran.

2.3 Cara Mencuci Tangan Yang Benar Dan Steril


Pentingnya mencuci tangan untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari penyakit.Sebaiknya
mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang masih kecil, karna salah satu penyakit
pembunuh anak nomor 1 di Indonesia adalah diare, yang dapat dicegah dengan mengajarkan anak
untuk mencuci tangan.
Berikut beberapa penyakit akibat tidak cuci tangan yang dapat dicegah dengan mencuci tangan
dengan benar dan bersih :
– diare,
– cacingan,
– Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),
– TBC,
– penyakit yang mematikan seperti SARS,
– flu burung (H5N1) dan flu babi (H1N1).
Cara mencuci tangan yang bersih harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir.
Berikut langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar :

A. PERSIAPAN ALAT & BAHAN


1. Sabun anti mikroba
2. Kertas Tisue
3. Handuk steril
4. Kikir pembersih kuku
5. Tempat handuk kotor
6. Bengkok
7. Sikat
8. Spon
 Prinsip perawat cuci tangan steril sebelum asisten pembedahan di ruang operasi
 Jangan sampai mengenai pakaian yang dikenakan perawat
 Saat dan setelah cuci tangan jangan sampai menyentuh benda yang tidak steril
B. PROSEDUR KERJA
1. Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang ditarik ke atas
2. Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
3. Berdiri di depan westafel jaga agar tangan dan seragam tidak menyentuh westafel
4. Seragam yang digunakan harus tetap kering
5. Tuangkan sabun 2 - 5 cc kedalam tangan, sabun tangan lengan hingga 5 cm di atas
siku
6. Bersihkan kuku bila kotor dengan kikir dan letakan pada tempat atau bengkok
7. Basahi sikat / spon dan beri sabun kembali
8. Jumlah gerakan 20 gerakan untuk tangan, 30 gerakan untuk kuku, sikat di pegang
tegak lurus terhadap kuku
9. Sikat jari - jari termasuk sela jari, sikat telapak tangan, punggung tangan
10. Basahi sikat dan beri sabun kembali
11. Bagi tangan menjadi 3 bagian, 1/3 pergelangan tangan bawah dengan arah memutar,
lanjutkan 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian atas. tangan dalam posisi fleksi dengan jari - jari
menghadap ke atas selama prosedur
12. Ulangi langkah ini pada yang satunya lagi (tangan kiri)
13. Dengan tangan posisi fleksi bilas dengan seksama ujung jari ke siku tangan kiri dan
ulangi pada tangan kanan
14. Matikan kran dengan siku
15. Ambil handuk steril yang ada di atas kemasan pastikan tidak ada apapun atau benda
dekat dari jangkauan anda
16. Buka handuk steril secara maksimal pagang satu bagian putar dari jari ke siku
17. Dengan hati - hati pindahkan handuk ke lengan satunya
18. Buang handuk pada tempat yang disediakan
19. Bila akan menggunakan sarung tangan steril dapat dikeringkan hanya dengan kertas
tisu.

C. Manfaat Mencuci Tangan


Manfaat yang diperoleh apabila kita mencuci tangan dengan air bersih dan sabun yaitu :
a. Dengan penggunaan sabun yang lebih serta air bersih yang cukup akan menurunkan insiden diare
pada anak dan bayi usia enam sampai delapan belas bulan.
b. Mencuci tangan dengan air bersih dan sebelum menyiapkan makanan efektif menurunkan insiden
diare.
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Dari hasil studi oleh Khan (1982) tentang manfaat mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air
besar, sebelum makan dan menyiapkan makanan membuktikan bahwa perilaku tersebut merupakan
cara yang efektif untuk menurunkan insidens penyakit.

D. Akibat Tidak Aktif Mencuci Tangan


Mencuci tangan merupakan kegiatan sehari – hari yang sangat sederhana dan sepele, namun
berperan penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan. Dengan mencuci tangan menghindari
penyakit seperti diare, flu, penyakit kulit, alergi dan gatal – gatal. Karena tangan kita adalah bagian
dari tubuh yang sangat sering menyebarkan infeksi. Tangan terkena kuman waktu menyentuh daerah
tubuh kita, tubuh orang lain, hewan atau permukaan yang tercemar.
Walaupun kulit yang untuk melindungi tubuh kita dari infeksi, kuman dapat masuk ketubuh waktu
kita menyentuh mata, hidung dan mulut. Orang yang terkena HIV lebih rentan terhadap infeksi
apapun karena sistem kekebalan tubuhnya dilemahkan oleh HIV. Oleh karena itu, kebersihan
terutama mencuci tangan secara lebih teratur.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari
jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi
bersih.
Macam macam mencuci tangan :
a. Mencuci tangan dengan air
b. Mencuci tangan dengan air panas
c. Mencuci tangan dengan sabun
d. Mencuci tangan dengan cairan
e. Mencuci tangan dengan tisu basah
Tujuan melakukan cuci tangan dengan baik dan steril supaya kita tidak terjangkit penyakit
seperti diare dan cacingan. Perilaku hidup sehat harus ditanamkan dari sejak kecil.

3.2 Saran
Mencintai hidup sehat sebagai perilaku hidup kita sehari hari adalah sebuah cara dasar untuk
jauh dari penyakit yang menular serta berbahaya. Sebaiknya agar tercapai hidup sehat, dari kita kecil
kita sudah menanamkan perilaku sehat seperti mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya
agar tercapainya lingkungan yang sehat.

Daftar Pustaka

http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/06/pengertian-mencuci-tangan.html
http://adelinecalonperawat.blogspot.com/2009/03/sap-penyuluhan-cuci-tangan.html
http://www.infeksi.com.Pusat Informasi Penyakit Infeksi, Andy Baex, 6 Februari 2007

Anda mungkin juga menyukai