1
Sebelum, selama, dan sesudah memasak atau menyiapkan makanan
Sebelum makan
Sebelum dan sesudah merawat orang yang sakit
Sebelum dan sesudah merawat luka terbuka atau lecet
Setelah menggunakan kamar mandi atau toilet
Setelah mengganti popok atau membersihkan anak kecil sehabis dari
kamar toilet
Setelah memegang binatang, memberi makan binatang, atau
membersihkan kotoran binatang
Setelah memegang makanan binatang
Setelah menyentuh sampah atau membuang sampah
Sebelum dan sesudah beraktivitas.
Setelah memegang benda-benda kotor, berdebu dan berkarat.
Setelah memegang keyboard computer ataupun handphone
2
3. ISPA.
Bukti-bukti telah ditemukan bahwa dengan mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, buang air besar, buang air kecil dapat mengurangi tingkat infeksi
hingga 25 %. Penelitian di Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan
sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia
(radang paru-paru) pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 %.
4. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit.
Penelitian membuktikan bahwa penggunaan sabun dalam mencuci tangan
mengurangi kejadian penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan
khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.
5. Hepatitis A
Penularan terjadi ketika seseorang yang terinfeksi virus ini tidak mencuci
tangan dengan benar setelah menggunakan kamar mandi kemudian ia mengolah
makanan yang dikonsumsi oleh orang lain.
Prosedur kerja:
3
2. Mencuci tangan dengan cairan (hand sanitizer)
Saat dalam kondisi yang tidak memungkinkan menggunakan air, misalnya
dalam perjalanan di mobil lalu ingin makan sesuatu. Bisa menggunakan hand
sanitizer. Namun apabila tangan benar-benar dalam keadaan kotor, baik oleh
tanah, darah, ataupun lainnya, maka penggunaan air dan sabun untuk mencuci
tangan lebih disarankan
4
Cuci Tangan 6 Langkah Yaitu :
5
Cuci tangan dengan sabun adalah cara terbaik untuk mengeliminasi kuman dalam
jumlah besar. Jika Anda berada di tempat yang tak ada air maupun sabun,
gunakan gel pembersih tangan beralkohol. Gel pembersih tangan ampuh untuk
mengurangi kuman, namun tidak bisa membasmi keseluruhan bakteri.
Satu studi tahun 2015 di Korea Selatan membandingkan efektivitas sabun biasa
dengan sabun antibakteri dengan 0,3% triclosan terhadap panel bakteri, termasuk
Listeria, Salmonella, dan Staphylococcus selama 20 detik sebagai metode
pengujian yang direkomendasikan oleh FDA.
Hasilnya, kedua sabun bekerja sama efektifnya dalam membersihkan tangan dari
bakteri, namun sabun yang mengandung triclosan membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk bisa bekerja efektif membunuh kuman. Salah satu dugaannya,
komposisi pendukung lain di dalam sabun tersebut memperlambat kemampuan
antibakterial dari triclosan.
Selain itu, beberapa studi mengaitkan efek jangka panjang dan tidak
diperlukan dari triclosan, termasuk resistensi antibiotik kuman, alergi, dan
gangguan hormon. Salah satu studi bahkan mengaitkan paparan terhadap triclosan
dalam jangka waktu lama kemungkinan berpotensi kanker.
Cuci tangan tidak memerlukan banyak waktu dan tenaga, tapi memberikan
segudang manfaat untuk kesehatan Anda dan keluarga Anda. Bantu anak-anak
Anda untuk membiasakan perilaku cuci tangan dengan menunjukkan langsung
kepada mereka bagaimana cara cuci tangan yang baik dan benar.
6
Aspek yang paling penting dalam mencuci tangan adalah mengetahui jenis
mikroorganisme yang ada di tangan, berikut ini kategori organisme yang terdapat
di tangan:
Ada 2 kategori organisme yang ada di Tangan yaitu:
1. Organisme Residen : Organisme ini tidak hilang secara permanen.
Contohnya adalah : S.aureus
2. Organisme Transien: organisme ini disebabkan karena kontak langsung
sehingga mudah dengan cuci tangan secara efektif.
Contohnya adalah :bakteri E.Colli .
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam aktivitas menyuci tangan ini adalah
cara penyediaan sabun yang baik. Bila kita menggunakan sabun batangan, maka
pastikan bahwa sabun diletakkan di tempat yang kering dan tidak tergenang air.
Bila kita menggunakan dispenser untuk menempatkan sabun cair, bersihkan
dahulu dispenser sebelum diisi kembali. Hindari menambahkan sabun cair pada
dispenser yang baru setengah kosong karena dapat menyebabkan kontaminasi
bakteri pada sabun. Jangan biasakan merendam tangan pada bak yang
mengandung air (walaupun sudah dicampur dengan bahan antiseptik) karena
bakteri dapat berkembang biak dalam air tersebut
Terdapat jenis bahan untuk membersihkan tangan. Bahan yang umumnya
kita kenal adalah sabun untuk membersihkan bakteri. Bahan ini mengandung
detergen yang dapat melarutkan bakteri yang ada di tangan kita. Bahan ini dapat
digunakan setelah kita berkontak dengan pasien beresiko rendah menularkan
infeksi. Meskipun sabun dapat menghilangkan bakteri, tapi sabun masih memiliki
kekurangan, yaitu: Pada sabun yang non antimikrobiologis (plain soap) : ternyata
gagal untuk meniadakan bakteri patogen dari tangan, malahan ternyata menambah
bacterial count. Sabun ini bisa terkontaminasi dan menyebabkan tangan petugas
kesehatan mengalami kolonisasi oleh bakteri batang Gram negative.
Bahan lain yang dapat digunakan untuk mencuci tangan adalah sabun
antiseptik. Perbedaan sabun antiseptik dengan sabun biasa adalah
kandungan bahan antiseptik seperti alkohol, chlorhexidine, iodine, triclosan
7
dan hexachlorophene yang berfungis untuk menyingkirkan dan membunuh
bakteri yang ada di tangan kita. Pertumbuhan bakteri yang ada di tangan kita
dapat dihambat menggunakan sabun antiseptik ini sehingga dapat digunakan
dalam situasi yang membutuhkan kondisi tangan bersih dalam waktu yang lama.
Mencuci tangan juga dapat dilakukan menggunakan bahan yang bersifat
waterless (digunakan tanpa perlu dibilas dengan air). Bahan semacam ini
mengandung bahan antiseptik yang dikombinasikan dengan alkohol dan
turunannya seperti isopropanol, ethanol, n-propanolol (atau kombinasi dari
turunan alkohol ini).
Aktifitas antibakteri dari bahan ini disebabkan oleh kemampuannya untuk
mendenaturasi protein bakteri. Selain itu, kandungan alkohol dari bahan ini juga
dapat membunuh virus dan jamur yang ada di tangan. Bahan ini juga banyak
diminati karena lebih mudah penggunaannya, memiliki aksi yang cepat terhadap
bakteri dan kurang menyebabkan iritasi pada tangan. Dalam memilih bahan
pencuci tangan waterless ini, pilihlah produk yang mengandung 60-95% alkohol
dan emollient (pelembab kulit) seperti glycerol dan sorbitol.
Berikut ini beberapa bahan antiseptic yang dapat digunakan:
1. Alcohol
Konsentrasi optimum sebagai antiseptic adalah 70%
Bekerja cepat, mudah menguap, dan cepat kering
Sifat : bakterisid kuat (gram positif dan negatif, tetapi nonsporoidal)
Kegunaan : sebagai antiseptic sebelum menyuntik dan mencuci iodium dari
kulit
2. Iodium
Antiseptic sangat kuat dan bekerja cepat
Sifat : spectrum luas
Kegunaan : antiseptic kulit sebelum operasi
Kerugian : untuk kulit yang sensitive akan menyebabkan iritasi, dermatitis
atau menimbulkan warna coklat
8
3. Klorheksidin
Merupakan senyama biguanid
Sifat : bakterisid dan fungisid, sangat efektif untuk S. aureus,
Pseudomonas, dan Proteus
Tidak merangsang kulit dan mukosa
Nama dagang : Hibiscrub, Savlon, Hibitane
Kegunaan
a. Hibiscrub: mencuci tangan sebelum operasi dan mencuci tangan setelah
pemeriksaan penderita penyakit menular
b. Savlon
4. Heksaklorofen
Kerjanya lambat dan tidak merangsang
Sifat : bakterisid terhadap bakteri gram positif dan fungistatis
Kegunaan : mencuci tangan sebelum operasi dan mencuci tangan setelah
memeriksa penderita penyakit menular