Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perilaku mencuci tangan adalah masalah sepele. Begitu sepelenya hingga


banyak orang mengabaikannya. Padahal perilaku mencuci tangan mampu
mencegah berbagai jenis penyakit. Wajar bila kemudian Perserikatan Bangsa-
Bangsa menetapkan 15 Oktober sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS).
Penetapan HCTPS sekaligus merupakan kampanye dalam rangka menggalakkan
perilaku mencuci tangan dengan sabun oleh masyarakat sebagai upaya untuk
menurunkan tingkat kematian balita dan pencegahan terhadap penyakit yang dapat
berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia.Tahun ini adalah HCTPS yang
kedua. Peringatan HCTPS pertama berlangsung tahun lalu bersamaan dengan
Tahun Sanitasi Internasional yang dicanangkan oleh PBB. 

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan


tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh
manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual
keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Perilaku mencuci tangan berbeda
dengan perilakucuci tangan yang merujuk pada kata kiasan.

Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi
sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam
angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya
(maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan
pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air
bersihdalam jumlah yang mencukupi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian mencuci tangan ?
2. Apa tujuan mencuci tangan ?
3. Apa saja macam-macam jenis mencuci tangan ?
4. Apa saja enam langkah cara mencuci tangan menurut WHO ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian mencuci tangan
2. Mengetahui tujuan mencuci tangan
3. Mengetahui macam-macam jenis mencuci tangan
4. Menegetahui 6 langkah cara mencuci tangan menurut WHO

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mencuci Tangan


Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat
secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air
mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin. Ada
dua prosedur pencucian tangan yang dapat dilakukan.
Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat
dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan
kesehatan, penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah diakui sebagai
kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Boyce dan Pitter, 2002).
Cuci tangan dianggap sebagai salah satu langkah paling efektif untuk mengurangi
penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi.
Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum memeriksa atau kontak
langsung dengan pasien,sebelum memakai sarung tangan bedah steril atau DTT
setelah kedua tangan terkontaminasi (memegang instrumen yang kotor dan alat
lainnya ; menyentuh selaput lendir,darah/duh tubuh lainnya;kontak yang lama dan
intensif dengan pasien) setelah melepas sarung tangan.

2.2 Tujuan Mencuci Tangan


Mencuci tangan merupakan suatu teknik yang paling mendasar untuk
menghindari masuknya kuman kedalam tubuh dimana tindakan ini dilakukan
dengan tujuan :

1. Menghilangkan kotoran yang melekat di tangan


2. Menghilangkan bau yang melekat di tangan
3. Mencegah penyebaran infeksi silang
4. Menjaga kondisi tangan agar tetap steril
5. Memberikan perasaan yang segar dan bersih

2
2.3 Macam Macam Mencuci Tangan

a.       Mencuci tangan dengan air


Di beberapa rumah makan di Indonesia seperti rumah makan padang,
rumah makan sunda, atau warung-warung makan lainnya dimana mengonsumsi
makanan dirasakan lebih umum dengan menggunakan tangan langsung (tanpa alat
makan seperti sendok dan garpu), penjual kadang-kadang menyediakan wadah
berupa mangkuk kecil berisi air (sering juga disebut dengan kobokan) untuk
mencuci tangan disertai dengan irisan jeruk nipis untuk menghilangkan bau
sesudah makan. Praktek mencuci tangan yang dianjurkan pada umumnya adalah
dilakukan dibawah air yang mengalir, karena air dalam keadaan diam dan
digunakan untuk mencuci tangan yang kotor bisa menjadi tempat sup kuman
karena berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman penyakit di satu
tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci tangan
tersebut.
b.      Mencuci tangan dengan air panas
Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan
dengan air panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini
tidak disertai dengan pembuktian ilmiah. Temperatur dimana manusia dapat
menahan panas air tidak efektif untuk membunuh kuman. Beberapa pendapat lain
menyatakan bahwa air panas dapat membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat-
zat kimia, namun pendapat populer ini sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak
membunuh mikro organisme. Temperatur yang nyaman untuk mencuci tangan
adalah sekitar 45 derajat celsius, dan temperatur ini tidak cukup panas untuk
membunuh mikro organisme apapun. Namun temperatur yang jauh lebih panas
(umumnya sekitar 100 derajat celsius) memang dapat membunuh kuman. Tidak
efektifnya temperatur air untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam
prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan
mengalir deras hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah yang
membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak
signifikan.

3
c.       Mencuci tangan dengan sabun
Mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling
umum dilakukan setelah mencuci tangan dengan air saja. Walaupun perilaku
mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada abad 19 dengan tujuan untuk
memutus mata rantai kuman, namun pada praktiknya perilaku ini dilakukan
karena banyak hal di antaranya, meningkatkan status sosial, tangan dirasakan
menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa sayang pada anak.
Pada fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, mencuci tangan
bertujuan untuk melepaskan atau membunuh patogen mikroorganisme (kuman)
dalam mencegah perpindahan mereka pada pasien. Penggunaan air saja dalam
mencuci tangan tidak efektif untuk membersihkan kulit karena air terbukti tidak
dapat melepaskan lemak, minyak, dan protein dimana zat-zat ini merupakan
bagian dari kotoran organik. Karena itu para staf medis, khususnya dokter bedah,
sebelum melakukan operasi diharuskan mensterilkan tangannya dengan
menggunakan antiseptik kimia dalam sabunnya (sabun khusus atau sabun anti
mikroba) atau deterjen. Untuk profesi-profesi ini pembersihan mikro organisme
tidak hanya diharapkan "hilang" namun mereka harus bisa memastikan bahwa
mikro organisme yang tidak bisa "bersih" dari tangan, mati, dengan zat kimia
antiseptik yang terkandung dalam sabun. Aksi pembunuhan mikroba ini penting
sebelum melakukan operasi dimana mungkin terdapat organisme-organisme yang
kebal terhadap antibiotik.
d.      Mencuci tangan dengan cairan
Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan
alkohol untuk mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan,
antiseptik, atau sanitasi tangan) dan menjadi populer. Banyak dari cairan ini
berasal dari kandungan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan
kandungan pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly,
cairan, atau busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan
kering karena penggunaan alkohol. Cairan ini mulai populer digunakan karena
penggunaannya yang mudah, praktis karena tidak membutuhkan air dan sabun.
·         Penggunaan cairan sanitasi tangan berbentuk jel dan berbahan dasar
alkohol dalam sebuah penelitian di Amerika pada 292 keluarga di Boston

4
menunjukkan bahwa cairan ini mengurangi kasus diare di rumah hingga 59
persen. Dr. Thomas J. Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit Menular pada
RS Anak-anak Boston (Division of Infectious Diseases at Children's Hospital
Boston) dan juga penulis untuk buku "Tangan Sehat, Keluarga Sehat" ("Healthy
Hands, Healthy Families.") mengemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian
pertama yang menunjukkan bahwa penggunaan cairan sanitasi tangan
menunjukkan bahwa perilaku ini mengurangi penyebaran kuman di rumah.
Keluarga yang direkrut untuk penelitian ini adalah keluarga yang menitipkan
anak-anaknya di tempat penitipan anak dan menunjukkan aktivitas mencuci
tangan dengan sabun dengan frekuensi yang sama saat direkrut untuk penelitian.
Lalu separuh dari keluarga itu diberikan cairan sanitasi tangan dan selebaran yang
memberitahu tentang pentingnya kebersihan tangan. Sementara separuhnya lagi,
befungsi sebagai kontrol dan menerima selebaran tentang nutrisi dan diminta
untuk tidak menggunakan cairan pencuci tangan. Hasilnya keluarga yang
menggunakan cairan sanitasi tangan mengindikasikan 59 persen angka diare yang
lebih rendah dibandingkan kelompok yang berfungsi sebagai kontrol. Penelitian
lain oleh Harvard Medical School dan RS Anak-anak Boston (Division of
Infectious Diseases at Children's Hospital Boston) yang dipublikasikan pada
bulan April 2005 menunjukkan efek perlindungan pada penderita ISPA dalam
keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan atas inisyatif mereka sendiri.
Cairan sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi para orang tua yang tidak
sempat berulangkali ke wastafel untuk mencuci tangan mereka saat harus merawat
anak mereka yang sakit. Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif
untuk mengurangi penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukannya
dibutuhkan wastafel, dan sebagai tambahan rotavirus (virus yang paling sering
ditemukan dalam kasus diare di tempat penitipan anak di Amerika), tidak dapat
dibersihkan secara efektif dengan sabun dan air, namun dapat dimatikan dengan
alkohol.
e.       Mencuci tangan dengan tisu basah
Rediwipes tisu basah yang dinyatakan dapat membunuh bakteri E-coli dan
Salmonella. Tisu basah diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan tidak
hanya tangan, tetapi juga kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS dianjurkan

5
untuk peralatan rumah tangga lainnya. Menurut Center for Disease Control and
Prevention (CDC) (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular) di
Amerika serikat sebayak 76 juta dari 300 juta orang yang tinggal di AS sakit
setiap tahunnya karena penyakit yang dibawa bersamaan dengan masuknya
makanan. Sebanyak 300.000 masuk rumah sakit dan dan setiap tahun 5.000 orang
meninggal dunia karena penyakit dibawa bersamaan dengan masuknya makanan.
Tisu basah menjadi alternatif membersihkan tangan setelah mencuci tangan
dengan sabun karena lebih praktis dan tidak memerlukan air. Beberapa tisu basah
telah mengembangkan kandungan wewangian beralkohol, atau anti bakteri,
ataupun minyak almond untuk menjaga kulit tangan agar tidak terasa kering.
Namun menurut dr. Handrawan tisu basah tidak baik untuk mencuci tangan
karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan.
Dalam beberapa kasus khusus, sebuah perusahaan di AS mengeluarkan tisu basah
yang berlabel Rediwipes yang menyatakan dapat membunuh 99.9 persen bakteri
yang terdapat dirumah termasuk bakteri Salmonella dan E. coli. Tisu ini
dianjurkan untuk digunakan dalam membersihkan tangan dan peralatan dapur
lainnya sebelum masak agar mencegah kontaminasi bakteri silang antara tangan,
bahan masakan, dan peralatan dapur sehingga tidak menyebaran.

2.4. ENAM LANGKAH CUCI TANGAN MENURUT STANDART WHO

Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :

1.      Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik


(handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash). Rumah
sakit akan menyediakan kedua ini di sekitar ruangan pelayanan pasien secara
merata.
2.      Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
3.      5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash 6 langkah cuci
tangan yang benar menurut WHO yaitu :

6
1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok
kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

7
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan
tangan dan jari jemari dengan menggunakan air atau pun cairan lainnya oleh
manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih.
Banyak orang yang lupa akan hal sepele seperti mencuci tangan ini,
padahal dengan membiasakan dirk mencuci tangan dengan benar kita bisa
terhindar dari penyakit seperti diare dan cacingan.

3.2 Saran
            Mencintai hidup sehat sebagai perilaku hidup kita sehari hari adalah
sebuah cara dasar untuk jauh dari penyakit yang menular serta berbahaya. Agar
tercapai hidup sehat, dari kecil kita sudah menanamkan perilaku sehat seperti
mencuci tangan. Mari lakukan hal kecil untuk menjaga kesehatan dengan mencuci
tangan. Lawan kuman dengan mencuci tanganmu.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://merry-creations.blogspot.co.id/2012/02/konsep-dasar-mencuci-tangan.html

http://diaryforberti.blogspot.co.id/2014/12/makalah-mencuci-tangan.html

http://septiapujiastuti.blogspot.co.id/2014/12/makalah-kdm-cuci-tangan.html

http://semuaperawat.blogspot.co.id/2014/12/sap-6-langkah-mencuci-tangan-
dengan.html

Anda mungkin juga menyukai