Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang
meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan
dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).
Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, dimana
individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah
terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat
biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan.
Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata,
telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya
pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan akan pentingnya kebersihan diri
tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 1997).
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam
pencegahan dan pengontrolan infeksi (Potter & Perry, 2005). Mencuci tangan
merupakan proses pembuangan kotoran dan debu seacra mekanis dari kedua belah
tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan adalah untuk
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikroorganisme (Tietjen, 2003 dalam moestika). Mencuci tangan
juga dapat menghilangkan sejumlah besar virus yang menjadi penyebab berbagai
penyakit terutama penyakit yang menyerang saluran cerna, seperti diare dan saluran
nafas seperti influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya mencuci tangan
pakai sabun, namun masih banyak yang tidak membiasakan diri untuk melakukan
dengan benar pada saat yang penting (Umar, 2009 dalam Mirzal).
Mencuci tangan memakai sabun sangat penting sebagai salah satu mencegah
terjadinya diare, kebiasaan mencuci tangan diterapkan setelah buang air besar, setelah
menceboki bayi dan balita, sebelum makan serta sebelum menyiapkan makanan.
Mencuci tangan merupakan metode tertua, sederhana dan paling konsisten untuk
pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi (Perry&Potter 2005).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Mencuci Tangan?
2. Apa macam macam dari mencuci tangan?
3. Bagaimana Cara Mencuci Tangan yang benar dan steril?
4. Manfaat Mencuci Tangan?
5. Akibat Tidak Aktif Mencuci Tangan?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dari Mencuci Tangan.
2. Mengetahui Macam macam Mencuci Tangan.
3. Mengetahui Cara Mencuci Tangan yang Benar dan Steril.
4. Mengetahui Manfaat Mencuci Tangan
5. Mengetahui Akibat Tidak Aktif Mencuci Tangan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian mencuci tangan


Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan
jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan
untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.
Perilaku mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata
kiasan.
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat
perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari
penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan
bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan
penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.

B. Macam Macam Mencuci Tangan


a.       Mencuci tangan dengan air
Wadah pencuci tangan dan jeruk nipis yang disediakan di Rumah Makan
Ritual mencuci tangan di dunia dipraktikan sebagai bagian dari budaya maupun praktik
keagamaan. Dalam agama Hindu terdapat ritual mencuci tangan Bahá'í, dalam
agama Yahudi dinamakan tevilah dan netilat yadayim. Praktek yang mirip adalah
ritual lavabo untuk agama Kristen, wudhu untuk agama Islam, dan Misogi di kuil Shinto.
Di beberapa rumah makan di Indonesia seperti rumah makan padang, rumah makan sunda,
atau warung-warung makan lainnya dimana mengonsumsi makanan dirasakan lebih umum
dengan menggunakan tangan langsung (tanpa alat makan seperti sendok dan garpu), penjual
kadang-kadang menyediakan wadah berupa mangkuk kecil berisi air (sering juga disebut
dengan kobokan) untuk mencuci tangan disertai dengan irisan jeruk nipis untuk
menghilangkan bau sesudah makan. Praktek mencuci tangan yang dianjurkan pada
umumnya adalah dilakukan dibawah air yang mengalir, karena air dalam keadaan diam dan
digunakan untuk mencuci tangan yang kotor bisa menjadi tempat sup kuman karena
berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman penyakit di satu tempat dan
menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci tangan tersebut.

3
b.      Mencuci tangan dengan air panas
Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan dengan air
panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini tidak disertai dengan
pembuktian ilmiah. Temperatur dimana manusia dapat menahan panas air tidak efektif untuk
membunuh kuman. Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa air panas dapat
membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat-zat kimia, namun pendapat populer ini
sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak membunuh mikro organisme. Temperatur yang
nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat celsius, dan temperatur ini tidak
cukup panas untuk membunuh mikro organisme apapun. Namun temperatur yang jauh lebih
panas (umumnya sekitar 100 derajat celsius) memang dapat membunuh kuman. Tidak
efektifnya temperatur air untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam prosedur standar
mencuci tangan untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan mengalir deras hingga 2
galon per menit dan kederasan air inilah yang membersihkan kuman, sementara tinggi
rendahnya temperaturnya tidak signifikan.
c.       Mencuci tangan dengan sabun
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mencuci tangan dengan sabun
Mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling umum dilakukan
setelah mencuci tangan dengan air saja. Walaupun perilaku mencuci tangan dengan sabun
diperkenalkan pada abad 19 dengan tujuan untuk memutus mata rantai kuman, namun pada
praktiknya perilaku ini dilakukan karena banyak hal di antaranya, meningkatkan status sosial,
tangan dirasakan menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa sayang pada anak.
Pada fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, mencuci tangan bertujuan untuk
melepaskan atau membunuh patogen mikroorganisme (kuman) dalam mencegah perpindahan
mereka pada pasien. Penggunaan air saja dalam mencuci tangan tidak efektif untuk
membersihkan kulit karena air terbukti tidak dapat melepaskan lemak, minyak, dan protein
dimana zat-zat ini merupakan bagian dari kotoran organik. Karena itu para staf medis,
khususnya dokter bedah, sebelum melakukan operasi diharuskan mensterilkan tangannya
dengan menggunakan antiseptik kimia dalam sabunnya (sabun khusus atau sabun anti
mikroba) atau deterjen. Untuk profesi-profesi ini pembersihan mikro organisme tidak hanya
diharapkan "hilang" namun mereka harus bisa memastikan bahwa mikro organisme yang
tidak bisa "bersih" dari tangan, mati, dengan zat kimia antiseptik yang terkandung dalam
sabun. Aksi pembunuhan mikroba ini penting sebelum melakukan operasi dimana mungkin
terdapat organisme-organisme yang kebal terhadap antibiotik.

4
d.      Mencuci tangan dengan cairan
a) Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan alkohol untuk
mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan, antiseptik, atau sanitasi
tangan) dan menjadi populer. Banyak dari cairan ini berasal dari kandungan alkohol
atau etanol yang dicampurkan bersama dengan kandungan pengental seperti
karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan, atau busa untuk
memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena penggunaan
alkohol. Cairan ini mulai populer digunakan karena penggunaannya yang mudah,
praktis karena tidak membutuhkan air dan sabun.
b) Penggunaan cairan sanitasi tangan berbentuk jel dan berbahan dasar alkohol
dalam sebuah penelitian di Amerika pada 292 keluarga di Boston menunjukkan
bahwa cairan ini mengurangi kasus diare di rumah hingga 59 persen. Dr. Thomas J.
Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit Menular pada RS Anak-anak Boston
(Division of Infectious Diseases at Children's Hospital Boston) dan juga penulis
untuk buku "Tangan Sehat, Keluarga Sehat" ("Healthy Hands, Healthy Families.")
mengemukakan bahwa penelitian ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan
bahwa penggunaan cairan sanitasi tangan menunjukkan bahwa perilaku ini
mengurangi penyebaran kuman di rumah. Keluarga yang direkrut untuk penelitian
ini adalah keluarga yang menitipkan anak-anaknya di tempat penitipan anak dan
menunjukkan aktivitas mencuci tangan dengan sabundengan frekuensi yang sama
saat direkrut untuk penelitian. Lalu separuh dari keluarga itu diberikan cairan
sanitasi tangan dan selebaran yang memberitahu tentang pentingnya kebersihan
tangan. Sementara separuhnya lagi, befungsi sebagai kontrol dan menerima
selebaran tentang nutrisi dan diminta untuk tidak menggunakan cairan pencuci
tangan. Hasilnya keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan
mengindikasikan 59 persen angka diareyang lebih rendah dibandingkan kelompok
yang berfungsi sebagai kontrol. Penelitian lain oleh Harvard Medical School dan RS
Anak-anak Boston (Division of Infectious Diseases at Children's Hospital Boston)
yang dipublikasikan pada bulan April 2005 menunjukkan efek perlindungan pada
penderita ISPA dalam keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan atas
inisyatif mereka sendiri. Cairan sanitasi ini menjadi alternatif yang nyaman bagi para
orang tua yang tidak sempat berulangkali ke wastafel untuk mencuci tangan mereka

5
saat harus merawat anak mereka yang sakit. Walaupun mencuci tangan dengan
sabun dan air efektif untuk mengurangi penyebaran sebagian besar infeksi namun
untuk melakukannya dibutuhkanwastafel, dan sebagai tambahan rotavirus (virus
yang paling sering ditemukan dalam kasus diare di tempat penitipan anak di
Amerika), tidak dapat dibersihkan secara efektif dengan sabun dan air, namun dapat
dimatikan dengan alkohol.
c) Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan pembersih tangan non
alkohol. Namun apabila tangan benar-benar dalam keadaan kotor, baik oleh tanah,
darah, ataupun lainnya, maka penggunaan air dan sabun untuk mencuci tangan lebih
disarankan karena cairan pencuci tangan baik yang berbahan dasar alkohol maupun
non alkohol walaupun efektif membunuh kuman cairan ini tidak membersihkan
tangan, ataupun membersihkan material organik lainnya.
d) Dalam perdebatan yang mana perilaku yang lebih efektif di antara menggunakan
cairan pembersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun, Wallace
Kelly, Infection Control R.N. (Paramedik untuk Pengendalian Infeksi) berpendapat
bahwa keduanya efektif dalam membersihkan bakteria-bakteria tertentu. Namun
cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak efektif dalam membunuh
bakteria yang lain seperti e-coli dan salmonela. Karena alkohol tidak
menghancurkan spora-spora namun dengan mencuci tangan dengan sabun spora-
spora tersebut terbasuh dari tangan. Menurutnya metode terbaik adalah menentukan
saat keadaan tidak memungkinkan untuk mengakses air dan sabun, maka cairan
pencuci tangan jauh lebih baik daripada tidak menggunakan apapun.
e) Di Amerika Serikat cairan pencuci tangan dilarang oleh Departemen Pemadam
Kebakaran dari sekolah-sekolah karena kekhawatiran bahwa cairan tersebut dapat
merangsang api menjadi besar, namun Rumah Sakit Tallahasee Memorial Hospital
diperbolehkan untuk menaruh cairan pencuci tangan dalam jumlah tertentu. Cairan
pencuci tangan yang disarankan adalah yang mengandung paling sedikit 60 persen
alkohol dan bahan pelembab.
f) Cairan pembunuh kuman yang berbahan dasar alkohol tidak efektif untuk
mematikan materi organik, dan virus-virus tertentu seperti norovirus, spora-spora
bakteria tertentu, dan protozoa tertentu. Untuk membersihkan mikro organisme -
mikro organisme tersebut tetap disarankan menggunakan sabun dan air.

6
e.       Mencuci tangan dengan tisu basah
 Rediwipes tisu basah yang dinyatakan dapat membunuh bakteri E-coli dan Salmonella. Tisu
basah diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan tidak hanya tangan, tetapi juga
kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS dianjurkan untuk peralatan rumah tangga laiinya.
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) (Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Menular) di Amerika serikat sebayak 76 juta dari 300 juta orang yang
tinggal di AS sakit setiap tahunnya karena penyakit yang dibawa bersamaan dengan
masuknya makanan. Sebanyak 300.000 masuk rumah sakit dan dan setiap tahun 5.000 orang
meninggal dunia karena penyakit dibawa bersamaan dengan masuknya makanan.
Tisu basah menjadi alternatif membersihkan tangan setelah mencuci tangan dengan sabun
karena lebih praktis dan tidak memerlukan air. Beberapa tisu basah telah mengembangkan
kandungan wewangian beralkohol, atau anti bakteri, ataupun minyak almond untuk menjaga
kulit tangan agar tidak terasa kering. Namun menurut dr. Handrawan tisu basah tidak baik
untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan.
Dalam beberapa kasus khusus, sebuah perusahaan di AS mengeluarkan tisu basah yang
berlabel Rediwipes yang menyatakan dapat membunuh 99.9 persen bakteri yang terdapat
dirumah termasuk bakteri Salmonella dan E. coli. Tisu ini dianjurkan untuk digunakan dalam
membersihkan tangan dan peralatan dapur lainnya sebelum masak agar mencegah
kontaminasi bakteri silang antara tangan, bahan masakan, dan peralatan dapur sehingga tidak
menyebaran.
f. Mencuci tangan dengan menggunakan Hand srub
Tujuan mencuci tangan menggunaka hand srub adalah untuk menghilangkan kotoran dan
menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit tangan serta mencegah penyebaran
mikroorganisme penyebab infeksi yang ditularkan melalui tangan.
Langkah-langkah :
1) Ratakan larutan anti septik berbasis alkohol dikedua telapak tangan
2) Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
3) Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari tangan kanan dan tangan kiri bergantian
4) Kunci jari-jari sisi dalam dari kedua tangan
5) Gosok ibu jari kiri dengan cara berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya

7
6) Gosok dengan memutar ibu jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya searah jarum jam. Biarkan sampai kering.

C. Cara Mencuci Tangan Yang Benar Dan Steril


Pentingnya mencuci tangan untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari
penyakit.Sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang masih
kecil, karna salah satu penyakit pembunuh anak nomor 1 di Indonesia adalah diare, yang
dapat dicegah dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan.
Cara mencuci tangan yang bersih harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir.
Berikut langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar menurut standar WHO :

a. Persiapan Alat Dan Bahan


1. Sabun anti mikroba
2. Kertas Tisue
3. Handuk steril
4. Kikir pembersih kuku
5. Tempat handuk kotor
6. Bengkok
7. Sikat
8. Spons

b. 5 (lima) momen mencuci tangan :

1. Sebelum kontak dengan pasien


2. Sebelum tindakan aseptic
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien

8
c. Prosedur kerja

Ada 6 (enam) langkah :

1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua
telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

Gambar cuci tangan menurut standar WHO

d. Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain :

1.Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik (handrub)


atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash)
2.Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik
3. 5 (lima) kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash.

9
D. Manfaat Mencuci Tangan         
Manfaat yang diperoleh apabila kita mencuci tangan dengan air bersih dan sabun yaitu :
a. Dengan penggunaan sabun yang lebih serta air bersih yang cukup akan menurunkan
insiden diare pada anak dan bayi usia enam sampai delapan belas bulan.
b. Mencuci tangan dengan air bersih dan sebelum menyiapkan makanan efektif menurunkan
insiden diare.
c.Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.Dari hasil studi oleh Khan (1982) tentang
manfaat mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar, sebelum makan dan
menyiapkan makanan membuktikan bahwa perilaku tersebut merupakan cara yang efektif
untuk menurunkan insidens penyakit.

E. Akibat Tidak Aktif Mencuci Tangan


Mencuci tangan merupakan kegiatan sehari – hari yang sangat sederhana dan sepele,
namun berperan penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan. Dengan mencuci
tangan menghindari penyakit seperti diare, flu, penyakit kulit, alergi dan gatal – gatal.
Karena tangan kita adalah bagian dari tubuh yang sangat sering menyebarkan infeksi.
Tangan terkena kuman waktu menyentuh daerah tubuh kita, tubuh orang lain, hewan atau
permukaan yang tercemar.
Walaupun kulit yang untuk melindungi tubuh kita dari infeksi, kuman dapat masuk
ketubuh waktu kita menyentuh mata, hidung dan mulut. Orang yang terkena HIV lebih
rentan terhadap infeksi apapun karena sistem kekebalan tubuhnya dilemahkan oleh HIV.
Oleh karena itu, kebersihan terutama mencuci tangan secara lebih teratur.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan
jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan
untuk menjadi bersih.
            Macam macam mencuci tangan :
a.  Mencuci tangan dengan air
b.  Mencuci tangan dengan air panas
c.  Mencuci tangan dengan sabun
d.  Mencuci tangan dengan cairan
e.  Mencuci tangan dengan tisu basah
Tujuan melakukan cuci tangan dengan baik dan steril supaya kita tidak terjangkit
penyakit seperti diare dan cacingan. Perilaku hidup sehat harus ditanamkan dari sejak kecil.

B. Saran
            Mencintai hidup sehat sebagai perilaku hidup kita sehari hari adalah sebuah cara dasar
untuk jauh dari penyakit yang menular serta berbahaya. Sebaiknya agar tercapai hidup sehat,
dari kita kecil kita sudah menanamkan perilaku sehat seperti mencuci tangan, membuang
sampah pada tempatnya agar tercapainya lingkungan yang sehat.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/06/pengertian-mencuci-tangan.html
http://adelinecalonperawat.blogspot.com/2009/03/sap-penyuluhan-cuci-tangan.html
http://www.infeksi.com.Pusat Informasi Penyakit Infeksi, Andy Baex, 6 Februari 2007

12

Anda mungkin juga menyukai