Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

Kebutuhan dasar manusia (KDM)

Di susun oleh Kelompok 1

1.Afifah hasnah 215110431

2.Annisa elvia nabila 215110439

3.Dian aryesti 215110447

4.Fachrurrozan 215110455

5.Hayatul dwi salsa 215110463

6.Meilani putri azra 215110471

7.Ongly hifrawati 215110479

8.Rahma styani 215110487

9.Serli oktaviyanti 215110495

10.Viska ananda 215110503

Dosen Pembimbing:

Yessi Yuzar,S.Si.T,M.Kes

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

JURUSAN KESEHATAN GIGI BUKITTINGGI

TA 2021/2022
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
TATACARA MENCUCI TANGAN ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen pembimbing kami pada bidang kuliah KDM . Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang mencuci tangan bagi para
pembaca dan juga bagi penulisnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Yessi Yuzar, selaku dosen
pembimbing mata kuliah KDM yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

PADANG, 06 SEPTEMBER 2021

PEMAKALAH
Daftar pustaka

Kata pengantar ...................................................................................................

Bab 1

1. Pengertian mecuci tangan ………………………………………………


2. Tujuan mencuci tangan …………………………………………………
3. Manfaat mencuci tangan …………………………………………………
4. Macam-macam mencuci tangan …………………………………………
5. Alat dan bahan mencuci tangan …………………………………………
6. Prosedur mecuci tangan ………………………………………………….

Bab 2

1. Pengertian memotong kuku ……………………………………………


2. Tujuan memotong kuku …………………………………………………
3. Alat dan bahan memotong kuku ………………………………………
4. Prosedur kerja memotong kuku …………………………………………

Bab 3

1. Pengertian oral hygiene ……………………………………………………


2. Indeks kebersihan gigi dan mulut …………………………………………
3. Cara memelihara kesehatan gigi dan mulut ……………………………
4. Menyikat gigi ………………………………………………………………
5. Prosedur menyikat gigi dan mulut ………………………………………

Bab 4

1. Pengertian bantua hidup dasar …………………………………………


2. Tujuan bantuan hidup dasar …………………………………………….
3. Manfaat bantuan hidup dasar ……………………………………………
4. Macam-macam bentuan hidup dasar ……………………………………
5. Alat dan bahan bantuan hidup dasar ……………………………………
6. Prosedur bantuan hidup dasar ……………………………………………
Daftar isi ……………………………………………………………………
BAB 1
MENCUCI
TANGAN

A. PENGERTIAN MENCUCI TANGAN

Cuci tangan (handwashing) adalah salah satu tindakan sanitasi dengan


membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan
lainnya dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual
keagamaan ataupun tujuan lainnya. Cuci tangan juga merupakan salah satu cara
pencegahan infeksi yang paling tua, paling sederhana dan paling konsisten.
mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air yang mengalir
(Depkes, 2008).

Tiga komponen untuk mencuci tangan adalah gosokan (friction), sabun


(soap), dan air mengalir. Sehingga definisi cuci tangan adalah gerakan
menggosok kedua permukaan tangan secara menyeluruh dengan sabun, yang
diikuti dengan membilas dibawah air yang mengalir (WHO, 2012).

B. TUJUAN MENCUCI TANGAN

1. Perlindungan diri dari berbagai macam infeksi dan penyakit

Menurut penelitian dari University of Colorado pada 102 sampel tangan


manusia di tahun 2008, rata-rata manusia membawa 4.700 bakteri dari 150
spesies berbeda yang dapat bertahan hidup di tangan hingga 3 jam.

Bagian tangan seperti sela-sela kuku dan jari seringkali menjadi tempat
pelabuhan bakteri pada tangan Anda. Meskipun ada beberapa jenis bakteri
baik untuk tubuh manusia, namun beberapa kuman yang terbawa oleh tangan
manusia cenderung berpotensi risiko kesehatan serius bagi manusia, seperti
infeksi dan penyakit. Disisi lain, manusia umumnya sering menyentuh
beberapa bagian muka seperti mata, hidung, dan mulut mereka tanpa pernah
mengetahui bahwa ada banyak patogen berbahaya seperti bakteri dan virus
dapat masuk kedalam tubuh melalui mata, hidung dan mulut lebih cepat dari
yang pernah dibayangkan sebelumnya. Oleh karenanya, salah satu manfaat
mencuci tangan adalah untuk melindungi diri Anda dari berbagai macam
infeksi dan penyakit berbahaya yang umumnya disebabkan oleh tangan,
seperti infeksi kulit dan mata, diare, influenza dan penyakit pernapasan serius
termasuk virus Corona.

2. Mencegah risiko penyebaran penyakit menular kepada orang lain

Kuman dan bakteri dapat menyebar dengan cepat dari satu orang ke orang
yang lain.
Bakteri dapat menyebar baik melalui kontak tidak langsung (melalui benda
atau permukaan yang tersentuh) maupun kontak langsung misalnya berjabat
tangan.

Apabila orang lain menyentuh benda tersebut, bukan tidak mungkin


apabila orang lain juga memiliki risiko untuk mengambil bakteri dan kuman
yang Anda tinggalkan pada benda tersebut.Berjabat tangan merupakan kontak
langsung dan merupakan media yang paling sempurna untuk menularkan
bakteri dan penyakit menular kepada orang lain.diperkirakan sekitar 80%
kuman penyebab penyakit berbahaya ditularkan melalui kontak melalui tangan
(sentuhan manusia ke manusia yang lainnya)

C.MANFAAT MENCUCI TANGAN

1. Mencegah Beragam Penyakit

Mencuci tangan dengan sabun dan air lebih efektif untuk menghilangkan
bakteri yang berpotensi berasal dari feses, ketimbang mencuci tangan dengan
air saja. Para ahli di studi mengatakan, membersihkan tangan dengan sabun
bisa mencegah penularan penyakit diare.
Manfaat mencuci tangan dengan sabun tak hanya menyoal mencegah
diare saja. Gaya hidup sehat ini juga bisa melindungi dari beragam penyakit-
penyakit lainnya. Mulai dari COVID-19, flu, infeksi bakteri E.coli, sakit
tenggorokan, hepatitis A, pilek, ISPA, hingga kecacingan.

2. Membunuh Kuman-Kuman

Bukan rahasia lagi kalau kuman-kuman penyakit mudah ditularkan melalui


tangan. Nah, ketika kuman masuk ke dalam tubuh, maka risiko terserang
penyakit semakin meningkat.
Ingat, meski tangan terlihat bersih secara kasat mata, tapi kemungkinan
masih ada kuman yang menempel.

Menurut Kementerian Kesehatan - Direktorat Jenderal Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit, mencuci tangan dengan sabun mampu
membersihkan kotoran dan merontokkan kuman pada tangan. Kotoran dan
kuman masih tertinggal di tangan bila kita tidak mencuci tangan
menggunakan air dan sabun.

3. Lebih Efektif dari pada Hand Sanitizer

Studi di American Society for Microbiology mengungkapkan, mencuci


tangan dengan sabun dan air mengalir, lebih efektif daripada setetes gel dari
hand sanitizer. Mencuci dengan sabun akan mengeluarkan sel-sel virus dari
tangan kita, dan membilasnya dengan air akan menghilangkan virus
sepenuhnya, dan langsung membuangnya ke saluran
pembuangan. Selain itu, dibandingkan dengan hand sanitizer, air dan
sabun lebih efektif untuk membersihkan tangan yang kotor dan
berminyak.

4. Mencegah Potensi Resistensi Antimikroba

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), resistensi antimikroba


(antimicrobial resistance/AMR), khususnya resistensi terhadap antibiotik, terus
berkembang. Di Eropa, sekitar ratusan ribu pasien meninggal akibat infeksi
yang terkait dengan perawatan kesehatan (health care-associated
infections/HAI), dan penyakit yang disebabkan oleh resisten
kuman terhadap obat antimikroba.

Macam-Macam Cuci Tangan Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad
ke-19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi
menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang
terdapat pada negara-negara maju. perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan
isu isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan
penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi. Macam- macam mencuci
tangan (Anam, 2014), yaitu :

D. MACAM-MACAM MENCUCI TANGAN

1. Mencuci tangan dengan air Ritual

Mencuci tangan di dunia dipraktekkan sebagai bagian dari budaya maupun


praktek keagamaan. Dalam agama hindu terdapat ritual mencuci tangan
“Bahai”, dalam agama yahudi dinamakan tevilah dan netilat yadayim. Praktek
mencuci tangan yang mirip adalah ritual larabu untuk agama kristen, wudhu
untuk Islam, dan misogi di kuil shinto. Mencuci tangan adalah salah satu
tindakan pencegahan yang menjadi perilaku sehat dan baru dikenal pada akhir
abad ke19.Mencuci tangan dengan air saja lebih umum dilakukan, namun hal
ini terbukti tidak efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan
mencuci tangan dengan sabun.Praktek mencuci tangan yang dianjurkan pada
umumnya adalah dilakukan dibawah air yang mengalir, karena air dalam
keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor

2. Mencuci tangan dengan air panas

Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan


dengan air panas lebih efektif untuk membersihkan tangan,namun pendapat ini
tidak disertai dengan pembuktian ilmiah. Temperatur dimana manusia dapat
menahan panas air tidak efektif untuk membunuh kuman. Beberapa pendapat
lain menyatakan bahwa air panas dapat membersihkan kotoran, minyak,
ataupun zat-zat kimia, namun pendapat populer ini sebenarnya tidak terbukti,
air panas tidak membunuh mikroorganisme. Temperatur yang nyaman untuk
mencuci tangan adalah sekitar 45°C, dan temperatur ini tidak cukup panas
untuk membunuh mikro organisme apapun. Namun temperatur yang jauh lebih
panas (umumnya sekitar 100°C) memang dapat membunuh 12 kuman. Tidak
efektifnya temperatur air untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam
prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air keran
dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah
yang membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak
signifikan.

3. Mencuci tangan dengan sabun

Praktik mencuci tangan, paling umum dilakukan setelah cuci tangan dengan
air saja.
Walaupun perilaku mencuci tangan dengan sabun diperkenalkan pada abad 19
dengan tujuan untuk memutus mata rantai, namun pada praktiknya perilaku ini
dilakukan karena banyak hal diantaranya meningkatkan status sosial, tangan
dirasakan menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa sayang pada anak.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan
dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal
ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman
dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan
kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan
permukaanpermukaan lain seperti handuk, gelas) (Murwanto, 2017).

4. Mencuci tangan dengan tisu basah

Tisu basah diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan tidak hanya


tangan, tetapi juga kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS dianjurkan 13
untuk peralatan rumah tangga lainya. Menurut center for disease control and
prevention (CDC) (Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Menular) di amerika serikat sebanyak 76 juta dari 300
juta orang yang tinggal di AS sakit setiap tahunnya karena penyakit yang
dibawa bersamaan dengan masuknya makanan. Sebanyak 300.000 masuk
rumah sakit dan dan setiap tahun 5.000 orang meninggal dunia karena penyakit
dibawa bersamaan dengan masuknya makanan tisu basah menjadi alternatif
membersihkan tangan setelah mencuci tangan dengan sabun karena lebih
praktis dan tidak memerlukan air (Anuradha, 2012).

E. ALAT DAN BAHAN MENCUCI TANGAN

1. Sabun

Meskipun sabun mandi tidak cukup kuat untuk membunuh


kuman, busa yang dihasilkannya dapat membersihkannya dari
tangan.

2. Air bersih yang mengalir

Air bersih yang mengalir dapat menyingkirkan kuman. Ada baiknya


menyediakan air hangat untuk mencuci tangan. Meski demikian, baik air
dingin maupun air hangat memiliki efektivitas yang sama untuk mencuci
tangan.

3. Kertas tisu atau serbet

Sediakan kertas tisu atau serbet di dekat wastafel atau keran cuci tangan
agar anak dengan cepat mengeringkan tangannya usai cuci tangan. Sebab,
air yang basah dapat lebih mudah menularkan patogen atau bakteri. Bila
Anda memilih memasang serbet, pastikan serbet selalu diganti dengan rutin
agar tidak menjadi tempat tinggal jamur dan bakteri.

5. Tempat sampah

Pastikan tempat sampah tersedia di dekat lokasi wastafel atau keran cuci
tangan. Hal ini memudahkan anak untuk membuang sampah tisu ketika
mereka usai mengeringan tangan. Selain itu, pilihlah tempat sampah yang
tidak perlu dibuka menggunakan tangan agar tidak kotor lagi.
6. Pelembab tangan

Pelembab tangan penting diaplikasikan ke kulit untuk mengurangi


kemungkinan iritasi kulit.

F. PROSEDUR MENCUCI TANGAN

Langkah Cuci Tangan Yang Baik Dan Benar Teknik mencuci tangan yang
benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir dengan
langkah-langkah sebagai berikut (Kemenkes, 2015) :

1. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir,

2. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik
jika sabun yang mengandung antiseptik,

3. Gosokkan pada kedua telapak tangan,gosokkan sampai ke ujung jari,telapak


tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan
jarijari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan tangan
kiri, osokkan sela-sela jari tersebut,

4. Hal ini dilakukan pada kedua tangan, Kemudian letakkan punggung jari
satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci,usapkan ibu jari
tangan kanan dengan punggung jari lainnya dengan gerakan saling berputar,

5. Lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri,

6. Kemudian keringkan tangan dengan menggunakan tisu atau handuk.

BAB II MEMOTONG KUKU


A. Pengertian Kuku

Kuku adalah bagian tubuh yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh
dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai
tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari
kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh
urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku sama dengan
rambut yang antara lain terbentuk dari keratinprotein yang kaya akan sulfur.Pada
kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah
kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi,
kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat
sedikit.

Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm, empat
kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga
dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan
kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksianervosa,
pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh.

B. TUJUAN

1.Untuk menghindari adanya tempat atau sarang berbagai kuman dan virus

2.Menghalangi proses masuknya bakteri kedalam tubuh

3.Supaya tidak dapat mengganggu aktifitas

4.Menghindari berbagai macam penyakit dari tubuh

C. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan :

a.Alat pemotong kuku

b. Sabun

c. Sikat kuku
d.Bengkok / nirbekken

e. Handuk

f.Kapas

g. Baskom berisi air hangat

D. PROSEDUR KERJA

a.Menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan ke pada pasien

b.Mencuci atau membersihkan tangan

c.Mengatur posisi pasien dalam keadaan duduk atau tidur

d.Menentukan kuku yang akan dipotong

e.Merendam kuku dengan air hangat kurang lebih 2 menit kemudian sikat kuku
dengan sabun bila kotor

f.Mengeringkannya dengan handuk

g.Meletakkan tangan pasien diatas bengkok dan melakukan pemotongan kuku

h.Bereskan kembali peralatan

i.Kemudian perawat cuci tangan

j.Mengucapkan hamdalah

BAB III ORAL HYGIENE


A.Pengertian Oral Hygiene

Oral hygiene merupakan salah satu bentuk kebersihan mulut,lidah,gusi dari


semua sisa makanan.oral hygiene adalah tindakan yang harusnya dilakukan setiap
orang untuk menjaga kesehatan mereka.oral hygiene di tunjukan untuk menjaga
kontiunitas bibir,lidah dan mukosa membrane mulut.mencegah terjadinya infeksi
rongga mulut dan dan melembabkan mukosa membrane mulut dan lidah.

Pembersihan rongga mulut atau oral hygiene dilakukan tidak hanya kepada
pasien sadar,pasien tidak sadar.pasien atau klien tida sadar lebih rentan terkena
kekeringan sekresi air liur pada mukosanya karena mereka tidak mampu untu
makan,minum,bernafas melalui mulut dan seringkali memperoleh terapi oksigen.

B.INDEKS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

Pada tahun 1960,greene dan vermillion membuat oral hygiene yang kemudian
di sederhanakan menjadi oral hygiene index simplified yang hanya meliputi enam
permukaan gigi yng mewakili semua segmen anterior dan posterior dalam rongga
mulut .

Pada umumnya untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan


index,index adalah suatu angka yang menunjukkan eadaan klinis yng didapat pada
waktu dilakukan pemeriksaan dengan cara mengukur luas dari permukaan gig
yang ditutupi oleh plk maupun calculus.

C. CARA PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

1. Jangan sikat gigi terlalu keras

2. Sikat gigi secara rutin

3. Gunakan pasta gigi berfluorida

4. Menggunakan benang gigi

5. Menggunakan obat kumur atau berkumur dengan larutan garam

6. Minum lebih banyak air


7. Batasi konsumsi maanan yang manis dan asam

8. Jangan merokok

9. Makan makanan yang bergizi

10. Rutin periksa gigi ke dokter

D. MENYIKAT GIGI

Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan
pegangan. Pasta gigi biasanya ditambahkan ke sikat gigi sebelum menggosok gigi.
Sikat gigi banyak jenisnya, dari yang bulunya halus sampai kasar, bentuknya kecil
sampai besar, dan berbagai desain pegangan. Kebanyakan dokter gigi
menganjurkan penggunaan sikat yang lembut meskipun sikat gigi berbulu lembut
kurang efektif membersihkan sela-sela gigi karena sikat gigi berbulu keras dapat
merusak lapisan enamel dan melukai gusi.Menurut para dokter gigi, menyikat gigi
dilakukan minimal dua kali sehari yaitu sehabis sarapan pagi dan sebelum tidur
malam. Menyikat gigi juga dianjurkan menggunakan pasta gigi yang membantu
membersihkan gigi lebih bersih dan wangi. Akibat dari jarangnya menyikat gigi
adalah timbulnya plak di gigi yang diakibatkan dari penumpukan kotoran di gigi.
Plak gigi juga dapat menyebabkan gigi berlubang yang jika dibiarkan bisa
membuat gigi ngilu. Selain plak dan gigi berlubang, jarangnya menyikat gigi juga
dapat mengakibatkan bau napas yang tidak sedap sehingga dapat dijauhi oleh
teman sekitar.

E. PROSEDUR MENYIKAT GIGI DENGAN PASIEN DITEMPAT


TIDUR.

Pengertian Membersihkan Gigi:

Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi memenuhi kebutuhan


personal hygiene dengan membersihkan gigi pasien.

Indikasi Membersihkan Gigi:


1.Pasien dengan masalah imobilitas fisik.

Tujuan Membersihkan Gigi:

1.Memenuhi personal hygiene dengan membersihkan gigi pasien

2.Mempertahankan dan membantu memelihara gigi

3.Memberikan kenyamanan dan mencegah infeksi.

Persiapan Tempat dan Alat:

1.Handuk/pengalas

2.Bengkok

3 Air untuk kumur-kumur

4 Sikat gigi dan pasta gigi

5 Tisu.

Persiapan Pasien:

1.Pasien diberi tahu maksud dan tujuan

Mengatur posisi pasien.

Cara Membersihkan Gigi Pasien:

1.Kepala pasien dimiringkan

2.Handuk dan pengalas diletakkan di bawah dagu

3 Bengkok diletakkan di bawah dagu


4.Pasien diberi air untuk kumur-kumur

5.Sikatlah gigi pasien dengan perlahan-lahan dari atas ke bawah luar dalam
gerakan atas dan bawah

6.Pasien diberi air untuk kumur-kumur lagi sampai bersih

7.Mulut dibersihkan/dikeringkan dengan tisu

8.Bengkok dengan pengalas diangkat pasien dibaringkan kembali

9.Membereskan peralatan

10.Mencuci tangan.

Sikap Selama Membersihkan Gigi:

1.Menunjukkan sikap sopan dan ramah

2.Menjamin Privacy pasien

3 Bekerja dengan teliti

4.Memperhatikan body mechanism

BAB IV
BANTUAN HIDUP DASAR

1. Pengertian Bantuan Hidup Dasar (BHD)

Bantuan hidup dasar mengacu pada mempertahankan jalan napas,


mendukung napas dan sirkulasi. Terdiri dari beberapa unsur: penyelamatan
pernapasan (yang dikenal sebagai pernapasan dari mulut ke mulut) dan kompresi
dada. Ketika semua digabungkan istilah BHD digunakan untuk RJP dengan tidak
ada peralatan yang digunakan untuk mempetahankan ventilasi dan sirkulasi
sampai sarana yang memadai dapat diperoleh untuk mengatasi penyebab yang
mendasar

2. Tujuan bantuan hidup dasar

Tujuan bantuan hidup dasar adalah mempertahankan kehidupan pada saat


seseorang mengalami keadaan yang mengancam nyawa atau keadaan gawat
darurat

3. Manfaat bantuan hidup dasar

Manfaat bantuan hidup dasar yaitu:

. Mencegah berhentinya pernapasan

. Mencegah berhentinya sirkulasi

. memberikan bantuan external

4. Macam-macam bantuan hidup dasar:

CIRCULATORY SUPPORT (Bantuan Sirkulasi)


Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah pijatan jantung luar
kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita.

Sumbatan Jalan Napas

Secara umum sumbatan jalan napas dapat terjadi baik pada jalan napas bagian atas
yang meliputi mulut dan hidung sampai ke bagian larings, atau jalan napas bagian
bawah yang meliputi bronkus dan lanjutannya.

Perasat Pendorong Rahang Bawah (Jaw Thrust manouver)

Merupakan teknik yang aman untuk membuka jalan napas bagi penderita yang
mengalami trauma pada tulang belakang.

Melakukan Kejut Jantung dengan Alat Kejut Jantung Otomatis (AED)


Alat kejut jantung otomatis (AED) merupakan alat yang dapat memberikan
kejutan listrik pada korban.

Alat dan bahan:

Alat pelindung diri (APD)

automated external defibrilator (AED)

cardiopulmonary

resuscitation (CPR)

resusitasi jantung paru (RJP) awal

mouth-tomouth ventilation

pocket mask ventilation

bag valve mask resuscitation


Prosedur Bantuan Hidup Dasar

1. Pada saat tiba di lokasi kejadian

Tahap ini merupakan tahapan umum pada saat tiba di suatu lokasi
kejadian,baik pada kasus trauma ataupun kasus medis. Pada saat tiba di tempat
kejadian, kenali dan pelajari segala situasi dan potensi bahaya yang ada. Sebelum
melakukan pertolongan,

pastikan keadaan aman bagi si penolong.

a. Amankan keadaan

Perhatikan dahulu segala yang berpotensi menimbulkan bahaya sebelum


menolong pasien, seperti lalu lintas kendaraan, jalur listrik, asap, cuaca ekstrim,

atau emosi dari orang di sekitar lokasi kejadian. Lalu menggunakan alat
perlindungan diri (APD) yang sesuai.

b. Evaluasi ancaman bahaya

Bila tidak ada ancaman bahaya jangan memindahkan korban, misalnya api
atau

gas beracun. Jika penolong harus memindahkan korban, maka harus dilakukan
secepat mungkin dan seaman mungkin dengan sumber daya yang tersedia.

c. Evaluasi penyebab cedera atau mekanisme cedera

Evaluasi petunjuk yang mungkin menjadi pertanda penyebab terjadinya


kegawatan dan bagaimana korban mendapatkan cederanya, misalnya terjatuh dari
tangga, tabrakan antar kendaraan, atau adanya tumpahan obat dari botolnya. Gali
informasi melalui saksi mata apa yang terjadi dan menggunakan informasi
tersebut untuk menilai apa yang terjadi. Penolong juga harus memikirkan
kemungkinan korban telah dipindahkan dari tempat kejadian, baik oleh orang di
sekitar lokasi atau oleh si korban sendiri.

d. Jumlah korban

Evaluasi pula keadaan sekitar bilamana terdapat korban lain. Jangan


sekali-kali

berpikir hanya ada satu korban, oleh sebab itu sangat penting untuk segera
mengamati keadaan sekitar kejadian.

e. Meminta pertolongan

Minta bantuan ke orang sekitar tempat kejadian. Hal ini sangat penting
karena

akan sangat sulit menolong pasien seorang diri, apabila ada lebih dari satu
penolong maka akan lebih efektif menangani korban, seperti pengaktivan EMS
dan mengamankan lokasi.

f. Evaluasi kesan awal Anda

Evaluasi gejala dan tanda yang mengindikasikan kedaruratan yang


mengancam nyawa korban, seperti adanya sumbatan jalan nafas, perdarahan dan
sebagainya.

2. Penilaian awal pada korban tidak sadarkan diri


a. Level of Conciousness (Tingkat kesadaran)3

Pedoman berikut digunakan secara bertahap untuk menilai tingkat


kesadaran si

korban:

A - Alert/Awas: Kondisi dimana korban sadar, meskipun mungkin masih dalam


keadaan bingung terhadap apa yang terjadi.

V - Verbal/Suara: Kondisi dimana korban merespon terhadap rangsang suara yang


diberikan. Oleh karena itu, si penolong harus memberikan rangsang suara yang
nyaring ketika melakukan penilaian pada tahap ini.

P - Pain/Nyeri: Kondisi dimana korban merespon terhadap rangsang nyeri yang


diberikan oleh penolong. Rangsang nyeri dapat diberikan melalui penekanan
dengan keras dipangkal kuku atau penekanan dengan menggunakan sendi jari
tangan yang dikepalkan pada tulang sternum/tulang dada. Namun, pastikan bahwa
tidak ada tanda cidera di daerah tersebut sebelum melakukannya.

U - Unresponsive/tidak respon: Kondisi dimana korban tidak merespon semua


tahapan yang ada di atas.

b. Airway – Breathing – Circulations (Jalan napas - Pernapasan - Sirkulasi)

Apabila korban dalam keadaan tidak respon, segera evaluasi keadaan jalan
napas korban. Pastikan bahwa korban dalam posisi telentang. Jika korban
tertelungkup, penolong harus menelentangkannya dengan hati-hati dan jangan
sampai membuat atau memperparah cidera korban.
Pada korban yang tidak sadarkan diri dengan mulut yang menutup terdapat
metode untuk membuka jalan napas, yaitu Head-tilt/chin-lift technique (Teknik
tekan dahi/angkat dagu) dengan menekan dahi sambil menarik dagu hingga
melewati posisi netral tetapi jangan sampai menyebabkan hiperekstensi leher dan
Jaw-thrust maneuver (maneuver dorongan rahang) yang dilakukan bila dicurigai
terjadi cedera pada kepala, leher atau tulang belakang pada korban. Lalu
membuka mulut korban. Metode ini yang biasa dikenal dengan Triple Airway
Manuever.

Cara melakukannya dengan berlutut di atas kepala pasien, lalu


menumpukan

siku pada lantai, meletakkan tangan pada tiap sisi kepala, meletakkan jari-jari di
sekitar sudut tulang rahang dengan ibu jari berada di sekitar mulut, lalu angkat
rahang ke atas dengan jari-jari dan ibu jari membuka mulut dengan mendorong
dagu ke arah depan sambil mengangkat rahang. Pastikan tidak menggerakkan
kepala atau leher korban ketika melakukannya.

Evaluasi napas dan nadi karotis (nadi leher) korban secara bersamaan/simultan

kurang lebih selama 5 detik atau tidak lebih dari 10 detik. Lakukan pengecekan

napas dengan melihat naik-turunnya dada korban, dengarkan dan rasakan dengan

pipi udara yang dihembuskan oleh korban. Lakukan pengecekan nadi dengan

meraba arteri karotis yang ada di leher dengan meletakkan 2 jari di bawah sudut

rahang yang ada di sisi penolong.

3. Hasil pemeriksaan awal


Dari penilaian awal ini, dapat diperoleh informasi tentang korban apakah
si

korban hanya mengalami pingsan, henti napas atau bahkan henti jantung.

a. Henti napas

Jika korban tidak bernapas tetapi didapati nadi yang adekuat, maka pasien

dapat dikatakan mengalami henti napas. Maka langkah awal yang harus dilakukan

adalah mengaktifkan sistem tanggapan darurat, kemudian penolong dapat

memberikan bantuan napas. Pastikan jalan napas bersih dari sumbatan, berikan 1

kali bantuan napas setiap 5-6 detik, dengan durasi sekitar 1 detik untuk tiap

pemberian napas. Terdapat 3 cara memberikan ventilasi yaitu dengan mouth-


tomouth

ventilation, pocket mask ventilation dan bag valve mask resuscitation.3,4

Pastikan dada korban mengembang pada setiap pemberian napas. Periksa


nadi

setiap 2 menit. Pemberian napas harus dilanjutkan hingga korban mulai bernapas

dengan spontan, penolong terlatih tiba, nadi korban menghilang dimana pada

kasus ini penolong harus memulai RJP dan pasangkan AED bila tersedia serta

apabila keadaan lingkungan menjadi tidak aman. 3,4

b. Henti Jantung

Jika korban tidak bernapas, nadi tidak ada dan tidak ada respon, maka
pasien
dapat dikatakan mengalami henti jantung. Pada keadaan ini, langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah mengaktifkan sistem tanggapan darurat dan
menghubungi pusat layanan kesehatan darurat terdekat.3,4 Kemudian segera
melakukan RJP yang benar dengan langkah-langkah sebagai berikut:

- Letakkan korban pada permukaan datar dan keras untuk memastikan bahwa
korban mendapat penekanan yang adekuat.

- Pastikan bagian dada korban terbuka untuk meyakinkan penempatan tangan


yang benar dan untuk melihat rekoil dada.

- Letakkan tangan di tengah dada korban, tupukan salah satu pangkal tangan pada
daerah separuh bawah tulang dada dan tangan yang lain di atas tangan yang
bertumpu tersebut.

- Lengan harus lurus 90 derajat terhadap dada korban, dengan bahu penolong
sebagai tumpuan atas.

- Tekan dada dengan kecepatan 100-120 kali per menit, dengan kedalaman
minimal 5 cm tetapi tidak boleh lebih dari 6 cm.

- Selama melakukan penekanan, pastikan bahwa dinding dada diberikan


kesempatan untuk mengembang kembali ke bentuknya semula (rekoil penuh).
- Berikan 2 kali bantuan napas setiap selesai melakukan 30 kali penekanan dada,
dengan durasi selama 1 detik untuk tiap pemberian napas. Pastikan dada
mengembang untuk tiap pemberian bantuan napas.

- Untuk penolong yang tidak terlatih dalam melakukan RJP, disarankan untuk
melakukan penekanan dada saja secara terus-menerus.

Apabila perangkat automated external defibrilator (AED) telah tersedia,


maka segera dipasangkan. AED adalah alat elektronik portabel yang secara
otomatis dapat menganalisis ritme jantung pasien dan dapat melakukan defibrilasi.
AED dapat mengindikasikan pemberikan defibrilasi pada dua keadaan disritmia
jantung, yaitu ventricular fibrilasi (VF) dan ventricular tachycardi (VT).

Cara menggunakan AED dijelaskan sebagai berikut.

- Nyalakan alat AED.

- Pastikan dada pasien terbuka dan kering.

- Letakkan pad pada dada korban. Gunakan pad dewasa untuk korban dewasa

dan anak dengan usia di atas 8 tahun atau dengan berat di atas 55 pound (di

atas 25 kg). Tempatkan satu pad di dada kanan atas di bawah tulang selangka

kanan, dan tempatkan pad yang lain di dada kiri pada garis tengah ketiak,

beberapa inci di bawah ketiak kiri.

- Hubungkan konektor, dan tekan tombol analyze.


- Beritahukan pada semua orang dengan menyebutkan "clear" sebagai tanda

untuk tidak menyentuh korban selama AED menganalisis. Hal ini dilakukan

agar analisis yang didapatkan akurat.

- Ketika "clear" disebutkan, penolong yang bertugas untuk melakukan RJP

harus menghentikan penekanan dada dan mengangkat tangannya beberapa inci

di atas dada, tapi masih berada pada posisi untuk bersiap melanjutkan

penekanan dada segera setelah kejut listrik diberikan atau AED menyarankan

bahwa kejut listrik tidak diindikasikan.

- Amati analisis AED dan siapkan untuk pemberian kejut listrik bila

diperlukan. Pastikan tidak ada seorangpun yang kontak dengan pasien. Siapkan

penolang pada posisi untuk siap melanjutkan penekanan dada segera setelah

kejut listrik diberikan.

- Berikan kejut listrik dengan menekan tombol "shock" bila ada indikasi.

- Setelah kejut listrik diberikan, segera lanjutkan penekanan dada dan lakukan
selama 2 menit (sekitar 5 siklus) hingga AED menyarankan untuk melakukan
analisis ulang, adanya tanda kembalinya sirkulasi spontan, atau Anda
diperintahkan oleh ketua tim atau anggota terlatih untuk berhenti.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unmuha.ac.id/xmlui/bitstream/handle/
123456789/960/15.%20BAB%20II.pdf?sequence=5&isAllowed=y

https://adoc.pub/bab-ii-tinjauan-pustaka-mencuci-tangan-dilakukan-sebelum-
dan.html

Nasrun,Anshari.2012."Merawat
Kuku",http://bagi-infoit.blogspot.com/2012/03/makalah-kdm-merawat-
kuku.html?m=1,diakses pada 2 September 2021.Pukul 12.50

Yunita,Risma.2015."Perawatan membersihkan kuku


pasien",http://rismayunita24.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/11/23/perawatan-
membersihkan-kuku-pasien,diakses pada 2 September 2021.pukul 12.37

W Putri Sari,indah.2014"oral higiene", http://jutawankwsp 55.biogspol.com tahun


2014

International Federation Of Red Cross and Red Crescent Societies. International


First Aid and Resusciration Guidelines. 2011

- AHA, 2013. Cardiac arrest vs heart attack. Available at:


http://cpr.heart.org/AHAECC/CPRAndECC/AboutCPRFirstAid/CardiacArre
stvsHeartAttack/UCM_473213_Cardiac-Arrest-vs-Heart-Attack.jsp.
Daftar log kegiatan

No Nama Nim Peran


1. Afifah hasnah 215110431 Mencari materi bab 3
2. Annisa elvia nabila 215110439 Mencari materi bab 2
3. Dian aryesti 215110447 Mencari materi bab 1, membuat
power point
4. Fachrurrozan 215110455 Mencari materi bab 4
5. Hayatul dwi salsa 215110463 Menyusun makalah, menyusun daftar
pustaka.
6. Meilani putri azra 215110471 Mencari materi bab 4, membuat
daftar isi
7. Ongly hifrawati 215110479 Membuat cover, membuat kata
pengantar.
8. Rahma styani 215110487 Mencari materi bab 1
9. Serli oktaviyanti 215110495 Mencari materi bab 3
10. Viska ananda 215110503 Mencari materi bab 2

Anda mungkin juga menyukai