Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN

PENCEMARAN LINGKUNGAN

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

1. Ichania Rizka Ramadhiyanty NIM 1811102443028


2. Indah Sri Lestari NIM 1811102443030
3. Natalia Nadi Rismalasari NIM 1811102443046
4. Putri Febrina Nurpadillah NIM
1811102443048
5. Selvia Kumala Dewi NIM 1811102443057
6. Tri Dianingsi Dumendehe NIM 1811102443060

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
SAMARINDA 2019

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Teknik Sipil yaitu PENGANTAR ILMU
LINGKUNGAN.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI.................................................................................................................3
2.1 Pendahuluan................................................................................................................3
2.2 Bahan Yang Terdapat Dalam Pencemaran Air Sungai...............................................3
2.3 Indikator Pencemaran Air Sungai...............................................................................5
2.4 Penyebab Terjadinya Pencemaran Air Sungai............................................................8
2.5 Dampak Pencemaran Air Sungai...............................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................13
SUNGAI KARANG MUMUS................................................................................................13
3.1 Sungai Karang Mumus..............................................................................................13
3.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Mumus...........................................................13
3.3 Kondisi Iklim.............................................................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................15
STUDI KASUS........................................................................................................................15
4.1 Metode Penelitian......................................................................................................15
4.2 Kesimpulan Dari Penelitian.......................................................................................15
4.3 Pencegahan Pencemaran Sungai...............................................................................16
4.4 Penanggulangan Pencemaran Sungai........................................................................16
BAB V......................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................19
5.1 Kesimpulan................................................................................................................19
5.2 Saran..........................................................................................................................19

ii
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20
DOKUMENTASI SUNGAI KARANG MUMUS..................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat
mengalir, sehingga perlakuan air di hulu akan member dampak di hilir.
Pencemaran di hulu akan menyebabkan biaya social di hilir (extematily
effect) dan pelestarian di hulu akan bermanfaat di hilir. Sungai sangat
bermanfaat bagi manusia dan juga bermanfaat bagi biota air.
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang
banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan
kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Perlu upaya pelestarian
dan pengendalian air, untuk menjaga kualitas air atau mencapai kualitas air
sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat
mutu air yang dikehendaki. Pengelolaan kuaitas air dilakukan dengan
upaya pengendalian pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara
fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu. Air yang relatif
bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup
sehari-hari, keperluan  industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun
untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Saat ini air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian
serius. Karena air telah tercemar oleh limbah – limbah dari berbagai hasil
kegiatan manusia, sehingga untuk memperoleh air yang baik sesuai dengan
standar tertentu diperlukan biaya yang cukup mahal. Secara kualitas,
sumber daya air telah mengalami penurunan. Begitu pula secara kuantitas
yang sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan manusia yang terus
meningkat.
Makin banyak berita-berita mengenai pencemaran sungai dari hari
kehari. Pencemaran sungai  ini terjadi dimana-mana. Krisis air juga tejadi
di hampir seluruh Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera, terutama di
kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga
ataupun pertanian.
Pencemaran sungai di banyak wilayah di Indonesia telah
mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Kurangnya kesadaran warga
sekitar serta lemahnya pengawasan pemerintah dan keengganan mereka
untuk melakukan penegakan hukum yang benar menjadikan masalah
pencemaran sungai menjadi hal yang kronis yang semakin lama semakin
parah.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud  pencemaran sungai
2. Apa saja yang menjadi indikator pencemaran sungai
3. Apa saja yang menjadi sumber pencemaran sungai
4. Apa dampak dari pencemaran sungai
5. Bagaimana mencegah pencemaran sungai
6. Bagaimana menanggulangi pencemaran sungai
1.3 Tujuan
a. Agar penulis dan pembaca mengerti betapa pentingnya kebutuhan air
bagi kehidupan
b. Agar bisa mengetahui apa saja faktor penyebab pencemaran air
c. Untuk mengetahui apa saja akibat yang timbul dari pencemaran air
d. Untuk menanggulangi pencemaran air yang terjadi di sekitar kita

1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa mengetahui
alat sipat datar dan cara penggunaanya serta dapat di praktekkan kelak.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendahuluan
Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini, kita semua
bergantung pada air. Untuk itu diperlukan air yang dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya. Tapi pada akhir-akhir ini, persoalan penyediaan air
yang memenuhi syarat menjadi masalah seluruh umat manusia. Dari segi
kualitas dan kuantitas air telah berkurang yang disebabkan oleh
pencemaran.
Pencemaran air sungai terjadi apabila dalam air sungai terdapat
berbagai macam zat atau kondisi yang dapat menurunkan standar kualitas
air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan
tertentu. Suatu sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena
tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak
sesuai dengan kebutuhan tertentu, sebagai contoh suatu sungai yang
mengandung logam berat atau mengandung bakteri penyakit masih dapat
digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai pembangkit tenaga
listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak
pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari
komponen-komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air,
pencemaran air sungai, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan
pencemaran udara. Dengan demikian, definisi pencemaran air mengacu
pada definisi lingkungan hidup yang ditetapkan dalam UU tentang
lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran
lingkungan hidup yaitu; masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan air yang terdapat di
sungai yang dapat tercemar karena masuknya atau dimasukannya mahluk
hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air sungai dikatakan
tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan
sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.

2.2 Bahan Yang Terdapat Dalam Pencemaran Air Sungai


Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi:
a. Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan
oksigen yaitu sampah yang mengandung senyawa organik, misalnya

3
sampah industri makanan, sampah industri gula  tebu, sampah rumah
tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan,
tumbuhtumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses penguraian
sampahsampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga
apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan
(sumber air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan
organisme dalam air akan mati kekurangan oksigen. Selain itu proses
penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan
menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak
untuk diminum atau untuk mandi.
C, H, S, N, + O2  ? CO2 + H2O + H2S + NO + NO2
Senyawa organik
b. Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan
pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli
yang dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri,
kolera, diare, types) atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal
dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran
hewan/manusia.
c. Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam
berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb),
tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa
logam-logam  berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui
makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti
ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu
fungsi organ tubuh tersebut.
d. Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida,
herbisida, polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah
industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme, sehingga akan menggunung
dimana-mana dan dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan
makhluk hidup.
e. Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti
senyawa nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga
(ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain
itu akan mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme
dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal
ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang diperlukan
organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat
masuk ke dalam air.
f. Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit
kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini

4
berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir
lainnya.
g. Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur
akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar
yang disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan
air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air
kurang mampu mengasimilasi sampah.
h. Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari
limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang
menggunakan air sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini
menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan
akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan
organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa
organik. Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan
oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
Secara garis besar bahan pencemar air tersebut di atas dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian
oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami
penguraian.
2. Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat,
mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida,
nitrat)
3. Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
4. Bahan pencemar berupa zat radioaktif
5. Bahan pencemar berupa panas

2.3 Indikator Pencemaran Air Sungai


Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah
adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan
menjadi :
a. Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan tingkatkejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu,
warna dan adanya perubahanwarna, bau dan rasa,
b. Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan zatkimia yang terlarut dan perubahan pH,
c. Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air
berdasarkan  mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada
tidaknya bakteri pathogen.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air
sungai terbagi dua jenis, yaitu parameter kimia dan parameter fisika.
Parameter kimia antara lain derajat keasaman (pH), Biologycal Oxygen

5
Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolved
Oxygen (DO), lemak dan minyak, serta Nitrogen amoniak (NH3 – N),
Sedangkan parameter fisika antara lain suhu, Total Suspended Solid (TSS)
dan Total Dissolved Solid (TDS).
 Parameter Kimia
a) Derajar Keasaman (pH), Derajat keasaman adalah ukuran untuk
menentukan sifat asam dan basa. Perubahan pH di suatu air sangat
berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, maupun biologi dari
organisme yang hidup di dalamnya. Derajat keasaman diduga sangat
berpengaruh terhadap daya racun bahan pencemaran dan kelarutan
beberapa gas, serta menentukan bentuk zat didalam air. Nilai pH air
digunakan untuk mengekpresikan kondisi keasaman (kosentrasi ion
hidrogen) air limbah. Skala pH berkisar antara 1-14. Kisaran nilai pH
1-7 termasuk kondisi asam, pH 7-14 termasuk kondisi basa, dan pH 7
adalah kondisi netral. Air limbah dan buangan industri akan
mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota
akuatik.
b) Biologycal Oxygen Demand (BOD), Kebutuhan oksigen Biokimia
atau BOD adalah banyaknya oksigen yangdibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk menguraikan bahan organiknya yangmudah
terurai. Bahan organik yang tidak mudah terurai umumnya berasal
darilimbah pertanian, pertambangan dan industri. Parameter BOD ini
merupakansalah satu parameter yang di lakukan dalam pemantauan
parameter air, khusunyapencemaran bahan organik yang tidak mudah
terurai. BOD menunjukkan jumlahoksigen yang dikosumsi oleh
respirasi mikro aerob yang terdapat dalam botolBOD yang diinkubasi
pada suhu sekitar 20 0C selama lima hari, dalam keadaantanpa cahaya.
Kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk kepentingan air
minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0-6,0
mg/L berdasarkan UNESCO/WHO/UNEP, 1992. Sedangkan
berdasarkan kep.51/MENKLH/10/1995  nilai BOD5 untuk baku mutu
limbah cair bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L dan
golongan II adalah 150 mg/L.
c) Chemical Oxygen Demand (COD),Kebutuhan oksigen kimiawi atau
COD menggambarkan jumlah totaloksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baikyang dapat
didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi secara
biologis menjadi CO2 dan H2O. Keberadaan bahan organik dapat
berasal dari alam ataupun dari aktivitas rumah tangga dan industri.
Perairan yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi
kepentingan perikanan dan petanian. Nilai COD pada perairan yang
tidak tercemar biasanya kurang dari 29 mg/liter. Sedangkan pada

6
perairan yang tercemar dapat lebih dari 200 mg/liter pada limbah
industri dapat mencapai 60.000 mg/liter.
d) Dissolved Oxygen (DO), oksigen terlarut atau DO adalah jumlah
oksigen yang diperlukan untuk proses degradasi senyawa organik
dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau dari hasil
fotosintesis. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada temperature
dan tekanan atmosfir. Berdasarkan data-data temperatur dan tekanan,
maka kelarutan oksigen jenuh dalam air pada 25oC dan tekanan 1 atm
adalah 8,32 mg/L (Warlina, 1985).
e) Lemak dan Minyak, Merupakan zat pencemar yang sering dimasukkan
kedalam kelompokpadatan, yaitu padatan yang mengapung di atas
permukaan air. Menurut Sugiharto (1987), bahwa lemak tergolong
benda organik yang relatif tidak mudah teruraikan oleh bakteri.
Terbentuknya emulsi air dalam minyak akan membuat lapisan yang
menutup permukaan air dan dapat merugikan, karena penetrasi sinar
matahari ke dalam air berkurang serta lapisan minyak menghambat
pegambilan oksigen dari udara sehingga oksigen terlarut menurun.
Untuk air sungai kadar maksimum lemak dan minyak 1 mg/l.
f) Nitrogen Amoniak(NH3-N), Merupakan salah satu parameter dalam
menentukan kualitas air, baik airminum maupun air sungai. Amoniak
berupa gas yang berbau tidak enak sehingga20 kadarnya harus rendah,
pada air minum kadarnya harus nol sedangkan air surgai kadarnya 0.5
mg/l.
 Parameter Fisika
a) Suhu, Menurut Effendi (2003), suhu dari suatu badan air dipengaruhi
olehmusim, lintang (latitute),ketinggian dari permukaan laut, waktu
dalam hari,sirkulasi udara, penutupan awan, dan aliran serta
kedalaman badan air, adalahsalah satu faktor yang sangat penting bagi
kehidupan organisme, karena suhumempengaruhi baik aktivitas
metabolisme maupun pengembangbiakan dariorganisme-organisme
tersebut.
b) Total Suspended Solid (TSS),Total Suspended Solid atau padatan
tersuspensi adalah padatan yangmenyebabkan kekeruhan air, tidak
terlarut, dan tidak dapat mengendap. Padatantersuspensi terdiri dan
partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecildari pada
sedimen, seperti bahan-bahan Organik tertentu, tanah liat dan
lainnya.Partikel menurunkan intensitas cahaya yang tersuspensi dalam
air umumnyaterdiri dari fitoplankton, zooplankton, kotoran hewan,
sisa tanaman dan hewan,kotoran manusia dan limbah industri.
c) Total Dissolved Solid (TDS),Total Dissolved Solid atau padatan
terlarut adalah padatan-padatan yangmempunyai ukuran lebih kecil
dari padatan tersuspensi. Bahan-bahan terlarutpada perairan alami

7
tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan dapatmeningkatkan
nilai kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat
penetrasi21cahaya matahari ke kolom air dan akhirnya berpengaruh
terhadap prosesfotosintesis diperairan.

2.4 Penyebab Terjadinya Pencemaran Air Sungai


Pencemaran air sungai dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu
pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam dan pencemaran sungai
yang disebabkan oleh ulah manusia. Pencemaran sungai yang disebabkan
oleh alam antara lain akibat desposisi asam, kebakaran hutan, meletusnya
gunung berapi, serta endapan hasil erosi. Sementara pencemaran sungai
yang disebabkan oleh ulah manusia terbagi menjadi beberapa sumber
pencemaran, antara lain limbah industri, limbah pemukiman, limbah
pertanian, limbah rumah sakit, dan limbah pertambangan.
 Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Alam
a. Desposisi Asam, Kelebihan zat asam pada sungai akan
mengakibatkan sedikitnya spesies yang bertahan. Jenis plankton
dan invertebrata merupakan mahkluk yang paling pertama mati
akibat pengaruh pengasaman. Jika sungai memiliki pH dibawah 5,
lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002). Ini
disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan
berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua
sungai yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana
telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu
menetralkan keasaman.
b. Kebakaran Hutan, Kebakaran hutan memang tidak secara
signifikan menyebabkan perubahan kualitas air di sungai, namun
kebakaran hutan bisa menyebabkan terganggunya ekosistem
makhkluk hidup yang ada di sungai yang disebabkan faktor asap.
Tebalnya asap menyebabkan matahari sulit untuk menembus
dalamnya lautan. Pada akhirnya hal ini akan membuat beberapa
spesies tumbuhan yang hidup di sungai menjadi sedikit terhalang
untuk melakukan fotosintesa dan ikan-ikan sulit bernafas karena
kandungan CO2 yang berlebih.
c. Letusan Gunung Berapi, letusan gunung berapi menyebabkan
sungai atau danau tercemar karena bebatuan serta materi-materi
yang terbawa dari gunung mengendap di sungai. Jika materi yang
mengendap bervolume besar, maka hal ini menyebabkan ikan-ikan
mati bila tertumpuk oleh bebatuan tersebut. Selain itu, materi-
materi yang bervolume kecil menyebabkan sungai keruh dan
mempengaruhi ekosistem di sungai.

8
d. Endapan Hasil Erosi, Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan
mengalami pengendapan di bagian hilir sungai. Ancaman yang
muncul adalah meluapnya sungai bersangkutan akibat erosi yang
terus menerus.Ketika air hujan tidak lagi memiliki penghalang
dalam menahan lajunya maka ia akan membawa seluruh butir tanah
yang ada di atasnya untuk masuk kedalam sungai-sungai yang ada.
Akibatnya adalah sungai menjadi sedikit keruh. Hal ini akan terus
berulang apabila ada hujan di atas gunung ataupun di hulu sungai
sana.
 Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Ulah Manusia
a. Limbah Industri, Limbah industri sangat potensial sebagai
penyebab terjadinya pencemaran air sungai. Pada umumnya limbah
industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan
beracun. Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, “limbah B3 adalah sisa
suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup
sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup
manusia dan mahluk lainnya.”. Karakteristik limbah B3 adalah
korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat
toksik/ beracun dan menyebabkan infeksi/ penyakit. Limbah
industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan
cairan asam. Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan
logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam
sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat.
Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan
air. Pada manusia menyebabkan iritasi pada kulit dan mata,
mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker.
Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri
atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak.
Limbah yang mengandung merkuri selain berasal dari industri
logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan
sebagainya. Di Jepang antara tahun 1953- 1960, lebih dari 100
orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang
berasal dari Teluk Minamata. Teluk ini tercemar merkuri yang
bearasal dari sebuah pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut
dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-mula masuk
ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang
dikonsumsi manusia. Bila merkuri masuk ke dalam tubuh manusia
melalui saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut
pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink
Disease/ acrodynia, alergi kulit dan  disease/ mucocutaneous
lymph node syndrome.

9
b. Limbah Pemukiman, Limbah pemukiman mengandung limbah
domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta
deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau
dibusukkan oleh bakteri. Contohnya sisa-sisa sayuran, buah-
buahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik seperti
kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet,
dan kulit. Sampah-sampah ini tidak dapat diuraikan oleh bakteri
(non biodegrable). Sampah organik yang dibuang ke sungai
menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut, karena
sebagian besar digunakan bakteri untuk proses pembusukannya.
Apabila sampah anorganik yang dibuang ke sungai, cahaya
matahari dapat terhalang dan menghambat proses fotosintesis dari
tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen. Tentunya anda
pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang ditutupi buih
deterjen. Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling
potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga
menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar
diuraikan oleh bakteri sehingga tetap aktif untuk jangka waktu
yang lama. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga
meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini
merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok.
Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali
menyebabkan permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga
menghalangi masuknya cahaya matahari dan mengakibatkan
terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati, akan
terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen
dan pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.
c. Limbah Pertanian, Pupuk dan pestisida biasa digunakan para
petani untuk merawat tanamannya. Namun pemakaian pupuk dan
pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk
mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air
seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang
tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan
pencemaran oleh deterjen.
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau
pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika
biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia
orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya,
upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit
(khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel
(dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai
dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan

10
pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan
air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan
air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam
kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota
air akan mati karenanya.
Selain itu penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian
akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah
berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu
karena hara tanah semakin berkurang. Penggunaan pestisida bukan
saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang
berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada
jumlah organisme di dalamnya. Sedangkan penggunaan pestisida
yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal
terhadap pestisida tersebut.

2.5 Dampak Pencemaran Air Sungai


Sungai yang tercemar memilikibeberapa dampak yang
tidakmenyenangkan bagi kehidupan manusia. Dampak-dampak tersebut
dibagimenjadi beberapa.Pencemaran air dapat berdampak sangat
luas,adapun dampak-dampak tersebut adalah :
a. Dampak terhadap kesehatan
Tak dapat dipungkiri lagi jika sungai yang tercemar menjadi
penyebab sumber penyakit. Hal ini terjadi karena banyaknya mikroba
atau sumber penyakit yang berkembang bebas. Misalnya pada bintik-
bintik penyakit malaria yang dibawa oleh nyamuk. Bintik-bintik
tersebut sangat suka berkembang biak padalingkungan air yang kotor.
Tak hanya bintik-bintik malaria tersebut, sungai yang kotor dan
banyak sampah menjadi media perkembang biakan nyamukanopeles,
yang menyebabkan penyakit demam berdarah. Selain itu sungai yang
tercemar akan menyebabkan penyakit-penyakit kulit. Dampak
langsung dari sungai yang tercemar adalah ketika saat kita
menggunakan air tersebut untuk mandi. Maka kulit kita akan diserang
gatal-gatal. Hal ini dikarenakan mikroba tersebut telah pindah ke kulit.
Air merupakan sumber kehidupan, hal ini bukan hal yang di
bantah lagi. Air selalu menjadi komponen penting dalam kehidupan
manusia. Selain menjadi sumber air minum saat haus melanda, air
juga digunakan untuk menghidupi tumbuhan yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Selain itu air bersih juga digunakan untuk
memasak. Penggunaan air tidak bersih saat memasak akan
menimbulkan penyakit, serperti sakit perut, diare dan muntaber.

11
Bahkan hal yang paling parah yang didapatkan adalah kematian akibat
keracunan zat-zat yang terdapat pada air kotor tersebut.
b. Dampak terhadap biotiksungai
Beberapa dampak dari sungai yang tercemar terhadap biotika
sungai diantaranya adalah mempercepat perkembang biakan enceng
gondok.Dengan cepat berkembangnya enceng gondok akan membuat
permukaan air sungai penuh dengan enceng gondok. Hal ini
disebabkan karena zat yang terdapat dari busa detergen. Dengan
banyaknya enceng gondok membuatarus air akan menjadi tidak
lancar. Dan menyebabkan penyumbatan sungai. Tak hanya enceng
gondok hidup, saat enceng gondok matipun akan membuat
pembusukan yang tak sedap. Selain itu dengan pembusukan tersebut
bangkai akan membuat pendangkalan sungai yang berakibat
kemampuan sungai untuk menampung debit air menjadi berkurang.
Selain itu dampak dari pencemaran sungai adalah membuat ikan atau
biota-biota di dalam air sungai mati.Penyebab dari itu adalah air
sungai yang tercemar oleh senyawa-senyawa yang melebihi ambang
batas. Dengan banyaknya ikan atau biota air sungai yang mati dapat
membuat ekosistem dari sungai menjadi tidak stabil.
Kemudian dampak lainnya adalah membuat berkurangnya kadar
oksigendalam air sungai. Berkurangnya kadar oksigen dari air sungai
karena air tak hanya mengikat oksigen. Air tersebut mengikat
senyawa-senyawa lain yang ada akibat pencemaran karena sampah.
c. Dampak terhadap estetika ligkungan
Dampak terhadap estetika lingkungan akibat pencemaran sungai
salahsatunya adalah sungai menjadi kotor dan tak sedap untuk
dipandang. Dengan sungai yang kotor akan menyebabkan estetika dari
suatu kota akan berkurang. Hal ini mengakibatkan sungai menjadi
tidak dapat dimanfaatkan untuk hal lainnya. Selain itu dampak yang
lainnya dari pencemaran sungai adalah dapat menimbulkan banjir.
Sungai yang tercemar dan terdapat banyak sampah akan
mengakibatkan arus air akan terhambat. Dengan terhambatnya aliran
sungai akan menyebabkan banjir jika sungai tidak mampu
menampungdebit air yang terlalu banyak.
d. Timbulnya endapan, koloid bahan terlarut.
Bahan buangan yang berbentuk padat. Dengan banyaknya endapan-
endapan tersebut akan menghalangi sinar matahari masuk ke dalam
air. Padahal sinar matahari sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk melakukan fotosintesis (Basriyanto, 2006).

12
BAB III
SUNGAI KARANG MUMUS
3.1 Sungai Karang Mumus
Sungai Karang Mumus merupakan anak Sungai Mahakam yang
bisadikategorikan sungai yang sudahtercemar dan tidak layak digunakan
untuk kebutuhan manusia sehari-hari sepertimencuci, mandi, bahkan
untukdikonsumsi.
Beberapa pencemaran di sungai tentunya diakibatkan oleh kehidupan
di sekitarnya baik pada sungai itu sendiri maupun perilaku manusia
sebagai pengguna. Pengaruh dominan terjadinya pencemaran yang sangat
terlihatadalah kerusakan yang diakibatkan oleh manusiatergantung dari
polakehidupannya. Setiap pinggiran sungai yang padat dengan
pemukimandipastikan akan terlihat saluran-saluran buangan yang menuju
ke badan sungai. Sehingga apabila dikumulatifkan dari beberapa cerobong
buangan maka akan menjadikan buangan yang cukup tinggi.
Akibat buangan dari aktifitas rumah tangga bahkan limbah yang
datang dari daerah industri menyebabkan terganggunya ekosistem sungai.
Ikan banyak yang mati, air berubah warna, menimbulkan problem
kesehatan manusia lainnya.Masalah tersebut timbul dikarenakan juga
ketidakmampuan daya dukung sungai terhadap limbah untuk mengadakan
netralisasi.
Setiap sungai memiliki karakteristik masing-masing yang berbeda
satudengan yang lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari keadaan
fisik, kimia, dan lingkungan yangadadi sungai. Bahwa secara fisik dapat
diperlihatkan dengan karakteristik luasan genangan, topografi, hidrologi,
klimatologi, dankemampuan untuk mengasimilasi adanya
perubahanbiologicalmaupun hidrogical yang ada di sungai.

3.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) Karang Mumus


Secara geografis, wilayah Sub DAS Karang Mumus terletak pada
koordinat antara 0°17’30” -0°30’00” LS dan 117°06’00” -117°22’00” BT.
Berdasarkan peta Administrasi dan peta Topografi dengan skala 1:50.000,
luas Sub DAS Karang Mumus 31.475 hektar. Panjang Sungai Karang
Mumus adalah 42 Km, dengan pemanfaatan tergantung kebutuhan
individu atau kebanyakan masyarakat(Suprapto,2001).
Secara administrative,DAS Karang Mumus berada di wilayah
KotaSamarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegera. Deliniasi kawasan
DAS Karang Mumus meliputi :
a. Bagian hulu DAS Karang Mumus termasuk ke dalam wilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Muara Badak)
b. Bagian tengah DAS Karang Mumus termasuk ke dalam wilayah
KotaSamarinda (Kecamatan Samarinda Utara)

13
c. Bagian hilir DAS Karang Mumus termasuk ke dalam wilayah Kota
Samarinda (sebagian kecil Kecamatan Samarinda Ulu dan sebagian
kecil KecamatanSamarinda Ilir)
DAS Karang Mumus merupakan prioritas urutan pertama DAS kritis
diKaltim. BPDAS Mahakam Baru (2004)menyatakan, luas lahan kritis di
Kota Samarinda mencapai luasan 9.141 ha. Luas lahan kritis tersebut yang
terluas berada pada kawasan Samarinda Utara (9.160 ha) yang merupakan
kawasan DAS Karang Mumus

3.3 Kondisi Iklim


Berdasarkan data curah hujan rataan tahunan yang diperoleh dari
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Meteorologi Temindung
KotaSamarinda selama 33 tahun (tiga puluhn tiga) periode tahun 1978
sampaidengan tahun 2011. Dapat diketahui secara umum kondisi iklim
Kota Samarinda memiliki curah hujan rataan bulanan yang relatif tinggi.
Hujan yang turunsepanjang tahun tidak teratur menyebabkan batasan
antara musim hujan dan kemarau sulit untuk diprediksi.

14
BAB IV
STUDI KASUS
4.1 Metode Penelitian
Telah di lakukannya studi kasus oleh MEIDINA SITTI ANNISA
Mahasiswi dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Program studi
Manajemen Lingkungan, Jurusan Manajemen Pertanian, Angkatan 2010.
Meidina Melakukan Penelitian di sekitar Sungai Karang Mumus yang
bertempat di jalan Hasan Basri gang 2 Blok.B RT.23 Samarinda.Penelitian
dilakukan di kawasan tersebut dikarenakan kawasan pemukiman di sekitar
Sungai Karang Mumus tersebut sangat kumuh dengan keadaan sungai
yang sudah tercemar yang ditandai dengan banyaknya sampah di
permukaan sungai serta warna dan bau air sungai yang menyengat.
Penelitian dilakukan selamaempat bulan mulai tanggal 26 Februari
2013 sampai dengan tanggal 25 Juni2013,yang meliputi persiapan
penelitian, studi pustaka, orientasi lapangan, pelaksanaan penelitian, dan
pengumpulan data.

4.2 Kesimpulan Dari Penelitian


Kesimpulan yang di dapat dari penelitian yang di lakukan oleh
MEIDINA SIITI ANNISA adalah Dari hasil penelitian, pembagian
kuesioner dan hasil wawancara kepada 25 responden dengan pekerjaan 16
responden sebagai pedagang, 5 responden sebagai buruh dan 4 responden
sebagai Ibu rumah tangga, didapatkanhasil bahwa, 96% menjawab air
sungai adalah sumber air mandi dan mencucidan 4% lainnyamenjawab
menggunakan air PDAM. Seluruh responden (100%)menjawab sumber air
untuk memasak adalah air PDAM. Sebanyak 96%menjawab tempat
membuang hajat(tinja) di sungaidan 4% lainnya menjawab di wc.
Tinja adalah sumber pengembangan penyakit yang multi
kompleks.Penyebaran penyakit yang bersumber pada tinja dapat melalui
berbagai cara, tinja dapat mengkontaminasi makanan, minuman dan
sayuran. Baik melaluitangan manusia itu sendiri atau vektor. Tinja yang
bisa mencemari air tanah yang menyebabkan penularan bibit penyakit.
Penyakit-penyakit seperti typusabdominalis, kolera, disentri, hepatitis dan
berbagai cacing (Daryanto, 2004).
Sebanyak 100% menjawab tempat membuang sampah adalah
langsung di sungai.Ini dikarenakan di sekitar pemukiman tidak tersedianya
tempat sampah ataupun petugas yang mengambil sampah setiap
harinya.Sebanyak 96%menjawab jenis sampah yang dibuang di sungai
adalah semua jenis sampah, dan 4% lainnya menjawab hanya membuang
jenis sampah berupa sisa-sisa makanan.Berdasarkan data tersebut diatas,
menunjukkan bahwa air yang digunakan untuk mandi dan mencuci sehari-
hari adalah air kotor yang sudah tercemar.Karena masyarakat membuang

15
hajat dan sampahatau limbah rumah tangga baik organik maupun
anorganik ke sungai. Kotor dan tercemarnya air Sungai Karang Mumus
terlihat dari warna airnya yang kecoklatan sampai kehitaman dan sangat
berbau, terlebih pada musim kemarau.
Air dinyatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas
air sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan
penggunaannya. Yang dimaksud dengan air tercemar adalah air yang telah
dimasuki makhluk hidup (mikroorganisme), zat atau energi akibat kegiatan
manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang dapat
menyebabkan air tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Penggunaan air yang sudah kotor dan tercemar dapat
menimbulkanberbagai dampak terutama pada kesehatan. Berdasarkan hasil
kuesioner,beberapa penyakit yang pernah diderita masyarakat tersebut
karena terbiasa menggunakan air Sungai Karang Mumus tersebut antara
lain diare (52%) demam (24%) dan types (10%).
Semua aktifitas yang dilakukan yang dapat mencemari
lingkungandikarenakan kurangnya pengetahuan tentang dampak-dampak
yang akan dihasilkan dari aktifitas tersebut dan tidak adanya penyuluhan di
kawasan Sungai Karang Mumus tersebut.

4.3 Pencegahan Pencemaran Sungai


1. Diberikan penyuluhan keada masyarakat yang tinggal di daerah aliran
sungai karang mumus
2. Penggunaan detergen secukupnya,
3. Tidak mebuang sampah ke sungai
4. Penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya,
5. Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL),
6. Reboisasi
7. Pengomposan sampah organik,
8. Pendaurulangan sampah anorganik.

4.4 Penanggulangan Pencemaran Sungai


Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah
diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal
ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah
satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian
pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH).
Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair
khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar,
serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran

16
dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata
pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat setempat
(KLH, 2004).
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran,
yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis.
 Penanggulangan secara non-teknis yaitu suatu usaha untuk
mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan
peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi
sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini
hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan
industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL,
pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku
disiplin.
 Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan
industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah
proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat
mengurangi pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air
dapat dimulai dari diri kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat
mengurangi pencemaran air dengan cara mengurangi produksi sampah
(minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu, kita dapat pula
mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah tersebut.
Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari
rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang
menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti
mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan
sebagainya. Kita harus bertanggung jawab terhadap berbagai sampah
seperti makanan dalam kemasan kaleng, minuman dalam botol dan
sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada kemasannya dan
kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir.
Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut
menyumbangkan emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang
akhirnya berdampak pada siklus air alam.
Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan
yang bijaksana. Sebagai contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi,
apakah nantinya akan menjadi sumber bencana yang persisten, eksplosif,
korosif dan beracun atau degradable (dapat didegradasi alam)? Apakah
barang yang kita konsumsi nantinya dapat meracuni manusia, hewan, dan
tumbuhan aman bagi makhluk hidup dan lingkungan ? Teknologi dapat
kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air
bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara
baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar.

17
Dari segi kebijakan atau peraturanpun mengenai pencemaran air ini telah
ada. Bila kita ingin benar-benar hal tersebut dapat dilaksanakan, maka
penegakan hukumnya harus dilaksanakan pula. Pada akhirnya, banyak
pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang harus ditetapkan,
secara sadar maupun tidak, yang akan mempengaruhi tingkat pencemaran
dimanapun kita berada. Walaupun demikian, langkah pencegahan lebih
efektif dan bijaksana.
Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa
pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih
ditingkatkan, sehingga akan didapat sumber air yang aman, bersih dan
sehat

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pada dasarnya pencemaran air memang sangat merugikan bagi semua
makhluk maupun kalangan. Pencemaran berarti masuknya makhluk
hidup dan zat-zat atau komponen tertentu ke dalam suatu lingkungan
hidup. Akibatnya tatanan lingkungan hidup pun berubah. Pencemaran
bisa menurunkan kwalitas lingkungan hidup setempat. Namun semua
itu dapat diatasi dengan berbagai cara seperti tidak membuang limbah
pada sungai, tidak membuang sampah sembarang dan masih banyak
lagi.
2. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik
kesimpulansumber pencemaran lingkungan Sungai Karang Mumus
adalah dari aktifitas sehari-hari masyarakat sekitar, seperti membuang
sampah langsung ke sungai karena tidak adanya tempat pembuangan
sampah di sekitar dan membuangkotoran atau tinja langsung di
sungai. Semua ini dilakukan karena tidak adanya kesadaran pada
masyarakat itu sendiri, dan tidak adanya penyuluhan yang membuat
masyarakat sekitar mengetahui dampak-dampak yang
merugikanapabila melakukan tindakan yang dapat mencemari
lingkungan di sekitar Sungai Karang Mumus Samarinda.

5.2 Saran
1. Perlu adanya kerja sama antara masyarakat dalam mengurangi
terjadinya pencemaran air yang ada di lingkungan
2. Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan di
sekitar sungai
3. Tidak membuang sampah pada saluran air dan sungai yang dapat
mengakibatkan pencemaran air
4. Membersihkan lingkungan agar tidak dapat menimbulkan penyakit.
5. Dibutuhkan perhatian dan kepedulian yang lebih besar dari
masyarakat dan PEMDA setempat untuk mendukung danmenjaga
kebersihan lingkunganSungai Karang Mumus agar terbebas dari kasus
pencemaran lingkungan

19
DAFTAR PUSTAKA

http://gudankmakalah.blogspot.com/2015/08/makalah-tentang-pencemaran-
air.html
https://docplayer.info/65163888-Studi-kasus-sumber-pencemaran-lingkungan-di-
sungai-karang-mumus-samarinda-oleh-meidina-sitti-annisa-nim.html
https://www.kompasiana.com/nagadragn/5ca20ebf3ba7f75f757ff873/earth-hour-
2019-gelar-talkshow-darurat-air-bersih
https://kanalispolban.wordpress.com/chemlib/makalah/makalah-pencemaran-
sungai/

20
DOKUMENTASI SUNGAI KARANG MUMUS

21
22

Anda mungkin juga menyukai